TEORI PEMERINTAHAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...…i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
BAB I........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 Pengertian Otonomi Daerah dan Daerah Otonom...............................................................2
2.2 Perkembangan Otonomi Daerah..........................................................................................2
2.3 Azas – Azas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah .........................................................3
2.4 Tujuan dan Prinsip Pemberian Otonomi Daerah.................................................................4
2.5 Pelaksanaan Otonomi Daerah..............................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................6
3.2 Saran.....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
dan rahmatnya kepada kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik - baiknya. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Titin Rohayatin, S.IP.,M.Si sebagai dosen
pengampu mata kuliah Teori Pemerintahan yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis
dapat bermanfaaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Otonomi atau autonomy berasal dari bahasa Yunani, auto yang berarti sendiri dan nomos
yang berarti hukum atau peraturan. Jadi, otonomi daerah merupakan sebuah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus berbagai kepentingan masyarakat secara mandiri. Pada prinsipnya,
otonomi daerah diimplementasikan dengan pemerintah pusat untuk menyerahkan hak wewenang
pemerintah kepada pemerintah daerah guna mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
di daerah.
Daerah Otonom menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan pasal 1 angka 12 UU 23/2014 adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Bentuk dari daerah
otonom ini dapat berupa provinsi, kota dan kabupaten.
Otonomi daerah di Indonesia telah mengalami perkembangan dari masa ke masa dimulai
pada era orde lama, orde baru, dan reformasi. Jelas telah nampak perubahan dan kemajuan pada
2
daerah-daerah di Indonesia dengan banyaknya pembangunan infrastruktur, pendidikan,
dan pengelolaan tata pariwisata dan kota sejak dimulainya sistem desentralisasi, akan tetapi
dibalik semua kemajuan dan perkembangan daerah-daerah yang berhasil dalam memajukan
daerahnya ada juga daerah yang tidak maju dan merasa kurang diperhatikan dan menimbulkan
konflik internal dan ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi daerah membawa perubahan positif di daerah dalam hal kewenangan daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah sendiri. Kewenangan ini menjadi sebuah
impian karena sistem pemerintahan yang sentralistik cenderung menempatkan daerah sebagai
pelaku pembangunan yang tidak begitu penting atau terpinggirkan. Perubahan dari Undang-
undang Otonomi Daerah itu sejatinya tidaklah mengurangi kewenangan dari daerah. Akan tetapi
lebih baik kedepannya harus ada inovasi dan kreativitas di daerah untuk memakmurkan
daerahnya. Penulis menyamapaikann penduduk akan berpindah ke kota, karena semua
tergantung keberhasilan peertanian dan manufaktur di daerah. Jika pertanian dan manufaktur
berhasil akan timbul kemakmuran bagi daerah.
Dengan diadakannya pergantian ordde baru ke orde reformasi berakibat dalam sistem
pemerintahan Indonesia yaitu dari sentralistik ke desesntralisasi pelaksanaan otonomi daerah
berlaku setelah keluar undang-undang nomor 22 tahun 1999 yang kemudian diganti dengan
undang-undang Nomor 32 tahun 20004 tentang pemerintahan daerah, dimana daerah memiliki
kewenangan yang luas untuk mengatur wilayahnya ssendiri.
Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah memposisikan daerah dan masyarakat menjadi
pelaku untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dengan melaksanakan kebijakan public melalui
pelayanan prima, penegakan aturan hukum dan pemberdayaan masyarakat. Adapun faktor-faktor
penting berlangsungnya otonomi daerah ditentukan oleh manusia, seperti Kepala Daerah dan
anggota eksekutif lain serta jajaran legislatif dan tidak kalah penting adalah dari partisipasi
masyarakat, yaitu keterlibatan seluruh masyarakat sebagai sistem terhadap masalah-masalah
yang dihadapi dan mencari serta mengusahakan pemecahannya.
3
harus memiliki kepastian dan penegakan hukum (rule of law) yang jelas 5) menjunjung prinsip
kesetaraan dan keadilan bagi seluruh rakyat.
Asas Pemerintahan
4
Azas – Azas Pemerintahan Daerah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak terlepas dari penyelenggaraan
pemerintahan pusat, karena pemerintahan daerah merupakan bagian dari
penyelenggaraan pemerintahan negara. Asas dan pemerintahan daerah menggunakan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
1. Asas desentralisasi
Merupakan penyerahan sebagian urusan pemerinah pusat kepada daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri.
2. Asas dekonsentrasi
Merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau pejabat diatasnya (wilayah
provinsi) melimpahkan wewenangnya kepada kepala kantor departemen di kabupaten.
Beberapa keuntungan asas dekonsentrasi yaitu:
- Mampu mengurangi keluhan akan undang-undang maupun peraturan lain yang
diterbitkan oleh pemerintah
- Bisa membantu aparat pemerintahan yang tengah melaksankan informasi atau
memegang amanat dari pemerintahan daerah, kemudian amanat tersebut diteruskan
kepada pemerintahan pusat.
- Mempermudah rakyat berkomunikasi langsung kepada pemerintahan daerah
3. Asas Pembantuan (medebewind)
Mede berasal dari bahasa belanda yang artinya “ikut serta” sedangkan bewind artinya
“berkuasa atau memerintah”. Jadi pemerintah daerah ikut serta dalam mengurus suatu
urusan, namun demikian urusan itu harus dipertanggungjawabkan kepada pemerintah
pusat. Tugas pembantuan merupakan upaya pemerintahan pusat terkait peningkatan
efektifitas pelayanan umum dengan merata. Fungsi dari asas ini lebih condong ke media
dalam rangka pengembangan pembangunan daerah tertentu.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Otonomi daerah merupakan sebuah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
berbagai kepentingan masyarakat secara mandiri. Pada prinsipnya, otonomi daerah
diimplementasikan dengan pemerintah pusat untuk menyerahkan hak wewenang
pemerintah kepada pemerintah daerah guna mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah di daerah. Selain itu, otonomi daerah juga merupakan proses desentralisasi
kewenangan yang semula berada di pusat kemudian diberikan kepada daerah secara utuh,
dengan tujuan agar pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan lebih dekat kepada
masyarakat dan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam proses demokratisasi. Tujuan pemberian otonomi
kepada daerah adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintah dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan. Prinsip pemberian otonomi kepada daerah adalah prinsip
demokrasi. Berdasarkan pengertian otonomi daerah yang juga merupakan proses
desentralisasi, pelaksanaan otonomi daerah memposisikan daerah dan masyarakat
menjadi pelaku untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dengan melaksanakan kebijakan
public melalui pelayanan prima, penegakan aturan hukum dan pemberdayaan
masyarakat. Good Governance merupakan faktor pendukung keberhasilan otonomi
daerah. Otonomi daerah di Indonesia telah mengalami perkembangan dari masa ke masa
dimulai pada era orde lama, orde baru, dan reformasi. Jelas telah nampak perubahan dan
kemajuan pada daerah-daerah di Indonesia dengan banyaknya pembangunan
infrastruktur, pendidikan, dan pengelolaan tata pariwisata dan kota sejak dimulainya
sistem desentralisasi.
3.2 Saran
6
DAFTAR PUSTAKA
HAW. Widjaja, 2005. Penyelenggaraan Otonomi Di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Undang – Undang No, 33 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
SB. Yudoyono, Ichlasul Amal, Sofian Effendi, Muhtar Mas’ud, 2002. Good Governance dan
Otonomi Daerah, Forkoma MAP., Yogyakarta: Kagama, Universitas Gadjah Mada
https//jdih.kemenkeu.go.id