Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OTONOMI DAERAH
Disusun untuk memenuhi ujian tengah semester (UTS) dan
ujian akhir semester (UAS)
mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
yang diampu oleh
Bapak Abd. Khoir Wattimena, M.H.

Disusun oleh:

1. Dian Fitriani (126102212134)


2. Fanni Nurfadi Latul N. (126102212256)
3. Mohammad Ihsanul Fikri (126102213269)
4. Putri Salsabila Azzahro’ (126102212246)

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM


JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021
NAMA : DIAN FITRIANI
NIM : 126102212134

A. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH


Otonomi adalah mengembangkan manusia-manusia Indonesia yang
otonom, yang memberikan keleluasaan bagi terbentuknya potensi-potensi
terbaik yang dimiliki oleh setiap individu secara optimal. Individu-individu
yang otonom menjadi modal dasar bagi perwujudan Otonomi Daerah yang
hakiki. Oleh karena itu, penguatan Otonomi Daerah harus membuka
kesempatan yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap pelaku dalam rambu –
rambu yang disepakati bersama sebagai jaminan terselenggaranya social order.
Otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa
yunani, Otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan
namos aturan atau undang – undang, otonomi bermakna membuat perundang
– undangan sendiri namun dalam perkembangannya, konsepsi otonomi daerah
selain membuat perda – perda juga utamannya mencakup pemerintahan
sendiri. Sehingga otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan untuk
mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus
rumah tangga sendiri.sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas – batas wilayah.
Selain itu, Otonomi Daerah menurut UU No 23 pasal 1 ayat 6 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah Bab I ketentuan umum adalah hak,
wewenang, dan kewajiban Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Otonom dalam definisi
tersebut merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya ke pendapatan asli daerah –
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat.

B. LANDASAN HUKUM OTONOMI DAERAH


Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,
juga sebagai implemetasi tuntunan globalisasi yang harus diberdayakan
dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata,
dan bertanggung jawab. Terutama dalam megatur, memanfaatkan dan
menggali sumber – sumber potensi yang ada di daerah masing – masing.

Berikut adalah dasar hukum dari otonomi daerah :


1. Pasal 18 ayat 2 undang – undang 1945 yang berbunyi “ Pemerintahan
Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota Mengatur dan Mengurus
Sendiri Urusan Pemerintahan Menurut Asas Otonomi dan Tugas
Pembantuan.”
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
3. UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
4. UU No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
5. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang rekomendasi
kebijakan pemerintahan dalam menyelenggarakan otonomi daerah.
6. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR 1998 tentang penyelenggaraan
otonomi daerah, pembagian, pengaturan, dan pemanfaatan sumber daya
alam nasional yang adil, dan keseimbangan keuangan dari
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam kerangka Negara
kesatuan republik Indonesia.
7. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam pasal 18 ayat 1-
7,pasal 18A ayat 1-2, pasal 18B ayat 1-2.
NAMA : FANNI NURFADI LATUL N.
NIM : 126102212256

ASAS ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAEARAH


Asas itu merupakan dasar sesuatu, pedoman atau sesuatu yang dianggap
kebenaran, yang menjadi tujuan berpikir dan prinsip yang menjadi pegangan.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak terlepas dari penyelenggaraan
pemerintahan pusat, karena pemerintahan daerah merupakan bagian dari
penyelenggaraan pemerintahan negara. Asas dan prinsip pemerintahan daerah
menggunakan asas desentralisasi, dekonsentralisasi dan tugas pembantuan.
Penyelenggaraan asas desentralisasi secara utuh dan bulat yang dilaksanakan di
daerah kabupaten dan kota.
Asas Desentralisasi Yaitu Penyerahan wewenang Pemerintahan Oleh Pemerintah
ditunjukan kepada Daerah Otonom untuk review mengatur Dan mengurus Urusan
Pemerintahan Dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas
Desentralisasi Adalah Suatu Istilah Yang Luas Dan Selalu menyangkut kekuatan,
biasanya dihubungkan dengan pendelegasian atau Penyerahan wewenang Dari
Pemerintah Pusat ditunjukan kepada pejabatnya di Daerah atau ditunjukan kepada
Lembaga-Lembaga Pemerintah di Daerah untuk review menyelenggarakan
Urusan-Urusan Pemerintah di Daerah.
Isu desentralisasi selalu mengutamakan efisiensi dan inovasi , karena
desentralisasi akan dapat meningkatkan beberapa pekerjaan pegawai . Inovasi
terbuka, karena adanya kekuasaan utuk dapat melakukan keputusan yang paling
rendah. Dimana ada desentralisasi atau keleluasan untuk mengambil keputusan,
maka ada peluang untuk mengembangkan inovasi. Inovasi yang berkaitan dengan
kreativitas individu. Power pada kita berguna tidak, tergantung pada visi dan
kreativitas kita. Oleh karena itu pemerintah yang memperoleh legitimasi adalah
pemerintah yang demokratis. Pemerintah yang demokratis dibangun melalui
suatupersepsi bahwa masyarakat memiliki pemerintahan , artinya mereka berhak
berperan dalam pengelolaan pemerintahan.
Asas Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau instansi vertikal di wilayah
tertentu .Asas dekonsentarsi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau
kepala wilayah atau kepada instansi vertikal di atasnya kepada pejabat-pejabat di
daerah, yang meliputi:
 Pelimpahan wewenang Dari aparatur Pemerintah Yang LEBIH Tinggi
Tingkatan Pemerintahan disebut dekonsentrasi horisontal.
 Pelimpahan wewenang Dari Pemerintah ATAU Dari Suatu aparatur
Pemerintah Yang LEBIH Tinggi tingkatanya Ke aparatur Lain hearts
Tingkatan Pemerintahan Yang LEBIH randah, disebut dekonsentrasi
Vertikal.

Latar belakang diadakannya sistem dekonsentrasi yaitu tidak semua urusan


pemerintah pusat dapat diserahkan kepada pemerintah daerah menurut asas
desentralisasi . Pertimbangan dan tujuan diselenggarakannya dekonsentrasi ini
antara lain adalah:
 Meningkatkan Efisiensi Dan efektifitas Penyelenggaraan Pemerintah ,
Pengelolaan Pembangunan Dan Pelayanan Terhadap kepentingan Sales
manager;
 Terpeliharanya komunikasi sosial dan budaya dalam sistem administrasi
negara ;
 terpeliharanya keserasian pelaksanaan pembangunan nasional;
 Terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Utang
Rosidin, 2010).

Asas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa
, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. Asas Pembantuan
( medebewind ). Mede berasal dari bahasa Belanda yang artinya “ikut serta”
sedangkan bewind artinya berkuasa atau memerintah. Jadi Pemerintah daerah ikut
serta dalam mengurus suatu urusan, namun demikian urusan itu harus
diperjanjikan kepada pemerintah pusat. Tugas pembantuan merupakan upaya
pemerintahan pusat terkait peningkatan efektifitas pelayanan umum dengan
merata. Fungsi sebagai sarana ini lebih condong ke media dalam rangka
pengembangan pembangunan daerah tertentu.
NAMA : MOHAMMAD IHSANUL FIKRI
NIM : 126102213269

TUJUAN OTONOMI DAERAH


Tujuan otonomi daerah menurut UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintah
daerah pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa tujuan otonomi daerah ialah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah, dengan tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah. Berikut penjelasan lebih rincinya.
1) Meningkatkan pelayanan umum
Dengan adanya otonomi daerah diharapkan adanya peningkatan
pelayanan umum secara maksimal dari Lembaga pemerintah masing-
masing daerah. Dengan pelayanan yang maksimal tersebut, diharapkan
masyarakat dapat merasakan secara langsung manfa’at dari otonomi
daerah.

2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat


Setelah pelayanan maksimal dan memadai, diharapkan
kesejahteraan masyarakat pendapatan asli daerah suatu daerah otonom bisa
lebih baik dan meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut
menunjukkan bagaimana daerah otonom bisa menggunakan hak dan
wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai dengan yang diharapkan.

3) Meningkatkan daya saing daerah


Dengan menerapkan otonomi daerah diharapkan dapat
meningkatkan daya saing daerah dan harus memperhatikan bentuk
keaneka ragaman suatu daerah serta kekhususan atau keistimewaan daerah
tertentu serta mengacu pendapatan asli daerah semboyan negara kita
“BHINEKA TUNGGAL IKA” walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu
jua.
NAMA : PUTRI SALSABILA AZZAHRO’
NIM : 126102212246

PRINSIP – PRINSIP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH :


1. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan di otonomi luas, konkret, dan
bertanggungjawab.
2. Luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan wilayah kota,
pelaksanaan otonomi daerah yang luas serta utuh diletakkan pada daerah
kabupaten serta wilayah kota, sedangkan propinsi adalah swatantra yg
terbatas.
3. Pelaksanaan otonomi daerah wajib sesuai dengan konstitusi negara,
sebagai akibatnya tetap terjamin korelasi yang harmonis antara sentra, dan
wilayah dan antardaerah.
4. Dalam pelaksanaan otonomi daerah wajib lebihmeningkatkan
kemandirian daerah otonom, serta sang karenanya dalam daerah kabupaten
dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi. Demikian juga daerah-
daerah spesifik yg dibina sang pemerintah atau pihak lain, seperti bahan
otorita, daerah pelabuhan, tempat perumahan, kawasan industri, kawasan
pekebunan, daerah pertambangan, daerah kehutanan , tempat perkantoran
baru, tempat pariwisata, berlaku ketentuan wilayah otonom.
5. Pelaksanaan otonomi wilayah wajib lebih meningkatkan peranan dan
fungsi badan legislatif daerah, baik fungsi legislasi, fungsi supervisi
maupun fungsi aturan atas penyelengaraan Pemerintah Daerah.
6. Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakan di wilayah provinsi dalam
kedudukannya menjadi wilayah administrasi buat meletakan pelaksanaan
kewenangan pemerintahan tertentu yang dilimpahkan pada gubernur
sebagai wakil pemerintah.
7. Dalam pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya
berasal pemeritah kepada daerah, tetapi jua asal pemda serta daerah pada
desa yg disertai menggunakan pembiayaan, wahana dan prasarana, dan
sumber daya insan dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggungjawabkan pada yg menugaskan.

Anda mungkin juga menyukai