Anda di halaman 1dari 5

OTONOMI DAERAH

 Pengertian Otonomi Daerah


Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ada salah satu hal yang
menjadi aspek penting dari otonomi daerah. Hal tersebut adalah
pemberdayaan masyarakat. Hal ini akan membuat mereka memiliki hak
untuk berpartisipasi. Seperti dalam proses perencanaan, proses pelaksanaan,
proses penggerakan dan proses pengawasan. Proses-proses tersebut akan
terjadi dalam pengelolaan pemerintah daerah. Hal tersebut digunakan dalam
penggunaan sumber daya pengelola serta memberi pelayanan yang prima
kepada public atau masyarakat.

 Tujuan Otonomi Daerah


1. Meningkatkan pelayanan kepada para masyarakat.
2. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang didasari oleh
demokrasi.
3. Mewujudkan suatu keadilan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat.
4. Mewujudkan pemerataan daerah.
5. Memelihara hubungan yang serasi dan baik. Hubungan yang
dimaksud adalah antara pusat dan daerah. Selain itu, menjalin
hubungan baik antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
6. Mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
7. Untuk menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas. Serta
meningkatkan peran masyarakat dan mengembangkan peran juga
fungsi dari pihak DPRD.

 Prinsip Otonomi Daerah

1. Prinsip Kesatuan. Harus mendukung keinginan rakyat untuk


memperkuat negara kesatuan dan meningkatkan kesejahteraan lokal.
2. Prinsip nyata. Pemberian atau pemberlakuan otonomi pada suatu
daerah, dijalankan secara nyata, sesuai dengan tugas, wewenang, dan
kewajiban yang telah diberikan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang telah berlaku.
3. Prinsip Penyebaran. Memberikan kesempatan kepada masyarakat
daerah, untuk berperan aktif, kreatif, dan inovatif dalam
mengembangkan daerahnya, sesuai dengan potensi dan kebutuhan
yang dimiliki. Dalam hal ini, desentralisasi dilaksanakan berdasar asas
dekonsentrasi.
4. Prinsip bertanggungjawab. Makna dari prinsip ini adalah fokus
pada sistem penyelenggaraan otonomi suatu daerah. Prinsip ini harus
sesuai dengan maksud dan tujuan diberikannya otonomi. Pada
prinsipnya, tujuan pemberian otonomi, agar suatu daerah dapat
berkembang menuju pada suatu kesejahteraan.
5. Prinsip Pemberdayaan. Prinsip berikutnya bertujuan pada
peningkatan daya guna serta hasil guna dalam penyelenggaraan sistem
pemerintahan di suatu daerah, secara khusus terhadap pembangunan,
serta pelayanan bagi masyarakat daerah setempat.. serta menjadi
pondasi dalam menjaga stabilitas politik dan kesatuan bangsa

 Asas Otonomi Daerah


1. Asas Desentralisasi, adalah sebuah penyerahan wewenang. Makna
dari asas ini adalah penyerahan kewenangan dari pemerintahan pusat
kepada daerah-daerah otonomi, yang diatur berdasarkan perundang-
undangan serta sturktur NKRI.
2. Asas Dekonsentrasi, adalah sebagian urusan dari pemerintahan yang
menjadi wewenang pemerintah pusat pada gubernur. Asas ini menitik
beratkan pada makna pelimpahan kewenangan dalam memerintah
suatu daerah, dari pemerintah pusat kepada gubernur sebagai kepala
daerah tingkat I atau provinsi yang merepresentasikan kewenangan di
tingkat daerah.
3. Asas Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat
kepada daerah otonom. dalam hal ini pemerintah propinsi yang
kemudian turun kepada kepala daerah kabupaten kota, hingga ke
pemerintahan kecamatan yang memberikan tugas kepada kepala desa,
dalam rangka melaksanakan tugas tertentu dengan disertai adanya
ketentuan tentang pembiayaan, sarana dan prasarana, juga sumber
daya manusia.

 Faktor Pelaksanaan Otonomi Daerah


 Pelaksana, apabila peejabat yang berwenang tidak berkompeten,
maka kinerja pemerintahanpun akan berantakan.
 Keuangan, pemerintah daerah perlu dengan cermat neraca keuangan
yang mereka miliki. Pemerintah harus memastikan bahwa
penggunaannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Peralatan penunjang, tanpa sarana yang baik, pemerintah tidak bisa
bekerja dengan baik. Faktor ini akan sangat mempengaruhi pelayanan
atau respon dari pemerintah terhadap rakyatnya. Jika peralatan dan
penunjang tidaklah cukup, maka semuanya akan berjalan dengan
lamban.
 Kemampuan manajemen, manajemen yang baik akan menentukan
proses berjalannya pemerintahan dan hasil akhirnya.
 Komunikasi dan koordinasi, semua orang harus bisa
mengomunikasikan kendala yang ada di lapangan, komunikasi yang
baik akan menciptakan koordinasi yang baik pula.
 Sikap aparatur, Disebutkan dalam UUD tahun 1999 bahwa sikap
aparatur juga memegang peranan yang penting. Ketidaktegasan
mereka bisa jadi penghambat dalam proses pelaksanaan asas otonomi
daerah.
 Partisipasi masyarakat, Untuk mengajak partisipasi masyarakat,
pemerintah perlu mencontohkan kinerja yang nyata. Sesuai dengan
moto yang dipegang bahwa kedaulatan di tangan rakyat, dari rakyat
dan untuk rakyat. Jika mereka puas, maka partisipasi mereka akan
sangat tinggi.

 Landasan Hukum
 Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2, terdiri dari:
Pasal 18 Ayat 1 sampai 7, Pasal 18 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18 B ayat
1 dan 2.
 Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
 Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
 Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang Undang No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pusat

Anda mungkin juga menyukai