Anda di halaman 1dari 11

OTONOMI

DAERAH
DISUSUN OLEH

1. ALIFIA MAHARANI
2. BULQIST AL ARROZI
3. FIRMAN MAULANA
ALFITO
4. KHOIRUZZIAN
5. RIZKI PERMANA PUTRA
6. SAYEKTI KHANTI R.
PENGERTIAN OTONOMI DAERAH

Otonomi daerah adalah hak, wewenang


dan kewajiban daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
TUJUAN OTONOMI DAERAH
● Meningkatkan pelayanan kepada para masyarakat.
● Mengembangkan kehidupan masyarakat yang didasari oleh demokrasi.
● Mewujudkan suatu keadilan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat.
● Mewujudkan pemerataan daerah.
● Memelihara hubungan yang serasi dan baik. Hubungan yang dimaksud
adalah antara pusat dan daerah. Selain itu, menjalin hubungan baik antar
daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau NKRI.
● Mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
● Untuk menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas. Serta meningkatkan
peran masyarakat dan mengembangkan peran juga fungsi dari pihak DPRD.
PRINSIP OTONOMI DAERAH
Prinsip Kesatuan
Harus mendukung keinginan rakyat untuk memperkuat negara kesatuan dan meningkatkan
kesejahteraan lokal.

Prinsip Riil dan tanggung jawab


Bersifat nyata dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Pemda
bertanggung jawab atas proses pemerintahan dan pembangunan lokal.

Prinsip Penyebaran
Masyarakat dapat menggunakan prinsip desentralisasi dan dekonsentrasi untuk melakukan inovasi
dalam pembangunan daerah.

Prinsip Keserasian
Keserasian, tujuan, dan demokrasi adalah faktor utama di daerah otonom.

Prinsip Pemberdayaan
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam hal
pelayanan publik dan pembangunan masyarakat.
ASAS OTONOMI DAERAH

A. Asas Desentralisasi, adalah sebuah penyerahan wewenang

B. Asas Dekonsentrasi, adalah sebagian urusan dari pemerintahan


yang menjadi wewenang pemerintah pusat pada gubernur.

C. Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi, adalah penugasan dari


pemerintah pusat kepada daerah otonom.
FAKTOR PELAKSANA OTONOMI DAERAH
1. Pelaksana, apabila peejabat yang berwenang tidak berkompeten, maka kinerja
pemerintahanpun akan berantakan.
2. Keuangan, pemerintah daerah perlu dengan cermat neraca keuangan yang mereka
miliki. Pemerintah harus memastikan bahwa penggunaannya sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3. Peralatan penunjang, tanpa sarana yang baik, pemerintah tidak bisa bekerja dengan
baik
4. Kemampuan manajemen, manajemen yang baik akan menentukan proses
berjalannya pemerintahan dan hasil akhirnya.
5. Komunikasi dan koordinasi, semua orang harus bisa mengomunikasikan kendala
yang ada di lapangan, komunikasi yang baik akan menciptakan koordinasi yang baik
pula.
6. Sikap aparatur, Disebutkan dalam UUD tahun 1999 bahwa sikap aparatur juga
memegang peranan yang penting. Ketidaktegasan mereka bisa jadi penghambat dalam
proses pelaksanaan asas otonomi daerah
7. Partisipasi masyarakat, Untuk mengajak partisipasi masyarakat, pemerintah perlu
mencontohkan kinerja yang nyata. Sesuai dengan moto yang dipegang bahwa
kedaulatan di tangan rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Jika mereka puas, maka
partisipasi mereka akan sangat tinggi.
LANDASAN HUKUM

● Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2, terdiri dari: Pasal 18
Ayat 1 sampai 7, Pasal 18 A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18 B ayat 1 dan 2.
● Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
● Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan
dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
● Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
● Undang Undang No. 33 Tahun 2004 mengenai Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Daerah dan Pusat

Anda mungkin juga menyukai