BAB I
PENDAHULUAN
provinsi. Daerah provinsi tersebut dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah
kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai
dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keragaman daerah dalam sistem
tangganya sendiri, baik untuk merumuskan visi dan misi diberbagai instansi
serta peran sesuai tuntutan yang telah direncanakan sebelumnya dalam organisasi
tersebut. Upaya meningkatkan sumber daya manusia menjadi salah satu alternatif
kebijakan dalam rangka mencapai efektifitas dan efeksien setiap bidang aktifitas
manusia.
penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu ruang lingkup kerja yang ideal dari
berbagai dimensi. Otonomi yang luas dan utuh dalam lingkungan kerja yang ideal,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah besar dan kecil.
Dasar 1945 pasal 18 ayat 1 yaitu bentuk dan susunan pemerintahan ditetapkan
agar dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi seluruh masyarakat
proaktif bekerja dengan semangat yang tinggi dalam menghadapi persoalan yang
ada dalam masyarakat dan juga harus mampu mengkoordinir segala tuntunan
yang ada. Meningkatkan tuntunan tersebut maka akan terjadi juga peningkatan
tugas dan tanggungjawab semua aparatur pemerintah baik ditingkat pusat maupun
daerah.
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
Tahun 1945.
1
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
4
Daerah melalui pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa “pemerintah pusat adalah
Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Mentri sebagaimana
a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman;
e. Ketentraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
f. Sosial.
Pada ayat (2) menjelaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak
berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2)
meliputi:
a. Tenaga kerja;
b. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. Pangan;
d. Pertanahan;
e. Lingkungan hidup;
f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. Perhubungan;
j. Komunikasi dan informatika;
k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. Penanaman modal;
m. Kepemudaan dan olah raga;
5
n. Statistik;
o. Persandian;
p. Kebudayaan;
q. Perpustakaan; dan
r. Kearsipan.
Pelaksanaan otonomi daerah dengan menganut asas desentralisasi seperti
dapat ditingkatkan.
pemerintahan.
peraturan mengenai Desa dan Kelurahan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan
Perlu disadari dengan adanya peraturan dan ketentuan hukum yang ada
tentu akan menjamin akam menjadi tumbuh dan berkembang, maju, mandiri dan
6
sejahtera sesuai yang diharapkan. Dimana peraturan dan ketentuan tersebut masih
perlu dan harus dipahami, dimengerti, disosialisasikan dan dijabarkan lagi dalam
sehingga akan benar-benar efektif, efisien dan berhasil dengan sesuai yang
diharapkan.
Kemasyarakatan atau sebutan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh
memberdayakan masyarakat.
masyarakat.
Kelurahan ditegaskan bahwa Lurah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
kemasyarakatan.
c. pelayanan masyarakat;
d. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan
f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.2
Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa salah satu fungsi Lurah adalah
daerah kota pekanbaru nomor 12 tahun 2002 tentang rukun tetangga dan rukun
warga dijelaskan dalam pasal 23 bahwa Camat atas nama Walikota dan Lurah
pemerintah kota Pekanbaru, camat dan lurah, juga dilakukan terhadap lembaga
pemerintah provinsi Riau, pemerintah kota Pekanbaru, camat dan lurah, dan unsur
2
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan.
3
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun
Warga.
8
pembina lainnya (perguruan Tinggi) terhadap lembaga Rukun Warga dapat dilihat
Pemerintah Kota
Camat
Lembaga Pemberdayaan
Lurah RW Lembaga RW
Unsur Pembina
Lainnya
Tetangga dan Rukun Warga dapat dirasakan ketika kesuksesan kegiatan yang
Rukun Warga.
4
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 315
9
pembinaan, dalam hal ini lurah memberikan berbagai macam kegiatan pembinaan
yang mengarah kepada kualitas sumberdaya Rukun Tetangga dan Rukun Warga
mandiri dan lebih baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi nya dalam
lingkungan masyarakat.
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. disebutkan bahwa Rukun
Sedangkan Rukun Warga disingkat RW atau sebutan lain adalah lembaga yang
oleh Desa dan Kelurahan, oleh karna itu sangat di butuhkan pembinaan kepada
instansi yang paling terdekat dengan masyarakat agar tujuan awal pembentukan
Disamping itu ada pula aturan yang tidak tertulis atau biasa disebut norma.
Norma yang berlaku pada masyarakat antara lain norma adat/kebiasaan, norma
5
Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa atau sebutan lain.
10
melanggar salah satu norma tersebut, maka sangsinya adalah akan dikucilkan atau
Tetangga dan Rukun Warga memiliki banyak tugas dan fungsi. Tugas utama
Rukun Tetangga dan Rukun Warga antara lain membantu kelancaran pelaksanaan
Sejak Tahun 2016 pekanbaru menjadi salah satu kota yang memiliki 12
kecamatan dan 58 kelurahan. sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh DPRD
kelurahan baru sehingga Total kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru menjadi 83
Kelurahan.
Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang mempunyai luas 8,3 km2 dengan
pembinaan yang baik dari Lurah kepada Rukun Warga, Karena dengan program
11
pembinaan inilah Lembaga Rukun Warga dapat lebih memahami tugas dan
tiga belas Rukun Warga yang memiliki wilayah masing-masing yang di pimpinya,
Dingin.
pelayanan pemerintah dan masyarakat yang diakui dan dibina oleh Pemerintah
Tetangga.
Kelurahan amatlah vital, seperti yang telah dikemukakan diatas Rukun Warga
Dari Tabel I.2 di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Rukun Warga
memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu tugas lurah yaitu sebagai
bisa menjadi contoh baik bagi masyarakat, hal ini juga dapat memudahkan
6
Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan.
7
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 286-287
14
baik. Disamping itu Lembaga Rukun Warga Juga memiliki peran sebagai pelayan
Maka dalam hal ini sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
8
Rahyunir Rauf dan Sri Maulidiyah, Badan Permusyawaratan Desa, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2016 ) hlm 397
15
Warga menjadikan mereka sebagi petugas langsung, hal ini sangat berdampak
yang lebih akurat kepada pemerintah tentang kondisi terkini masyarakat karena
merekalah yang setiap hari bersinggungan langsung dengan masyarakat. semua itu
1 2 3 4
Dahri Ketua RT 02
Tumino Ketua RT 04
Sulaiman Ketua RT 01
7 RW 07 Yulianto Ketua RT 02
Paiman Ketua RT 03
Edi Prayitno Ketua RT 04
Dodi Kaswari Ketua RT 05
Ellin Budi Rambe Ketua RT 06
M. Yasir Ketua RT 01
8 RW 08 Suwarjana Ketua RT 02
Hidayanto Priyadi Ketua RT 03
Rambai Ketua RT 04
Dahlius Ketua RT 05
Syarif Ketua RT 06
Ruhiyat Ketua RT 07
Toni Yuanto, SE Ketua RT 01
9 RW 09 Thamrin T Ketua RT 02
Agus Wijaya, SH Ketua RT 03
Rahmansyah Ketua RT 04
Triyanto Ketua RT 05
Syafril N Ketua RT 01
10 RW 10 Bambang Suyono Ketua RT 02
Sabrun Pambudi Ketua RT 03
Larna Ketua RT 04
M. Masa Sitepu Ketua RT 05
Triono, SPd Ketua RT 06
Ir. MP, Sinumaji Ketua RT 01
11 RW 11 Sodiqin Ketua RT 02
Abdul Hamid Ketua RT 03
Desiyaldy Ketua RT 04
Kismono Dibyantono Ketua RT 05
Perdamaian Ketua RT 01
12 RW 12 Mulyadi Ketua RT 02
Samijo Ketua RT 03
Prima Medya Putra Ketua RT 04
Irwandi Ketua RT 05
Zunirwan, SH Ketua RT 01
13 RW 13 Arief Fadillah, SE Ketua RT 02
Triyono Bagio Ketua RT 03
Edison Pili Ketua RT 04
Ramadhan Semedlon Ketua RT 05
Tardi Ketua RT 06
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.
17
para pengurus RT/RW sebagai operator atau petugas lapangan, tentunya dengan
melibatkan mereka bahkan menjadikan mereka sebagi petugas langsung, hal ini
sangat berdampak positif dalam memberikan informasi yang lebih akurat kepada
pemerintah tentang kondisi terkini masyarakat karena merekalah yang setiap hari
program tersebut.
kualitas serta kesejahteraan mereka adalah salah satu faktor pendorong suksesnya
Rukun Tetangga dan Rukun Warga akan berdampak besar bagi program
Rukun Tetangga dan Rukun Warga dengan melakukan pembinaan maka akan
kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota
Lembaga Rukun Warga yaitu dengan jumlah 13 Rukun Warga dan Rukun
lembaga ini berperan sebagai lembaga sosial yang diperlukan oleh masyarakat.
Lembaga Rukun Warga dan Lembaga Rukun Tetangga dijadikan oleh masyarakat
Rukun Tetangga dan Rukun Warga ini dalam suatu pertaturan yaitu Permendagri
No 7 Tahun 1983 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Berdasarkan Perda
No 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga maka diketahui
dalam pasal 3 tujuan pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah :
adalah :
kemasyarakatan yang ada di kelurahan sebagai salah satu tugas lurah dalam
a. Ketua
b. Skretaris
c. Bendahara
Ketua
Bendahara Sekretaris
Warga adalah :
tetapi tidak bersifat hierarkis atau atasan dan bawahan. Ketua lembaga RW dipilih
9
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 172
22
pemberitahuan Lurah
Musyawarah Pembentukan
Panitia Pemilihan Ketua
RukunWarga
Pengusulan Panitia Pemilihan
Ketua Rukun Warga
Pengesahan
Penerbitan SK Lurah Camat A.n.
Wali Kota
Pengukuhan Ketua
Rukun Warga
10
peraturan Walikota Pekanbaru No 18a Tahun 2008 Tentang pedoman pemilihan, pengangkatan
dan pengukuhan ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga
23
berikut:
pokok organisasi RW
Tabel I.6. : Program Pembinaan Rukun Warga Oleh Lurah Kelurahan Air
Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.
11
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 175
24
Dari tabel diatas kita dapat melihat jadwal pembinaan yang dilakukan oleh
Lurah Air Dingin pada Tahun 2017 yang dilakukan secara langsung oleh Lurah,
1.2.Identifikasi Masalah
didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan
yang diharapkan. Bisa jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang
suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat
seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan
atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu
akan dipilih salah satu jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif
jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data
dapat muncul dari bebrbagai sudut pandang, akan tetapi tetap berpegang pada
metodologi ilmu pemerintahan agar tidak keluar dari jalur keilmuan baik secara
25
objek, metode dan sistematika. Permasalahan dalam penelitian ini dilihat dari
Adapun masalah dalam penelitian ini dilihat dari fungsi lurah dalam
lurah yaitu dalam bentuk pembinaan, diharapkan setiap upaya dapat memberikan
lebih baik.
Kota Pekanbaru ?
1.4.Batasan masalah
Tetangga dan Rukun Warga, khususnya dalam membantu tugas kelurahan dalam
fokus penelitian ini adalah potensi Kelurahan Air Dingin sebagai daerah
Dilihat dari sudut pandang berdirinya kelurahan air dingin, kelurahan air dingin
termasuk kelurahan baru yang di bentuk dari kelurahan simpang tiga pada tahun
masyarakat.
28
Pekanbaru.
1. Teoritis (keilmuan)
Rukun Warga.
Pada saatnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
sejak awal.
dengan arti itu, sebuah tinjauan pustaka penelitian memiliki fungsi sebagai
masalah yang berkaitan, dan tidak selalu harus cocok identik dengan bidang
masalah yang sedang dihadapi, namun termasuk juga yang seiring serta berkaitan
(collateral). Tinjauan pustaka atau disebut juga (literatur riview) dalam penelitian
merupakan landasan teori sebagai konsep dan generalisasi hasil penelitian yang
perlu ditegakan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan
sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori ini
merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data.12
diungkapkan oleh Taliziduhu ndraha bahwa terdapat tiga fungsi yakni fungsi
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, 2008, Alfabeta). Hlm 52
30
supaya jasa publik yang dialami dirasakan atau dinikmati oleh konsumer,
terjangkau semurah mungkin dan semudah mungkin pada saat diperlukan. Fungsi
meliputi dua sisi, yaitu pelayanan civil dan pelayanan publik. Pelayan civil
pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan civil bagi setiap orang
(harapan) yang diperintah. Dalam hubungan ini, bahkan warga negara asing atau
siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di wilayah Indonesia
melayaninya.13
13
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Ilmu Pemerintahan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm 6.
31
tugas pemerintah. Sehingga unsur utama pemerintah tersebut adalah orang atau
yakni pelayanan.14
pemerintah, yang sedikit kata “perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu: ada
dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan, pihak
ketaatan. Syafiie.15
14
Sri Maulidiah, Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan), (Bandung, Indra
Prahasta, 2014), hal 1-2
15
Inu Kencana Syafi’i, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung: PT, Rafika, 2005), hlm 20.
16
Dadang Sufianto, Etika Pemerintahan Di Indonesia, (Bandung, Alfabeta, 2016 ), hlm 12-13
32
Dikatakan sebagai seni karena berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa
objek, baik objek material maupun forma, universal sifatnya, sistematis serta
spesifik (khas).17
yang merupakan penjabaran dari tugas pokok pemerintah, ketiga fungsi hakiki
pembangunan.19
17
Inu Kencana Syafi’i, Ilmu Pemerintahan Edisi Revisi Kedua, (Bandung,MandarMaju,2013)hlm 20
18
Budi Supriyanto, Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah Strategi), (Tanggerang, CV
Media Berlian,2009), hlm 22-23
19
Sri Maulidiah, Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan), (Bandung, Indra
Prahasta, 2014), hlm 4
33
2.2. Pemerintahan
pemerintah dari dua sudut, pertama dari sudut bagaimana seharusnya (sehingga
dapat di terima oleh yang bersangkutan pada saat dibutuhkan) jadi normatif ideal,
dan yang kedua dari sudut senyatanya (pada saat dibutuhkan oleh yang
empirik).
kebutuhan tertentu yang di perintah akan jasa publik dan pelayanan sipil,
20
Taliziduhu Ndraha, Keybernologi (Pemerintahan Baru), (Jakarta, Rineka Cipta, 2003), hlm 5
34
in collective action. Organization are dependent upon each other for the
achievement of collective action, and thus must exchange resources and negotiate
lembaga yang terlibat dalam aksi kolektif, dan dengan demikian harus ada
atas dasar kesepakatan warga negara adalah pencerminan dari harapan, kebutuhan,
dan keinginan warga negara untuk mewujudkan hidup bersama yang tertib dan
maju, agar setiap orang dapat menjalani kehidupannya secara nyaman dan wajar.
mereka, apapun nilai dan kriteria yang mereka gunakan. Sedangkan secara teoritis
21
Awang, Azam dan Mendra Wijaya, Ekologi Pemerintahan, (Riau, Alaf, 2012), hlm 11
35
Lebih lanjut, pemerintahan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu dari
kegiatan (dinamika), segi struktural fungsional, dan dari segi tugas dan
kewenangan (fungsional).
berlandaskan pada dasar negara, mengenai rakyat dan wilayah negara itu demi
berarti seperangkat fungsi negara, yang satu sama lain saling berhubungan secara
tercapainya tujuan negara. Sedangkan ketiga dari segi tugas kewenangan negara
maka pemerintahan berarti seluruh tugas dan kewenangan negara. Menurut ketiga
kegiaan yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan negara, maka pemerintahan
pemerintahan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas pemerintahan berarti
pemerintahan dalam arti sempit adalah meliputi fungsi eksekutif saja. Begitu pula
dengan pengertian pemerintah dalam arti luas yang berarti segala kegiata badan-
badan publik yang meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam
usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah
pemerintahan maka lahirlah teori kekuasaan yang dikenal dengan teori Trias
pelanggaran terhadap undang-undang yang dalam hal ini juga dikenal dengan
Dimana lembaga legislatif merupakan salah satu simbol atau tanda suatu
effectivennes usaha “doing righ things” secara efficien “doing thing right” dan
produktif, melalui fungsi dan siklus tertentu dalam rangka mencapai tujuan
dapat juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf 23 yang dimaksud dengan kebijakan
adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan
suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud
22
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Ilmu Pemerintahan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm 159.
23
https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/ Menurut Werf (1997).
38
tertulis.
bentuk seperti misalnya jika dilakukan oleh Pemerintah Pusat berupa Peraturan
Pemerintah (PP), Keputusan Menteri (KepMen) dan lain lain. Sedangkan jika
tingkatan :
aktifitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya
yang diatur dalam urutan waktu, penyusunan agenda, formulasi kebijakan, abodsi
strategis terhadap sumber daya manusia yang ada untuk memecahkan masalah-
intervensi pemerintah dari orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar
Lebih jauh dijelaskan Heglo dan Jones dalam Abidin menguraikan bahwa
kebijakan terdiri menjadi empat isi, yaitu: yang pertama adalah tujuan, yang
dimaksud adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai. Kedua, rencana
atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga,
program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk
rencana, serta melaksanakan dan mengevaluasi program. dan yang kelima, adalah
24
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi Revisi Kedua, (Jakarta, Selemba Humanika, 2004) hlm
190
25
William N Dunn, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta, Hanindita, 2003), hlm 12
26
Yeremiast Keban, Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik, (Yogyakarta, Gava Media, 2004),
hlm 56
40
dampak (effect) yakni, dampak yang timbul dari suatu program dalam
masyarakat.27
implementasi kebijakan atau program akan berjalan dengan baik. Tapi bila
oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. 29
a. Kegunaan;
b. Pekerjaan atau jabatan;
27
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Jakarta, Selemba Humanika, 2012) hlm 6
28
Edwards III G,C, Implementing Public Policy, (Washington, Congressional Quartely Pers, 1980)
hlm 89
29
Terry George, Principle Of Manajemen, (Yogyakarta, Gunung Agung, Cridentia Center, 2001 ),
hlm 23
41
Tahun 2005 mengemukakan bahwa kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai
30
Komaruddin, Ensiklopedia manajemen Edisi Kedua, (Jakarta, Bumi Aksara, 1994) hlm 768
31
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, (Jakarta, Sirao, 2005) hlm 57
42
kebutuhan daerah melalui analisis potensi daerah, beban kerja daerah dengan
kewenangannya kepada camat. Oleh karena itu, luas dan sempitnya kewenangan
bupati/wali kota Sri Sumarni dalam (Warta:2015) Dengan kata lain, kewenangan
43
camat untuk tiap daerah cenderung berbeda bahkan kewenangan antar camat
desa/kelurahan.
pusat kurang atau tidak langsung, (2) pemerintah setempat memiliki batas yang
jelas dan diakui secara sah dimana mereka memiliki kekuasaan dan
sebagai badan hukum dan memiliki kekuasaan untuk menjamin sumber daya
32
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=7419&catid=2&
44
setempat.
kewenangan dan diskresi lurah memiliki otoritas untuk mengelola sumber daya
yaitu sebagai himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu
berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat. Wujud yang
yang berdiam dalam suatu lokasi tertentu dalam suatu kelurahan yang berinteraksi
secara langsung maupun tidak langsung diantara mereka, kumpulan penduduk ini
dibentuk penduduk itu sendiri dengan musyawarah, serta diakui dan dibina
pemerintah daerah.
45
dan nonformal. Lembaga masyarakat yang bersifat formal ialah lembaga didirikan
atau disponsori oleh pemerintah dan mungkin dibiayai oleh pemerintah (pusat,
daerah dan desa). Lembaga nonformal ialah lembaga yang dibentuk oleh
bahwa, ‘dalam kehidupan masyarakat desa telah dikenal dengan beberapa lemaga
antaralain :
33
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 60-61
46
dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah kelurahan, serta menjadi mitra bagi
2005 dibentuk dalam upaya untuk membantu tugas-tugas lurah, yakni Lembaga
Menurut Soekanto dalam Rauf & Munaf istilah “fungsi” telah banyak
digunakan oleh berbagai disiplin dan juga sangat popular dalam percakapan
sehari-hari. Tidak jarang pengertian yang diberikan disiplin lain dan percakapan
kabur artinya. 34
Beberapa pengertian fungsi Menurut Soekanto dalam Rauf & Munaf juga
34
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 212
35
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 212
48
sektor tertentu untuk mencapai beberapa kegiatan kelurahan. Program juga dapat
dipahami sebagai kegiatan sosial yang teratur mempuyai tujuan yang jelas dan
khusus serta dibatasi oleh tempat dan waktu tertentu, program pembinaan lurah
kepada Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Warga dilakukan melalui upaya-
upaya secara sadar dan terencana yang ada di kelurahan. Peranan lembaga
social budaya, dll.) yang ada dan dapat diakses oleh masyarakat setempat. Karena
dari kebutuhan masyarakat dan bukannya dirumuskan oleh “orang luar” atau elit
masyarakat yang merasa tahu dan lebih pandai untuk merumuskan pembangunan
memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau untuk
pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat
50
untuk menghadapi kondisi yang terjadi pada selang waktu yang sama, untuk
individu di dalamya) dalam suasana perubahan lingkungan yang akan terjadi pada
atau “given”, melainkan suatu proses yang dilaksanakan dengan sadar dan
36
Riyadi & Dedy Supriyady Bratakusumah, Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali
Potensi dalam mewujudkan otonomi daerah, (Jakarta ,PT Gramedia Pustaka utama, 2004) hlm 2
51
dihadapi.
Proses perubahan yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai dalam setiap
Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan pem dan
akhiran an yang berarti bangun atau bangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa
“cara membina”, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna
dan berhasilguna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Secara umum
berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama
membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan
mempengaruhi mereka.
kualitas kehidupan dan mengangkat harkat dan martabat keluarga miskin adalah
pembinaan masyarakat.
a. Penyuluhan
53
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata penyuluh berasal dari kata
suluh yang berarti barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.
penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses
atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk memberikan penerangan
atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan
yang tahu menjadi lebih tahu. Penyuluhan dalam arti umum berarti ilmu sosial
yang mempelajari sistem dan perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih sesuai dengan apa yang diharapkan.
dapat membentuk sikap dan berprilaku hidup menurut apa yang seharusnya.
b. Pengarahan
secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Didalam
manusia itu sendiri. Pengarahan juga merupakan suatu proses dimana manajer
baik bila fungsi pengarahan tidak dilakukan. Jadi pengarahan adalah suatu proses
c. Bimbingan
bimbingan itu sendiri tidak bisa dilihat dalam satu atau dua kali proses bimbingan.
mengatakan melalui:
a. Pendidikan;
b. Latihan (penataran,upreading, kursus dan sebagainya);
c. Penerangan;
d. Pertemuan, diskusi dan musyawarah. 38
Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan membina dan suasana
37
Santoso, Pembinaan Dalam Organisasi, (Jakarta, Gramedia Pustaka, 2005) hlm 57
38
Taliziduhu Ndraha, Dimensi Dimensi Pemerintahan Desa, (Jakarta, Bumi Aksara, 2001) hlm 168
55
Jadi dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan pembinaan menurut
39
Sedarmayanti, Dasar Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran, (Bandung, CV
Bandar Maju, 2001), hlm 16
40
Nurcholis Hanif, Pemerintahan Dan Otonomi Daerah, (Jakarta, PT Gramedia, 2005), hlm 133
56
41
Musanef, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta, Gunung Agung, 1998), hlm 16
57
pembinaan yang telah diatur oleh pemerintah kota adalah; memberikan pedoman
kemasyarakatan.
58
Terselenggarannya Kegiatan
Pembinaan Rukun Warga
Sumber Data : Modifikasi Penulis Tahun 2018.
kepada camat.
rangka pelayanan pemerintah dan masyarakat yang diakui dan dibina oleh
publik dan memproses pelayanan sipil bagi setiap orang yang melakukan
tuntutan (harpan) yang diperintah. Dalam hal ini, bahkan warga negara
asing atu siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di
dan melindungi kebutuhan dan tuntutan akan jasa publik dan layanan sipil.
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian deskriptif. Tipe penelitian deskriptif yaitu suatu tipe penelitian yang
mengenai data yang ada di lapangan tentang Fungsi Lurah Dalam Pembinaan
Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.
langsung, yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dari sejumlah
masalah penelitian.
pelaksanaan tugas desentralisasi. Adupun tempat atau studi yang secara khusus
Raya Kota Pekanbaru. Adapun alasan peneliti menempatkan kelurahan air dingin
sebagai studi penelitian ini adalah karena Kelurahan Air Dingin merupakan
maka perlunya kegiatan pembinaan Rukun Warga yang baik agar pesatnya
62
perkembangan pembangunan di Kelurahan Air Dingin, disamping itu hal ini juga
yang berada pada lingkungan kampus Universitas Islam Riau, apabila hal ini
dimanfaatkan dengan baik maka dapat memberikan keuntungan yang cukup besar
3.3 Informan
langsung dan konsisten bagaimana Fungsi Lurah Dalam Pembinaan Rukun Warga
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
(guide) wawancara.
3.4.4. Dokumentasi
dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan sumber tidak resmi. Sumber resmi
oleh individu tidak atas nama lembaga. Dokumen yang akan dijadikan sebagai
sumber referensi dapat berupa artikel di surat kabar, artikel diinternet dll.
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik analisis
data kualitatif dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis data kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu metode
64
Pembinaan Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru.
Kemudian data dari hasil wawancara yang diperoleh kemudian dicatat dan
proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
tidak ada panduan buku untuk melakukan analisis data, namun secara umum
dalam analisis data selalu ada komponen-komponen yang wajib harus ada seperti
No Kegiatan Bulan
Juni Juli Agustus
Septemb Oktober
er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan X X X X
proposal tesis
2 Konsultasi x X x
proposal tesis
3 Seminar x
proposal tesia X X
4 Pengumpulan
data
5 Analisis data
6 Penyelesaian x
dan konsultasi x
tesis
7 Ujian tesis
X
65
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku Referensi :
Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan publik. yayasan pancur siwah, jakarta.
Abidin, Said Zainal, 2012. Kebijakan Publik : Edisi Kedua. Jakarta, Selemba
Humanika.
Awang, Azam dan Mendra Wijaya. 2012. Ekologi Pemerintahan, Pekanbaru,Alaf
Riau.
Sufianto, Dadang, 2016. Etika Pemerintahan Di Indonesia, Bandung, Alfabeta.
Dunn, William. N, 2003. Analisis Kebijakan Publik, Cetakan Ke-10 Yogyakarta
Hanindita.
Edwards III, G.C. 1980. Implementing Publik Policy, Washington: Congressional
Quarterly Press.
Keban, Yeremiast, 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik.
Yogyakarta, Gava Media Widasarana Indonesia.
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen: Edisi Kedua, Jakarta, Bumi
Aksara.
Maulidiah, Sri, 2014. Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan). Indra Prahasta, Bandung.
Moesenaf, 1998. Sistem Pemerintahan Indonesia. Gunung Agung Jakarta
Ndraha, Taliziduhu. 2001. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa, Jakarta, Bumi
Aksara.
_____, Taliziduhu, 2003. keybernologi (pemerintahan baru). Jakarta, Rineka
Cipta.
_____, Taliziduhu. 2005. Kybernologi, Sebuah Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan.
Jakarta, Rineka Cipta.
_____, Taliziduhu. 2011. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta,
Rineka Cipta.
Nurcholis, Hanif, 2005. Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta, PT
Gramedia.
Rauf dan Maulidiyah, 2016. Badan Permusyawaratan Desa, Pekanbaru, Zanafa
Publishing.
Rauf & Munaf, 2015. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia. Zanafa Publishing.
Yogyakarta, Nusa Media.
66
Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan
Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan
Permendagri No 7 Tahun 1983 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2005 Tentang kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan Kota Pekanbaru.
Peratutan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun
Tetangga Dan Rukun Warga
Peraturan Walikota Pekanbaru No 18a Tahun 2008 Tentang pedoman pemilihan,
Pengangkatan dan Pengukuhan Ketua Rukun Tetangga dan Rukun
Warga.
Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Penataan Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain.
67
Website :
https://haluanpos.com/persiapan-kerja-kelurahan-air-dingin-pekanbaru/
https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/ Menurut Werf
(1997)
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=7419&catid=2&