Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah

provinsi. Daerah provinsi tersebut dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah

kota. Setiap daerah provinsi, daerah kabupaten dan daerah kota mempunyai

pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan Daerah

dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah dipandang perlu untuk lebih menekankan pada

prinsip-prinsip demokrasi peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan serta

menghasilkan potensi dan keanekaragaman daerah.

Hal tersebut sesuai dengan pasal 18 Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Pemerintahan daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Tujuan dibentuknya

Pemerintahan Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat melalui otonomi luas. Daerah diharapkan mampu meningkatkan daya

saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keragaman daerah dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.


2

Pelimpahan kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengurus rumah

tangganya sendiri, baik untuk merumuskan visi dan misi diberbagai instansi

ataupun menerapkan standar prosedur kerja yang ada di instansi-instansi atau

dinas-dinas didaerah tersebut.

Selain itu sudah menjadi tugas pemerintah untuk mengelola dan

meningkatkan pendapatan daerah, memajukan perekonomian masyarakat, dan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar mampu melaksanakan tugas

serta peran sesuai tuntutan yang telah direncanakan sebelumnya dalam organisasi

tersebut. Upaya meningkatkan sumber daya manusia menjadi salah satu alternatif

kebijakan dalam rangka mencapai efektifitas dan efeksien setiap bidang aktifitas

manusia.

Kebijakan otonomi daerah ditujukan untuk mengoptimalkan

penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu ruang lingkup kerja yang ideal dari

berbagai dimensi. Otonomi yang luas dan utuh dalam lingkungan kerja yang ideal,

akan menciptakan kemampuan pemerintah daerah untuk lebih mengoptimalkan

pelayanan publik, pengembangan potensi daerah dan meningkatkan

pemberdayaan masyarakat lokal dalam skala yang lebih luas.

Dalam menyelenggarakan pemerintahan di Negara Republik Indonesia,

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi dalam daerah besar dan kecil.

Sebagaimana yang di jelaskan diatas terdapat dalam penjelasan Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 18 ayat 1 yaitu bentuk dan susunan pemerintahan ditetapkan

dalam Undang-Undang dengan memandang dan mengingat dasar

permusyawaratan dalam sistem pemerintahan yang bersifat istimewa.


3

Salah satu apek yang sangat penting dalam melaksanakan fungsi

pemerintahan adalah melayani masyarakat dari berbagai aktivitasnya dan untuk

itulah maka pemerintah membentuk sistem administrasi dan birokrasi dari

pemerintahan tingkat yang tertinggi sampai ketingkat pemerintahan yang terendah

agar dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi seluruh masyarakat

dalam fungsinya sebagai pelayanan masyarakat atau public service.

Aparatur pemerintah sebagai ujung tombak daripada pelaksana

pembangunan serta berfungsi sebagai pelayanan masyarakat dituntut untuk selalu

proaktif bekerja dengan semangat yang tinggi dalam menghadapi persoalan yang

ada dalam masyarakat dan juga harus mampu mengkoordinir segala tuntunan

yang ada. Meningkatkan tuntunan tersebut maka akan terjadi juga peningkatan

tugas dan tanggungjawab semua aparatur pemerintah baik ditingkat pusat maupun

daerah.

Untuk mengatur pengelolaan pemerintahan di daerah, maka pemerintahan

telah menetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah.1 Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut

ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan Pemerintahan Daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesa

Tahun 1945.

1
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
4

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah melalui pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa “pemerintah pusat adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Mentri sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pada pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah ayat 1 (1) mengemukakan bahwa Urusan Pemerintahan

Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam

pasal 11 ayat (2) meliputi:

a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. Perumahan rakyat dan kawasan pemukiman;
e. Ketentraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan
f. Sosial.
Pada ayat (2) menjelaskan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak

berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2)

meliputi:

a. Tenaga kerja;
b. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. Pangan;
d. Pertanahan;
e. Lingkungan hidup;
f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. Perhubungan;
j. Komunikasi dan informatika;
k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. Penanaman modal;
m. Kepemudaan dan olah raga;
5

n. Statistik;
o. Persandian;
p. Kebudayaan;
q. Perpustakaan; dan
r. Kearsipan.
Pelaksanaan otonomi daerah dengan menganut asas desentralisasi seperti

yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk melakukan

perubahan mendasar dengan lebih mendekatkan pemerintah (jangkauan pelayanan

publik) kepada masyarakat, sehingga peran pemerintah sebagai pelayanan publik

semakin terasa, serta keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

dapat ditingkatkan.

Disusunnya pemerintahan secara bertingkat ini bertujuan agar

penyelenggaraan pemerintahan dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam

pemberian pelayanan yang baik pada masyarakat sebagai pemilik kedaulatan

pemerintahan.

Dengan telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005

tentang Kelurahan. peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan Daerah, maka semakin lengkap landasan operasional

peraturan mengenai Desa dan Kelurahan, sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari penyelenggaraan otonomi daerah Kabupaten dan/atau Daerah Kota

menggantikan peraturan/ketentuan sebelumnya.

Perlu disadari dengan adanya peraturan dan ketentuan hukum yang ada

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan belum

tentu akan menjamin akam menjadi tumbuh dan berkembang, maju, mandiri dan
6

sejahtera sesuai yang diharapkan. Dimana peraturan dan ketentuan tersebut masih

perlu dan harus dipahami, dimengerti, disosialisasikan dan dijabarkan lagi dalam

pelaksanaannya, disesuaikan dengan situasi, kondisi, keadaan dan kebutuhan yang

senyatanya dilapangan, serta perkembangan masyarakat yang bersangkutan,

sehingga akan benar-benar efektif, efisien dan berhasil dengan sesuai yang

diharapkan.

Dalam rangka membantu Pemerintahan Kelurahan maka melalui pasal 1

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 dijelaskan bahwa Lembaga

Kemasyarakatan atau sebutan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra lurah dalam

memberdayakan masyarakat.

Adapun arti penting lembaga kemasyarakatan adalah untuk meningkatkan

kemampuan dari lembaga kemasyarakatan agar lebih mandiri dan dapat

melakukan setiap kegiatannya sendiri dalam membantu tugas atau fungsi

pemerintah dalam melakukan pelayanan, pembangunan serta pemberdayaan pada

masyarakat.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 pada pasal 4 Tentang

Kelurahan ditegaskan bahwa Lurah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan.

Selanjutnya pada Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4, Lurah mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;


b. pemberdayaan masyarakat;
7

c. pelayanan masyarakat;
d. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan
f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.2

Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa salah satu fungsi Lurah adalah

“Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan”. Hal ini juga sesuai dengan peraturan

daerah kota pekanbaru nomor 12 tahun 2002 tentang rukun tetangga dan rukun

warga dijelaskan dalam pasal 23 bahwa Camat atas nama Walikota dan Lurah

melaksanakan pembinaan terhadap organisasi Rukun Tetangga dan Rukun Warga

untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.

Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi Riau,

pemerintah kota Pekanbaru, camat dan lurah, juga dilakukan terhadap lembaga

Rukun Warga. Pasal 26 tentang pembinaan dan pengawasan Kabupaten/Kota

sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) meliputi :

a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga


kemasyarakatan.
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif.
c. Menetakan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan
pengembangan lembaga kemasyarakatan.
d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan lembaga
kemasyarakatan.
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga
kemasyarakatan.
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilakukan lembaga
kemasyarakatan.3

Untuk memperjelas bentuk pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah provinsi Riau, pemerintah kota Pekanbaru, camat dan lurah, dan unsur
2
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan.
3
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun
Warga.
8

pembina lainnya (perguruan Tinggi) terhadap lembaga Rukun Warga dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

Pemerintah Kota

Camat
Lembaga Pemberdayaan
Lurah RW Lembaga RW
Unsur Pembina
Lainnya

Gambar I.1 : Pola Pembinaan Lembaga Rukun Warga.4

Peranan Lurah sangat penting sekali di suatu wilayah, khususnya bagi

masyarakat. Kelurahan sebagai organisasi pemerintahan yang paling dekat dan

berhubungan langsung dengan masyarakat. Kelurahan merupakan ujung tombak

penyelenggaraan pemerintah daerah, Lurah merupakan subjek yang harus

mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui tuntutan dan

anjuran kepada masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan.

Keberadaan Rukun Tetangga dan Rukun Warga memiliki peran yang

sangat strategis, utamanya sebagai mitra Kelurahan dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Peran penting Rukun

Tetangga dan Rukun Warga dapat dirasakan ketika kesuksesan kegiatan yang

dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkat partisipasi

warga masyarakat melalui kerjasama dengan perangkat Rukun Tetangga dan

Rukun Warga.

4
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 315
9

Rukun Tetangga dan Rukun Warga merupakan wadah untuk

memberdayakan masyarakat sehingga eksistensi lembaga ini perlu terus dibina,

diperkuat dan diberdayakan secara berkesinambungan. Terutama dalam hal

pembinaan, dalam hal ini lurah memberikan berbagai macam kegiatan pembinaan

yang mengarah kepada kualitas sumberdaya Rukun Tetangga dan Rukun Warga

di Kelurahan agar terlatih dan terarah sehingga terciptanya kelurahan yang

mandiri dan lebih baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi nya dalam

lingkungan masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Penataan

Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain. disebutkan bahwa Rukun

Tetangga selanjutnya disingkat RT atau sebutan lain adalah lembaga yang

dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan

pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa dan Kelurahan.

Sedangkan Rukun Warga disingkat RW atau sebutan lain adalah lembaga yang

dibentuk melalui musyawarah pangurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan

oleh Desa dan Kelurahan, oleh karna itu sangat di butuhkan pembinaan kepada

instansi yang paling terdekat dengan masyarakat agar tujuan awal pembentukan

yang bermaksud dan bertujuan untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai

kehidupan masyarakat yang berdasarkan kegotong-royongan dan kekeluargaan

bisa berjalan dengan baik.5

Disamping itu ada pula aturan yang tidak tertulis atau biasa disebut norma.

Norma yang berlaku pada masyarakat antara lain norma adat/kebiasaan, norma

5
Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa atau sebutan lain.
10

agama, norma kesopanan, dan norma kesusilaan. Apabila anggota masyarakat

melanggar salah satu norma tersebut, maka sangsinya adalah akan dikucilkan atau

menjadi bahan pembicaraan orang lain. Dalam realitas di lapangan, Rukun

Tetangga dan Rukun Warga memiliki banyak tugas dan fungsi. Tugas utama

Rukun Tetangga dan Rukun Warga antara lain membantu kelancaran pelaksanaan

tugas Kelurahan dalam penyelenggaraan bidang pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan. Begitu juga hal dengan keberadaan Rukun Warga di Kelurahan

Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Sejak Tahun 2016 pekanbaru menjadi salah satu kota yang memiliki 12

kecamatan dan 58 kelurahan. sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh DPRD

Kota Pekanbaru beserta Pemerintah Kota yang mana kembali disahkannya 25

kelurahan baru sehingga Total kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru menjadi 83

Kelurahan.

Kelurahan Air Dingin merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang mempunyai luas 8,3 km2 dengan

jumlah penduduk mencapai 40.475 Jiwa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah berikut :

Tabel I.1 : Data Monografi Kelurahan Menurut Jumlah Penduduk

No Kelurahan Luas Wilayah KK Pria Wanita


Jumlah Ket
Jiwa
1 Air Dingin 8,3 km2 8.183 16.324 24.151 40.475
Jumlah 8,3 km2 8.183 16.324 24.151 40.475
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.

Dari banyaknya jumlah penduduk di kelurahan Air Dingin maka perlunya

pembinaan yang baik dari Lurah kepada Rukun Warga, Karena dengan program
11

pembinaan inilah Lembaga Rukun Warga dapat lebih memahami tugas dan

fungsinya sebagai tangan pemerintah kelurahan untuk memberikan pelayanan

yang baik dan memberikan kesejahteraan kepada lingkungan masyarakat agar

terciptanya tujuan pemerintahan yang baik.

Tabel I.2: Nama dan Jabatan Serta Pekerjaan Lembaga Kemasyarakatan


Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya
Kota Pekanbaru Tahun 2018.

No Nama Jabatan Pekerjaan


1 Ardiansyah Ketua RW 01 Wiraswasta
2 Djoni Prianto Ketua RW 02 TNI
3 H. Puja Kaul Amal Ketua RW 03 PNS
4 Yudi Sasmito Ketua RW 04 Wiraswasta
5 Ali Azmi Ketua RW 05 Wiraswasta
6 Yurnalis Ketua RW 06 Pensiun
7 Dedi Yasmono Ketua RW 07 Wiraswasta
8 H. Suhardi Ketua RW 08 Wiraswasta
9 Ali Jasmi Majid Ketua RW 09 Wiraswasta
10 Adamri Lubis Ketua RW 10 PNS
11 Arfanda Ketua RW 11 Honorer
12 Irhami Taher Ketua RW 12 Wiraswasta
13 H. Helmi Gusti Ketua RW 13 Wiraswasta
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahawa Kelurahan Air Dingin terdiri dari

tiga belas Rukun Warga yang memiliki wilayah masing-masing yang di pimpinya,

dengan banyaknya jumlah Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin, sudah

selayaknya memberi kemudahan dalam membantu pemerintah Kelurahan Air

Dingin.

Rukun Warga merupakan istilah pembagian wilayah di bawah Kelurahan.

Rukun Warga merupakan Lembaga Masyarakat yang dibentuk melalui

musyawarah pengurus Rukun Tetangga di wilayah kerjanya dalam rangka


12

pelayanan pemerintah dan masyarakat yang diakui dan dibina oleh Pemerintah

Daerah yang ditetapkan oleh Lurah.

Rukun Warga merupakan Lembaga Masyarakat yang diakui dan dibina

oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan

masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan

serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan di Kelurahan. Setiap Rukun Tetangga

sebanyak-banyaknya terdiri dari minimal 10 Kepala Keluarga dan maksimal 50

Kepala Keluarga disetiap Rukun Tetangga. Setiap Rukun Warga sebanyak-

banyaknya terdiri dari minimal 3 Rukun Tetangga dan maksimal 10 Rukun

Tetangga.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 5 Tahun 2007, Rukun

Tetangga dan Rukun Warga merupakan lembaga yang dibentuk melalui

musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan

kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa atau Lurah. Rukun

Tetangga dan Rukun Warga Mempunyai fungsi sebagai pengkoordinasi antar

warga, jembatan aspirasi antar sesama masyarakat dengan pemerintah daerah,

menjadi penengah penyelesaian masalah-masalah kemasyarakat yang dihadapi

warga, membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi

tanggungjawab Pemerintah Kota, memelihara Kerukunan hidup warga, menyusun

rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan


13

swadaya murni masyarakat. 6 Peran serta Rukun Warga dalam pembangunan

Kelurahan amatlah vital, seperti yang telah dikemukakan diatas Rukun Warga

merupakan lembaga kemasyarakatan yang berhubungan langsung dengan

masyarakat kelurahan yang memiliki fungsi sebagai penyampai kebijakan-

kebijakan pemerintah kelurahan, daerah maupun nasional.

Tabel I.3. :Peranan Kelembagaan Rukun Warga Dalam Membantu Lurah di


Kota Pekanbaru7

No Peranan Lembaga RW Bentuk Kegiatan


1 Motivator masyarakat Mengajak dan menghimbau masyarakat
untuk bergotongroyong
2 Komunikator masyarakat Sebagai utusan masyarakat dalam rapat
dan pemerintah eksternal RW
3 Mediator masyarakat dengan Menjembatani masalah-masalah lembaga
pemerintah RW dan pemerintah
4 Stabilisator kehidupan Menjaga kerukunan hidup
masyarakat
5 Aspirator masyarakat Menampung dan menyalurkan keinginan
masyarakat
6 Administrasi kependudukan Melayani kebutuhan masyarakat terkait
kependudukan
7 Inspirator pembangunan Mencari ide-ide baru yang relevan dengan
pembangunan
8 Eksekutor kebijakan Melaksanakan kebijakan dan aturan
kelembagaan
9 Administrasi laporan Membuat laporan kelembagaan
10 Koordinator lembaga RT Mengkoordinir RT dan aktivitasnya

Dari Tabel I.2 di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga Rukun Warga

memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu tugas lurah yaitu sebagai

motivator bagi masyarakat yang dipimpinnya sehingga Lembaga Rukun Warga

bisa menjadi contoh baik bagi masyarakat, hal ini juga dapat memudahkan

6
Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga
Kemasyarakatan.
7
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 286-287
14

jalannya penyelenggaraan pemerintahan kelurahan di kota pekanbaru, dengan

mengadakan berbagai kegiatan yang mengarah kepada pembangunan di wilayah

kelurahan, seperti kegiatan gotongroyong, melihat berbagai aspek permasalahan

yang terjadi di lingkungan kelurahan, bahkan menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat dengan tujuan pembangunan kelurahan kearah yang lebih

baik. Disamping itu Lembaga Rukun Warga Juga memiliki peran sebagai pelayan

bagi kebutuhan masyarakat dari aspek administrasi, seperti melayani masyarakat

terkait dengan administrasi kependudukan dan laporan-laporan kelembagaan.

Maka dalam hal ini sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk

memberikan pembinaan kepada Lembaga Rukun Warga berupa pelatihan-

pelatihan intensif yang diberikan terlebih dahulu. Sesus penduduk, sensus

ekonomi, penyuluhan agama, kesehatan atau program lainnya yang bersangkutan

mengenai pelayanan masyarakat kelurahan,

Menurut Tjosvold dalam Rauf dan Maulidiah mengatakan bahwa

pelayanan umum merupakan kegiatan melayani masyarakat baik sebagai

kewajiban, maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya

masyarakat manusiawi . bagi organisasi, melayani konsumen merupakan saat

yang menentukan (moments of thrust), peluang organisasi untuk menunjukan

kredibilitas dan kapabelitas.8

8
Rahyunir Rauf dan Sri Maulidiyah, Badan Permusyawaratan Desa, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2016 ) hlm 397
15

Dari hal tersebut sudah saatnya pemerintah melibatkan Lembaga Rukun

Warga menjadikan mereka sebagi petugas langsung, hal ini sangat berdampak

positif bagi peningkatan sumberdaya manusia serta akan memberikan informasi

yang lebih akurat kepada pemerintah tentang kondisi terkini masyarakat karena

merekalah yang setiap hari bersinggungan langsung dengan masyarakat. semua itu

juga bisa mengurangi anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk

mensukseskan program-program tersebut.

Tabel I.4. : Nama dan Jabatan Lembaga Kemasyarakatan RT/RW di


Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru
Tahun 2018.

No Rukun Warga Nama Jabatan


1 2 3 4
1 RW 01 Marjulis Ketua RT 01
Kasan Ketua RT 02
Firman Ketua RT 03
Suparno Ketua RT 04
Herry Sirait Ketua RT 05
2 RW 02 Effendi Ketua RT 01
Hendra Ketua RT 02
Zulhermansyah Ketua RT 03
3 RW 03 Sunardi Ketua RT 01
Rahmad Ketua RT 02
Ali amrin tanjung Ketua RT 03
Syaiful Basri Ketua RT 04
Syarianto Suwil Ketua RT 05
Hari Andrianto Ketua RT 06
4 RW 04 Yusri Ibrahim Ketua RT 01
Zardimal Ketua RT 02
Muhammad Thaib Ketua RT 03
Rajab Rinaldi Ketua RT 04
Midrianto Ketua RT 05
5 RW 05 Tarmizi, S. Ag Ketua RT 01
Yunasri Ketua RT 02
Zulman Dedy Ketua RT 04
Nasrul Nasution Ketua RT 05
6. RW 06 Hanget Hasugian Ketua RT 01
16

1 2 3 4
Dahri Ketua RT 02
Tumino Ketua RT 04
Sulaiman Ketua RT 01
7 RW 07 Yulianto Ketua RT 02
Paiman Ketua RT 03
Edi Prayitno Ketua RT 04
Dodi Kaswari Ketua RT 05
Ellin Budi Rambe Ketua RT 06
M. Yasir Ketua RT 01
8 RW 08 Suwarjana Ketua RT 02
Hidayanto Priyadi Ketua RT 03
Rambai Ketua RT 04
Dahlius Ketua RT 05
Syarif Ketua RT 06
Ruhiyat Ketua RT 07
Toni Yuanto, SE Ketua RT 01
9 RW 09 Thamrin T Ketua RT 02
Agus Wijaya, SH Ketua RT 03
Rahmansyah Ketua RT 04
Triyanto Ketua RT 05
Syafril N Ketua RT 01
10 RW 10 Bambang Suyono Ketua RT 02
Sabrun Pambudi Ketua RT 03
Larna Ketua RT 04
M. Masa Sitepu Ketua RT 05
Triono, SPd Ketua RT 06
Ir. MP, Sinumaji Ketua RT 01
11 RW 11 Sodiqin Ketua RT 02
Abdul Hamid Ketua RT 03
Desiyaldy Ketua RT 04
Kismono Dibyantono Ketua RT 05
Perdamaian Ketua RT 01
12 RW 12 Mulyadi Ketua RT 02
Samijo Ketua RT 03
Prima Medya Putra Ketua RT 04
Irwandi Ketua RT 05
Zunirwan, SH Ketua RT 01
13 RW 13 Arief Fadillah, SE Ketua RT 02
Triyono Bagio Ketua RT 03
Edison Pili Ketua RT 04
Ramadhan Semedlon Ketua RT 05
Tardi Ketua RT 06
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.
17

Program-program pemerintah pusat sudah saatnya melibatkan langsung

para pengurus RT/RW sebagai operator atau petugas lapangan, tentunya dengan

pembinaan intensif yang diberikan terlebih dahulu kepada mereka. Sensus

penduduk, sensus ekonomi, sensus pertanian, penyuluhan agama, kesehatan

bahkan pendampingan keluarga harapan atau program lainnya sudah saatnya

melibatkan mereka bahkan menjadikan mereka sebagi petugas langsung, hal ini

sangat berdampak positif dalam memberikan informasi yang lebih akurat kepada

pemerintah tentang kondisi terkini masyarakat karena merekalah yang setiap hari

bersinggungan langsung dengan masyarakat. semua itu juga bisa mengurangi

anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk mensukseskan program-

program tersebut.

Pengurus Rukun Tetangga dan Rukun Warga Kelurahan adalah garda

terdepan pembangunan kelurahan bahkan pembangunan nasional peningkatan

kualitas serta kesejahteraan mereka adalah salah satu faktor pendorong suksesnya

program pembangunan tersebut. memaksimalkan peran dan fungsi pengurus

Rukun Tetangga dan Rukun Warga akan berdampak besar bagi program

pembangunan kelurahan dan nasional, dengan meningkatnya kualitas pengurus

Rukun Tetangga dan Rukun Warga dengan melakukan pembinaan maka akan

berjalannya fungsi mereka dengan maksimal.

Tabel I.5. : Nama dan Jumlah Lembaga Kemasyarakatan di Kelurahan Air


Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

No Nama Lembaga Jumlah


1 PKK 1
2 LPM 1
3 Karang Taruna 1
18

4 Rukun Warga (RW) 13


5 Rukun Tetangga (RT) 67
Jumlah 83
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.
Dari Tabel I.5 diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat sejumlah organisasi

kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota

Pekanbaru, yang terbanyak dari organisasi kemasyarakatan tersebut adalah

Lembaga Rukun Warga yaitu dengan jumlah 13 Rukun Warga dan Rukun

Tetangga sebanyak 67 Rukun Tetangga, keberadaan kelembagaan Rukun Warga

dan Rukun Tetangga ditengah-tengah masyarakat dianggap sangat penting karena

lembaga ini berperan sebagai lembaga sosial yang diperlukan oleh masyarakat.

Lembaga Rukun Warga dan Lembaga Rukun Tetangga dijadikan oleh masyarakat

selain sarana untuk menangani masalah sosial kemasyarakatan sampai pada

perpanjangan tangan pemerintah untuk pembawa pesan pembangunan dari

pemerintah kepada masyarakat dan demikian pula sebaliknya. Karena begitu

pentingnya Rukun Warga dan Rukun Tetangga ditengah-tengah masyarakat Kota.

Kemudian pemerintah Daerah Kota Pekanbaru perlu mengatur lembaga

Rukun Tetangga dan Rukun Warga ini dalam suatu pertaturan yaitu Permendagri

No 7 Tahun 1983 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Berdasarkan Perda

No 12 Tahun 2002 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga maka diketahui

dalam pasal 3 tujuan pembentukan Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah :

a. Memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat,


b. Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan,
c. Menghimpun seluruh potensi swadaya masyarakat dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan.
19

Sementara tugas Rukun Warga menurut Perda No 12 Tahun 2002 tentang

Rukun Tetangga dan Rukun Warga dalam pasal 7 yaitu :

a. Membantu terwujudnya kehidupan yang berdasarkan pancasila dan UUD


1945;
b. Menggerakan gotong royog swadaya dan partisipasi masyarakat ;
c. Membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat;
d. Membantu terciptanya kebersihan dan keindahan lingkungan ;
e. Membantu menyebarluaskan dan mengamankan setiap program
pemerintah dan pemerintah daerah;
f. Menjembatani hubungan antara sesama anggota masyarakat dan antara
anggota masyarakat dengan pemerintah;
g. Membantu menciptakan dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.

Fungsi Rukun Warga dalam Peraturan Walikota No 18a Tahun 2008

adalah :

1. Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;


2. Penanaman dan pemupukan rasa persatuan masyarakat dalam kerangka
memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintahan kepada
masyarakat;
4. Penyusun rencana, pelaksana pengelola pembangunan serta pemanfaat,
pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara
partisipasi;
5. Penumbuhan perkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi
serta swadaya gotong royong dalam masyarakat;
6. Penggali pendayagunaan dan pengembangan profesi sumber daya serta
keserasian lingkungan hidup;
7. Pengembangan kreatifitas, pencegahan kenakalan, penyalah gunaan
obat terlarang (Narkoba) bagi remaja;
8. Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga;
9. Pemberdayaan dan perlindungan hak politik masyarakat, dan;
10. Pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah
desa atau kelurahan dan masyarakat.

Selain dari kegiatan pembangunan yang dilakukan Pemerintah Kelurahan,

Lurah juga melakukan kegiatan pembinaan terhadap lembaga-lembaga

kemasyarakatan yang ada di kelurahan sebagai salah satu tugas lurah dalam

melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, karena apabila pembinaan terhadap


20

lembaga-lembaga kemasyarakatan berhasil, maka tugas pemerintahan kelurahan

semakin ringan karena masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan ikut bersama

pemerintah kelurahan menjalankan kegiatan pembangunan.

Selain itu dijelaskan pengurus Rukun Warga terdiri dari :

a. Ketua
b. Skretaris
c. Bendahara
Ketua

Bendahara Sekretaris

Gambar I.2. : Struktur Kelembagaan Rukun Warga Kelurahan.

Pendalaman materi terhadap peraturan Walikota Pekanbaru No 18a Tahun

2008 Tentang pedoman pemilihan, pengangkatan dan pengukuhan ketua Rukun

Tetangga dan Rukun Warga. Dijelaskan bahwa masyarakat pembentukan Rukun

Warga adalah :

1. Setiap Rukun Warga terdiri dari minimal 30 Kepala Keluarga dan


maksimal 50 Kepala Keluarga.
2. Setiap Rukun Warga terdiri dari sekurang-kurangnya 3 Rukun Tetangga
dan sebanyak-banyaknya 5 Rukun Tetangga.
3. Pembentukan rukun dimusyawarahkan oleh Lurah bersama pengurus
Rukun Tetangga dan Tokoh Masyarakat.
4. Hasil musyawarah pembentukan Rukun Warga Dikukuhkan dengan
keputusan Lurah dengan mendapat pengesahan dari Camat atas nama
Walikota.

Meurut Rauf dan Munaf Keanggotaan lembaga Rukun Warga adalah

pengurus Rukun Tetangga disekitar wilayah RW. Keanggotaan lembaga RW

berasal dari pengurus lembaga RT dilingkungan RW, secara struktur kelembagaan

RW tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, akan tetapi berhubungan

langsung dengan pengurus lembaga RT di wilayahnya, secara langsung dapat


21

mengkoordinir dan membina pengurus lembaga RT di lingkungan lembaga RW,

tetapi tidak bersifat hierarkis atau atasan dan bawahan. Ketua lembaga RW dipilih

secara langsung oleh utusan lembaga RT selingkungan wilayah RW setempat

jumlahnya ditentukan bersama melaui musyawarah RW. 9

Kemudian susunan panitia pemilihan ketua Rukun Warga yaitu :

1. Lurah dan skretaris lurah yang ditunjuk sebagai penanggungjawab panitia


pemilihan;
2. Pemuka masyarakat setempat sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris yang
dipilih anggota masyarakat;
3. Pemuka masyarakat yang dimaksud adalah orang yang sedang tidak
sebagai Rukun Warga;
4. Beberapa orang yang ditentukan oleh ketua, bila perlu;
5. Panitia pemilihan di SK kan oleh lurah setempat;
6. Panitia pemilihan bertanggungjawab kepada lurah setempat.

Tahapan Pra Pemilihan Rukun Warga, terdiri dari :


1. Pemberitahuan tertulis kepada ketua Rukun Tetangga berakhirnya masa
jabatan ketua Rukun Warga paling lambat 4 bulan sebelum berakhir masa
jabatan Rukun Warga;
2. Lurah menyurati ketua Rukun Warga untuk memfasilitasi pembentukan
panitia pemilihan;
3. Ketua Rukun Warga mengadakan musyawarah membentuk panitia
pemilihan dan hasilnya dikukuhkan melalui SK Lurah tentang penetapan
panitia pemilihan ketua Rukun Warga.

Tahapan pemilihan Rukun Warga terdiri dari :


1. Musyawarah warga dan panitia pemilihan untuk melaksanakan
penjaringan bakal calon ketua Rukun Warga;
2. Hasil penjaringan bakal calon ditetapkan panitia yang terdiri atas : calon
ketua, tata tertib pemilihan, dan waktu pelaksanaan pemungutan suara;
3. Musyawarah warga/pemungutan suara disampaikan paling lambat satu
bulan sebelum masa jabatan ketua Rukun Warga berakhir;
4. Hasil pemilihan/pemungutan suara disampaikan kepada Lurah melalui
ketua Rukun Tetangga dilengkapi dengan syarat-syarat lainnya.

Tahapan pengesahan, terdiri dari :


1. Lurah mempelajari dan menganalisa hasil pemilihan ketua Rukun Warga
yang dikirimkan panitia pemilihan;

9
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 172
22

2. Lurah menetapkan calon ketua Rukun Warga berdasarkan urutan suara


terbanyak;
3. Lurah menerbitkan Surat Keputusan tentang penetapan ketua dan pengurus
Rukun Warga dan meminta pengesahan Camat atas nama Walikota;
4. Lurah mengirimkan SK penetapan ketua dan pengurus Rukun Warga
melalui ketua Rukun Warga setempat.

Pengukuhan ketua dan pengurus terdiri :


1. Panitia pemilihan mengadakan musyawarah warga untuk persiapan
pengukuhan oleh Lurah setempat;
2. Lurah atas nama Walikota mengukuhkan ketua dan pengurus Rukun
Warga setempat dihadapan warga. 10
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah berikut :

pemberitahuan Lurah

Musyawarah Pembentukan
Panitia Pemilihan Ketua
RukunWarga
Pengusulan Panitia Pemilihan
Ketua Rukun Warga

Penerbitan SK Lurah Tentang


Panitia Pemilihan Rukun Warga

Penjaringan dan Pemilihan


Ketua Rukun Warga

Pengiriman Hasil Pemilihan


Ketua Rukun Warga

Pengesahan
Penerbitan SK Lurah Camat A.n.
Wali Kota

Pengukuhan Ketua
Rukun Warga

Gambar I.3 : Proses Pemilihan Ketua Lembaga Rukun Warga.11

10
peraturan Walikota Pekanbaru No 18a Tahun 2008 Tentang pedoman pemilihan, pengangkatan
dan pengukuhan ketua Rukun Tetangga dan Rukun Warga
23

Anggota lembaga RW memiliki hak kewajiban yang diatur dan dilindungi

Peraturan Daerah, hak dan kewajiban anggota lembaga RW adalah sebagai

berikut:

1. Anggota Rukun Warga mempunyai hak sebagai berikut :

a. Mengajukan usulan dan pendapat dalam musyawarah RW

b. Memilih dan dipilih sebagai pengurus RW, kecuali anggota yang

berstatus Warga Negara Asing (WNA)

2. Anggota Rukun Warga mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Turut serta secara aktif melaksanakan hal-hal yang menjadi tugas

pokok organisasi RW

b. Turut serta secara aktif melaksanakan keputusan musyawarah RW.

Tabel I.6. : Program Pembinaan Rukun Warga Oleh Lurah Kelurahan Air
Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

No Tanggal Jenis pembinaan Lokasi Bentuk


pembinaan
1 02-02-2017 Pertemuan rutin lurah Alula kantor Langsung/
kepada ketua Rw setiap lurah Informal
bulannya
2 11-03-2017 Mengawasi setiap aktivitas Lapangan Langsung/
dan kegiatan yang Langsung Informal
dilakukan RW
3 20-03-2017 Penyuluhan mengenai
Rumah ketua Langsung/
keamanan dan ketertiban
RW 01 Informal
kelurahan air
dingin
4 02 -05-2018 Pengukuhan aktivis Pondok Aula Formal
PTABM Kelurahan Air Kelurahan Air
Dingin Dingin
Sumber : Kantor Lurah Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun
2018.

11
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 175
24

Dari tabel diatas kita dapat melihat jadwal pembinaan yang dilakukan oleh

Lurah Air Dingin pada Tahun 2017 yang dilakukan secara langsung oleh Lurah,

Namun untuk memastikan kebenaran pembinaan tersebut maka diperlukan

penelitian yang lebih mendalam, untuk mengungkapkan keberhasilan lurah dalam

mejelaskan materi pembinaan yang disampaikan.

1.2.Identifikasi Masalah

Dalam kamus besar bahasa indonesia Masalah (bahasa Inggris: problem)

didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan

yang diharapkan. Bisa jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu

keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang

menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai

suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat

seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan

yang diinginkan. Dalam beberapa literatur riset, masalah seringkali didefinisikan

sebagai sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah

atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu

akan dipilih salah satu jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif

jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data

dan informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.

Masalah juga dapat dikatakan seagai ketidaksesuaian antara yang

seharusnya dengan yang senyatanya. Dalam kajian ilmu pemerintahan masalah

dapat muncul dari bebrbagai sudut pandang, akan tetapi tetap berpegang pada

metodologi ilmu pemerintahan agar tidak keluar dari jalur keilmuan baik secara
25

objek, metode dan sistematika. Permasalahan dalam penelitian ini dilihat dari

indikator yang digunakan sebagai pisau analisis untuk membedah permasalahan

mengenai peran lembaga kemasyarakatan kelurahan dalam pembangunan.

Adapun masalah dalam penelitian ini dilihat dari fungsi lurah dalam

melakukan pembinaan pada Lembaga Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin

Kota Pekanbaru adalah :

1. Terindikasi kurangnya pembinaan berupa pemberian petunjuk lurah

kepada Rukun Warga Kelurahan Air Dingin mengenai teknis

pelaksanaan dalam aspek mutu dan kemampuan kinerja Rukun

Warga dalam melakukan pelayanan pada masyarakat sesuai fungsi

Rukun Warga yaitu berupa pendataan kependudukan/sebagai

Administrator kependudukan dan administrasi pemerintahan

lainnya. Sesuai dengan survei peneliti di lapangan bahwa masih

banyak masyarakat pendatang/pindahan yang belum terdata sebagai

warga Kelurahan Air Dingin.

2. Berdasakan hasil pra-survei dan wawancara peneliti kepada

beberapa Ketua Rukun Warga Terindikasi kurangnya pembinaan

Lurah Air Dingin kepada Lembaga Rukun Warga berupa pemberian

buku pedoman penyusunan perencanaan pembangunan dengan

memfasilitasi berupa buku pedoman tugas dan fungsi Lembaga

Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin.

3. Terindikasi kurangnya pembinaan Lurah berupa bimbingan teknis

bagi pengurus Lembaga Rukun Warga berupa konsultasi dan


26

pengarahan mengenai cara kinerja dan problem lingkungan

masyarakat melalui forum formal maupun informal sesuai dengan

jadwal pembinaan Lurah kepada Rukun Warga.

4. Terindikasi kurangnya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

Lurah terhadap Rukun Warga sebagai penggerak swadaya gotong

royong dan partisipasi masyarakat untuk Menciptakan ketertiban

dan keamanan dalam pembangunan di wilayah Kelurahan Air

Dingin. sehingga kebersihan dan keindahan dilingkungan tidak lagi

terjaga. Dapat dilihat bahwa berbagai tempat keamanan yang belum

berjalan dengan semestinya untuk menjaga ketertiban dan

penumpukan sampah yang dibuang secara bebas oleh masyarakat

khususnya di jalan air dingin ujung.ppko

1.3. Rumusan Masalah

Berbagai usaha dan upaya Pemerintah Provinsi Riau khususnya di kota

pekanbaru pada instansi pemerintahan kelurahan air dingin dalam melaksanakan

berbagai program kegiatan disektor pembangunan yang telah diberikan kepada

lurah yaitu dalam bentuk pembinaan, diharapkan setiap upaya dapat memberikan

dampak yang positif bagi lembaga kemasyarakatan khususnya Lembaga Rukun

Warga Kelurahan Air Dingin serta mampu membangun dan mendorong

masyarakat untuk ikut berpartisipasi serta membangun kelurahan agar menjadi

lebih baik.

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan tersebut, maka yang

mnenjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Fungsi Pembinaan


27

Pemerintahan Kelurahan Terhadap Lembaga Kemasyarakatan Rukun Warga di

Kelurahan Air Dingin.

Dari masalah pokok tersebut dapat dijabarkan pertanyaan spesifik sebagai

berikut: Bagaimana fungsi pembinaan pemerintahan kelurahan terhadap lembaga

kemasyarakatan Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya

Kota Pekanbaru ?

1.4.Batasan masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada konsep Fungsi dengan

mengukur Fungsi Lurah Dalam Pembinaan Terhadap Rukun Warga di Kelurahan

Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Dengan menggunakan

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002. Tentang Rukun

Tetangga dan Rukun Warga, khususnya dalam membantu tugas kelurahan dalam

pembinaan di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya. Kekhasan dalam

fokus penelitian ini adalah potensi Kelurahan Air Dingin sebagai daerah

perekonomian padat penduduk yang terindikasi belum termanfaatkan untuk

kesejahteraan masyarakat secara ekonomi, fisik, kewilayahan dan pembangunan.

Dilihat dari sudut pandang berdirinya kelurahan air dingin, kelurahan air dingin

termasuk kelurahan baru yang di bentuk dari kelurahan simpang tiga pada tahun

2016, maka lurah perlu meningkatkan program kegiatan pembinaan untuk

kelancaran pembangunan di Kelurahan Air Dingin agar terwujudnya kesejahtraan

masyarakat.
28

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi lurah Air Dingin dalam membina kelembagaan

Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota

Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dari fungsi lurah dalam

pembinaan kelembagaan Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin

Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teoritis (keilmuan)

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan

pemikiran perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

pemerintahan terutama dalam konsep pembangunan dan pembinaan

Rukun Warga.

2. Praktis (guna laksana)

Secara praktis penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan

pemikiran bagi masyarakat, memberikan konstribusi bagi Lembaga

Rukun Warga dan Rukun Tetangga Kelurahan Air Dingin.

3. aspek Diri (pengembangan diri)

penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan ilmu

pengetahuan serta pemikiran bagi penulis mengenai ilmu pemerintahan.

Pada saatnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan dan masukan bagi peneliti yang akan datang.


29

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kajian kepustakaan merupakan pola untuk mengarahkan peneliti dalam

membentuk kategori substantif. Kajian kepustakaan sangat diperlukan guna

memberi landasan dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian

sejak awal.

Tinjauan pustaka penelitian memiliki arti yaitu peninjauan kembali

pustaka-pustaka mengenai permasalahan (review of related literatur). Sesuai

dengan arti itu, sebuah tinjauan pustaka penelitian memiliki fungsi sebagai

peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian dan lain-lain) mengenai

masalah yang berkaitan, dan tidak selalu harus cocok identik dengan bidang

masalah yang sedang dihadapi, namun termasuk juga yang seiring serta berkaitan

(collateral). Tinjauan pustaka atau disebut juga (literatur riview) dalam penelitian

merupakan landasan teori sebagai konsep dan generalisasi hasil penelitian yang

dapat dijadikan landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian landasan penelitian

perlu ditegakan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan

sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori ini

merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data.12

Penelitian ini memasuki ruang fungsi-fungsi pemerintahan sebagaimana

diungkapkan oleh Taliziduhu ndraha bahwa terdapat tiga fungsi yakni fungsi

pembangunan, pemberdayaan dan fungsi pelayanan. Fungsi adalah apasaja

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, 2008, Alfabeta). Hlm 52
30

kegiatan pemerintah. Fungsi pembangunan juga merupakan bagian integral dari

pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan itu sendiri dilakukan secara istimewa,

supaya jasa publik yang dialami dirasakan atau dinikmati oleh konsumer,

terjangkau semurah mungkin dan semudah mungkin pada saat diperlukan. Fungsi

pemberdayaan dari pemerintah adalah apasaja yang dilakukan dengan tujuan

memanusiakan manusia. Memberikan ruang kekuatan bagi masyarakat untuk

menyampaiakan aspirasi dan menggunakan produk pemerintahan yang berupa

pelayanan. Fungsi pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan pemerintah yang

meliputi dua sisi, yaitu pelayanan civil dan pelayanan publik. Pelayan civil

meliputi pengakuan terhadap hak asasi manisia, penghargaan terhadap

kemanusiaan, perlindungan dan penyelamatan terhadap jiwa manusia dan harta

bendanya, dan penerapan nilai-nilai kemanusiaan. Disebut pelayanan publik yakni

pelayanan yang melibatkan kepentingan orang banyak atau masyarakat.

2.1. Konsep Pemerintah

Menurut Ndraha Pemerintah adalah organ yang berwenang memproses

pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan civil bagi setiap orang

melalui hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang

bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai dengan tuntutan

(harapan) yang diperintah. Dalam hubungan ini, bahkan warga negara asing atau

siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di wilayah Indonesia

maka berhak menerima layanan civil tertentu, dan pemerintah wajib

melayaninya.13

13
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Ilmu Pemerintahan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm 6.
31

Pemeintah secara umum dalam Maulidiah adalah orang atau sekelompok

orang yang diberikan legitimasi oleh masyarakat untuk menyelenggarakan tugas-

tugas pemerintah. Sehingga unsur utama pemerintah tersebut adalah orang atau

sekelompok orang yang diberikan legitimasi dalam bentuk wewenang untuk

menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang dalam hal ini adalah

penyelenggaraan pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan, pelayanan

kemasyarakatan dan pemberdayaan, sehingga pemerintah memiliki fungsi dasar

yakni pelayanan.14

Apabila ditinjau dari segi pemerintah, pemerintah berasal dari kata

pemerintah, yang sedikit kata “perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu: ada

dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan, pihak

yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki

ketaatan. Syafiie.15

Secara etimologis, Leo Fonseka (1999:1) membedakan kata government

dengan governance, ia berpendapat bahwa istilah govenment menunjukan suatu

unit politik yang menjalankan fungsi pembuatan kebijakan, bukan fungsi

administrasi (pelaksanaan) kebijakan. Kata governance menunjukan tanggung-

jawab menyeluruh terhadap keduannya yaitu fungsi politik dan fungsi

administratif. Karena itu, istilah goverment dan governance walaupun mempunyai

arti yang sama yakni pemerintahan, namun berbeda dalam cakupannya.

Governance lebih luas cakupannya dari pada goverment.16

14
Sri Maulidiah, Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan), (Bandung, Indra
Prahasta, 2014), hal 1-2
15
Inu Kencana Syafi’i, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung: PT, Rafika, 2005), hlm 20.
16
Dadang Sufianto, Etika Pemerintahan Di Indonesia, (Bandung, Alfabeta, 2016 ), hlm 12-13
32

Selanjutnya menurut Syafiie pemerintah adalah suatu ilmu dan seni.

Dikatakan sebagai seni karena berapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa

pendidikan pemerintahan, mampu berkiat serta dengan kharismatik menjalankan

roda pemerintahan. Sedangkan dikatakan suatu disiplin ilmu pengetahuan, adalah

karena memiliki syarat-syaratnya yaitu dapat dipelajari dan diajarkan, memiliki

objek, baik objek material maupun forma, universal sifatnya, sistematis serta

spesifik (khas).17

Menurut Apeldoore dalam Supriyanto18 “pemerintah” sekurang-kurangnya

memiliki tiga pengertian seperti yang dicatat Utrech sebagai berikut:

a. Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan yang


berkuasa memerintah dalam arti kata luas. Jadi, yang meliputi
badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pemerintah dalam
pengertian ini disebut penguasa;
b. Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa
memerintah diwilayah suatu Negara. Dalam hal ini presiden,
perdana mentri dan lain-lain;
c. Pemerintah sebagai organ eksekutif, dalam artian kepala Negara
bersama-sama dengan mentri-mentrinya.
Pada dasarnya pemeintah memiliki tiga fungsi yang hakiki, Maulidiah

yang merupakan penjabaran dari tugas pokok pemerintah, ketiga fungsi hakiki

pemerintah tersebut yakni, memberikan pelayanan kepada masyarakat (service),

memberdayakan segala potensi yang dimiliki (empowerment) serta melaksanakan

pembangunan.19

17
Inu Kencana Syafi’i, Ilmu Pemerintahan Edisi Revisi Kedua, (Bandung,MandarMaju,2013)hlm 20
18
Budi Supriyanto, Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah Strategi), (Tanggerang, CV
Media Berlian,2009), hlm 22-23
19
Sri Maulidiah, Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan), (Bandung, Indra
Prahasta, 2014), hlm 4
33

2.2. Pemerintahan

Pemerintahan di artikan sebagai sekelompok orang yang bertanggung

jawab atas penggunaan kekuasaan/exercising power. Aktivitas pemerintah dalam

upaya memelihara kedamaian dan keamanan negara kemudian menjadi

kewenangan utama, baik secara internal maupun secara eksternal.

Bersamaan dengan munculnya negara sebagai organisasi terbesar yang relatif

kokoh dalam kehidupan bermasyarakat. Maka pemerintahan mutlak harus ada

untuk membarenginya. Yaitu munculnya keberadaan dua kelompok orang yang

memerintah di satu pihak dan yang di perintah di lain pihak.

Hubungan antara yang memerintah dan di perintah itulah yang menjadi

objek pemerintahan, karena dalam hubungan-hubungan tersebut akan ditemui

berbagai peristiwa dan gejala pemerintahan.Ilmu pemerintahan mempelajari

pemerintah dari dua sudut, pertama dari sudut bagaimana seharusnya (sehingga

dapat di terima oleh yang bersangkutan pada saat dibutuhkan) jadi normatif ideal,

dan yang kedua dari sudut senyatanya (pada saat dibutuhkan oleh yang

bersangkutan apakah ia menerima pelayanan yang diharapkan atau tidak, jadi

empirik).

Berdasarkan defenisi itu dapat dikonstruksikan ruang lingkup ilmu

pemerintahan. Sedangkan menurut Ndraha 20 mengatakan bahwa pemerintahan

adalah suatu sistem multiproses yang bertujuan memenuhi dan melindungi

kebutuhan tertentu yang di perintah akan jasa publik dan pelayanan sipil,

sedangkan pemerintahan adalah organ yang berwenang memperoses

20
Taliziduhu Ndraha, Keybernologi (Pemerintahan Baru), (Jakarta, Rineka Cipta, 2003), hlm 5
34

pelayananpublik dan kewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap anggota

melalui hubungan pemerintah

Sedangkan untuk melihat lebih jauh pengertian pemerintahan, menurut

Jo Ann G. Ewalt dalam Awang dan Wijaya21 berpendapat, governance identifies

the power dependence invoved in the relationships between institutions involved

in collective action. Organization are dependent upon each other for the

achievement of collective action, and thus must exchange resources and negotiate

shared understandings of ultimate program goals. Artinya adalah pemerintahan

mengidentifikasi ketergantungan daya yang terlibat dalam hubungan antara

lembaga yang terlibat dalam aksi kolektif, dan dengan demikian harus ada

pertukaran sumber daya dan menegoisasikan pemahaman bersama tentang tujuan

program utama (dari organisasi tersebut).

Pemerintahan sebagai suatu aktifitas, proses dan institusi yang berbentuk

atas dasar kesepakatan warga negara adalah pencerminan dari harapan, kebutuhan,

dan keinginan warga negara untuk mewujudkan hidup bersama yang tertib dan

maju, agar setiap orang dapat menjalani kehidupannya secara nyaman dan wajar.

Pemerintahan dalam konteks hidup bersama setiap individu diharapkan dapat

membantu mereka mewujudkan keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup

mereka, apapun nilai dan kriteria yang mereka gunakan. Sedangkan secara teoritis

dan filosofis, keberadaan suatu pemerintahan sebagai sebuah realita hidup

manusia telah dipahami dengan perspektif dan pandangan.

21
Awang, Azam dan Mendra Wijaya, Ekologi Pemerintahan, (Riau, Alaf, 2012), hlm 11
35

Lebih lanjut, pemerintahan dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu dari

kegiatan (dinamika), segi struktural fungsional, dan dari segi tugas dan

kewenangan (fungsional).

Pertama apabila ditinjau dari segi dinamika, pemerintahan berarti segala

kegiatan atau usaha yang terorganisasikan, bersumber pada kedaulatan dan

berlandaskan pada dasar negara, mengenai rakyat dan wilayah negara itu demi

tercapainya tujuan negara. Kedua dari segi struktural fungsional, pemerintahan

berarti seperangkat fungsi negara, yang satu sama lain saling berhubungan secara

fungsional, dan melaksanakan fungsinya atas dasar-dasar tertentu demi

tercapainya tujuan negara. Sedangkan ketiga dari segi tugas kewenangan negara

maka pemerintahan berarti seluruh tugas dan kewenangan negara. Menurut ketiga

batasan tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa pemerintahan merupakan segala

kegiaan yang berkaitan dengan tugas dan kewenangan negara, maka pemerintahan

berarti seluruh tugas dan wewenang Negara.

Sehubungan dengan pengertian pemerintahan sebagai kegiatan yang

berkenaan dengan fungsi negara maka perlu dikemukakan pengertian

pemerintahan dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas pemerintahan berarti

seluruh fungsi Negara, seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sedangkan

pemerintahan dalam arti sempit adalah meliputi fungsi eksekutif saja. Begitu pula

dengan pengertian pemerintah dalam arti luas yang berarti segala kegiata badan-

badan publik yang meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam

usaha mencapai tujuan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah

segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kekuasaan eksekutif saja.


36

Dalam rangka untuk menjaga keseimbangan menjalankan roda

pemerintahan maka lahirlah teori kekuasaan yang dikenal dengan teori Trias

Politica yang dikemukakan oleh Montesquie yaitu kekuasaan legislatif artinya

kekuasaan membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan

melaksanakan undang-undang, kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan mengadili

pelanggaran terhadap undang-undang yang dalam hal ini juga dikenal dengan

istilah Separation Of Power antara ketiga lembaga tersebut. Namun di Indonesia

konsep Trias Politica dengan pandangan Separation Of Power tidak dapat

dilaksanakan secara murni. Hal ini dibuktikan dengan keterkaitan hubungan

kerjasama antara legislatif dan eksekutif dalam membuat dan menetapkan

peraturan perundang-undangan, sehingga lembaga ini merupakan mitra dalam

penyelenggaraan pemerintahan guna dalam rangka pencapaian tujuan negara.

Dimana lembaga legislatif merupakan salah satu simbol atau tanda suatu

pemerintahan yang bersifat demokrasi, karena lembaga legislatif merupakan

perwakilan dari masyarakat atau rakyat di pemerintahan. Dengan ikut sertanya

masyarakat dalam pemerintahan sudah cukup menjelaskan bahwa pemerintahan

tersebut dijalankan secara demokrasi dan bertanggung jawab kepada rakyat

melalui lembaga legislatif.

2.3. Manajemen Pemerintahan

Menurut Ndraha manajemen mempelajari bagaimana menciptakan

effectivennes usaha “doing righ things” secara efficien “doing thing right” dan

produktif, melalui fungsi dan siklus tertentu dalam rangka mencapai tujuan

organisasional yang telah ditetapkan. Jadi unsur-unsur manajemen adalah :


37

1. Tujuan organisasional yang telah ditetapkan oleh lembaga atau pejabat


yang berkompeten.
2. Fungsi yaitu perencanaan usaha untuk penetapan output dan outcome
yang dikehendaki, pengorganisasian sumber-sumber agar siap
pakai/siap gerak, penggerakan atau penggunaan sumber-sumber guna
menghasilkan output dan outcome yang dihasilkan atau dinikmati
konsumer sesuai dengan output/outcome yang diharapkan.
3. Siklus produk yang berawal dari consumer dan setelah melalui
beberapa rute, berakhir pada consumer. 22

2.4. Prinsip Kebijakan

Istilah kebijakan atau kebijaksanaan yang diterjemahkan dari kata policy

memang biasanya dihubungkan dengan keputusan pemerintah, karena

pemerintahlah yang mempunyai kekuasaan (wewenang) untuk mengarahkan

masyarakat, dan bertanggung jawab melayani kepentingan umum. Kebijakan

dapat juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. oleh beberapa

ahli maupun organisasi.

Pengertian kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar

kebijakan yang bersifat luas. Menurut Werf 23 yang dimaksud dengan kebijakan

adalah usaha mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan

tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu

suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud

dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.

Sesuai dengan system administrasi Negara Republik Indonesia, kebijakan

dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

22
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Ilmu Pemerintahan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2011), hlm 159.
23
https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/ Menurut Werf (1997).
38

1. Kebijakan Internal (Manajerial), yaitu kebijakan yang mempunyai

kekuatan mengikat aparatur dalam organisasi pemerintah sendiri.

2. Kebijakan eksternal (Publik), yaitu suatu kebijakan yang mengikat

masyarakat umum, sehingga dengan kebijakan demikian kebijakan harus

tertulis.

Pengertian kebijakan pemerintah sama dengan kebijaksanaan berbagai

bentuk seperti misalnya jika dilakukan oleh Pemerintah Pusat berupa Peraturan

Pemerintah (PP), Keputusan Menteri (KepMen) dan lain lain. Sedangkan jika

kebijakan pemerintah tersebut dibuat oleh pemerintah daerah akan melahirkan

Surat keputusan (SK), peraturan daerah (PerDa) dan lain lain.

Dalam penyusunan kebijaksanaa/kebijakan mengacu pada hal hal berikut:

1. Berpedoman pada kebijaksanaan yang lebih tinggi.


2. Konsisten dengan kebijaksanaan yang lain yang berlaku.
3. Berorientasi ke masa depan.
4. Berpedoman kepada kepentingan umum
5. Jelas dan tepat serta transparan
6. Dirumuskan secara tertulis.
Kebijakan secara umum menurut Abidin dapat dibedakan dalam tiga

tingkatan :

a. Kebijakan umum yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk


pelaksanaan baik yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif
yang meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan
b. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan
umum, untuk tingkat pusat peraturan pemerintah tentang pelaksanaan
suatu undang-undang
39

c. Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada dibawah


kebijakan operasional. 24
Dunn mengemukakan proses pembuatan kebijakan adalah serangkaian

aktifitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang pada dasarnya

bersifat politis. Aktifitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan

kebijakan dan digambarkan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung

yang diatur dalam urutan waktu, penyusunan agenda, formulasi kebijakan, abodsi

kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. 25

Menurut pendapat Keban kebijakan publik adalah pemanfaatan yang

strategis terhadap sumber daya manusia yang ada untuk memecahkan masalah-

masalah publik atau pemerintah, kebijakan publik merupakan suatu bentuk

intervensi pemerintah dari orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar

mereka dapat hidup dan berpartisipasi dalam pemerintahan. 26

Lebih jauh dijelaskan Heglo dan Jones dalam Abidin menguraikan bahwa

kebijakan terdiri menjadi empat isi, yaitu: yang pertama adalah tujuan, yang

dimaksud adalah tujuan tertentu yang dikehendaki untuk dicapai. Kedua, rencana

atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya. Ketiga,

program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan pengesahan untuk

mencapai tujuan yang dimaksud. Keempat, adalah keputusan, yakni tindakan

tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat dan menyesuaikan

rencana, serta melaksanakan dan mengevaluasi program. dan yang kelima, adalah
24
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi Revisi Kedua, (Jakarta, Selemba Humanika, 2004) hlm
190
25
William N Dunn, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta, Hanindita, 2003), hlm 12
26
Yeremiast Keban, Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik, (Yogyakarta, Gava Media, 2004),
hlm 56
40

dampak (effect) yakni, dampak yang timbul dari suatu program dalam

masyarakat.27

Dari definisi kebijakan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses

kegiatan kebijakan bersifat politis yang merupakan proses pembuatan kebijakan

yang tahapannya tergantung yang diatur dalam urutan waktu, penyusunan,

agenda, formulasi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan.

2.5. Konsep Pelaksanaan Fungsi

Setiap implementasi kebijakan yang diinstruksikan atasan melalui

pemerintah yang komunikatif, persuasif dan administrator menerima secara baik

implementasi kebijakan atau program akan berjalan dengan baik. Tapi bila

sebaliknya yang terjadi, implementasi akan mengalami kesulitan bahkan

kegagalan dalam pelaksanaannnya, oleh adwards III.28

Menurut Terry pelaksanaan merupakan usaha menggerakan anggota

kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut,

oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. 29

Menurut Komaruddin mendefinisikan fungsi (function) sebagai berikut:

a. Kegunaan;
b. Pekerjaan atau jabatan;

27
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik Edisi Kedua, (Jakarta, Selemba Humanika, 2012) hlm 6
28
Edwards III G,C, Implementing Public Policy, (Washington, Congressional Quartely Pers, 1980)
hlm 89
29
Terry George, Principle Of Manajemen, (Yogyakarta, Gunung Agung, Cridentia Center, 2001 ),
hlm 23
41

c. Tindakan atau kegiatan prilaku; dan


d. Katagori baik aktivitas-aktivitas.30
Sedangkan menurut Ndraha ada dua definisi mengenai fungsi, yaitu:
1. Definisi pertama, fungsi adalah apa saja kegiatan pemerintah. Jadi
pemerintahan adalah kegiatan pemerintah. Pemerintah dianggap
given, dengan kegiatannya itulah pemerintahan. Definisi ini yang
dianut oleh birokrasi Indonesia. di dalam susunan dan tata kerja
organisasi, tugas pokok dulu, baru fungsi.
2. Menurut definisi yang kedua, fungsi menunjukan maksud yang
menjadi dasar atau alasan pengadaan (adanya) lembaga yang
disebut pemerintah sebagai alat yang dianggap tepat untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 31

2.6. Pemerintahan Kelurahan

Dalam Pasal 1 s.d 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73

Tahun 2005 mengemukakan bahwa kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai

perangkat kerja kabupaten/kota dalam wilyah kerja kecamatan.

Sementara itu dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.

73 Tahun 2005 mengemukakan bahwa :

a. Kelurahan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota yang


berkedudukan di wilayah kecamatan.
b. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang berada di bawah dan
bertanggunjawab kepada bupati/walikota melalui camat.
c. Lurah diangkat oleh walikota/bupati atas usul camat dari pegawai negri
sipil
d. Syarat-syarat lurah meliputi.
1. Pangkat/golongan minimal penata (III c)
2. Masa kerja minimal 10 tahun
3. Kemampuan tekhnis dibidang administrasi pemerintahan dan
memahami keadaan sosial budaya masyarakat setempat.
Pemerintah kelurahan perlu memiliki kemandirian dan akuntabilitas publik

yang cukup memadai, dengan interaksinya yang bersifat langsung dengan

30
Komaruddin, Ensiklopedia manajemen Edisi Kedua, (Jakarta, Bumi Aksara, 1994) hlm 768
31
Taliziduhu Ndraha, Kybernologi Beberapa Konstruksi Utama, (Jakarta, Sirao, 2005) hlm 57
42

masyarakat diwilayah kerjanya. Sebagai unit pelaksana pemerintah yang terendah

dibawah kecamatan, jenis-jenis pelayanan yang dapat dikoordinasikan

penyelenggaraannya oleh lurah adalah beragam dengan kriteria yang mencakup

pelayanan kebutuhan dasar masyarakat. Pembentukan sebagai unit pemerintahan

terkecil dibawah kecamatan ditetapkan dengan peraturan daerah sesuai dengan

kebutuhan daerah melalui analisis potensi daerah, beban kerja daerah dengan

memperhatikan prinsip-prinsip efektifitas, efisiensi, responsifitas, fleksibilitas,

rasionalitas, tentang kendali dan akuntabilitas.

Gambar II. 1 : Pembagian Urusan Pemerintahan.


Dalam konteks ini, Bupati/Walikota dapat melimpahkan sebagian

kewenangannya kepada camat. Oleh karena itu, luas dan sempitnya kewenangan

camat sangat tergantung dari delegasi kewenangan yang diberikan oleh

bupati/wali kota Sri Sumarni dalam (Warta:2015) Dengan kata lain, kewenangan
43

camat untuk tiap daerah cenderung berbeda bahkan kewenangan antar camat

dalam satu daerah bisa jadi juga berbeda. 32

Dengan demikian, meskipun dekonsentrasi (desentralisasi administrasi)

dan devolusi (desentralisasi politik) sama-sama merupakan varian dari

desentralisasi, tetapi ketika diterapkan sebagai asas dalam mendudukkan tugas

dan fungsi camat mempunyai implikasi yang berbeda terhadap kebijakan,

kewenangan dan diskresi camat dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa/kelurahan.

Merujuk pada konsepsinya, desentralisasi politik atau devolusi berarti

pendelegasian sebagian wewenang dan tanggung jawab untuk membuat keputusan

dan pengendalian atas sumber-sumber daya kepada instansi pemerintah regional

yang memiliki lembaga perwakilan dan memiliki kekuasaan pemerintahan.

Devolusi mempunyai karakteristik dasar (1) pemerintah setempat (lokal)

bersifat otonom sebagai tingkatan yang terpisah dimana penggunaan kewenangan

pusat kurang atau tidak langsung, (2) pemerintah setempat memiliki batas yang

jelas dan diakui secara sah dimana mereka memiliki kekuasaan dan

menyelenggaran fungsi-fungsi publik, (3) pemerintah setempat berkedudukan

sebagai badan hukum dan memiliki kekuasaan untuk menjamin sumber daya

untuk menyelenggarakan fungsinya, (4) pemerintah setempat adalah institusi yang

menyediakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat

setempat dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi dalam

32
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=7419&catid=2&
44

masalah-masalah setempat, (5) hubungan timbal balik kental, saling

menguntungkan dan koordinatif antara pemerintah pusat dan pemerintah

setempat.

Prinsip diatas berlaku juga untuk level kelurahan yang memiliki

kewenangan desentralisasi politik, yang membuat kelurahan leluasa merumuskan

kebijakan atau diskresi demi kesejahteraan rakyat di wilayahnya. Kebijakan,

kewenangan dan diskresi lurah memiliki otoritas untuk mengelola sumber daya

demi menjamin laju pembangunan di wilayahnya.

2.7. Lembaga Kemasyarakatan

Lembaga kemasyarakatan dalam bahasa Inggris adalah social institution

yaitu sebagai himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu

kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan juga

dapat dikatakan sebagi himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang

berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat. Wujud yang

kongkrit lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi (Asosiation).

Lembaga kemasyarakatan kelurahan yang oleh masyarakat setempat dan

diberikan tugas-tugas dan kewajiban yang bersifat tertentu yang masing-masing

lembaga kemasyarakatan kelurahan yang merupakan suatu kumpulan penduduk

yang berdiam dalam suatu lokasi tertentu dalam suatu kelurahan yang berinteraksi

secara langsung maupun tidak langsung diantara mereka, kumpulan penduduk ini

dibentuk penduduk itu sendiri dengan musyawarah, serta diakui dan dibina

pemerintah daerah.
45

Pada umumnya lembaga-lembaga masyarakat terdiri atas lembaga formal

dan nonformal. Lembaga masyarakat yang bersifat formal ialah lembaga didirikan

atau disponsori oleh pemerintah dan mungkin dibiayai oleh pemerintah (pusat,

daerah dan desa). Lembaga nonformal ialah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat, berdasarkan inisiatif masyarakat sendiri, atau kelompok warga

tertentu, dan pembiayaan atau dananya diperoleh melalu hasil swadaya

masyarakat bersangkutan. Nurcholis dalam Rauf dan Rahyunir menyatakan

bahwa, ‘dalam kehidupan masyarakat desa telah dikenal dengan beberapa lemaga

formal yang dibentuk oleh pemerintah, antara lain :

1. Lembaga politik/administrasi dengan membentuk organisasi RT/RW


2. Lembaga pendidikan untuk kesejahteraan keluarga dengan membentuk
organisasi
3. Lembaga ekonomi dengan membentuk Organisasi Koperasi Unit Desa
(KUD), kelompok tani dan arisan desa wisma pada setiap RT
4. Lembaga pengaturan air dengan membentuk organisasi Usaha Tirta
5. Lembaga keamanan dengan membentuk Hansip (Pertahanan Sipil)
Wabra (Perlawanan Rakyat Semesta), dan sistem keamanan
lingkungan (Siskamling)
6. Lembaga kependudukan dengan gerakan Keluarga Berencana (KB)
7. Lembaga kesehatan dengan Gerakan Kesehatan Masyarakat, Gerakan
Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
8. Lembaga kepemudaan : KNPI, Karang Taruna, Kader Pembangunan
Desa, dan lain-lain. 33
Lembaga nonformal yang dibentuk oleh masyarakat sendiri sangat banyak

antaralain :

1. Lembaga kekeluargaan, misalnya, ikatan wangsa atau keluarga besar,


ikatan suku dan ikatan marga
2. Lembaga sosial. Misalnya, perkumpulan warga untuk membantu
warga masyarakat yang menghadapi musibah, kematian dan
perkawinan dengan cara arisan atau jimpitan

33
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 60-61
46

3. Lembaga pendidikan. Misalnya, pondok pesantren, taman pendidikan


Al-qur’an, panti asuhan, pendidikan keterampilan/montir/tukang
kayu/listrik, dan sebagainya
4. Lembaga olah raga. Misalnya, perkumpulan pencak silat, sepak bola,
voli, bulu tangkis dan lain-lain
5. Lembaga seni dan budaya. Misalnya, perkumpulan orkes gambus,
orkes keroncong, perkumpulan kerawitan, dan sebagainya
6. Lembaga adat. Misalnya, majlis adat batakdan lain-lain.
Lembaga kemasyarakatan kelurahan merupakan lembaga bentukan

masyarakat bukan bentukan pemerintah, dan pembentukannya harus disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah kelurahan, serta menjadi mitra bagi

lurah dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat. Tugas lembaga

kemasyarakatan menurut Pasal 10 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun

2005 dibentuk dalam upaya untuk membantu tugas-tugas lurah, yakni Lembaga

Kemasyarakatan Kelurahan sebagaimana yang dimaksud pasal 10 mempunyai

tugas membantu lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintah, pembangunan dan

sosial kemasyarakatan serta pemberdayaan masyarakat. Membantu tugas Lurah

yang dimaksudkan dalam pasal di atas dalam bentuk membantu pelaksanaan

pelayanan pemerintahan, pelayanan pembangunan, dan pelayanan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat, seperti yang diatur dalam

penjelasan pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005, yang dimaksud

dengan membantu dalam pelaksanaan pelayanan pemerintahan, pelayanan

pembangunan, dan pelayanan sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat adalah membantu dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan

kelurahan, dalam bentuk pembinaan, penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

umum, pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum.


47

2.7.1. Fungsi Lembaga Kemasyarakatan

Menurut Soekanto dalam Rauf & Munaf istilah “fungsi” telah banyak

digunakan oleh berbagai disiplin dan juga sangat popular dalam percakapan

sehari-hari. Tidak jarang pengertian yang diberikan disiplin lain dan percakapan

sehari-hari, menjadi pengertian yang diterima sosiologi atau bahkan menjadi

kabur artinya. 34

Beberapa pengertian fungsi Menurut Soekanto dalam Rauf & Munaf juga

menjelaskan bahwasannya terdapat enam pengertian fungsi yaitu:

1. Dalam artian popular kadang-kadang istilah fungsi mengacu pada acara


kumpul bersama yang merupakan bagian dari upacara tradisional,
seperti ketidakhadiran seorang pejabat penting pada acara tertentu,
maka dikatakan yang bersangkutan secara social tidak berfungsi.
2. Fungsi diartikan sebagai okupasi (Max Weber 1947:230)
3. Fungsi adalah yang lazim dipergunakan dalam percakapan sehari-hari
atau dalam ilmu politik. Fungsi dikaitkan dengan aktivitas yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang menduduki posisi politis tertentu.
(Robert, K. Merton, 1967:75).
4. Setiap fakta sosial merupakan suatu fungsi dari waktu dan tempat
dimana hal itu terjadi (Manheim).
5. Istilah fungsi sangat penting bagi analisa fungsional (Ludwig Von
Bertalanffy, 19993:9).
6. Berbagai istilah yang sering dipergunakan sebagai sinonim fungsi
adalah; antara lain “use”, “utility”, “purpose”, “motive”,”intention”,
“aim”, dan consequences”. 35
Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi yaitu

Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial. Artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah

laku anggotaanggotanya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 2005

34
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 212
35
Rahyunir Rauf & Yusri Munaf, Lembaga Kemasyarakatan Di Indonesia, (Pekanbaru, Zanafa
Publishing, 2015) hlm 212
48

tentang Kelurahan, dalam pasal 12 menyatakan bahwa lembaga kemasyarakatan

mempunyai fungsi antara lain.

1). Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat;


2). Penyusun rencana, pelaksana dan pengelola pembangunan serta
pemanfaat, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan
secara partisipatif;
3). Penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa dan partisipasi, serta
swadaya gotong royong masyarakat.
Lembaga Kemasyarakatan di kelurahan merupakan wadah yang dibentuk

atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah dan mufakat sebagai mitra

pemerintah kelurahan dalam mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat di

bidang pembangunan. Program pembinaan kelurahan adalah suatu usaha-usaha

jangka panjang yang mempunyai tujuan meningkatkan pembangunan pada suatu

sektor tertentu untuk mencapai beberapa kegiatan kelurahan. Program juga dapat

dipahami sebagai kegiatan sosial yang teratur mempuyai tujuan yang jelas dan

khusus serta dibatasi oleh tempat dan waktu tertentu, program pembinaan lurah

kepada Lembaga Rukun Tetangga dan Rukun Warga dilakukan melalui upaya-

upaya secara sadar dan terencana yang ada di kelurahan. Peranan lembaga

kemasyarakatan yang paling banyak membantu tugas lurah adalah lembaga

Rukun Tetangga, lembaga Rukun Warga, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Kelurahan, lembaga Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, lembaga Karang Taruna,

dan lembaga kemasyarakatan kelurahan lainnya, dikarenakan lembaga Rukun

Tetanga juga di tugaskan dengan tugas-tugas umum lainnya yang diberikan

pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota.


49

2.8. Tinjauan Pembangunan

Pembangunan berbasis masyarakat, secara sederhana dapat diartikan

sebagai pembangunan yang mengacu kepada kebutuhan masyarakat,

direncanakan, dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan sebesar-besarnya

memanfaatkan potensi sumber daya (alam, manusia, kelembagaan, nilai-nilai

social budaya, dll.) yang ada dan dapat diakses oleh masyarakat setempat. Karena

itu, pembangunan berbasis masyarakat seharusnya pembangunan yang berangkat

dari kebutuhan masyarakat dan bukannya dirumuskan oleh “orang luar” atau elit

masyarakat yang merasa tahu dan lebih pandai untuk merumuskan pembangunan

yang cocok bagi masyarakatnya. Upaya-upaya untuk tercapainya kenaikan

kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas, dalam

pengertian sehari-hari seringkali disebut sebagai upaya “pembangunan”.

Pembangunan merupakan segala upaya yang terus menerus ditujukan untuk

memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa yang belum baik, atau untuk

memperbaiki kehidupan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.

Mengenai definisi tentang istilah pembangunan itu sendiri, Riyadi

mengungkapkan adanya beragam rumusan yang dikemukakan oleh banyak pihak,

namun kesemuanya itu mengarah kepada ke suatu kesepakatan bahwa

pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat
50

kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (dan individu-individu di

dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu. 36

Didalam pembangunan, terkandung begitu banyak pokok-pokok pikiran,

yang antara lain adalah sebagai berikut:

Pembangunan merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang tidak

pernah kenal berhenti, untuk terus menerus mewujudkan perubahan-perubahan

dalam kehidupan masyarakat dalam rangka mencapai perbaikan mutu-hidup,

dalam situasi lingkungan kehidupan yang juga terus menerus mengalami

perubahan-perubahan. Meskipun demikian, di dalam praktik, perencanaan

pembangunan senantiasa memiliki batas waktu yang tegas, tetapi batasan-batasan

itu pada hakikatnya hanyalah merupakan tahapan-tahapan yang harus dilakukan

untuk menghadapi kondisi yang terjadi pada selang waktu yang sama, untuk

kemudian terus dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya yang juga

dimaksudkan untuk terus memperbaiki mutu hidup masyarakat (dan individu-

individu di dalamya) dalam suasana perubahan lingkungan yang akan terjadi pada

selang waktu tertentu.

Proses pembangunan yang terjadi, bukanlah sesuatu yang sifatnya alami

atau “given”, melainkan suatu proses yang dilaksanakan dengan sadar dan

terencana. Artinya, pembangunan tersebut dilaksanakan melalui suatu proses

perencanaan terlebih dahulu, untuk menganalisis masalah-masalah atau

kebutuhan-kebutuhan yang (akan) harus dipenuhi, tujuan-tujuan yang ditetapkan

36
Riyadi & Dedy Supriyady Bratakusumah, Perencanaan Pembangunan Daerah: Strategi Menggali
Potensi dalam mewujudkan otonomi daerah, (Jakarta ,PT Gramedia Pustaka utama, 2004) hlm 2
51

atau yang hendak dicapai, alternatif pencapaian tujuan dan pengambilan

keputusan tentang cara-cara mencapai tujuan yang terpilih, dengan senantiasa

mempertimbangkan: kekuatan, kelemahan, peluang, dan resiko, yang harus

dihadapi.

Proses perubahan yang akan dilaksanakan dan ingin dicapai dalam setiap

pembangunan, adalah perubahan yang menyeluruh yang mencakup beragam

aspek dan tatanan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Pembangunan, dimaksudkan untuk menghasilkan individu-individu yang

senantiasa memiliki kepekaan tentang keadaan-keadaan yang akan terjadi,

masalah-masalah yang sedang dan akan terjadi, alternative-alternatif yang

mungkin dilaksanakan untuk mengatasi atau memecahkan masalah tersebut, dan

dengan kemampuan sendiri (swakarsa, swadaya, swadana) mengambil keputusan

untuk memilih alternatif-alternatif “terbaik yang dapat dilaksanakan” demi

perbaikan mutu hidup masyarakat dan keluarganya.

2.9. Konsep Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat awalan pem dan

akhiran an yang berarti bangun atau bangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan

“cara membina”, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna

dan berhasilguna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Secara umum

pembinaan diartikan sebagai peningkatan pengetahuan, sikap, kecakapan dan


52

keterampilan seseorang kearah yang lebih benar dalam melakukan sebuah

tindakan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.

Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan (empowerment),

berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama

pembinaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan

seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan kemampuan individu untuk

membuat individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan

minat mereka. Pembinaan menunjuk pada kemampuan orang atau kelompok

masyarakat, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki

kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka

memiliki kebebasan (fredoom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan

pendapat melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kesakitan. Menjangkau

sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan

pendapatan dan memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka perlukan.

Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.

Salah satu pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan

kualitas kehidupan dan mengangkat harkat dan martabat keluarga miskin adalah

pembinaan masyarakat.

Menurut Santoso bahwa pembinaan dapat dilakukan dengan berbagai

bentuk antara lain:

a. Penyuluhan
53

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kata penyuluh berasal dari kata

suluh yang berarti barang yang dipakai untuk media penerangan atau obor.

Sedangkan penyuluh adalah orang yang bertugas memberikan penerangan atau

penunjuk jalan. Sehingga makna arti dalam kata penyuluhan yaitu suatu proses

atau cara yang dilakukan oleh seorang penyuluh untuk memberikan penerangan

atau informasi kepada orang lain dari semula yang tidak tahu menjadi tahu dan

yang tahu menjadi lebih tahu. Penyuluhan dalam arti umum berarti ilmu sosial

yang mempelajari sistem dan perubahan pada individu serta masyarakat agar

dapat terwujud perubahan yang lebih sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penyuluhan merupakan suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada masyarakat,

memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan-kemampuan agar

dapat membentuk sikap dan berprilaku hidup menurut apa yang seharusnya.

Penyuluhan adalah usaha-usaha suatu badan, baik pemerintah maupun swasta

dalam rangka meningkatkan kesadaran, pemahaman sikap dan keterampilan

warga masyarakat berkenaan dengan hal tertentu.

b. Pengarahan

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang

mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya

secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Didalam

manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping

menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-

manusia itu sendiri. Pengarahan juga merupakan suatu proses dimana manajer

memberi suatu intruksi, petunjuk, dan mengawasi pelaksanaan pekerja untuk


54

mengantisipasi tujuan. Pengarahan dapat dikatakan sebagai jantung dari proses

manajemen. Perencanaan, pengorganisasian, dan staffing tidak berjalan dengan

baik bila fungsi pengarahan tidak dilakukan. Jadi pengarahan adalah suatu proses

dimana pimpinan memberikan intruksi, petunjuk, dan mengawasi pelaksanaan

pekerja untuk mencapai tujuan.

c. Bimbingan

Bimbingan merupakan salah satu bentuk helping atau bantuan yang

diberikan kepada seseorang yang membutuhkan. Sebuah bimbingan harus

dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan karena hasil dari

bimbingan itu sendiri tidak bisa dilihat dalam satu atau dua kali proses bimbingan.

Dalam melakukan bimbingan, harus diakukan secara sistematis dan terarah

supaya tercapai tujuan yang diinginkan. 37

Sementara itu untuk melaksanakan suatu pembinaan maka Ndraha

mengatakan melalui:

a. Pendidikan;
b. Latihan (penataran,upreading, kursus dan sebagainya);
c. Penerangan;
d. Pertemuan, diskusi dan musyawarah. 38
Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa tujuan membina dan suasana

hubungan kerjasama menghendaki suatu filsafah pengelolaan yang tidak hanya

mengakui nilai individu sebagai manusia.

37
Santoso, Pembinaan Dalam Organisasi, (Jakarta, Gramedia Pustaka, 2005) hlm 57
38
Taliziduhu Ndraha, Dimensi Dimensi Pemerintahan Desa, (Jakarta, Bumi Aksara, 2001) hlm 168
55

Jadi dari uraian diatas dapat diketahui bahwa tujuan pembinaan menurut

Sedarmayanti adalah sebagai berikut:

a. Diarahkan untuk menjalin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah


dan pembangunan secara berdya guna dan berhasil guna;
b. Untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk
kegairahan bekerja;
c. Diarahkan kepada terwujudnya suatu komposisi pegawai;
d. Diarahkan kepada terwujudnya pegawai-pegawai yang setia dan taat
kepada Pancasila, UUD 1945 dan Negara;
e. Ditujukan kepada terwujudnya suatu iklim kerja yang serasi;
f. Diarahkan kepada penyaluran dan pemanfaatan pegawai; dan
g. Diarahkan pada pembinaan sistem karir dan pembinaan pretasi
pegawai. 39

Tujuan pembinaan menurut Nurcholis yaitu:


a. Diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan hasil
guna.
b. Untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk
kegairahan bekerja.
c. Diarahkan kepada terwujudnya pegawai-pegawai yang setia dan
taat pada panasila, UUD 1945, dan Negara.
d. Ditunjukan kepada terwujudnya suatu iklim kerja yang serasi
e. Diarahkan pada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan pegawai
f. Diarahkan pada pembinaan sistem karier dan pembinaan prestasi
kerja. 40
Oleh karena itu, pembinaan merupakan upaya untuk mendorong dan

memotivasi sumberdaya yang dimiliki serta berupaya mengembangkan dan

memperkuat potensi tersebut yaitu penguatan individu dan organisasi dengan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki.

Adapun yang menjadi tujuan dari sebuah pembinaan menurut pendapat


Musanef ialah :

39
Sedarmayanti, Dasar Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran, (Bandung, CV
Bandar Maju, 2001), hlm 16
40
Nurcholis Hanif, Pemerintahan Dan Otonomi Daerah, (Jakarta, PT Gramedia, 2005), hlm 133
56

a. diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan


dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna
b. untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk
kegairahan kerja
c. diarahkan kepada terwujudnya suatu komposisi pegawai baik dalam
jumlah maupun mutu
d. diarahkan kepada terwujudnya pegawai yang setia dan taat kepada
pancasila
e. diarahkan kepada terwujudnya suatu iklim kerja serasi
f. diarahkan kepada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan secara
teratur
g. diarahkan kepada pembinaan sistem kerja.41
2.9.1. Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

Sebagai lembaga kemasyarakatan yang diakui dan dibina oleh pemerintah,

maka pemerintah wajib melaksanakan pembinaan terhadap kemasyarakatan

kelurahan. Berdasarkan pasal 23 Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 5 Tahun

2007 dinyatakan bahwa :

1. Pemerintah dan pemerintah Provinsi wajib membina lembaga


kemasyarakatan
2. pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina lembaga kemasyarakatan
Berdasarkan pasal di atas dapat diketahui bahwa pembinaan terhadap

lembaga kemasyarakatan kelurahan dilakukan oleh unsur : pemerintah,

pemerintah provinsi, dan pemerintah Kabupaten/Kota.

Bentuk-bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap lembaga

kemasyarakatan kelurahan, berdasarkan pasal 26 pembinaan dan pengawasan

Kabupaten/Kota sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 23 Ayat (2) meliputi :

a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga


kemasyarakatan
b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif

41
Musanef, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta, Gunung Agung, 1998), hlm 16
57

c. Menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan


pengembangan lembagan kemasyarakatan
d. Memberikan bimbingan , supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan lembaga
kemasyarakatan
f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga
kemasyarakatan
g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan lembaga
kemasyarakatan.
Berdasarkan pasal di atas, dapat diketahui bahwa bentuk-bentuk

pembinaan yang telah diatur oleh pemerintah kota adalah; memberikan pedoman

teknis pelaksanaan dan pengembangan lembaga kemasyarakatan, Memberikan

pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif, Menetapkan

bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan pengembangan

lembagan kemasyarakatan, Memberikan bimbingan , supervisi dan konsultasi

pelaksanaan serta pemberdayaan lembaga kemasyarakatan, Melakukan

pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan lembaga kemasyarakatan,

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga kemasyarakatan,

Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan lembaga

kemasyarakatan.
58

2.10. Rangkaian Pemikiran

Gambar II.2 : Kerangka Pikiran Fungsi Lurah Dalam pembinaan Rukun


Warga Di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya
Kota Pekanbaru

Fungsi Fungsi Lurah Pembinaan Pasal 23


Lurah
Berdasarkan 1. Pedoman / pemberian petunjuk
Peraturan teknis pelaksanaan;
Daerah Kota 2. Pemberian buku Pedoman
Pekanbaru penyusunan perencanaan
Nomor 12 pembangunan;
Tahun 2002 3. Memberikan bimbingan,
Supervisi dan Konsultasi;
4. Menyelenggarakan pendidikan
dan latihan;

Terselenggarannya Kegiatan
Pembinaan Rukun Warga
Sumber Data : Modifikasi Penulis Tahun 2018.

2.11. Konsep Operasional

1. Fungsi adalah segala kegunaan, pekerjaan atau jabatan, tindakan atau

kegiatan prilaku, serta kategori bagi aktivitas-aktivitas.

2. Lurah merupakan pimpinan dari kelurahan sebagai perangkat daerah

kabupaten atau kota. Seorang lurah berada dibawah dan bertanggungjawab

kepada camat.

3. Pembinaan adalah upaya untuk mendorong dan memotivasi sumber daya

yang dimiliki serta berupaya mengembangkan dan memperkuat potensi

tersebut yaitu penguatan individu dan organisasi dengan membuktikan

kesadaran akan potensi yang dimiliki.


59

4. Rukun Warga (RW) adalah istilah pembagian wilayah dibawah kelurahan.

Rukun Warga (RW) adalah lembaga masyarakat yang dibentuk melalui

meusyawarah pengurusRukun Tetangga (RT) diwilayah kerjanya dalam

rangka pelayanan pemerintah dan masyarakat yang diakui dan dibina oleh

pemerintah daerah yang ditetapkan oleh Lurah.

5. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah

kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan

merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau

kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil.

6. Pemerintah adalah organ yang berwenang untuk memproses pelayanan

publik dan memproses pelayanan sipil bagi setiap orang yang melakukan

hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang

bersangkutan menerimanya pada saat yang diperlukan, sesuai dengan

tuntutan (harpan) yang diperintah. Dalam hal ini, bahkan warga negara

asing atu siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di

wilayah Indonesia, maka berhak menerima layanan civil tertentu, dan

pemerintah wajib untuk memberikan pelayanan.

7. Pemerintahan adalah sebuah sistem multi proses yang bertujuan memenuhi

dan melindungi kebutuhan dan tuntutan akan jasa publik dan layanan sipil.

8. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh

pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.


60

9. Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan

terkoordinasi dari sekumpulan manusia yang bekerja sama untuk mencapai

sebuah tujuan tertentu.


61

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian Kualitatif dengan tipe

penelitian deskriptif. Tipe penelitian deskriptif yaitu suatu tipe penelitian yang

bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai data yang ada di lapangan tentang Fungsi Lurah Dalam Pembinaan

Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Dasar penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara secara

langsung, yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dari sejumlah

informan yang dianggap dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di kota pekanbaru yakni pada

sebuah instansi pemerintah kelurahan kota pekanbaru. Daerah ini merupakan

daerah yang melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka

pelaksanaan tugas desentralisasi. Adupun tempat atau studi yang secara khusus

penulis melakukan penelitian yaitu di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit

Raya Kota Pekanbaru. Adapun alasan peneliti menempatkan kelurahan air dingin

sebagai studi penelitian ini adalah karena Kelurahan Air Dingin merupakan

kelurahan yang baru dibentuk/dipecahkan dari Kelurahan Simpang Tiga pada

tahun 2016. Demi terwujudnya pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat

maka perlunya kegiatan pembinaan Rukun Warga yang baik agar pesatnya
62

perkembangan pembangunan di Kelurahan Air Dingin, disamping itu hal ini juga

mempertimbangkan bahwa Kelurahan Air Dingin memiliki potensi yang cukup

besar dibidang perekonomian dan perdagangan karena jumlah padat penduduk

yang berada pada lingkungan kampus Universitas Islam Riau, apabila hal ini

dimanfaatkan dengan baik maka dapat memberikan keuntungan yang cukup besar

bagi masyarakat Kelurahan Air Dingin.

3.3 Informan

Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mengedepankan

penyelidikan secara mendalam terhadap objek penelitian sehingga membutuhkan

informasi-informasi yang bersumber dari para informan yang mengetahui secara

langsung dan konsisten bagaimana Fungsi Lurah Dalam Pembinaan Rukun Warga

di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah:

1. Lurah Air Dingin

2. Ketua Rukun Warga Kelurahan Air Dingin

3. Masyarakat Kelurahan Air Dingin

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penellitian

adalah sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara mendalam

Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap informan yang

bersangkutan dengan masalah penelitian ini. Wawancara antara peneliti dan

informan face to face kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang menjadi


63

inti masalah penelitian kepada informan, selanjutnya para informan ini

memberikan jawaban menurut mereka masing-masing. Metode ini dikenal dengan

teknik wawancara deep interview yaitu proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara.

3.4.2 Penelitian lapangan

Penelitian dilakukan dengan meneliti secara langsung ke instansi untuk

memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian.

3.4.3. Penelitian Kepustakaan (library research)

Cara pengumpulan data dengan menggunakan buku-buku atau literature

literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.

3.4.4. Dokumentasi

Dokumentasi dapat diasumsikan sebagai sumber data tertulis yang terbagi

dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan sumber tidak resmi. Sumber resmi

merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama

lembaga. Sedangkan sumber tidak resmi adalah dokumen yang dibuat/dikelurkan

oleh individu tidak atas nama lembaga. Dokumen yang akan dijadikan sebagai

sumber referensi dapat berupa artikel di surat kabar, artikel diinternet dll.

3.5.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik analisis

data kualitatif dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis data kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu metode
64

penelitian untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun

lisan dari orang-orang yang diwawancarai. Teknik analisis data kualitatif

digunakan untuk mendapatkan penjelasan mengenai Fungsi Lurah Dalam

Pembinaan Rukun Warga di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota

Pekanbaru.

Kemudian data dari hasil wawancara yang diperoleh kemudian dicatat dan

dikumpulkan sehingga menjadi sebuah catatan lapangan. Analisis data merupakan

proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan mulai sejak

awal sampai sepanjang proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian kualitatif

tidak ada panduan buku untuk melakukan analisis data, namun secara umum

dalam analisis data selalu ada komponen-komponen yang wajib harus ada seperti

pengambilan data, kategori data, dan kesimpulan.

3.6. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan
Juni Juli Agustus
Septemb Oktober
er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan X X X X
proposal tesis
2 Konsultasi x X x
proposal tesis
3 Seminar x
proposal tesia X X
4 Pengumpulan
data
5 Analisis data
6 Penyelesaian x
dan konsultasi x
tesis
7 Ujian tesis
X
65

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Buku Referensi :
Abidin, Said Zainal. 2004. Kebijakan publik. yayasan pancur siwah, jakarta.
Abidin, Said Zainal, 2012. Kebijakan Publik : Edisi Kedua. Jakarta, Selemba
Humanika.
Awang, Azam dan Mendra Wijaya. 2012. Ekologi Pemerintahan, Pekanbaru,Alaf
Riau.
Sufianto, Dadang, 2016. Etika Pemerintahan Di Indonesia, Bandung, Alfabeta.
Dunn, William. N, 2003. Analisis Kebijakan Publik, Cetakan Ke-10 Yogyakarta
Hanindita.
Edwards III, G.C. 1980. Implementing Publik Policy, Washington: Congressional
Quarterly Press.
Keban, Yeremiast, 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik.
Yogyakarta, Gava Media Widasarana Indonesia.
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen: Edisi Kedua, Jakarta, Bumi
Aksara.
Maulidiah, Sri, 2014. Pelayanan Publik (Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan). Indra Prahasta, Bandung.
Moesenaf, 1998. Sistem Pemerintahan Indonesia. Gunung Agung Jakarta
Ndraha, Taliziduhu. 2001. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa, Jakarta, Bumi
Aksara.
_____, Taliziduhu, 2003. keybernologi (pemerintahan baru). Jakarta, Rineka
Cipta.
_____, Taliziduhu. 2005. Kybernologi, Sebuah Rekonstruksi Ilmu Pemerintahan.
Jakarta, Rineka Cipta.
_____, Taliziduhu. 2011. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta,
Rineka Cipta.
Nurcholis, Hanif, 2005. Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta, PT
Gramedia.
Rauf dan Maulidiyah, 2016. Badan Permusyawaratan Desa, Pekanbaru, Zanafa
Publishing.
Rauf & Munaf, 2015. Lembaga Kemasyarakatan di Indonesia. Zanafa Publishing.
Yogyakarta, Nusa Media.
66

Riyadi & Dedy Supriyady Bratakusumah, 2004 Perencanaan Pembangunan


Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam mewujudkan otonomi
daerah, Jakarta, PT Gramedia Pustaka utama.
Santoso, 2005. Pembinaan Dalam Organisasi. Jakarta, Gramedia Pustaka.
Sedarmayanti, 2001. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen
Perkantoran, Bandung, CV Bandar Maju.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, ,
Alfabeta.
Supriyanto, Budi. 2009. Manajemen Pemerintahan (Plus Dua Belas Langkah
Strategi), Tanggerang, CV Media Berilian.
Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung, PT. Refika
Syafiie, Inu Kencana. 2013. Ilmu Pemerintahan Edisi Revisi Kedua, Bandung,
Mandar Maju.

Peraturan Perundang-Undangan :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan
Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan
Permendagri No 7 Tahun 1983 Tentang Rukun Tetangga dan Rukun Warga.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negri No. 5 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2005 Tentang kedudukan,
Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan Kota Pekanbaru.
Peratutan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Rukun
Tetangga Dan Rukun Warga
Peraturan Walikota Pekanbaru No 18a Tahun 2008 Tentang pedoman pemilihan,
Pengangkatan dan Pengukuhan Ketua Rukun Tetangga dan Rukun
Warga.
Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Penataan Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa atau sebutan lain.
67

Website :
https://haluanpos.com/persiapan-kerja-kelurahan-air-dingin-pekanbaru/
https://joshuaig.wordpress.com/2013/05/09/kebijakan-pemerintah/ Menurut Werf
(1997)
http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=7419&catid=2&

Anda mungkin juga menyukai