PENDAHULUAN
era
reformasi
sebagai
respon
dari
tuntutan
Undang-Undang
tersebut
merupakan
implementasi
daerah
makin
diperluas,
kewenangan
khususnya
dalam
MPR
RI
Nomor
IV/MPR/2000
tentang
Tujuan
umum
daerah/desentralisasi
dari
ini
kebijakan
otonomi
and
good
governance)
di
daerah,
yang
berarti
adanya
undang-undang
tersebut,
maka
kepada
daerah
kabupaten/kota,
bertujuan
untuk
yaitu
dengan
mendekatkan
diri
dan
mendekati
dapat
desentralisasi
berhasil.
fiskal,
yang
Untuk
itu
tujuannya
dilakukan
adalah
kebijakan
meningkatkan
lagi
merupakan
pemerintahan
desa
penyelenggaraan
wilayah
adalah
pemerintahan di
administratif.
subsistem
Kedudukan
dari
Indonesia, sehingga
sistem
desa
kepada
pemerintahan
desa
atau
kepala
desa
untuk
Pemerintah
terkecil
Desa
dan
sebagai
terdekat
kesatuan
dengan
masyarakat
diharapkan
dapat
meningkatkan
pelayanan
dan
Management
diupayakan
agar
(NPM)
para
dalam
birokrasi
publik,
maka
pemimpin
birokrasi
meningkatkan
perspektif
memperbaiki
dan
pelanggan,
ekonomi.
mewujudkan
meningkatkan
Mereka
akuntabilitas
kinerja,
didorong
publik
restrukturisasi
untuk
kepada
lembaga
kedudukannya
berupaya
tersebut,
melakukan
saatnya
pembenahan
pemerintah
menuju
arah
kemandirian desa. Pasal 215 ayat (1) UU No.32 Tahun 2004 pun
2 Parulian Hutapea dan Nurianna Thoha, Kompetensi Plus (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2008) hal.75
secara
tegas
menyebutkan
bahwa
pembangunan
kawasan
desa
dan
badan
telah
didudukkan
sebagai
komponen
pelaksana
masyarakat
yang
hukum
berwenang
yang
untuk
memiliki batas-batas
mengatur
dan
mengurus
yang
diakui
dan
dihormati
dalam
dengan
komposisi
penduduk
saat
ini
masih
bertempat
tinggal
di
kawasan
pemerintah
daerah,
sektor
swasta
dan
masyarakat
madani.4
Agar dapat melaksanakan perannya dalam mengatur dan
mengurus
komunitasnya,
Peraturan
Pemerintah
desa
berdasarkan
ketentuan
3 https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1276
4 Hatty Suat, Paradigma Baru Administrasi Publik dalam Menghadapi Pengaruh Globalisasi
terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan (Suatu Tinjauan dalam Pelayanan Publik), (Populis,
Volume 8 No. 2 O ktober 2014) hal.103.
konsekuensi
logis
adanya
kewenangan
dan
dengan
autonomy
mengatur
indentik dengan
dan
membutuhkan
pendapat
mengurus
dana
atau
otonomi daerah.
mengatakan
bahwa
rumah
biaya
tangganya
yang
sendiri
memadai
desa
sebagai
terdiri atas:
1. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil
kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil
gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang
sah;
2. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit
10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi
Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa;
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa
paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yang
pembagiannya untuk setiap Desa secara
proporsional
yang merupakan alokasi dana desa;
4. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
dan
Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan;
5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak
mengikat.
Ketentuan
Pemerintah
perimbangan
pasal
tersebut
Kabupaten
yang
diterima
mengamanatkan
untuk
mengalokasikan
Kabupaten
kepada
kepada
dana
Desa-desa
fiskal
desa
untuk
mengatur
dan
mengelola
dalam
rangka
pelaksanaan
urusan
Serang
dalam
penyelenggaraan
rangka
untuk
pemerintahan
mendukung
desa
dan
pelaksanaan
pemberdayaan
Tim
Pendamping
tingkat
Kecamatan
dan
Tim
Pelaksana Desa.
Artinya desa sesungguhnya telah didorong, diupayakan
dan
diharapkan
menjadi
mandiri
dan
berdikari.
Apalagi
pemberdayaan
yang
ingin
diterapkan
belumlah
belum
bisa
merasakan
kebijakan
dari
melakukan
Keuangan
Jamaludin,
wawancara
wilayang
mengenai
dengan
Kecamatan
Alokasi
ketua
Unit
Cikeusal
yang
Dana
Desa
dan
pemberdayaan masyarakat:
Kondisi desa-desa di Kecamatan Cikeusal yang Pendapatan
Aslinya sangat rendah sangat terbantu dengan adanya
ADD sehingga dibandingkan sebelum adanya ADD terdapat
Implementasi
kebijakan
Alokasi
Dana
Desa
terhadap
karena
merekalah
yang
terlibat
langsung
untuk
program
ADD
aparatur
desalah
yang
sangat
memutuskan
serta
melakukan
sesuatu
yang
penelitian
penelitian
yang
konvensional,
mampu
Sehingga
memberikan
diperlukan
metode
kesempatan
kepada
dasarnya,
melibatkan
secara
(stakeholders)
berlangsung
PAR
aktif
dalam
(dimana
merupakan
semua
penelitian
pihak-pihak
yang
yang
relevan
mengkaji
tindakan
yang
sedang
pengalaman
mereka
sendiri
sebagai
terhadap
geografis,
dan
konteks
konteks
sejarah,
lain-lain
politik,
terkait.
budaya,
Yang
ekonomi,
mendasari
6 Agus afandi, dkk, Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN Sunan Ampel Surabaya:
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) 2013) hal. 41
bergerak
kebijakan
latar
belakang
untuk
Alokasi
meneliti
Dana
Desa
masalah
tersebut,
mengenai
terhadap
maka
implementasi
pemberdayaan
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan
masalah
uraian-uraian
tersebut,
implementasi
Alokasi
dapat
Dana
dalam
diidentifikasi
Desa
terhadap
latar
belakang
masalah
dalam
pemberdayaan
dalam
perencanaan,
pelaksanaan
maupun
dalam
masyarakat
di
Kecamatan
Cikeusal
Desa
terhadap
pemberdayaan
masyarakat
di
masyarakat
di
Kecamatan
Cikeusal
2. Mengidentifikasikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan akan
memberikan
masukan
pada
pihak-pihak
yang
pengalokasian
dana
desa
demi
pemberdayaan
masyarakat.
2. Dari segi keilmuan hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori
yang
dipelajari,
pengembangan
sehingga
akan
pemahaman,
berguna
dalam
penalaran,
dan