BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG KURIKULUM PESANTREN DAN ASASASAS KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam
bidang olah raga yaitu curere yang berarti jarak tempuh lari. Pengertian ini kemudian
diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah kurikulum
diartikan manhaj yakni jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada bidang kehidupannya.
Al-Kauly menjelaskan al-manhaj sebagai seperangkat rencana dan media
untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang
di inginkan.1
Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli rupanya sangat
bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa di satu
pihak ada yang menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah, dan di lain pihak
lebih menekankan pada proses atau pengalaman belajar.
Saylor dan Alexander merumuskan kurkulum sebagai The total effort of the
school to going a bout desired out comes in school and out of school situasion.
Definisi ini jelas lebih luas dari pada sekedar meliputi mata pelajaran, akan tetapi
17
segala usaha sekolah atau pesantren untuk mencapai tujuan yang diinginkan.2 Smith
memandang kurikulum sebagai a quence of potential experiences of disciplining
children, and youth in group ways of thinking and acting. Dalam definisi ini jelas
tampak penekanan Smith akan aspek sosial, yakni mendidik anak menjadi anggota
masyarakat. Sedangkan Oliva mendefinisikan kurikulum sebagai rencana atau
program yang menyangkut semua pengalaman yang dihayati peserta didik di bawah
pengarahan sekolah atau pesantren.3
Dalam Islam, kurikulum pendidikan pesantren harus berdasarkan aqidah
Islam. Apabila aqidah Islam sudah menjadi asas mendasar bagi kehidupan seorang
muslim. Asas bagi negaranya asas bagi hubungan antara sesama muslim. Asas bagi
aturan dan masyarakat umumnya.
Agama adalah landasan pokok bagi kebudayaan suatu bangsa. Lain dari pada
itu, ada pula yang mengajarkan pendidikan agama di sekolah-sekolah Islam, tetapi
tampak arah pengajarannya lebih banyak dari pada unsur-unsur pendidikannya.
Agama di tempat ini dapat mendidik tumbuhnya perasaan agama. Mengkaji dengan
lagu dan irama tertentu yang dapat menumbuhkan kerinduan.4
Kekurangan lain pendidikan di langgar dan surau ini ialah pengajarannya
yang hanya satu bidang saja. Ada juga seorang santri langgar yang memiliki
kecerdasan otak kemudian terus memperdalam ilmu agama di bawah bimbingan
Ibid, h. 3.
Ibid, h. 3.
4
Irfan Helmy, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Nansa, 2000), h. 114.
3
18
)
,
(
Artinya: Mereka itu (para penuntut ilmu) akan datang kepadamu dari segala penjuru
bumi untuk belajar agama, apabila nanti mereka telah datang, maka berilah
mereka pesan-pesan yang baik (H.R. Ibnu Majah)6
Tujuan kurikulum dan pendidikan Islam adalah membekali akal, dengan
pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenal aqaid (cabang-cabang aqidah).
Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu dan membekalinya
dengan pengetahuannya.
..... ......
(9 :)
Artinya: Katakanlah (Hai Muhammad): "Apakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? (Q.S. Az-Zumar: 9)7
Kurikulum harus diusahakan mampu menyediakan peluang dan kesempatan
bagi anak didik untuk mengembangkan kreativitasnya sebagai karunia Tuhan yang
sangat berharga.8 Menurut Dhofier tidak semua pesantren ke dalam dua golongan
besar yaitu:
Ibid, h. 115.
Salim Bahbeisy, Riyadus Solihin, (Bandung: PT. Al-Maarif, tt), h. 105
7
Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 747
8
Irsyad Djuweli, Pembaharuan Pendidikan Islam, (Ciputat, Karya Utama Mandiri dan PB
Mathlaul Anwar, 1998), h. 134.
6
19
Mastuki dan Elsaha Ishom, Intelektualisme Pesantren; (Potret Tokoh dan Cakrawala
Pemikiran Di Era Perkembangan Pesantren, (2003), h. 2
10
Ibid, h. 5
20
Kurikulum adalah semua pengetahuan, kegiatan-kegiatan atau pengalamanpengalaman belajar yang diatur dengan sistematis metodis, yang diterima anak untuk
mencapai satu tujuan kurikulum juga sebagai rencana atau program yang menyangkut
semua pengalaman yang dihayati peserta didik dibawah pengasuhan sekolah atau
pesantren.
B. Asas-asas Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya sangat kompleks karena banyak
faktor yang terlibat didalamnya. Tiap kurikulum didasarkan atas asas-asas tertentu,
yakni:
1. Asas, filosofis yang pada hakikatnya menentukan tujuan umum pendekatan. 11
Sesuai dengan fungsinya itu pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. (Pasal 4 UU RI No. 2 tahun ,1989).12
2. Asas sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan apa yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
11
12
614
Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993), cet. Ke-V,, h. 1
Wahyudin, Materi Pokok Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.
21
management disebut juga dengan istilah tadbir, idarah, siasah dan qiyadah. (
)
Istilah pimpinan dengan sebutan ulil amri firman Allah
(59 : )
Artinya:
13
Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Managemen Menurut al-Quran , (Jakarta: Pustaka alHusna, 1983), cet. I, h. 9
22
23
http//.rohadieducation.wordpress.com/2007/07/12/pi-masuk-unhab/
24
persepsi dan perilakumorid, hal ini dinamakan hidden curriculum. Dr Dede Rosyadi,
MA mengutip pendapat Allan A. Glathorn mengartikan hidden curriculum sebagai
kurikulum yang tidak menjadi bagian untuk dipelajari yang secara lebih definitif
digambarkan sebagai berbagai aspek dari sekolah di luar kurikulum yang dipelajari.
Namun memberi pengaruh dalam perubahan nilia, persepsi dan perilaku siswa.
Kebiasaan sekolah menerapkan disiplin terhadap siswanya seperti ketetapan guru
memulai pelajaran, kemampuan dan cara-cara guru menguasai kelas, kebiasaan guru
memperlakukan mereka yang melakukan kenakalan dalam kelas. Bahwa perilaku
sikap dan cara berpikir siswa tidak saja dipengaruhi oleh kurikulum pendidikan
memilih pengaruh signifikan bagi pribadi siswa. Hidden curriculum ini berupa nilainilai dan budaya yang berbeda di sekitar hidup murid baik nilai dan budaya di
sekolah masyarakat maupun keluarga.
Santri di pondok sangat beretika. Perilaku etis justru menjadi budaya hidup
sehari-hari dilingkungan pesantren. Baik sengaja maupun tidak, para santri akan
menginternalisasikan nilai-nilai budaya tersebut.
Inovasi kurikulum pesantren many people asses that education system
Indonesia until this day lack of capability if reot. Fair to realize the target. Of
national, education development, which is developing Indonesian holistic human
being, increased student fight, drug conception and circulation. Lack of child, respect
to teacher and parent, the emergoing of tribal egois me that lead to separatisme
moral low linnes of ail government body are indication supporting assement above.18
18
25
Memang benar kurikulum merupakan salah satu variabel input, yang bisa
berpengaruh terhadap hasil pendidikan dalam kurikulum bagaikan sebagai scenario
bagi sebuah pergelaran, para pemain atau para pelaku bisa melakukan improvasiasi.
Harus di pakar pengertian baik buruk suatu kurikulum sangat tergantung pada
filosof yang mendasari sebuah kurikulum yang bercorak liberal tentu saja disesuaikan
untuk mengembangkan masyarakat yang menganut liberalisme, kurikulum yang
pancasila, tentu dikembangkan dan filosof pancasila.
Ada tiga pelajaran yang menjadi sasaran.
1. Ilmu fiqih secara umum ini sudah dimulai melalui beberapa lembaga yang isi
mengenai pemahaman bahwa di fiqih bisa dirubah-rubah tidak mutlak.
2. Ilmu tafsir, sejumlah lembaga, mengembangkan penafsiran al-Quran, dengan
metode hermineutik.
3. Ilmu adab dan sastra bahasa mereka ingin menjadi perpektif bagi para santri
bahwa agama adalah produk budaya dan harus diseuaikan dengan perkembangan
zaman.
Hidden curikulum yaitu berbagai faktor diluas batang tubuh kurikulum yang
secara tidak terkendali bisa mempengaruhi hasil belajar atau lebih tuntas lagi hasil
belajar atau lebih atau lebih tuntas lagi hasil pendidikan pada lembaga pandangan
Mulaya adalah problem pendidikan kita yang sudah sangat kronis, minimnya alokasi
anggaran bagi pendidikan kualitas system pengajaran yang belum sesuai harapan
26
pada umumnya membuat paham alumni pendidikan tidak memenuhi harapan pasar
bekerja. 19
Penampilan guru secara individual dalam kelas maupun proses kondisioning
yang dikembangkan dalam lingkungan lembaga pendidikan, nampak jauh lebih
afektif ketimbang semua yang tertulis dalam kurikulum itu sendiri. Untuk itu langkah
ikutan yang harus dilakukan sudah barang tentu adalah melakukan kajian pula
terhadap silabi, yang merupakan sekenario yang lebih operasional yang
dikembangkan di dalam kelas, sebagai hasil penyerapan para guru atas kurikulum.
Dalam proses belajar-mengajar di dalam kelas guru memiliki potensi untuk
melakukan pengkajian, sebaliknya para guru juga berpotensi untuk melakukan
penyimpangan kalau ini menyelipkan pesan-pesan khusus sesuai dengan masa
pribadi atau lembaga.
Menteri agama Maftuh Basyuni menegaskan tidak akan mengawasi pesantren,
dan hanya melakukan pembinaan. tidak ada pengawasan pesantren, yang ada
pembinaan kata Menag sesuai menghadiri hari ulang tahun LKBN Antara ke 68
yang dihadiri oleh wakil presiden Yusuf Kallaf dan sejumlah menteri lainnya
dijakarta, Rabu dikatakan Maftuh, selama pesantren masih baik-baik saja
menjalankan kegiatan pendidikannya, maka Depag akan membiarkan saja pesantren
tersebut berjalan. Maftuh menegaskan, tidak hanya pesantren yang kurikulum dan
lainnya diatur sesuai kepentingan republik Indonesia, tetapi juga seluruh lembaga
pendidikan di tanah air. Sebelumnya Meneg menegaskan dugaan pengambilan sidik
19
http: www.republika.co.id/cetak-berita,asp?id=1721798kat-id=1058edisi=cetak.
27
jari bagi para santri di pondok-pondok pesantren di tanah air hanyalah imajinasi yang
berlebihan karena sama sekali tidak perlu dilakukan.
Maftuh juga mengatakan, pihak saya tidak merasa perlu mengubah kurikulum
pendidikan di pesantren. Pesantren tidak dilarang, kalau memang ada yang tidak
benar, dimanapun, wajib diteliti, katanya.20
Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal
38 ayat 1 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi,
pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas
kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan
kendaraan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan.21
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program
pengajaran, bersama-sama guru-guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih
rinci dan operasional ke dalam program tahunan. Berikut diperinci beberapa prinsip
yang harus diperhatikan:
1. Tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan makin mudah
terlihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan.
2. Program itu harus sederhana dan fleksibel
3. Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
4. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus jelas pencapaiannya.
20
21
h. 40
www.kapanlagi.com/h/000099687.html
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), cet. Ke-9,
28
Ibid, h. 41-42
Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah, 1983),
h. 64-65
24
29
30
Sistem belajar yang dipakai pada surau-surau ini adalah sistem halaqah, dan
santri diklasifikasikan menurut tugasnya. Mereka biasa disebut orang Siah setiap
tingkat dipimpin oleh seorang guru yang bertanggung jawab kepada guru tua
(pembantu syekh). Mata pelajaran yang diberikan dalam membaca al-Quran adalah
ilmu fiqih, tafsir, bahasa Arab dan hadits. 28
Allah telah mengajari Adam sifat semua benda dan kemudian mengajari pula
anak-anak Adam, sebagaimana dalam firmannya sebagai berikut:
Artinya:
(benda-benda)
Artinya: Tuhan Yang Maha Pemurah, Dia telah mengajarkan al-Quran, Dia telah
menciptakan manusia, Dia telah mengajarinya pandai bicara (dan berfikir)
(Q.S. 55:1-4). 30
Artinya: Bacalah! Dan Tuhan Maha Pemurah Dia yang mengajarkan manusia (cara
menggunakan) pena, mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di
ketahuinya. (Q.S. 96: 3-5).31
Pendidikan adalah usaha sistematis dengan penuh kasih untuk membangun
peradaban bangsa, selama ini produk pendidikan amat kurang membantu
pertumbuhan spiritualitas anak sehingga mereka sulit mengagumi keramahan langit
28
Mastuki, Op.Cit, h. 18
Al-Quran dan Terjemahannya, Op.Cit, h. 14
30
Ibid, h. 885
31
Ibid, h. 1079
29
31
terhadap bumi, gemerciknya air, festival awan, kekompakan hidup semua dan
perilaku alam lain yang semua itu merupakan ayat-ayat Tuhan dan bacaan terbuka
yang amat indah.
Dengan demikian proses pembelajaran sebaiknya dimulai dengan melihat,
mengamati, dan merasakan lingkungan sosial yang dihadapi, guru dan murid
berempati menjadi bagian integral dari realitas sosial dan semesta.32
Sebagai lembaga pendidikan tertua, kami ingin tradisi penggalian ilmu di
pesantren terutama ilmu-ilmu agama yang akhir-akhir ini dan mulai pudar kembali di
galakkan. Seperti pedalaman ilmu alat, tafsir, hadits dan lainnya, yang bersumber dari
kitab kuning.33
Untuk menunjang kualitas belajar santri di pondok ia mengemukakan sebuah
metode pengajaran yang didapatkan dari hasil gabungan metode pendidikan di mana
dia pernah belajar sebelumnya.34
Ketika Rasulullah memberikan ajaran-ajaran atau petunjuknya, sahabat yang
pada saat itu tidak sempat untuk hadir, begitulah halqoddirosi yang berlaku di
mesjidil haram yang merupakan pusat pengajaran-pengajaran pendidikan sejak
timbulnya agama Islam. Dari halaqoh yang besar ke halaqah yang kecil sehingga
sampai kepada yang sekitarnya.35
32
Penulis adalah Purek II UNIS Tangerang, Aris Gumilar, Pembentukan Karakter Hal yang
Fundamental dalam Pendidikan, dalam Satelit News (Februari, 5, 2007), h. 6
33
Fajar Banten, 16 Februari 2008, h. 3
34
Mastuki, Op.Cit, h. 95
35
Muchtarudin, Pengembangan Pendidikan di Makkah al-Mukarromah, (tk, Risalah
Islamiyah, 1971), h. 22
32
Kurikulum sering dibagi menjadi sains dan seni dan selanjutnya dibagi lagi
menjadi berbagai sub cabang, belum lagi menyebutkan bidang-bidang mata ajar
seperti sejarah, filsafat dan sastra. Pembagian ini bermanfaat untuk tujuan yang
berguna dalam arti memungkinkan para peserta didik mengkhususkan diri pada
bidang pengetahuan tertentu.36
Dalam membuat kurikulum kaum muslim harus memandang ke depan dan ke
atas demi kehidupan akhirat. Pandangan ini mengacu pada al-Quran, surat alQashas, ayat 77. Dan carilah apa yang telah dianugerahkan kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu (kenikmatan) duniawi37
Sistem
pendidikan
modern
bekerja
layaknya
sebuah
pabrik
yang
36
Sajad Husain dan Ali Ashraf, Krisis dalam Pendidikan Islam, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,
200), h. 40
37
38
33
merupakan fakta terkenal yang sangat menakjubkan karena tulis-menulis bukan saja
sesuatu yang baru bagi bangsa Arab, tetapi Nabi sendiri tidak tahu baca-tulis.39
Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan
nasional Indonesia pun mengalami perluasan; tidak lagi semata-mata jiwa
patriotisme. Dalam Undang-undang No.4 /1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah, bab II pasal 3 dinyatakan tujuan pendidikan dan pengajaran
ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Dalam konsep kurikulum bidang studi sebagai wadah ilmu diabdikan dan
diamalkan demi keadilan, kebajikan, kemanusiaan, dan nilai-nilai luhur lainnya.
Untuk mewujudkan cita-cita yang demikian itu, kurikulum harus merupakan suatu
sistem yang terdiri atas empat komponen berikut:
1.
2.
Dengan
sivilisasi
(peradaban),
manusia
akan
mampu
mengendalikan dan menatap hidup yang lebih sejahtera, ilmu dan teknologi
masuk ke dalam komponen ini.
3.
39
Ibid, 81
34
4.
No
1
Alokasi waktu
*
*
*
15 Jam (900 menit)
1) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu dan
jam belajar efektif per hari adalah 2,5 jam (150 menit)
2) Pengelolaan kegiatan belajar ketiga jenis bidang pengembangan diserahkan
sepenuhnya kepada penyelenggara Taman Kanak-Kanak.
3) Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan kemampuan dasar
meliputi antara lain pengembangan bahasa, kognitif, fisik, dan akademik.
Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsnawiyah
No
Mata Pelajaran
Alokasi waktu
Kelas VIII
2
Pendidikan Agama
Kelas VII
2
Kewarganegaraan
40
Kelas IX
2
Din Wahyudin dan Ishak Abdul Hak, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), h. 360
35
Matematika
Sains
Pengetahuan Sosial
Bahasa Inggris
Pendidikan Jasmani
Kesenian
10
Keterampilan
11
Teknologi
34
34
34
Informasi
dan
Komunikasi
Jumlah
Ketentuan untuk kelas VII IX
1) Minggu efektif dalam setahun pelajaran adalah 34 minggu dan jam sekolah efektif
perminggu minimal 29 jam ( 1740 menit).
2) Alokasi waktu yang disediakan adalah 34 jam pelajaran per minggu,
3) Sekolah dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan sekolah seperti kunjungan
perpustakaan, olah raga, bakti sosial, dan sejenisnya.
4) Mata pelajaran sains mencakup materi ekonomi, sejarah dan geografi.
5) Mata pelajaran pengetahuan sosial mencakup materi ekonomi, sejarah, dan
geografi.
6) Mata pelajaran kesenian, keterampilan, teknologi informasi dan komunikasi
penyajiannya diatur oleh sekolah dengan menggunakan sistem blok.
Struktur Kurikulum Program Studi Ilmu Sosial
Alokasi Waktu
No
Mata Pelajaran
SM1
SM2 SM1
SM2
SM1
SM2
36
Pendidikan Agama
Kewarganegaraan
Bahasa Inggris
Matematika
Kesenian
Pendidikan jasmani
Sejarah
Geografi
10
Ekonomi
11
Sosiologi
12
Fisika
13
Kimia
14
Biologi
15
Teknologi
dan -
36
36
36
34
32
informasi
komunikasi/ keterampilan
Jumlah
36
37
4) Program studi ilmu sosial lebih difokusikan pada mata pelajaran sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi dan kewarganegaraan.
5) Mata pelajaran ekonomi mencakup unsur-unsur materi akuntansi
6) Mata pelajaran sosiologis mencakup materi antropologi
Adapun nama kitab-kitab di pondok pesantren Al-Amin adalah sebagai
berikut:
No
Nama Kitab
Kelompok
No
Nama Kitab
Kelompok
(Mata Pelajaran)
Amil
Kitab
Kitab Nahwu
Kitab
22
Risalah Muawanah
Zurumiyah
Kitab Nahwu
23
Talim Mutaalim
Tasawuf
Nadom Zurumiyyah
Kitab Nahwu
24
Latoipul Isyarah
Tasawuf
Al-Fiah
Kitab Nahwu
25
Umdatul Salik
Tasawuf
Qotrul Qhais
Kitab Tauhid
26
Fathul Majid
Tijan Darori
Kitab Tauhid
27
Jauhar Maknun
Nahwu
Sulam Munajan
Kitab Fiqih
28
Tafsir Al-Jalalain
Tafsir
Kasipatu Tsaja
Kitab Fiqih
29
Tafsir Al-Showie
Tafsir
Riyadul Badiah
Kitab Fiqih
30
Tafsir Munir
Tafsir
10
Sitin Masalah
Kitab Fiqih
31
Hidayat Al-Mustafid
Tajwid
11
Tuhfatul Athfal
Kitab Tajwid
32
M. Usfuriyah
Tasawuf
12
Fathul Qarib
Kitab Fiqh
33
Risalah Samarkandi
Mantiq
13
Sarah Hikam
Kitab Tasawuf
34
B. Wasail
Mantiq
14
Adjkar Nawawi
Kitab Hadis
35
H. Bazuri
Mantiq
15
Bulughul Marom
Kitab Hadis
36
Minhaj Haspiya
16
Nihayatul Jen
Kitab Hadis
37
Asmawi
17
Durotun Nasihin
Kitab Tasawuf
38
Nasikhul Ibad
18
Jamul Jawame
Kitab Fiqih
39
Sulam Taufiq
Tasawuf
19
Dagoiqul ahbar
Kitab Tasawuf
40
Nadzom Maksud
Saraf
Nahwu
38
20
Kaelani
Kitab Sharaf
41
Matan Jubad
Fiqih
21
Warokot
Kitab Balagah
42
Irsadul Ibad
Tasawuf
Nama Kitab
Dewan Pengajar
Amil,
jurumiyah Senior al-Amin
matan bina
12.30-14.00
Sorogan
Qathrul qhais,
Tijan Darori, sulam
Munajar, kasifatu
tsaja, riyad, sitin,
fathul qorib
Senior Al-Amin
16.00 17.30
Bandungan
Talim mutalim
Zawahir bukhari
Tafsir munir
Misan qubro
KH. Humaedi
19.00 20.00
Bandungan
Fathul akhfal
20.00 21.00
Bandungan
Pembacaan Seni
Baca Al-Quran
Ust. Subhan
Sorogan
Amil, Jurumiyah
Matan Bina
12.30 14.00
Sorogan
Qothrul Qhais,
Tijan, Sulama
Kasifatu tsaja,
Riyadul Badiah
Senior Al-Amin
16.00 17.30
Bandungan
Talim mutaalim
Zawahir bukhori
Tafsir Munir
KH. Khumaedi
2. Rabu
5.0 7.00
39
Mijan Qubro
19.00 - 20.00
Sorogan
Al-Quran
Senior Al-Amin
20.00 21.00
Bandungan
KH. Mamun
21.00 23.00
Bandungan
Amil, Riyad
nadzom Zurumiyah
Al-fiah,
Nurudzolam, Sarah
Hikam
Sorogan
Amil, jurumiah,
Sharaf
Senior Al-Amin
12.30 14.00
Borogan
Qothrul Qhais
Tijan, Sulam
Munajat Kasifatu
Tsaja
Senior Al-Amin
16.00 16.00
Bandungan
Talim Mutaalim
Zawahir Bukhari
tafsir munir
Mijan Qubro
KH.Humaedi
4. Jumat
19.00 20.00
Berjamaah
Yasinan
Marhaban
Seluruh Santri
14.00 16.00
Berjamaah
Tafsir Quran
KH. Mamun
Minhajul
Abidin KH. Handi
Fathul
KH. Khumaedi
Sorogan
Amil,
sharaf
12.30 14.00
Sorogan
KH. Humaedi
16.00 17.30
Bandungan
Talim Mutaalim
Jawahir Bukhori
Tafsir Munir
Mijan Subro
KH. Humaedi
3. Kamis
5.00 7.00
5. Sabtu
05.00 7.00
6. Minggu
40
20.00 23.00
Pelatihan Dawah
Senior Al-Amin
5.00 7.00
Sorogan
Kitab Nahwu
Senior Al-Amin
9.00 12.00
Pengajian Doa-doa Tasawuf
Sumber: Pondok Pesantren Al-Amin Sumur Bandung.
KH. Khumaedi
ROIS
SEKRETARIS
BENDAHARA
A. Subadri
A. Solihin
A. Suhaemi
41
PEMBAGIAN TUGAS
BID. KURIKULUM
PESANTREN
BID.
MUHADOROH
BID.
PENGAJARAN
BID.
KEMASYARAKATAN
BID. KEBERSIHAN
& KELESTARIAN
Kord. A. Busaeri
Kord. Nurdin
A. Kholidin
Hasil belajar dari kompetensi lintas kurikulum ini perlu dicapai melalui
pembelajaran semua mata pelajaran, kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan
sesuai peserta didik meliputi:
1. Menjalankan hak dan kewajiban secara bertanggung jawab terutama dalam
menjamin perasaan aman dan menghargai sesama, berdasarkan kerangka
normatif agama.
2. Menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep dan teknik numerik dan
spasi serta mencapai dan menyusun pola.
4. Menemukan pemecahan masalah-masalah baru berupa prosedur maupun strategi.
Stategi khusus melalui penerapan dan penilaian pengetahuan, konsep, prinsip,
dan
prosedur
yang
telah
memanfaatkan, mengevaluasi.
dipelajari
serta
memilih,
mengembangkan,
42
41
43
Manusia makhluk kreatif, ingin melampaui apa yang telah dicapainya dengan
mencari dan menemukan hal-hal yang baru. Kreativitas manusia adalah salah satu
sumber pembaharuan. Pembaharuan pendidikan juga terjadi bahkan menjadi
keharusan bila terjadi perubahan sosial yang radikal misalnya oleh revolusi seperti
halnya di Rusia, Turki, dan juga Indonesia.42
Proses pembaharuan dapat dijalankan dengan : 1). Berdasarkan penelitian dan
pengembangan, 2). Interaksi Sosial, 3). Metode Pemecahan masalah.
Bagan Kriteria Umum Penilaian isi Kurikulum43
Kriteria
a. Akurat dan uptodate
b. Kemudahan
c. Kerasional
d. Esensial
e. Kemaknaan
f. Keberhasilan
g. Keseimbangan
h. Kepraktisan
Sasaran
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan penemuan-penemuan baru dalam
bidang teknologi
Untuk memahami prinsip, generalisasi, dan
memperoleh data
Mengembangkan kemampuan berfikir
rasional, bebas, logis
Untuk
mengembangkan
moralitas
penggunaan pengetahuan
Bermakna bagi siswa dan perubahan sosial
bahan sosial
Merupakan ukuran keberhasilan untuk
mempengaruhi tingkah laku siswa.
Mengembangkan pribadi siswa secara
seimbang dan menyeluruh
Mengarahkan tindakan sehari-hari dan
untuk pelajaran berikutnya
42
43
44
hal-hal yang berkenaan dengan pusat-pusat kegiatan manusia dalam hidupnya antara
lain:
1. Perlindungan, pelestarian hidup, harta, dan kekayaan alam.
2. Produksi barang dan jasa serta distribusi hasil-hasil produksi
3. Ekspresi rasa keindahan
4. Ekspresi rasa keagamaan
5. Pendidikan
6. Integrasi pribadi individu
7. Perluasan kebebasan
Hubungan erat yang diinginkan dalam kurikulum juga diusahakan dalam
kurikulum yang berdasarkan apa yang disebut pesantren life situation yaitu situasisituasi dan masalah hidup yang dihadapi manusia sepanjang masa, seperti halnya
pendekatan major areas of living terdahulu dengan pen sistent life situation
dimaksud situasi-situasi yang persistent yaitu senantiasa muncul kembali dalam
hidup manusia.44
Masalah ini sangat ditentukan oleh sistem pendidikan nasional formal, non
formal maupun informal maupun yang meliputi setiap aspek kehidupan manusia
Indonesia yang utuh. Dalam pendidikan nasional kita, maka swasta pun mempunyai
peranan di samping pemerintah dalam hal pendidikan formal.45
44
45
Berhubungan dengan hasil studi tentang anak Lester D. Crow dan Alice Crow
menyarankan hubungan kurikulum dan anak sebagai berikut:
1. Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan perkembangan anak.
2. Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap yang
dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk
menghadapi kebutuhannya masa mendatang.
3. Anak hendaknya di dorong untuk belajar berkat kegiatannya sendiri dan tidak
sekedar penerima pasif apa yang dilakukan oleh guru.
4. Sejauh mungkin apa yang dipelajari anak harus mengikuti minat dan keinginan
anak yang sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut keputusan
orang dewasa tentang apakah seharusnya minat mereka.46
Di Indonesia, dalam hampir 30 tahun terakhir telah dilakukan beberapa kali
beberapa kali pembaharuan kurikulum sekolah, yaitu tahun 1975, 1984, 1994, dan
terakhir (kemungkinan) tahun 2004 untuk pemberlakuan kurikulum berbasis
kompetisi (KBK). Kurikulum 1994 mulai dilaksanakan tahun 1995 dan hingga saat
ini masih digunakan sampai ditetapkannya kurikulum baru.47
Dari pengalaman selama ini yang terungkap bahwa letak kelemahan
kurikulum di Indonesia terutama pada bagaimana kurikulum tersebut di
implementasikan secara sungguh-sungguh sehingga memberikan nilai tambah yang
nyata bagi peningkatan mutu pendidikan. Dalam penjelasan pasal 34 ayat (5) RUU
46
46
ada
perbedaannya
dengan
perubahan
sekalipun
tiap
48
49
Ibid, h. 185
Nasution, Op.Cit, h. 155-156
47
50
51
Ibid, h. 156-159
Ibid, h. 159
48
52
49
Model akar rumput yang berorientasi demokratis mengakui dua hal sebagai
berikut: 1) kurikulum hanya dapat di implementasikan dengan sukses bila guru
dilibatkan dalam proses penyusunan dan pengembangannya. 2). Tidak hanya orangorang profesional, tetapi peserta didik, guru dan anggota masyarakat lainnya harus
dilibatkan dalam proses perencanaan kurikulum.
Pentingnya guru sebagai kunci keberhasilan penerapan kurikulum di gambar
dalam empat prinsip yang mendasar gras roots model:
1. Kurikulum akan meningkat bila kompetensi profesional guru meningkat.
2. Kompetensi guru akan meningkat bila mereka terlibat secara pribadi dalam
masalah-masalah perubahan dan perbaikan kurikulum.
3. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan perbaikan kurikulum sampai dengan
penilaian hasilnya akan sangat meningkatkan keyakinan.
4. Dalam kelompok tatap muka, guru akan dapat memahami satu sama lain secara
lebih baik dan memperkaya konsensus pada prinsip-prinsip dasar, tujuan, dan
rencana pembelajaran.55
Ibid, h. 100
50
51
Landasan Filosofis
Pancasila
Pengembangan
Silabus
Rekonseptualisasi
Kurikulum
Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Seleksi materi
Penilaian Berbasis
Implementasi
(badivessiulkasi)
Sekolah kurikulum
Kegiatan
Pemantauan
Belajar
Mengajar
kurikulum
52
Kompetensi dan
Hasil Belajar
Kurikulum 1994
Menggunakan pendekatan
penggunaan ilmu pengetahuan
yang menekanakan pada atau
materi berupa pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi yang diambil
dari bidang-bidang ilmu
pengetahuan.
Pengembangan kurikulum
dilakukan secara sentralisasi,
53
54
2. Kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan
direvisi
dan
diubah
dengan
Alokasi Waktu
Minimum 34 minggu
dan maksimum 38
minggu
Keterangan
Digunakan untuk
kegiatan
pembelajaran
efektif pada setiap
satuan pendidikan
Maksimum 2 minggu
Satu minggu
55
setiap semester
3
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk
penyiapan
kegiatan
administrasi