BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Toeri
1. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa perilaku adalah
kelakuan, tabiat, tingkah laku.2) Jadi, perilaku adalah tanggapan, tingkah laku
manusia terhadap lingkungannya dan lebih mengarah kepada aktivitas dan sifat
seseorang.
respon yang mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban dan balasan yang
dilakukan oleh organisme. Perilaku juga bisa berarti suatu gerak atau kompleks
gerak-gerik, dan secara khusus perilaku juga bisa diartikan sebagai suatu
dibuat oleh sejumlah binatang hidup. Dalam hal ini, perilaku itu walaupun harus
1)1) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 1991), edisi kedua, h. 755
2)2) Badadu-Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2001), h. 1043.
3)3) H. Ramayulis, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 2002),
cet. ke06, h. 83
10
mengikutsertakan tanggapan pada suatu organisme, termasuk yang ada di otak dan
a) Jenis-Jenis perilaku
secara otomatis tidak diperintah oleh pusat susunan saraf atau otak.
b) Macam-macam Perilaku
Maha Esa
Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa Tuhan yang menciptakan
bulu.
membantunya.
oleh manusia dan banyak pula potensi alam lingkungan yang sia-
8)8) Mustachmil Kastuba, et. Al, Aqidah Akhlak MTs kelas 3c, (Direktorat jendral
pembinaan kelembagaan Agama Islam Depag RI, 1999), h. 39
13
2) Pembentukkan perilaku
model.9)
lain.
adanya pengertian.
model atau contoh. Misalnya, kalau orang berbicara dengan orang tua
a) Faktor Biologis
b) Faktor Sosio-Psikologis
Berdasarkan
tujuan.
Dipengaruhi oleh
Pengeluaran
mencapai tujuan.10)
a) Faktor ekologis
c) Faktor temporal
e) Teknologi
f) Faktor sosial
populasi.
g) Lingkungan psikososial
situasi di taman.
keduanya, yaitu :
hal yang baik-baik yang tidak melanggar ketentuan dan norma yang
secara fisik..
tingkah laku yang baik. Ketika hendak pergi ke sekolah atau hendak
Begitu pula ketika tiba di rumah sepulang dari sekolah atau dari
kita dan marahnya kita, tetaplah kita berkata sopan kepada mereka.
karena mereka telah mendidik, dan merawat kita dari kecil hingga
seorang anak tidak boleh berbohong kepada orang lain apalagi kepada
2. Prestasi Akademik
1) Secara Umum
20
yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan :
13)
belajar kerja olah raga. Sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia, prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai dari
Prestasi juga dapat diartikan sebagai hasil dari apa yang telah
kurikulum.
dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
siswa, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi dua faktor utama,
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor
Faktor ini terdiri dari dua macam kondisi, yaitu kondisi fisiologis
siswa dan kondisi psikologis siswa. Kondisi fisiologis siswa terdiri dari
Faktor ini berasal dari kondisi siswa yang dapat menentukan atau
untuk tetap belajar untuk mendapatkan hasil yang baik di dalam sekolah
(lingkungan).
3. PKn
a. Pengertian PKn
dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education) dari Universitas Islam
Winataputra dkk dari Tim CICED (Center Indonesian for Civic Education). (Tim
ICCE, 2005:6)20)
of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in particular,
preparatory process.
work in school designed to prepare young citizens for an active role in their
communities in their adult lives, maksudnya adalah suatu mata pelajaran dasar
di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda agar kelak
20) Pendidikan Kewargaan (civic Education) : Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat;TIM ICCE;ICCE;2003 h 5-6
21) Cogan, John J. (1999). Developing the Civic Society: The Role of Civic
Education, Bandung: CICED
24
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten
semangat kebangsaan yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa
depan bersama dibawah satu negara yang sama, walaupun warga masyarakat
tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. (Risalah sidang Badan
adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang
warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar
menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
22) Depdiknas. 1994. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SLTP. Jakarta:
Depdiknas
23) Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.h.154.
25
Dari kedua pengertian di atas jelas bahwa PKN merupakan mata pelajaran
yang memiliki focus pada pembinaan karakter warga negara dalam perspektif
kenegaraan, dimana diharapkan melalui mata pelajaran ini dapat terbina sosok
ilmu.
Kewarganegaraan.
ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan dasar manusia, yang
24 Ibid.h.158
26
diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai
Untuk dapat lebih memahami pengertian dan hakikat PKn berikut ini akan
1) PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan
pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan yang berkenaan dengan
bela negara.
2) PKn adaalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial,
pendidikan.
3) PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat jurusan
pendidikannya yang terdiri atas unsur: (i) tujuan pendidikan, (ii) bahan
6) Dalam keputusan asing PKn sering disebut civic education, yang salah satu
pembelajaran yang dapat memperkuat pembinaan figur warga negara yang dapat
dalam konteks lebih formal kita bisa memahaminya melalui rumusan dalam
PKn merupakan salah satu program pendidikan atau mata pelajaran yang wajib
dimuat dalam kurikulum di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Hal ini
sebagaimana ditegaskan oleh pasal 37 ayat (1) dan (2) Undang-Undang RI No. 20
Sedangkan mengenai pengertian PKn itu sendiri dapat kita peroleh dalam
negara serta pendidikan pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga
komprehensif dan integral, maka pelajaran PKn senantiasa dapat membina sosok
warga negara yang memiliki kesadaran nilai moral yang tinggi dalam konteks
kenegaraan. Dari kesadaran nilai moral itulah akan melahirkan sikap perilaku
warga negara yang mampu memahami dan menunjukkan sikap perilakunya yang
yang formal dan wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar menengah dan
(3) bahasa;
(4) matemtika
(3) bahasa
salah satu mata pelajaran wajib dimuat dalam setiap kurikulum pendidikan
Standar Isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
PPKn sangat mencolok dengan misi mewujudkan sikap toleransi, tenggang rasa,
pembangunan nasional.
sekolah dewasa ini dapat disimpulkan dari bagian pendahuluan pada naskah
masyarakat.
dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat
kewarganegaraan.
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
Tujuan umum pembelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi
warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang
Pancasila sejati30).
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
Agar tujuan PKn tersebut tidak hanya bertahan sebagai slogan saja, maka
2) Keterampilan intelektual:
mengkomunikasikan kesimpulan.
3) Sikap: nilai, kepekaan dan perasaan. Tujuan PKn banyak mengandung soal-
soal afektif, karena itu tujuan PKn yang seperti slogan harus dapat
dijabarkan.
kepada siswa untuk secara terampil dapat melakukan dan bersikap cerdas
31) Ibid.h.30
32) Ibid. h.30
35
konsep dasar, generalisasi, konsep atau topik PKn: (b) tujuan intruksional, (c)
kejelasan tujuan kurikuler dan harus nampak dalam sosok program dan pola
Pendidikan Nasional. Oleh karena itu secara umum fungsi perannya akan harus
nilai, moral dan norma (afektif), sebagai pendidikan politik, dan sebagai
pendidikan keilmuan.
mengemukakan : Sebagai program pendidikan nilai, moral dan norma yang harus
membina totalitas diri peserta didik yang memiliki pola piker, sikap dan
33) Djahiri, A. Kosasih dan Wahab, A. Azis. (1994). Dasar dan Konsep
Pendidikan Moral. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.h.4
36
kepribadian serta perilaku yang berasaskan nilai, moral dan norma Pancasila
UUD 194. Peserta didik dan keluaran sekolah benar-benar mampu melaksanakan
diharapkan mampu membina siswa menjadi warga negara yang melek politik,
peserta didik menjadi warga negara yang melek politik, ialah warga negara yang :
2) Mmelek pembangunan;
berfungsi dalam membekali peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
kemampuan belajar yang sangat diperlukan untuk studi lanjutan dan belajar
mereka yang mampu serta untuk belajar sepanjang hayat bagi mereka yang tidak
melanjutkan studi. Dalam fungsi peran ini jelaslah diharapkan agar Pendidikan
34) Ibid.h.4
35) Ibid.h.5
37
fungsi dan misi program secara integral, yakni harus berfungsi sebagai program
2) Norma, Hukum dan Peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata
3) Hak Asasi Manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
warga negara.
terbuka.
wawasan, sikap, dan prilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara.
e. Karakteristik PKn
39
PKn menurut Branson37) harus mencakup tiga komponen, yaitu Civic Knowledge
nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara (Branson, 1999:8). Aspek
berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata
tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip-prinsip dan proses
pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak
sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata
visi, misi, dan tujuan mata pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai
dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain
untuk jenis pendidikan umum, pada jenjang pendidikan menengah, terdiri atas
lima kelompok mata pelajaran. PKn termasuk dalam kelompok mata pelajaran
untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam penjelasan pasal 37 Ayat (1)
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Dalam hal ini, dinyatakah bahwa yang menjadi pusat
perhatian dalam pembelajaran adalah siswa (peserta didik), guru (peserta didik),
siswa, akan tetapi siswa, guru, dan lingkungan belajar (learning environments)
suatu interaksi yang komunikatif antara guru dan siswa. Interaksi yang dimaksud
belajar yang terdiri dari komponen atau unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi,
alat, siswa dan guru. Dari pengertian tersebut kita dapat mengetahui bahwa
pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen
38) Djahiri, A. Kosasih dan Wahab, A. Azis. (1996). Dasar dan Konsep
Pendidikan Moral. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.h.1.
39) Udin S. Winataputra. 2001. Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Sistematik
Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung : PPS UPI.h.14.
42
menyenangkan. Aktif dan powerful karena bahan ajar, kegiatan, media dan
seluruh potensi diri dan lingkungan belajarnya serta mampu membina siswa
psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Namun demikian, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan
perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh
karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil
cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
40) Ibid.h16.
41) Djahiri, A. Kosasih dan Wahab, A. Azis. (1996). Dasar dan Konsep
Pendidikan Moral. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti
Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.h.23-24.
43
berdimensi cipta (kognitif) dan rasa (afektif) maupun yang berdimensi karsa
(psikomotor).42)
1) Ranah Kognitif
Jenis prestasi pada ranah kognitif ini mencakup enam aspek, yaitu
pada teori-teori yang sukar. Indikator pada aspek ini yaitu, dapat
tingkat berpikir yang rendah. Indikator pada aspek ini yaitu, dapat
menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan
2) Ranah Afektif
Jenis prestasi pada ranah afektif mencakup lima aspek, yaitu penerimaan,
tepat. Indikator pada aspek ini yaitu, menonjolkan sikap menerima dan
menolak.
b). Pemberian respons, yaitu satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal
ini siswa jadi tersangkut secara aktif, menjadi peserta , dan tertarik.
44)44) Ibid, h. 36
45
mengingkari.
pribadi, sosial, dan emosi siswa. Indikator pada aspek ini yaitu,
perilaku sehari-hari.
3) Ranah Psikomotor
46
dan otot-otot syaraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global
lainnya.
saja.
Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi yang dianggap
berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas
berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.
sukar diungkap sekaligus bila hanya melihat perubahan yang terjadi pada salah
satu ranah. Contoh, seorang siswa yang memiliki nilai tinggi dalam bidang studi
aqidah akhlak misalnya, belum tentu perilakunya baik. Sebaliknya, siswa lain
yang mendapat nilai cukup dalam bidang studi aqidah akhlak justru menunjukkan
Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai
democracy).
12
perhatiannya pada karakter bangsa, bagi para peserta didik sebagai landasan
memiliki tujuan:
Visi PKn merupakan pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinan watak
warga negara. Dan misi PKn membentuk warganegara yang harus mengetahui,
menyadari, serta melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara
Kemudian tujuan PKn adalah: 1)memiliki kemampuan berpikir secara rasional,
keritis, dan kreatif; 2)memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan
partisipasi secara demokratis; 3)memiliki watak dan kepribadian yang baik
sesuai dengan norma-norma43.
dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini
maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku bangsa dan
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila
dan UUD1945
B. Kerangka berfikir
kuantitatif, karena ditunjukkan dengan angka atau nilai sebagai hasil dari uji
kemampuan siswa di sekolah. Angka atau nilai yang diperoleh siswa tersebut ada
yang tinggi dan ada yang rendah bergantung kepada seberapa jauh pengetahuan
siswa terhadap suatu mata pelajaran yang diajarkan oleh seorang guru. Dalam hal
ini, pengetahuan merupakan salah satu bagian dari proses perubahan intelektual
dalam bidang kognitif yang juga merupakan salah satu tujuan dari pendidikan
perubahan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan pada dasarnya adalah
perubahan pola tingkah laku. Perubahan pola tingkah laku yang diinginkan
50
yang dapat mengembangkan ranah kognitif yang optimal bagi siswa. Hal ini
merupakan tugas pendidik atau guru dalam mengajar dan belajar. Dengan kata
perubahan itu menuju kepada perubahan tingkah laku. Yang dimaksud dengan
tingkah laku ialah aktivitas yang nampak, artinya bahwa belajar dalam hal ini
adalah sebagai perubahan perilaku. Jadi, boleh dikatakan bahwa jika belajar tidak
menghasilkan perubahan perilaku, maka tidak dikatakan belajar. Ada tiga jenis
24)24) Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan Untuk Para Pendidik dan Calon
Pendidik, (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1992), Jilid Satu, h.
49.
25)25) Ibid, h. 49
51
Perilaku siswa kepada orang tua didukung oleh pemahaman siswa akan
norma-norma yang berlaku dalam keluarga, orang tua adalah sosok penting yang
memainkan peran yang tidak tergantikan bagi keberhasilan siswa dalam prestasi
akademiknya, sikap yang baik dan juga perilaku yang berbakti kepada orang tua
menghormati orang tua maka orang tua pun akan memberikan dukungan moral
maupun spritual kepada sang anak sehingga dapat menunjang keberhasilan sang
C. Hipotesis Penelitian
26)26) Ibid h. 83
27)27) DR. Oemar Hamalik, Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan,
(Bandung : CV. Mandar Maju, 1989), cet. ke 1, hal. 22.
52
1 Hipotesa nihil (Ha), yaitu adanya hubungan positif antara perilaku siswa
2 Hipotesa harapan atau sementara (Ho), yaitu tidak adanya hubungan positif
antara perilaku siswa kepada orang tua dengan prestasi akademik siswa