Anda di halaman 1dari 5

PAPER TEORI OTONOMI DAERAH

Disusun Oleh

RIKE FEBRIYANTI
NPM. D2D021031

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia hingga saat ini
merupakan wujud dari diberlakukannya desentralisasi.Adanya
penyelenggaraan desentralisasi diharapkan dapat mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan dan peran masyarakat.Di samping itu, daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, serta potensi dan
keanekaragaman daerah. Menurut Sujarweni(2015:231), otonomi daerah
merupakan suatu kebebasan yang dimiliki daerah untuk membuat
peraturan daerah, menyusun dan melaksanakan kebijakan, serta
mengelola keuangan daerahnya secara mandiri. Dengan adanya pemberian
otonomi daerah yang mengedepankan kemandirian daerah, dapat
menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam sumber daya keuangan.Untuk
itu, diperlukan suatu laporan keuangan yang handal dan dapat dipercaya
yang menggambarkan sumber daya keuangan daerahtersebut (Abdullah,
2015).
Otonomi daerah merupakan suatu bentuk respon dari pemerintah
atas berbagai tuntutan masyarakat terhadap tatanan penyelenggraan
Negara dan Pemerintahan. Hal ini merupakan suatu sinyal bahwa telah
berkembangnya kehidupan berdemokrasi dalam suatu Negara, karena
kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dan responsif. Salah satu alternative untuk mewujudkan pelayanan yang
baik dan responsive adalah melalui otonomi daerah. Dengan adanya
perubahan lingkungan strategis dalam sistem pemerintahan daerah di
Indonesia, dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999,
hal ini memberi kesempatan kepada daerah baik propinsi maupun
kabupaten /kota mempunyai kewenangan dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyatakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi kewenangan
yang semula berada di pusat, kemudian diberikan kepada daerah secara
utuh, dengan tujuan agar pemerintah daerah dapat memberikan
pelayanan lebih dekat kepada masyarakat, dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan kesejateraan
masyarakat, dan mempercepat proses demokratisasi. Yang menjadi prinsip
dalam penyelengaraan otonomi daerah yaitu demokratisasi, peran serta
masyarakat, pemerataan, dankeadilan, serta memperhatiakan potensi dan
keanegaraman daerah. Hal yang mendasar dalam pelaksanaan otonomi
daerah adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat,
menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Pemberian
kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat
dan daerah.

2. Rumusan Masalah
a. Otonomi di Bidang Keuangan mencakup Apa saja? Jelaskan!
b. Otonomi daerah sebenarnya mencakup pemekaran daerah atau
penggabungan daerah. Dari 2 hal tersebut kebanyakan pemisahan
daerah, mengapa? Jelaskan!
PEMBAHASAN

1. Otonomi di Bidang Keuangan


Otonomi di Bidang Keuangan mencakup dua hal yaitu :
a. Pendapatan Asli Daerah
Menurut Baldric Siregar (2015:31), Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan
rekening kas umum daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah dan tidak perlu
dibayar kembali. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan
Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode tahun bersangkutan. Menurut Mardiasmo (2018) adalah
penerimaan yang bersumberdari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan
milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan
yang diperoleh dari potensi daerah baik dari sektor pajak, retribusi atau hasil daerah
yang sah yang digunakan untuk pendanaan dan pembangunan daerah.
Jenis-Jenis pendapatan asli daerah menurut Halim (2014) berasal dari :
- Pajak daerah
- Retribusi
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang dipisahkan
- Lain-Lain Pendapatan Asli daerah yang sah

b. Pembiayaan
- Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya
2. Otonomi daerah lebih kepada pemekaran daerah dibandingkan dengan
penggabungan daerah.
Pemekaran daerah merupakan fenomena yang mengiringi
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Ini terlihat dari
peningkatan jumlah daerah otonomi baru di wilayah NKRI. Sampai saat ini
terfapat 542 daerah otonomi yang terdiri dari 34 provinsi, 415 kabupaten
dan 93 kota. Oleh karena itu diharapkan dengan hadirnya daerah-daerah
otonomi baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan
kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini sebagaimana amanat dari
semangat otonomi daerah yang termaktub dalam UU nomor 23 Tahun
2014 jo Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015 (Arief Maulana, 2019)
Alasan mengapa harus dilakukan pemekaran adalah masyarakat
daerah tersebut merasakan adanya ketimpangan pemerataan dan keadilan
antara daerah yang satu dengan yang lain dalam satu wilayah
pemerintahan daerah. Daerah yang dekat dengan pusat kekuasaan, seperti
ibukota, cenderung lebih mendapatkan perhatian daripada daerah yang
jauh dari pusat kekuasaan sehingga daerah tersebut merasakan adanya
ketimpangan pemerataan dan keadilan dari pemangku kekuasaan. Salah
satu contoh kasus timpangnya pemerataan terjadi di kabupaten Mamasa,
dimana ketimpangan pembangunan serta kurangnya perhatian
pembangunan dari pemerintah provinsi dan kabupaten induknya,
menyebabkan tingkat perekonomian masyarakat sangat rendah yang
berakibat semakin tingginya tingkat kemiskinan yang terjadi di wilayah
kabupaten Mamasa. kondisi tersebut menjadi salah satu alasan kuat
pemekaran di kabupaten Mamasa. (Abdullah dalam Rita Hekbra Tenrini,
2019).

Anda mungkin juga menyukai