Anda di halaman 1dari 5

PAPER TEORI OTONOMI DAERAH

Disusun Oleh

TRI JUNITA
NPM. D2D021038

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan suatu bentuk respon dari pemerintah atas berbagai
tuntutan masyarakat terhadap tatanan penyelenggraan Negara dan Pemerintahan. Hal
ini merupakan suatu sinyal bahwa telah berkembangnya kehidupan berdemokrasi
dalam suatu Negara, karena kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
yang lebih baik dan responsif. Salah satu alternative untuk mewujudkan pelayanan
yang baik dan responsive adalah melalui otonomi daerah. Dengan adanya perubahan
lingkungan strategis dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia, dan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, hal ini memberi kesempatan
kepada daerah baik propinsi maupun kabupaten /kota mempunyai kewenangan dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyatakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi kewenangan yang semula
berada di pusat, kemudian diberikan kepada daerah secara utuh, dengan tujuan agar
pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan lebih dekat kepada masyarakat,
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan kesejateraan
masyarakat, dan mempercepat proses demokratisasi. Yang menjadi prinsip dalam
penyelengaraan otonomi daerah yaitu demokratisasi, peran serta masyarakat,
pemerataan, dankeadilan, serta memperhatiakan potensi dan keanegaraman daerah.
Hal yang mendasar dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah mendorong untuk
memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan
peran serta masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Pemberian
kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

2. Rumusan Masalah
a. Otonomi di Bidang Keuangan mencakup Apa saja? Jelaskan!
b. Otonomi daerah sebenarnya mencakup pemekaran daerah atau penggabungan
daerah. Dari 2 hal tersebut kebanyakan pemisahan daerah, mengapa? Jelaskan!
PEMBAHASAN

1. Otonomi di Bidang Keuangan


Otonomi di Bidang Keuangan mencakup dua hal yaitu :
a. Pendapatan Asli Daerah
Menurut Baldric Siregar (2015:31), Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan
rekening kas umum daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah dan
tidak perlu dibayar kembali. Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Menurut Mardiasmo
(2018) adalah penerimaan yang bersumberdari sektor pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah pendapatan yang diperoleh dari potensi daerah baik dari sektor
pajak, retribusi atau hasil daerah yang sah yang digunakan untuk pendanaan dan
pembangunan daerah.
Jenis-Jenis pendapatan asli daerah menurut Halim (2014) berasal dari :
- Pajak daerah
- Retribusi
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang dipisahkan
- Lain-Lain Pendapatan Asli daerah yang sah

b. Pembiayaan
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya
2. Otonomi daerah lebih kepada pemekaran daerah dibandingkan dengan
penggabungan daerah.
Alasan mengapa harus dilakukan pemekaran adalah masyarakat daerah tersebut
merasakan adanya ketimpangan pemerataan dan keadilan antara daerah yang satu
dengan yang lain dalam satu wilayah pemerintahan daerah. Daerah yang dekat dengan
pusat kekuasaan, seperti ibukota, cenderung lebih mendapatkan perhatian daripada
daerah yang jauh dari pusat kekuasaan sehingga daerah tersebut merasakan adanya
ketimpangan pemerataan dan keadilan dari pemangku kekuasaan. Salah satu contoh
kasus timpangnya pemerataan terjadi di kabupaten Mamasa, dimana ketimpangan
pembangunan serta kurangnya perhatian pembangunan dari pemerintah provinsi dan
kabupaten induknya, menyebabkan tingkat perekonomian masyarakat sangat rendah
yang berakibat semakin tingginya tingkat kemiskinan yang terjadi di wilayah
kabupaten Mamasa. kondisi tersebut menjadi salah satu alasan kuat pemekaran di
kabupaten Mamasa. (Abdullah dalam Rita Hekbra Tenrini, 2019). Tujuan pemekaran
daerah yang disebabkan oleh luas wilayah adalah untuk meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat. Peningkatan pelayanan bias dilihat dari berbagai aspek
pelayanan public baik dari aspek fasilitas jalan, fasilitas air bersih, fasilitas
transportasi, fasilitas pasar, fasilitas listrik, sarana peribatan, fasilitas irigasi, jumlah
sekolah, jumlah tenaga kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan, program pemerintah di
bidang pendidikan, layanan administrasi dan program pemerintah di bidang
kesehatan. Adanya pemekaran wilayah diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas dari apparatus pemerintah sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin
baik. (Abdullah dalam Rita Hekbra Tenrini, 2019).
Pemekaran daerah adalah pemekaran daerah provinsi, daerah kabupaten dan
daerah kota menjadi lebih dari satu daerah. Pemekaran daerah di Indonesia adalah
pembentukan daerah administratif baru di tingkat provinsi maupun kota dan
kabupaten dari induknya. Landasan hukum terbaru untuk pemekaran daerah di
Indonesia adalah UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.Undang-
Undang Dasar 1945 tidak mengatur perihal pembentukan daerah atau pemekaran
suatu wilayah secara khusus, namun disebutkan dalam Pasal 18B ayat (1) “Negara
mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang”. Selanjutnya, pada ayat (2)
Pasal yang sama tercantum kalimat sebagai berikut. “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuia dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undangundang.” Terdapat
beberapa alasan kenapa pemekaran daerah sekarang menjadi salah satu pendekatan
yang cukup diamati dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan peningkatan pelayanan publik, yaitu salah satunya adalah alasan mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat yang mana hal ini dijadikan alasan utama karena adanya
kendala geografis, infrastruktur dan sarana perhubungan yang minim. Pemekaran
daerah kabupaten/kota menjadi beberapa daerah kabupaten baru, pada dasarnya
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat.Pada prinsipnya pemekaran daerah bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dengan meningkatkan dan mempercepat pelayanan,
demokrasi, perekonomian daerah, pengelolaan potensi daerah, keamanan ketertiban,
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah Pada hakekat tujuan pemekaran daerah
sebagai upaya peningkatan sumber daya berkelanjutan, meningkatkan keserasian dan
perkembangan antar sektor, memperkuat integrasi nasional.untuk mencapai tujuan itu
semua perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya aparatur disegala bidang,
karena peran sumber daya manusiadiharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi
dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, serta mendukung dalam
pengembangan wilayah daerah (Dewurahmadaniarwati, 2018).

Anda mungkin juga menyukai