DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan demikian setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian urusan
yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, ada bagian urusan yang diserahkan kepada
provinsi, dan ada bagian urusan yangdiserahkan kepada kabupaten/kota. Pemerintah pusat
berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, monitoring dan evaluasi, supervisi,
fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Otonomi Daerah Di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penyebab pelaksaan Otonomi Daerah Di Indonesia menjadi tidak
optimal.
3. Untuk mengetahui apa yang harus ditempuh pemerinta untuk mengoptimalkan
pelaksanaan Otonomi Daerah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemerintah daerah akan mengetahui lebih banyak masalah yang dihadapi masyarakatnya
Beberapa contoh keberhasilan dari berbagai daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah
yaitu:
Kedua contoh diatas dapat terjadi berkat adanya Otonomi Daerah di daerah terebut.
Selain membawa dampak positif bagi suatu daerah otonom, ternyata pelaksanaan Otonomi
Daerah juga dapat membawa dampak negatif. Pada tahap awal pelaksanaan Otonomi Daerah,
telah banyak mengundang suara pro dan kontra. Suara pro umumnya datang dari daerah yang
kaya akan sumber daya, daerah-daerah tersebut tidak sabar ingin agar Otonomi Daerah tersebut
segera diberlakukan.
2. Penggunaan dana anggaran yang tidak terkontrol. Hal ini dapat dilihat dari pemberian
fasilitas yang berlebihan kepada pejabat daerah.Pemberian fasilitas yang berlebihan
ini merupakan bukti ketidakarifan pemerintahdaerah dalam mengelola keuangan
daerah.3.
3. Rusaknya Sumber Daya Alam. Rusaknya sumber daya alam ini disebabkan karena
adanya keinginan dari Pemerintah Daerah untuk menghimpun pendapatan asli daerah
(PAD), di mana Pemerintah Daerah menguras sumber daya alam potensial yang ada,
tanpa mempertimbangkan dampak negatif/kerusakan lingkungan dan prinsip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Selain itu, adanya
kegiatandari beberapa orang Bupati yang menetapkan peningkatan ekstraksi besar-
besaran sumber daya alam di daerah mereka, di mana ekstraksi ini merupakan suatu
proses yang semakin mempercepat perusakan dan punahnya hutan serta sengketa
terhadap tanah.
1. Manusia selaku pelaksana dari Otonomi Daerah harus merupakan manusia yang
berkualitas.
3. Prasarana, sarana dan peralatan harus tersedia dengan cukup dan memadai
Selain itu, untuk mengoptimalkan pelaksanaan Otonomi Daerah harus ditempuh berbagai cara,
seperti:
1. Memperketat mekanisme pengawasan kepada Kepala Daerah. Hal ini dilakukan agar
Kepala Daerah yang mengepalai suatu daerah otonom akan terkontrol tindakannya
sehingga Kepala Daerah tersebut tidak akan bertindak sewenang-wenang dalam
melaksanakan tugasnya tersebut. Berbagai penyelewengan yang dapat dilakukan oleh
Kepala Daerah tersebut juga dapat dihindari dengan diperketatnya mekanisme
pengawasan ini.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib menyusun kode etik untuk menjaga martabat
dan kehormatan dalam menjalankan tugasnya Dengan berbekal ketentuan yang baru
tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang telah jelas-jelas
terbukti melanggar larangan atau kode etik dapat diganti.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
A. SARAN
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberikan saran antara lain:
1. Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan
pemerintahan dan antar pemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.
2. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab tetap dijadikan acuan dengan
meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat dengan
masyarakat.
https://www.academia.edu/