Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Selanjutnya, pemerintah juga mengesahkan Undang-Undang No.25 Tahun

1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam

penjelasan Undang-Undang itu, disebutkan untuk mendukung penyelenggaraan

otonomi daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab

di daerah selama operasional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian

dan pemanfaatan Sumber Daya Manusia yang berkeadilan serta perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dan

pusat pembantuan.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang dianggap tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi

daerah mengakibatkan akan merubah pula bentuk pertanggungjawaban yang

dilakukan oleh Kepala Daerah. Sebagaimana diketahui bahwa setiap pejabat

publik yang dipilih maupun diangkat untuk kepentingan publik serta

menggunakan dana publik wajib mempertanggung jawabkan kegiatannya.

Pertanggung jawaban tersebut pada dasarnya merupakan perwujudan dari Kontrak

Sosial yang dibuatnya dengan pemilik kedaulatan (rakyat).

1
2

Sebagai negara berkembang, Indonesia terus berupaya melakukan

pembangunan disegala sektor, baik pembangunan yang berupa fisik maupun

mental, hal tersebut ditujukan guna meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus

mendukung tercapainya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional mempunyai

tujuan umum untuk meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat maupun

kemakmuran yang adil dan merata. Secara umum pembangunan diartikan sebagai

suatu proses terencana dari situasi nasional ke situasi nasional yang lebih baik,

dalam hal ini pembangunan merupakan suatu konsep yang dinamis sebab selalu

berubah sesuai dengan kondisi kerangka sistem sosial yang menyertainya.

Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan seimbang, selaras dan

saling menunjang antara satu bidang dengan bidang lainnya, sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara semua bidang.(Arsyad Lincolin, 1997:10). Sejak

diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah pada bulan

Januari 2001 menyebabkan daerah-daerah tingkat II yang ada di Indonesia harus

membiayai pembangunan daerahnya masing-masing tanpa menunggu subsidi dari

pemerintah pusat, karena adanya peralihan sistem dari sentralisasi menjadi

desentralisasi. Pembangunan di daerah terutama ditujukan untuk meningkatkan

taraf kesejahteraan rakyat dengan memberikan kesempatan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat sebagai daerah otonom, daerah mempunyai wewenang

dan tanggungjawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan pertanggung

jawaban kepada masyarakat.

Untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-Undang


3

Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah maka dengan demikian perlu ada usaha untuk meningkatkan

penerimaan daerah dan peningkatan Pendapatan Daerah dan akan berpangkal pada

kapasitas administrasi daerah dalm penyelenggaraan perpajakan, retribusi daerah

dan pungutan pajak bumi dan bangunan di daerah kabupaten yang meliputi

system dan prosedur yang telah ditetapkan.

Pemerintah bertekad untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah baik

dalam aspek administrasi pemerintahan maupun dalam aspek pengelolaan

program pembangunan lembaga-lembaga pemerintahan dan pelaku-pelaku

pembangunan didaerah. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata dan

bertanggung jawab, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara

bertahap akan lebih banyak dilimpahkan kepada pemerintah daerah.

Mengenai Pemerintah Daerah diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam Bab VI

yang terdiri dari Pasal 18 , Pasal 18A dan Pasal 18B, dimana dalam pasal 18 ayat

(2) menyebutkan : “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan”. Dengan demikian pemerintahan daerah dapat menjalankan

pemerintahannnya sendiri dan menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali

urusan pemerintahan yang ditetapkan undang-undang menjadi urusan pemerintah

pusat. Selain itu juga pemerintah daerah dapat menetapkan peraturan daerah dan

peraturan lainnya guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaan

otonomi daerah diharapkan dapat mendorong peningkatan partisipasi dan

kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan


4

pembangunan diseluruh daerah dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya

yang tersedia di masing-masing daerah. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah

adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengurus dan mengatur

rumah tangganya sendiri.

Sumber daya manusia merupakan modal utama dalam menciptakan output

dan input bagi sector ekonomi. Hasil yang akan didapat sebagai input dan output

adalah pendapatan, yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM

tersebut. Perbedaan jender antara laki-lakidan perempuan bisa berbeda dalam

menghasilkan pendapatan. Pendapatan perempuan yang berkeluarga sudah

memberikan kontribusi besar pada perekonomian keluarga. Kontribusi pendapatan

istri terhadap keluarga tidakakan kembali ke tingkat awal sebelum terjadinya

resesi. (Pratiwi, 2011). Selanjutnya Levinson dalam Soekanto (2009) mengatakan

peranan mencakup tiga hal antara lain: (1) peranan meliputi norma norma yang

dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan

dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan – peraturan yang membimbing

seseorang dalamkehidupan bermasyarakat; (2) perananmerupakan suatu konsep

tentang apa yangdilakukan oleh individu dalam masyarakatsebagai organisasi; (3)

peranan juga dapatdikatakan sebagai perilaku individu yangpenting bagi struktur

sosial masyarakat.Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status).

Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya maka seseorang itu telah menjalankan suatu peranan. Perbedaan

antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan

dimana keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada
5

yang lain begitu juga sebaliknya (Soekanto, 2009).Rahim dan Diah (2007)

menyatakan bahwa pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan

dengan semua biaya. Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual. Sedangkan Menurut Suratiyah (2006) pendapatan

dan biaya usaha tani ini dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor

internal terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman,

keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal.Faktor eksternal berupa

harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana produksi dan harga

tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila

salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi

penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan hargas arana produksi

misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi

biaya dan pendapatan.

Dalam era otonomi daerah dewasa ini,  pendapatan asli daerah diharapkan 

menjadi sumber penerimaan utama dari penerimaan daerah, namun pada

kenyataanya kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap total penerimaan daerah

relatif masih kecil, sekaligus menunjukkan bahwa kemandirian keuangan

pemerintah daerah relatif kecil. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk;

mengetahui kontribusi masing-masing variabel pajak daerah, retribusi daerah,

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah terhadap pendapatan asli daerah di Padang Lawas Utara dan

mengetahui kontribusi pendapatan asli daerah terhadap total penerimaan

pemerintah daerah Kabupaten Padang Lawas Utara.


6

Kemandirian keuangan daerah ditunjukan oleh besar kecilnya pendapatan

asli daerah (PAD) dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari

sumber lain, misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Pemda

sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda pemerintahan, pembangunan,

dan pelayanan masyarakat wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban

keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemda berhasil menjalankan tugasnya

dengan baik atau tidak. Salah satu alat untuk menganalisis kinerja pemda dalam

nengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan

terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya.

Otonomi daerah sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004

adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Kewenangan untuk memanfaatkan

keuangan sendiri dilakukan dalam wadah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

sumber utamanya adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Sedangkan

pelaksanaan perimbangan keuangan dilakukan melalui dana perimbangan yang

terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

Melalui otonomi daerah diharap mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penyelenggaraan otonomi daerah harus

nyata dan bertanggung jawab dalam menangani tugas pemerintahan, wewenang

dan kewajibannya yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat


7

yang merupakan tujuan dan maksud yang hendak dicapai melalui pemberian

otonomi dengan memperhatikan berbagai faktor seperti kemampuan ekonomi,

potensi daerah, luas wilayah, kependudukan, dan pertimbangan dari aspek sosial

politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta syarat lainnya yang harus

dipenuhi oleh pemerintah daerah sebagai pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan

daerah melalui lembaga daerah yaitu pemerintah daerah dan DPRD.

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk

mengatur dan mengelola daerah masing-masing. Dalam rangka menjalankan

fungsi dan kewenangan pemerintah daerah membentuk pelaksanaan kewenangan

fiskal, setiap daerah harus dapat mengenali potensi dan mengidentifikasi sumber-

sumber daya yang dimilikinya. Sebagai administrator penuh, masing-masing

daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih

terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Otonomi daerah adalah wewenang yang dimiliki daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus masyarakatnya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Otonomi daerah

diselenggarakan melalui pertimbangan atas perkembangan yang terjadi di dalam

dan luar negeri.

Rakyat menghendaki keterbukaan dan kemandirian (desentralisasi) yang

menuntut kemandirian pemerintah daerahnya khususnya di dalam negeri.

Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber - sumber keuangan

yang dapat diandalkan sebagai tulang punggung dalam membiayai pemerintahan

dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan


8

Asli Daerah (PAD). Tuntutan terhadap peningkatan PAD akan semakin

besar seiring semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan

kepada daerah tingkat II disertai pengalihan personil, pembiayaan dan

dokumentasi (P3D) ke daerah. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu

proses kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk mengelola

sumberdaya guna menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Pembangunan ekonomi suatu

daerah tidak terlepas dari kontribusi masyarakat dalam hal memenuhi segala

kewajibannya, agar pelaksanaan pembangunan daerah yang otonom dapat

tercapai.

Pelaksanaan undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan pusat dan daerah telah menyebabkan perubahan yang

mendasarmengenai pengaturan hubungan pusat dan daerah, khususnya dalam

bidang pusat dan daerah, yang dikenal sebagai otonomi daerah.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, perlu dilakukan

penelitian dengan topik ”Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap

Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan

Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara“.

1.2. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penulisan ini adalah penelitian dilakukan dan

diteliti hanya Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap Peningkatan Sumber

Daya Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara


9

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perkembangan Penerimaan Pendapatan Daerah di Desa

Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara

2. Berapa Besar Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap Peningkatan

Sumber Daya Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak,

Kabupaten Padang Lawas Utara

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Perkembangan Penerimaan Pendapatan

Daerah di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara

2. Untuk Mengetahui Seberapa Besar Kontribusi Pendapatan Daerah

Terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa Gunung Tua,

Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan studi literatur bagi Mahasiswa dan masyarakat yang tertarik

untuk mengetahui tentang Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap

Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan

Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara

2. Sebagai masukan bagi pemerintah setempat untuk dapat meningkatkan

pendapatan daerah guna peningkatan sumber daya manusia di daerah

tersebut
10

3. Sebagaai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi Mahasiswa

Fakultas Ekonomi terutama Mahasiswa Program Studi Pembangunan.

4. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kontribusi

2.1.1. Pengertian Kontribusi

Secara umum, pengertian kontribusi adalah sumbangsih, peran ataupun

keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan tertentu. Definisi kontribusi

adalah keterlibatan atau keikutsertaan seseorang untuk memberikan bantuan

pada orang lain baik secara langsung berupa tindakan atau secara tak

langsung melalui sumbangan (uang). Singkatnya, kontribusi iyalah bentuk

kerjasama yang dilakukan pihak-pihak yang memiliki kesamaan tujuan dan

pemikiran. Kata lain dari kontribusi adalah sumbangan, amal, derma, donasi,

fitrah.

Dalam bermasyarakat, kontribusi berperan sebagai alat untuk

mewujudkan kehidupan masyarakat yang hamonis juga menciptakan

hubungan sosial masyarakat yang mempunyai rasa empati dan simpati yang

tinggi. Selain itu, kontribusi juga dipakai dalam pengukuran diri dan juga

menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan kompetensi diri. Arti kontribusi

positif yakni kontribusi yang menciptakan kemajuan dan menyukseskan

sebuah tujuan. Orang yang berkontribusi adalah orang yang memiliki

keterlibatan terhadap suatu kepentingan. Kontribusi berperan penting untuk

mencapai tujuan dengan cepat. Maka itu, kontribusi juga bisa sebagai bentuk

11
12

kerja sama dalam kehidupan. Selain itu, kontribusi juga cara untuk memenuhi

pencapaian.

Kontribusi adalah keterlibatan, keikutsertaan, atau sumbangsih. Orang

yang berkontribusi adalah orang yang melibatkan diri untuk meningkatkan

efisiensi atau efektivitas. Keterlibatan tersebut bisa berupa materi atau

tindakan. Kontribusi juga sebagai wujud sumbangsih yang bisa diberikan

dalam bentuk pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial,

dan lain sebagainya.

Kontribusi merupakan sesuatu yang diberikan bersama untuk tujuan

bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan berupa prilaku yang

dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak, baik positif

maupun negatif terhadap pihak lain. Ketika memberikan kontribusi, itu berarti

seseorang memberikan sesuatu. Baik itu uang, harta benda, atau waktu.

Dalam bidang olahraga, kontribusi diartikan sebagai seberapa besar

usaha yang dilakukan setiap atlet dalam memenangkan atau menyukseskan

pertandingan. Sedangkan dalam bidang pendidikan, kontribusi digunakan

untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan sains. Secara teoritis, masyarakat

awam mengartikan kontribusi sebagai suatu sumbangsi atau keikutsertaan

seseorang dalam suatu kegiatan tertentu. Kontribusi juga diartikan sebagai

adanya campur tangan masyarakat baik dalam bentuk uang, tenaga, fikiran

serta kepedulian terhadap suatu program atau kegiatan yang dilakukan oleh

pihak tertentu.
13

Kontribusi ini tidak dapat diartikan hanya sebatas keikutsertaan

seseorang secara formalitas saja, akan tetapi harus ada bukti nyata bahwa

seorang atau sekelompok orang tersebut ikut membantu dan turun lapangan

untuk mengsukseskan kegiatan tertentu. Kontribusi yang diberikan

masyarakat harus sesuai dengan kemampuan dari masing-masing individu

atau kelompok tersebut.

Dalam dunia kerja saorang pekerja atau karyawan, kontribusi

merupakan hal yang penting dalam pekerjaan dan bahkan menjadi suatu

keharusan. Kemajuan suatu lembaga atau perusahaan ditentukan dari

seberapa besar dan keseriusan karyawan dalam berkontribusi, terlepas

bagaimanpun sebuah perusahaan menilai kinerja karyawan dari kontribusi

yang telah diberikan dan apakah kontribusi positif tersebut dapat bermanfaat

bagi kelangsungan perusahaan atau tidak.

2.1.2. Defenisi Kontribusi Menutut Para Ahli

1. T. Guritno

Kontribusi merupakan sumbangan yang diberikan oleh seorang atau

sekelompok orang sebagai upaya dalam membantu kerugian atau

membantu kekurangan terhadap hal yang dibutuhkan.

2. Dany H.

Kontribusi merupakan suatu bentuk sumbangan berupa material seperti

uang. Sumbangan ini dapat dilakukan dengan kolektif misalnya orang-

orang yang menyumbang untuk pembangunan masjid, perbaikan jalan dan

lain sebagainya.
14

3. Yandianto

Kontribusi merupakan kumpulan uang iuran yang diperoleh dari anggota

atau masyarakat yang bentuknya sumbangan. Sumbangan ini kemudian

dikelola dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam

masyarakat itu sendiri.

2.1.3. Strategi untuk Meningkatkan Kontribusi

1. Prioritas yang Jelas

Setiap karyawan perlu memahami prioritas kerja dengan jelas selama

beberapa waktu kedepan. Jika karyawan bekerja keras tanpa memahami

secara utuh apa yang harus dicapai, maka usaha, waktu, tenaga,

keterampilan mereka yang berharga akan sia-sia.

2. Reguler Feedback

Dalam hal ini, kinerja karyawan juga tergantung pada pemimpin dalam hal

merespon hasil kerja secara reguler. Beberapa karyawan merasa tidak

mendapatkan reguler feedback (respon/umpan balik yang teratur).

Walaupun umpan balik terkadang menjadi hal yang menakutkan bagi

manajer, karena mungkin saja banyak yang belum memiliki keterampilan

yang cukup melakukannya.

Perilaku manajer dan karyawan saja belum cukup, Pemimpin tingkat tinggi

atau para pemimpin senior (senior leader) juga memiliki peranan penting

dalam menciptakan serta memelihara lingkungan yang mendukung

kontribusi. Namun sangat disayangkan, hanya sedikit karyawan yang


15

merasa adanya partisipasi oleh para senior leader dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk berkontribusi.

3. Sumber Daya

Kontribusi berperan penting dalam penigkatan produktivitas yang

berujung pada engagement seutuhnya melalui sumber daya dan pelatihan.

Dengan menetapkan tujuan yang jelas, menyelaraskan prioritas karyawan

dan perusahaan, pembudayaan regular feedback serta akses terhadap

pengembangan sumber daya menjadi simpul-simpul dalam meningkatkan

kontribusi karyawan.

2.1.4. Jenis-Jenis Kontribusi

Berikut ini beberapa bentuk kontribusi, diantaranya yaitu:

a. Kontribusi Uang

Dengan menyisihkan dan memberikan sebagian uang yang dimiliki

kepada orang lain yang membutuhkan adalah salah satu bentuk kontribusi

nyata untuk membantu perekonomian orang lain.

Selain dengan memberinya secara langsung, bentuk kontribusi

uang bisa dilakukan dengan memberikan pekerjaan kepada orang lalu

memberi mereka upah atas pekerjaan mereka.

b. Kontribusi Tenaga

Memberikan bantuan dalam bentuk tenaga kepada orang yang

membutuhkan itu juga merupakan bentuk kontribusi, sekecil apapun

tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain akan memberikan

dampak yang besar pada orang lain. Contoh nyatanya yaitu gotong royong.
16

c. Kontribusi Waktu

Kontribusi waktu berkaitan dengan kontribusi tenaga yang

diberikan seseorang untuk membantu orang lain, meski keduanya berbeda.

d. Kontribusi Pikiran

Kontribusi pikiran atau ide berhubungan dengan konsep. Dimana

perwujudan dan pelaksanaan konsep dilakukan sesuai dengan hasil

keputusan bersama, terarah dan sejalan.

e. Kontribusi Barang

Seseorang dapat berkontribusi dalam membantu orang lain

misalnya saja memberikan pakaian, bahan pangan dan lain sebagainya

kepada korban bencana alam.

2.1.5. Contoh Wujud Kontribusi

Berikut ini beberapa contoh kontribusi dalam lingkungan masyarakat,

sekolah dan umum diantaranya:

a. Ikut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan, seperti

ronda malam.

b. Memberikan sumbangan pakaian, bahan pangan, atau yang lainnya

kepada para korban bencana alam atau orang yang mengalami

musibah.

c. Ikut serta dalam gotong royong memberihkan lingkungan sekitar.


17

d. Memberikan bantuan tenaga pada tetangga yang sedang membangun

rumah atau sebagainya.

e. Memberikan ide dalam merancang konsep acara pensi di sekolah.

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada orang lain agar

mereka menjadi lebih baik lagi.

2.1.6. Manfaat Kontribusi

Manfaat dari kontribusi tidak hanya didapat bagi mereka yang

menerima. Tetapi juga bagi diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Berikut manfaat dari kontribusi:

a. Melegakan

Penelitian telah menemukan bahwa setelah perbuatan baik dan

tindakan kebaikan, orang melaporkan tingkat kebahagiaan yang lebih

tinggi. Berkontribusi terhadap sesuatu menjadi sebuah kelegaan tersendiri.

Orang yang memberi kontribusi kepada orang lain dan menjadi

sukarelawan secara keseluruhan lebih bahagia, memiliki penyesuaian

hidup yang lebih baik, dan cenderung melihat hidup lebih bermakna.

b. Membentuk hubungan baik

Hubungan lebih seimbang ketika tidak hanya fokus pada menerima.

Kontribusi dan kebaikan dapat membantu merasa lebih terhubung dengan

orang lain. Bahkan selama konflik dan argumen, kebaikan dapat

menyatukan orang, serta memperbaiki dan menyembuhkan keretakan.

c. Lebih sehat secara fisik


18

Ada banyak penelitian dan sains di balik efek fisik dan manfaat dari

kebaikan, altruisme, kontribusi, kemurahan hati, dan pemberian. Ini bisa

menurunkan tekanan darah, mendukung umur panjang, baik untuk jantung,

dan mencegah penyakit.

d. Membuat dunia menjadi tempat lebih baik

Kontribusi adalah bentuk untuk mewujudkan dunia menjadi tempat

yang lebih baik. Semakin ditingkatkan, semakin besar dampaknya dan

kehidupan menjadi lebih baik.

e. Orang akan membalas kontribusi

Apa yang dikeluarkan, akan didapatkan kembali. Hukum timbal

balik membuat sulit bagi manusia untuk tidak memberi kembali kepada

mereka yang memberi.

Bahkan jika itu tidak dibalas dengan cara yang diinginkan atau oleh

orang yang diinginkan, orang yang memberi kontribusi masih

menerimanya kembali dalam beberapa bentuk lain.

f. Memecahkan masalah

Manfaat lain dari kontribusi adalah dapat memecahkan masalah dan

seringkali menjadi solusi sederhana untuk banyak konflik. Kontribusi

adalah solusi sederhana dan mudah untuk banyak konflik. Bahkan ada

begitu banyak konflik yang bisa dihindari jika ada kontribusi.

g. Lebih sukses

Ketika berkontribusi, orang-orang mengingat. Itu artinya seseorang

memiliki dampak positif yang bertahan lama pada mereka.


19

Kesukarelawanan juga dapat memberi pengalaman karier dan dapat

memaparkan pada peluang, orang, tempat, jaringan, organisasi, dan

magang baru untuk kemajuan karier.

h. Merasa dihargai

Ketika berkontribusi, orang secara alami akan menghargai. Semua

orang ingin menjadi dan merasa dihargai. Jika tidak merasa dihargai dalam

suatu hubungan, hubungan itu kemungkinan besar tidak bahagia dan tidak

memuaskan. Hal yang sama juga berlaku dalam pekerjaan.

i. Mengubah dan menumbuhkan

Melakukan sesuatu karena cinta, kemurahan hati, dan keinginan

untuk memberi dan melayani, akan menumbuhkan diri. Hal ini menjadi

tantangan dan membuat seseorang melangkah keluar dari zona nyaman.

j. Meningkatkan kepercayaan diri

Apa yang dilakukan dan bagaimana memperlakukan orang lain

adalah cerminan diri sendiri. Berbuat baik kepada orang lain akan

membuat seseorang melihat dirinya sebagai orang yang lebih baik yang

meningkatkan kepercayaan diri.

2.2. Pendapatan Daerah

2.2.1. Pengertian Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah merupakan penerimaan yang sangat penting bagi

pemerintah daerah dalam menunjang pembangunan daerah guna membiayai

proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan daerah. Berdasarkan Permendagri

Nomor 13 tahun 2006, pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui
20

sebagai

penambahan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan

tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Penerimaan daerah adalah uang

yang masuk ke kas daerah. Penerimaan daerah dalam pelaksanaan

desentralisasi terdiri atas pendapatan dan pembiayaan. Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat (15) menyatakan bahwa Pendapatan

Daerah adalah “semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai

kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan”.

Pengertian di atas menunjukan bahwa pendapatan daerah meliputi semua

penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah

ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran

yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Nomor 2 paragraf 8,

yang dimaksudkan dengan pendapatan adalah semua penerimaan rekening

kas umum negara atau daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam

periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan

tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Menurut UU No. 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah, Pendapatan

Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Secara umum

pendapatan daerah dapat diartikan sebagai semua hak daerah yang diakui
21

sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan.

Pendapatan diakui sebagai sumber penerimaan daerah berdasarkan

dua dasar pengakuan yaitu dasar kas dan atau dasar akrual yang dinyatakan

dalam kerangka konseptual akuntansi pemerintah bahwa:

1. Pendapatan (Basis Kas) adalah penerimaan oleh bendahara umum

Negara

atau bendahara umum daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang

menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar

kembali oleh Pemerintah.

2. Pendapatan (Basis Akrual) adalah hak pemerintah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan netto. Basis akrual merupakan basis yang

ditetapkan oleh SAP untuk mengakui pendapatan dan belanja (Halim,

2008).

Pendapatan merupakan bagian dari Laporan Realisasi Anggaran

(LRA)

yang merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang

menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan

secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Keuangan daerah dapat

diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,

demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat

dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki atau dikuasai oleh


22

negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan

atau peraturan perundangan yang berlaku (Mamesah, 1995). Dari definisi

tersebut terdapat dua hal yang perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut:

1. Yang dimaksud dengan semua hak adalah hak untuk memungut sumber-

sumber penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, dan lain-lain dan atau hak untuk menerima

sumber-sumber penerimaan lain seperti dana alokasi umum dan dana

alokasi khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Melalui hak yang

diperoleh tersebut akan menaikan kekayaan daerah.

2. Yang dimaksud dengan kewajiban adalah kewajiban untuk mengeluarkan

uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka

penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum,

dan pengembangan ekonomi. Hal ini akan menurunkan kekayaan daerah.

Menurut Abdul Halim (2002: 64) menyatakan bahwa Pendapatan

Daerah adalah semua penerimaan daerah dalam bentuk peningkatan aktiva

atau penurunan utang dalam berbagai sumber dalam periode tahun anggaran

bersangkutan. Penyelenggaraan tugas Pemerintah dan DPRD dibiayai dari

dan atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, merubah secara

mendasar model pembiayaan pemerintah daerah. Konsepsi dasar model

pembiayaan menurut undang-undang tersebut, adalah penyerahan

kewenangan pemerintahan kepada daerah baik menurut asas desentralisasi,


23

dekonsentrasi, dan tugas pembantuan harus diikuti biaya, perangkat, dan

tenaga memadai, agar daerah mampu menyelenggarakan semua

kewenangan yang dilimpahkan tersebut.

Melalui model penganggaran seperti itu maka pemerintah pusat tak

lagi menentukan secara subyektif dana tersebut, tetapi mengalokasikan dana

secara proporsional dan rasional kepada daerah agar pemerintah daerah

mampu menyelenggarakan otonominya secara kreatif dan

bertanggungjawab. Melalui struktur pendanaan demikian, diharapkan

pemerintah daerah semakin mampu memberikan pelayanan prima kepada

publik yang berujung pada penciptaan kesejahteraan masyarakat.

Pembiayaan menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bersumber dari:

a. Sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya

b. Pencairan dana cadangan

c. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

d. Penerimaan pinjaman daerah

e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman

f. Penerimaan piutang daerah

Penerimaan daerah adalah semua jenis penerimaan kas yang masuk ke

rekening kas daerah baik yang murni berasal dari pendapatan daerah

maupun dari penerimaan pembiayaan. Semua penerimaan akan menambah

ekuitas dana lancar dalam satu periode yang masuk ke dalam rekening kas

umum daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah kabupaten
24

atau kota. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas

daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi

pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali

pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen

lainnya, dan pencairan dana cadangan.

2.2.2. Sumber Pendapatan Daerah

Sebagai usaha penyelenggaraan pemerintah daerah, diperlukan

sumber

penerimaan rutin guna mendukung kelancaran pembangunan daerah.

Penerimaan daerah mempunyai peranan dalam membiayai pengeluaran

daerah, baik itu pengeluaran rutin ataupun pengeluaran pembangunan. Salah

satu dampak Otonomi daerah adalah perlu dilakukannya reformasi

manajemen keuangan daerah. Lingkup manajemen keuangan daerah yang

perlu di reformasi meliputi penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran

daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1999 yang sekarang

sudah diperbaharui menjadi Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, penerimaan

daerah merupakan uang yang masuk ke kas daerah dan sumber-sumber

penerimaan daerah, terdiri atas:


25

1. Pendapatan Asli Daerah

Adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan

Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-undang

nomor 33 tahun 2004:

a. Pajak Daerah

b. Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah

2. Dana Perimbangan

Adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang

dialokasikan

kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Untuk beberapa daerah yang memiliki PAD

relatif kecil, jalannya roda pemerintahan akan bergantung pada

tersedianya dana perimbangan. Jenis dana ini terdiri atas:

a. Dana Bagi Hasil (DBH)

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

c. Dana Alokasi Khusus (DAK)

3. Pinjaman Daerah
26

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (7) PP nomor 107 tahun 2000

adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima dari

pihak lain sejumlah uang atau manfaat yang bernilai uang sehingga

daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali, tidak

termasuk jangka pendek yang lazim terjadi dalam perdagangan.

Menurut Pasal 51 Undang-undang nomor 33 tahun 2004, pinjaman

daerah bersumber dari:

a. Pemerintah

b. Pemerintah Daerah lain

c. Lembaga Keuangan Bank

d. Masyarakat

4. Lain-lain Penerimaan Daerah yang sah

Pendapatan daerah yang lain dan sah berasal dari sumber-sumber

antara lain, hasil penjualan asset tetap daerah, jasa giro, dan

penerimaan sumbangan dari pihak ketiga kepada daerah, atas dasar

kesukarelaan dengan persetujuan pihak DPRD

2.2.3. Pendapatan Asli Daerah

Setiap daerah pasti memiliki sumber daya tersendiri yang bisa mereka

pakai guna menghasilkan pendapatan (income) untuk menjalankan roda

perekonomiannya. Income tersebut biasa disebut dengan Pendapatan Asli

Daerah atau PAD yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai Local

Government Revenue.
27

Dengan tujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah

daerah untuk mendanai pelaksanaan otonominya sesuai dengan potensi

sebagai perwujudan desentralisasi, tidak mengherankan PAD ini berasal dari

beberapa sumber. Sebagai salah satu sumber penerimaan daerah,

Pendapatan Asli Daerah akan mencerminkan tingkat kemandirian daerah.

Dari pernyataan tersebut memperlihatkan apabila angka PAD suatu

tempat akan membuktikan bahwa daerah tersebut mampu melaksanakan

desentralisasi fiskalnya. Serta, akan mengurangi ketergantungan terhadap

pemerintah pusat, terutama dalam pengambilan keputusannya.

Menurut Mardiasmo (2002 : 132) Pendapatan Asli Daerah adalah

penerimaan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan asli daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain – lain

pendapatan yang sah.

Sedangkan menurut Feni Rosalia (dalam Bintoro Tjokroamidjojo

1984: 160) sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah antara lain:

a. Dari pendapatan melalui pajak yang sepenuhnya diserahkan kepada 

daerah atau yang bukan menjadi kewenangan pemajakan pemerintah

pusat dan masih ada potensinya di daerah;

b. Penerimaan dari jasa-jasa pelayanan daerah, misalnya retribusi, tarif

perizinan tertentu, dan lain-lain;

c. Pendapatan-pendapatan daerah yang diperoleh dari keuntungan-

keuntungan perusahaan daerah, yaitu perusahaan yang mendapat modal

sebagian atau seluruh dari kekayaan daerah;


28

d. Penerimaan daerah dari perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dan daerah, dengan ini dimaksudkan sebagai bagian penerimaan pusat

dan kemudian diserahkan kepada daerah;

e. Pendapatan daerah karena pemberian subsidi secara langsung atau yang

penggunaannya ditentukan daerah tersebut;

f. Seiring terdapat pemberian bantuan dari pemerintah pusat yang bersifat

khusus karena keadaan tertentu. Di Indonesia hal ini disebut ganjaran;

g. Penerimaan-penerimaan daerah yang didapatdari pinjaman-pinjaman

yang dilakukan pemerintah daerah

Sumber – sumber Pendapatan Asli Daerah menurut Undang – Undang

Nomor 32 Tahun 2004 pasal 157 tentang pemerintah daerah, yaitu:

a. Hasil pajak daerah yaitu pungutan daerah kontribusi wajib kepada daerah

oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa menurut Undang –

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar – besarnya untuk

kemakmuran rakyat.

b. Hasil retribusi daerah yairu pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa pemberi izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan adalah komponen kekayaan negara yanng

pengelolaannya diserahkan kepada Badan Milik Usaha Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah.


29

d. Lain – lain perusahaan daerah yang sah.

Lain – lain perusahaan daerah yang sah meliputi:

1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

2. Jasa giro

3. Pendapatan bunga

4. Keuntunngan selisih nilai tukar rupiah mata uang asing, dan

potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/ atau

jasa daerah.

2.2.4. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bisa kita katakan bahwa

pendapatan asli daerah merupakan hal esensial dan harus dimiliki oleh tiap

daerah agar tidak menjadi “kota mati”. Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan

Daerah pasal 1 angka 18 tertulis: “Pendapatan asli daerah, selanjutnya

disebut PAD adalah pendapatan yang berasal dari sumber ekonomi asli

daerah. Pendapatan ini bersumber dari empat jenis pemasukan, seperti pajak

daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan yang dipisah, dan

pendapatan sah lain-lain (Halim: 2011). yang diperoleh daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan”.

Kemudian, ada pendapat yang mengatakan pendapatan asli daerah

sebagai semua penerimaan daerah yang Terakhir ada pendapat dari

(Warsito: 2001), “Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang


30

bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD

terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik

daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.

2.2.5. Sumber - Sumber yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah

Selaras dengan apa yang sudah dipaparkan dalam beberapa pendapat

terkait pendapatan asli daerah, penulisan selanjutnya akan membahas satu-

persatu sumber yang dimiliki oleh PAD.

Adapun sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157, yaitu

1. Pajak Daerah

Sumber pertama dari PAD adalah pajak daerah. Berdasarkan Pasal 1

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, yang selanjutnya

disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Pajak ini akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Adapun jenis-jenisnya bisa kamu lihat melalui

penjelasan di bawah ini:


31

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran dan Rumah Makan

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Bahan Galian Golongan C

g. Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Pemukiman

2. Retribusi Daerah
Sumber kedua untuk PAD berasal dari retribusi daerah. Retribusi daerah,

yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009).

Terdapat beberapa kelompok retribusi yang bisa dimanfaatkan

pemerintah agar bisa dimasukkan ke dalam kas daerah. Adapun,

kelompok di dalam retribusi bisa kamu lihat pada poin penjelasan di

bawah ini:

a. Retribusi Jasa Umum

b. Retribusi Jasa Usaha

c. Retribusi Perizinan Tertentu

d. Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah


32

2.2.6. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah

Bagian terakhir dari PAD adalah pengaruh yang ditimbulkannya.

Terutama dari pengeluaran pemerintah dan jumlah penduduk.

1. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Jika

sebuah kebijakan untuk membeli barang dan jasa telah ditetapkan oleh

pemerintah, pengeluaran pemerintah mengindikasikan biaya yang

harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan

tersebut.

2. Jumlah Penduduk

Para perencana pembangunan memandang jumlah penduduk yang

besar di Indonesia sebagai aset modal dasar sekaligus sebagai beban

pembangunan. Dalam hal aset, jika jumlah penduduk yang besar

mampu meningkatkan kualitas, keahlian dan keterampilannya, hal

tersebut akan meningkatkan kualitas produksi nasional. Jumlah

penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur, persebaran

dan mutunya yang menuntut pelayanan sosial serta tingkat produksi

yang rendah hanya akan menjadi tanggungan penduduk yang bekerja

secara efektif dan produktif.


33

2.3. Sumber Daya Manusia

2.3.1. Pengertian Sumber Daya manusia

Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif

yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi

maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus

dilatih dan dikembangkan kemampuannya.

Pengertian sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua,

yakni SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada di

sebuah wilayah, dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang

bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan. Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki dalam

upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia

merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber

daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang

akan mengendalikan faktor lain.

Melihat betapa pentingnya sumber daya manusia dalam perusahaan

melalui beberapa definisi tadi, disimpulkan bahwa dibutuhkan sebuah ilmu

untuk mengatur sumber daya manusia. Inilah yang akhirnya melahirkan

manajemen SDM. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

sangat penting sehingga harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu,


34

Manajemen SDM merupakan program aktivitas untuk mendapatkan sumber

daya manusia, mengembangkan, memelihara dan mendayagunakannya.

Dengan tujuan untuk mendukung organisasi mencapai tujuannya. Sumber

daya manusia saat ini memiliki pengaruh besar pada sebuah perusahaan di

mana sekarang berada pada perubahan lingkungan bisnis yang sulit untuk

diprediksi dan tidak lagi  stabil.

Perusahaan harus fleksibel tidak lagi bersikap kaku (organizational

rigidity). Kegiatan bisnis tidak lagi di jalankan berdasarkan aturan saja,

melainkan juga dikendalikan oleh visi dan nilai. Oleh karena itu,

memerlukan kemampuan SDM yang dapat diandalkan, memiliki wawasan,

kreatifitas, pengetahuan, dan sevisi dengan perusahaan.

2.3.2. Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia dalam Ekonomi

Setelah mengetahui pengertian sumber daya manusia, sekarang kita

akan membahas tentang peran dan fungsinya dalam ekonomi. Dari uraian

singkat di atas dapat dikemukakan bahwa peran dan fungsi SDM dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu secara mikro dan makro. Secara

mikro sumber daya manusia berperan dalam hal faktor produksi

(ketenagakerjaan). Sedangkan secara makro peran sumber daya manusia

dalam hal pembangunan dan kependudukan. Berikut peran dan fungsi SDM

dalam ekonomi:

1. Sumber Daya Manusia sebagai Tenaga Kerja

Tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-

64 tahun) yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan usaha tiap


35

satuan waktu guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk dirinya

sendiri ataupun untuk orang lain.

2. Sumber Daya Manusia sebagai Tenaga Ahli

SDM bersama-sama dengan teknologi dianggap sebagai keunggulan

kompetitif untuk menjadikan sumber daya manusia sebagai tenaga ahli

dalam mengejar ketertinggalan dari pembangunan ekonomi.

3. Sumber Daya Manusia sebagai Pimpinan Perusahaan

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana orang-orang tertentu

mempengaruhi tindakan, sikap dan nilai-nilai orang lain dengan sukarela,

antusias, dan dedikasi yang tinggi. Untuk menjadi seorang pimpinan

perusahaan yang baik, ia harus memiliki keahlian interpersonal yang luar

biasa. Sehingga mampu digunakan untuk memperbaiki hubungan yang

retak dengan para karyawan di dalam suatu organisasi.

4. Sumber Daya Manusia sebagai Tenaga Usahawan

Tenaga usahawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

baik didalam maupun di luar hubungan kerja secara mandiri. Tujuannya

untuk menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Sebagai tenaga usahawan maka sumber daya manusia harus

melibatkan dirinya dalam proses produksi.

2.3.3. Sumber Daya Manusia dalam Menciptakan dan Mengembangkan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

IPTEK adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai pengetahuan

suatu bidang yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk


36

menerangkan gejala-gejala tertentu. Ini bisa dilakukan di berbagai bidang

dengan menggunakan teknik atau metode dalam produksi barang dan jasa

atau teknologi-teknologi yang ada.

1. Mengorganisasikan Penggunaan Berbagai Faktor Produksi

Pengorganisasian merupakan cara manajamen merancang struktur formal

untuk penggunaan yang paling efektif. Misalnya terhadap sumber daya

keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.

2. Sumber Daya Manusia sebagai Produsen

Produksi merupakan setiap perbuatan yang menjadikan barang dapat

lebih sempurna (dapat menambah nilai atau manfaat suatu barang) untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Hal yang dimaksud dengan produsen

adalah pihak atau pelaku yang melakukan produksi dalam menambah

nilai guna suatu barang atau menciptakan barang baru. Sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

3. Sumber Daya Manusia sebagai Konsumen

Konsumsi dalam pengertian umum berarti pemakaian barang-barang

hasil produksi. Menurut istilah ekonomi, konsumsi merupakan kegiatan

menggunakan, memakai atau menghabiskan barang dengan maksud

memenuhi kebutuhan. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang

dan jasa yang tersedia dalam masyarakat bagi kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain, serta tidak

diperdagangkan.
37

2.3.4. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia memiliki beberapa komponen sebagai

berikut:

a. Perencanaan

Manajer yang efektif menyadari bahwa bagian penting dari waktu

mereka adalah dalam proses perencanaan. Mengapa demikian?

Karena, bagi manajer SDM, proses perencanaan berperan penting

dalam menentukan program yang maksimal dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan perusahaan. Manajer SDM juga harus bisa

mengajukan dan menjawab beberapa pertanyaan, yaitu apa yang akan

dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dan dimana dilakukan.

Fungsi dari proses ini jelas untuk membantu pimpinan perusahaan

untuk mengetahui informasi lengkap dan saran terkait pegawainya.

b. Pengorganisasian

Setelah perencanaan selesai dan diperoleh beberapa keputusan,

sekarang saatnya membentuk organisasi untuk bisa menjalankan

keputusan tersebut. Proses pengorganisasian adalah membentuk

organisasi, kemudian membaginya ke dalam unit-unit yang sesuai

dengan fungsi berbeda-beda pada masing-masing unitnya, namun

memiliki tujuan yang sama. Pada proses pengorganisasian,

dirancanglah hubungan antara pekerjaan atau jabatan, personel, dan


38

faktor fisik lainnya. Dalam proses ini juga terbentuk struktur

organisasi yang akan menunjukkan dengan jelas bagaimana hubungan

antar unitnya.

c. Pengarahan

Setelah ada rencana dan struktur organisasi yang jelas, maka

selanjutnya dibutuhkan pengarahan atau motivasi, gerakan, perintah.

Pengarahan ini adalah memberi petunjuk dan mengajak para pegawai

agar secara sadar mau melaksanakan pekerjaan sesuai ketentuan

perusahaan. Fungsinya adalah untuk mengarahkan sumber daya

manusia agar mau bekerja secara baik dan efektif, serta secara

sukarela tanpa merasa dipaksa. Dengan demikian, akan muncul

sebuah kerja sama dalam perusahaan.

d. Pengendalian

Fungsi terakhir dalam manajemen sumber daya manusia adalah

pengendalian. Di sini mulai dilakukan pengawasan atas tindakan

pegawai untuk kemudian dibandingkan dengan rencana yang telah

terbentuk. Pengendalian yaitu melihat, mengamati, dan menilai

tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar

melaksanakan pekerjaan sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan

atau tidak. Dari sini bisa dilihat dan dilakukan koreksi atas seluruh

penyimpangan yang terjadi. Pengendalian memungkinkan pengaturan

kegiatan-kegiatan menurut rencana sumber saya manusia yang telah


39

dirumuskan dalam suatu analisis demi mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

e. Pengadaan

Fungsi operasi yang pertama merupakan pengadaan atau biasa disebut

procurement. Fungsinya terkait dengan mendapatkan jenis dan jumlah

tenaga kerja yang penting untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi

ini terkait dengan beberapa subjek seperti perekrutan, penyeleksian,

dan penempatan pegawai dalam perusahaan. Proses rekrut umumnya

memerlukan kegiatan untuk menyeleksi tenaga kerja, misalnya

meninjau formulir aplikasi, tes psikologi, mengecek referensi, dan

mengadakan wawancara.

f. Pengembangan

Setelah itu, dibutuhkan sebuah pengembangan sumber daya manusia

demi meningkatkan keahlian melalui pelatihan yang berkaitan dengan

kinerja pekerjaan. Pengembangan sangatlah penting, menilai dari terus

munculnya perubahan terkait kemajuan teknologi, penyesuaian

jabatan, dan kerumitan tugas manajerial. Latihan dalam

mengembangkan keahlian ini disebut juga pelatihan atau penataran,

dan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penataran langsung bagi

pegawai yang sudah diterima setelah proses seleksi demi

mempersiapkan pegawai dalam bekerja, penataran bagi pegawai yang

sudah terlebih dahulu bekerja baru ditugaskan mengambil penataran

demi meningkatkan kinerjanya.


40

g. Kompensasi

Fungsi operasi ketiga adalah kompensasi yakni pemberian upah yang

cukup dan wajar kepada tenaga kerja atas kontribusinya terhadap

tujuan organisasi atau perusahaan. Kompensasi biasanya diberikan

secara ekonomi, yakni dalam bentuk uang ditambah dengan tunjangan

lainnya.

h. Integrasi atau Penyatuan

Meski pegawai telah diterima, dikembangkan, dan diberi kompensasi

yang memadai, tidak ada jaminan adanya integrasi atau kesatuan

dalam perusahaan. Oleh karena itulah dibutuhkan proses integrasi atau

penyatuan, di mana setiap individu diminta merubah pandangannya,

kebiasaannya, dan sikap lainnya yang dirasa kurang menguntungkan

bagi perusahaan. Semua ini dilakukan dengan tujuan menciptakan

sebuah kerja sama yang baik demi mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

i. Perawatan atau Pemeliharaan

Pemeliharaan atau perawatan merupakan langkah selanjutnya dengan

tujuan mempertahankan dan meningkatkan kondisi sumber daya

manusia yang telah ada.

Umumnya, hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk. Misalnya,

dengan pemberian inventaris kantor berupa kendaraan bagi para

salesman. Setelah diberikan, sebaiknya hal ini tetap dipertahankan,

karena penarikan atau pengurangan dapat memberi dampak terhadap


41

pegawai. Dampak itu tidak berhenti pada pegawai saja, namun juga

bisa mempengaruhi perusahaan dan membawa kerugian.

j. Pemisahan atau Pelepasan atau Pensiun

Selain menerima pegawai, maka wajar jika ada fungsi operasional

terakhir berupa pemisahan atau pelepasan atau pensiun. Dengan kata

lain, ini adalah proses memisahkan atau mengembalikan pegawai ke

dalam masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan mereka yang telah

lama berkontribusi dalam perusahaan, dan tujuan utamanya adalah

untuk menjamin pensiun pegawai. Perusahaan berusaha menjamin

agar pegawai pensiun dengan aman, dengan cara memberikan dana

bagi mereka yang akan pensiun. Dana ini bersumber dari potongan

gaji pegawai terkait selama masa aktifnya bagi perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia yang dapat mendukung sebuah

organisasi untuk mencapai tujuannya memang tidak dapat dianggap

sepele. Sebab kehadirannya ini memang sangat penting dan dapat

berpengaruh pada pengembangan dan pendayagunaan SDM terutama di

lingkungan sebuah perusahaan. Sebab manajemen sumber daya manusia

atau yang biasa disingkat MSDM ini memang merupakan suatu proses

penanganan terhadap berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam

lingkup tenaga kerja. Di samping itu MSDM juga menjadi sebauh upaya

yang bisa dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk

menanamkan dan menerapkan seluruh nilai perusahaan kepada para

tenaga kerja yang terlibat di dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu
42

kehadiran MSDM sangat diperlukan mengingat bahwa fungsi dan tujuan

dari MSDM ini sangatlah penting.

2.3.5. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengelolaan tenaga kerja

Salah satu fungsi dari manajemen sumber daya manusia adalah

melakukan pengelolaan tenaga kerja. Dalam upayanya melakukan

pengelolaan ini maka MSDM memiliki tiga langkah penting. Tiga

langkah penting ini meliputi langkah perencanaan dan penarikan serta

seleksi. Tentunya ketiga tahapan atau langkah ini dilakukan dengan

tujuan utama untuk mendapatkan tenaga kerja dengan kualitas baik.

Tenaga kerja yang berkualitas dipercaya dapat membantu perusahaan

dalam mencapai tujuan. Kontribusi tenaga kerja berkualitas dipercaya

dapat meningkat sehingga upaya untuk membantu perusahaan

dalammencapai tujuan bisa dilakukan dengan semaksimal mungkin.

b. Evaluasi kinerja

Fungsi yang kedua dari manajemen sumber daya menusia pada

suatu organisasi adalah untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja para

tenaga kerja yang terlibat. Dalam hal ini MSDMmemiliki peran dan

tanggung jawab yang sangat besar untuk melakukan tindakan pengawasan

terhadap seluruh tenaga kerja. Proses pengawasan ini bahkan seharusnya

dilakukan sejak tenaga kerja diterima di perusahaan sampai dengan detik

ini. Melalui tindak pengawasan inilah maka nantinya kinerja SDM di


43

perusahaan dapat dinilai dan dievaluasi. Namun tentunya proses penilaian

dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak MSDM ini harus disesuaikan

dengan standar yang berlaku. Dengan kata lain evaluasi harus dilakukan

dengan berdasarkan pada aturan dan standar kerja yang telah dibuat

sebelumnya.

c. Menangani permasalahan

Ada banyak permasalahan yang bisa terjadi di sebuah organisasi.

Permasalahan tersebut juga seringkali berkaitan dengan tenaga kerja

yang ada di perusahaan. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu memiliki

MSDM sehingga segala permasalahan yanga da pada sektor tenaga kerja

bisa teratasi dan terselesaikan dnegan baik. Pada dasarnya segala

permasalahan tenaga kerja yang berhubungan dengan proses pekerjaan

juga perlu diperhatikan. Untuk mengatasinya maka pihak manajemen

SDM harus mengadakan berbagai upaya untuk dapat meningkatkan

kualitas SDM. Misalnya dengan mengadakan pelatihan kerja atau

misalnya dengan memberikan masukan dan saran seta solusi bagi tiap

kendala yang dihadapi oleh tenaga kerja.

d. Menciptakan kondisi aman

Fungsi lainnya dari manajemen SDM yaitu menciptakan kondisi

aman bagi seluruh tenaga kerja dalam bekerja. Hal ini berkaitan pula

dengan penanganan kesehatan dan juga keselamatan kerja karyawan

yang bekerja di sebuah perusahaan. Jadi melalui segala bentuk

penanganan yang dilakukan oleh MSDM maka akan tercipta kondisi


44

kerja yang bisa dibilang aman untuk para pekerja. Dengan adanya

kondisi kerja yang cenderung aman bagi para karyawan maka segala

resiko seperti misalnya kecelakaan kerja dapat dihindari. Jadi seluruh

pekerja yang ada di perusahaan tersebut dapat bekerja dengan diliputi

rasa aman dan tenang. Kondisi keja yang demikian tentu akan

mendukung kinerja para karyawan. Maka para karyawan nantinya dapat

bekerja secara maksimal.

e. Membangun hubungan

Pihak manajemen sumber daya manusia tentunya juga harus bisa

membangun relasi antara para tenaga kerja di dalam sebuah perusahaan

dengan berbagai pihak di luar perusahaan. Misalnya saja membangun

relasi dengan serikat buruh dan berbagai macam organisasi lain

sejenisnya. Relasi yang dibangun dan dipertahankan antara para pekerja

dengan pihak luar ini nantinya akan memberikan dampak yang baik bagi

kinerja karyawan. Jadi hubungan yang terjalin antara para tenaga kerja

dengan organisasi lainnya bisa mendukung kinerja karyawan. Pada

akhirnya kondisi ini menjadi suatu kondisi yang kondusi bagi iklim kerja

karyawan karena relasi dapat membuat karyawan merasa lebih tenang

dalam bekerja.

2.3.6. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Bertanggung jawab secara sosial

Pada dasarnya manajemen sumber daya manusia diadakan dengan

berbagai macam tujuan. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk


45

melakukan pertanggungjawaban secara sosial. tanggung jawab ini

berkaitan dengan apa yang terjadi di lingkup masyarakat secara luas. Jika

memang manajemen SDM bisa menjamin adanya kehidupan yang baik

bagi para pekerja maka tentunya kesejahteraan karyawan di luar

perusahaan juga bisa terjamin. Segala hal baik yang diterima oleh

karyawan di lingkup perusahaan tentunya turt berpengaruh pada

kehidupannya di luar perusahaan.

b. Membantu perusahaan mencapai tujuan

Manajemen SDM umumnya memang dibentuk oleh sebuah

perusahaan dengan tujuan untuk membantu perusahaan dalam mencapai

tujuan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak mnajaeman

SDM dalam hal ini adalah melakukan pengelolaan SDM dengan baik.

Bahkan pihak manajemen SDM dapat mengadakan berbagai pelatihan

guna meningkatkan kompetensi para karyawan. Melalui pelatihan ini

maka diharapkan agar kualitas karyawna dapat terus meningkat sehingga

kinerja karyawan juga meningkat. Jika memang kinerja karyawan

meningkat maka apa yang dilakukan karyawan bisa diupayakan untuk

mnejadi semaksimal mungkin. Hingga akhirnya tujuan perusahaan dapat

dicapai dengan lebih mudah.

c. Mempertahankan kualitas SDM

Tiap karyawna memang memiliki kompeten dan potensi yang

masing-masing berbeda antara karyawan yang satu ddengan yang

lainnya. Maka tentunya karyawan dengan potensi atau kemampuan yang


46

lebih rendah akan selalu dibina dan dilatih agar bisa semakin berprestasi.

Sedangkan karyawan yang telah berkompeten akan selalu diusahakan

untuk tetap mempertahankan kompetensinya tersebut dalam bekerja. Jadi

kualitas SDM tidak sampai berkurang. Sebaliknya kualitas SDM ini

diharapkan agar dapat terus meningkat demi pencapaian tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

d. Menjalankan fungsinya

Di sampaing memiliki beberapa tujuan di atas tentunya setiap

manajemen SDM diharapkan agar dapat melakukan seluruh tugas dan

peran serta fungsinya dengan baik. Jika memang MSDM dapat

melakukan seluruh tugas dan tanggung jawab dengan baik maka tentunya

para tenaga kerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik pula. Di

samping itu kesejahteraan para karyawan juga bsia saja semakin

meningkat.

e. Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia atau MSDM tentu menjadi suatu

media bagi sebuah perusahaan dalam mengadakan pengelolaan tenaga

kerja. Maka MSDM sangat perlu diperhatikan baik dalam hal cara

bekerjanya maupun segala kelengkapan komponenyang ada di dalamnya.

Dengan adanya mSDMinimaka diharapkan agar SDM yang ada di

perusahaan selalu dapat memberikan usaha terbaik bagi perusahaan

sehingga setiaptujuan yang direncanakan seakawalbsia tercapai dengan

baik.
47

2.4. Kerangka Pemikiran

Pendapatan
Daerah
(Y)

Kontribusi

Peningkatan Sumber
Daya Manusia
(X)

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap Peningkatan Sumber Daya
Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak,
Kabupaten Padang Lawas Utara

2.5. Defenisi Konsep Operasional

1. Pendapatan Daerah (Y)

Penerimaan daerah adalah semua jenis penerimaan kas yang masuk ke

rekening kas daerah baik yang murni berasal dari pendapatan daerah
48

maupun dari penerimaan pembiayaan. Semua penerimaan akan menambah

ekuitas dana lancar dalam satu periode yang masuk ke dalam rekening kas

umum daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah kabupaten

atau kota. Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya. Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening

kas daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan

obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan

kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi

permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan

2. Sumber Daya Manusia (X)

Pengertian sumber daya manusia makro secara umum terdiri dari dua,

yakni SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia produktif yang ada

di sebuah wilayah, dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang

bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan. Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki dalam

upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia

merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber

daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang

akan mengendalikan faktor lain.

2.6. Hipotesis
49

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari telaah

pustaka (yaitu landasan teori dan penelitian terdahulu), serta merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini akan dirumuskan

hipotesis guna memberikan arah dan pedoman dalam melakukan penelitian.

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : Diduga Kontribusi

Pendapatan Daerah memiliki hubungan positif dan pengaruh signifikan terhadap

Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang

Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.


50

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam

pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan

menguji hipotesis penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002),

data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun

data sekundernya adalah laporan realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah di Desa

Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai awal bulan Juni 2022 sampai dengan

Agustus 2022. Penilitian ini dilaksanakan di Desa Gunung Tua, Kecamatan

Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang


51

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Adapun populasi dari peniltian ini adalah Penerimaan Pendapatan Daerah di Desa

Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.

Dalam penelitian ini pengambilan sampel sesuai dengan pendapat dari

(Suharsimi Arikunto 2006:107) y aitu untuk sekedar ancer-ancer maka apabila

subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
50
merupakan populasi. Selanjutnya jika objeknya lebih besar dapat diambil antara

10-15 % atau 20-25% atau lebih.


44
Sampel adalah contoh dari populasi yang diambil, yaitu sebagian dari

seluruh populasi yang menjadi obyek penelitian. Penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan tekhnik “Purposive Sample” yaitu dilakukan dengan

cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi

didasarkan adanya tujuan tertentu. sampel pada penelitian ini adalah Penerimaan

Pendapatan Daerah di Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten

Padang Lawas Utara.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penilitian ini dilakukan dengan penelusuran

data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

metode dokumentasi. Dokumentasi merupakan proses perolehan dokumen dengan

mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan data-data yang

diperlukan. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran tentang praktek pengungkapan laporan keuangan

pemerintah daerah.
52

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebgai berikut :

a. Observasi, yaitu suatu cara yang digunakan dalam pengumpulan data

dengan mengadakan mengamatan langsung terhadap objek yang diteliti

yaitu dengan melakukan pencatatan-pencatatan secara teratur dan sistematis

terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam

laporan ini.

b. Wawancara (interview) adalah mengadakan wawancara langsung dengan

pihak yang terkait dengan penelitian ini yakni Staf pada pada Kantor Dinas

Pendapatan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas

Utara.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara yang digunakan dalam menganalisis data.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002), analisis data merupakan

bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang

memadai untuk menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan 3 (dua) metode

analisis data yaitu :hal – hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya relatif sedikit/kecil (Sugiono, 2004:23).

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif yaitu data disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi  untuk

menggambarkan keadaan Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Pangkep secara deskriptif, sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan untuk


53

menghitung Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Pembangunan atas

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dengan rumus sebagai berikut :

P = X / Y x 100 %

Dimana:          P =  Kontribusi           

                        X =  Pendapatan Asli Daerah

                        Y =  Peningkatan Sumber Daya Manusia

Dengan kriteria-kriteria kontribusi yaitu :

                        P = 90% - 100% Sangat Besar

                        P = 70% - 90% Besar

                        P = 50% - 70% Cukup Besar

                        < 50% Rendah/Kecil.

Indikator Capaian

a. Diketahuinya perkembangan Penerimaan Pendapatan Daerah di Desa

Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.

b. Diketahuinya besarnya kontribusi Penerimaan Pendapatan Daerah di

Desa Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas

Utara.
54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Kabupaten Padang Lawas Utara

Gunung Tua merupakan Ibu kota dari Kabupaten Padang Lawas

Utara.

Mempunyai batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara: Labuhanbatu Selatan

2. Sebelah Selatan: Padang Lawas

3. Sebelah Barat: Tapanuli Selatan

4. Sebelah Timur: Rokan Hilir

Gunung Tua tepat berada di Gunug Tua yang merupakan Ibu Kota

Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu Kabupaten baru hasil pemekaran dari

Kabupaten Tapanuli Selatan. Dan berada di jalan lintas Sumatera, jadi Pasar

Gunung Tua adalah wilayah yang sangat strategis.


55

Gunung Tua yang merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Padang Lawas

Utara terdiri dari 9 Kecamatan, 1 Kelurahan, 386 Desa, jumlah penduduk

Kabupaten Padang Lawas Uatara hasil dari sensus penduduk tahun 2010

berjumlah 223.531 jiwa dengan kepadatannya 57 kilo meter per segi, yang

pada tahun 2011 meningkat menjadi 225.621 jiwa. Dengan pertumbuhan

penduduk dari tahun ke tahun sekitar 2.18 persen.

TABEL 4.1
DAFTAR BUPATI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

No Nama Periode

1 Drs. H. Arsyad, MM 2007-2008

2 Drs. Bachrum Harahap 2008-2013

3 Drs. Bachrum Harahap 2013-2018

4 Andar Amin Harahap SSTP MSi 2018-2023

Kabupaten Padang Lawas Utara adalah Daerah Otonom baru hasil

pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan, dikarenakan masih Daerah

Otonom baru bupati masih 3 orang Drs. H. Arsyad, MM menjabat 1 tahun

sebagai Pj Bupati Padang Lawas Utara, kemudaian Drs. Bachrum Harahap

menjabat selama dua periode dari periode pertama samapai sekarang.

Visi Dan Misi Kabupaten Padang Lawas Utara


56

Visi:

Mewujudkan Padang Lawas Utara Beriman, Cerdas, Maju dan Beradat.

Misi:

1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis dan berkualitas dengan

pelayanan aparatur yang berprinsip pada good governance,

2. Melakukan percepatan pembangunan insfratruktur strategis dan pedesaan

yang melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

3. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi

yang berbasis kerakyatan, optimalisasi pengelolaan sumber daya yang

berkesinambungan, peningkatan daya saing daerah dan memperhatikan

penganalan nilai agama, adat dan budaya.

Pada jaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan

disebut Afdeling Padang Sidimpuan yang dikepalai seorang Residen yang

bekedudukan di Padang Sidimpuan. Afdeling Padang sidimpuan dibagi atas

tiga onder afdeling masing-masing dikepalai oleh Contreleur dibantu oleh

masing-masing Demang yaitu:

1. Onder Afdeling Angkola dan Sipirok berkedudukan di Padang

Sidimpuan Onder ini dibagi atas tiga Distrik yaitu, Distrik Angkola

berkedudukan di Padang Sidimpuan, Distrik Batang Toru

berkedudukan di Batang Toru, Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok.

2. Onder Afdeling Padang Lawas berkedudukan di Padang Lawas, Onder

ini dibagi atas tiga Distrik, masing-masing dikepalai seorang Asisten

Demang yaitu, Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua,


57

Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan, Distrik dolok

berkedudukan di Sipiongot.

3. Onder Afdelimg Mandailing Natal berkedudukan di Kota Nopan, Onder

ini dibagi atas lima Onder Distrik yaitu Distrik Panyabungan

brkedudukan di Panyabungan, Distrik Kota Nopan Berkedudukan di

Kota Nopan, Dstrik Muara Sipongi berkedudukan di Muara Sipongi,

Distrik Natal berkedudukan di Natal, Distrik Batang Natal

berkedudukan di Muara Soma.

Tiap-tiap Onder Distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai

oleh

seorang Kepala Luhat (kepala kuria) dan tiap-tiap Luhat dibagi atas

Kampung

yang dikepalai seorang Kepala Hoofd dan dibantu oleh seorang Kepala Ripo

apabila kampung tersebut mempunyai penduduk tersebut mempunyai

penduduk yang besar jumlahnya. Daerah Angkola Sipirok dibentuk menjadi

suatu Kabupaten yang dikepalai seorang Bupati yang berkedudukan di

Padang Sidimpuan. Daerah Padang Lawas dijadikan suatu Kabupaten yang

dikepalai seorang Bupati yang berkedudukan di Gunung Tua Bupati

pertamanya adalah Parlindungan Lubis.daerah Mandailing Natal dijadikan

sebuah Kabupaten yang dikepalai seorang Bupati yang berkedudukan di

Panyabungan.
58

Semenjak awal 1950 terbentuklah Daerah Tapanuli Selatan dan

seluruh pegawai yang ada pada Kantor Bupati Angkola, Sipirok, Padang

Lawas dan Mandailing Natal ditentukan menjadi pegawai Kantor Bupati

Kabupaten Tapanuli Selatan yang berkedudukan di Padang Sidimpuan.

Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

1998 dan disahkan pada tanggal 23 November 1998 Tentang pembentukan

Kabupaten Mandailing Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan

menjadi dua Kabupaten. Selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 dan disahkan pada

tanggal 10 Agustus 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas

Utara.

4.1.2. Latar Belakang Berdirinya Pasar Gunung Tua

Pasar diawal pada jaman sejarah dan pra sejarah, dimana pada zaman

sejarah dan prasejarah dalam memenuhi kebutuhan manusia dengan

melakukan sistem barter yaitu sistem diterapkan antara dua individu dengan

cara menukar barang satu dengan barang yang lainnya dan akhirnya sistem

barter ini berkembang secara luas. Proses sistem barter tersebut

menimbulkan masalah seperti tempat, waktu dan lain sebagainya. Setelah

manusia mengenal mata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi

dasar perhitungan bagi seluruh proses pertukaran barang, maka proses

pertukaran barang tersebut disebut dengan proses jual beli.


59

Dengan meningkatnya perkembangan penduduk, kehidupan, sosial

ekonomi dan juga kemajuan teknologi khususnya di bidang perdagangan

timbullah sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang pedagang.

Pedagang-pedagang inilah yang membuat tempat-tempat yang lebih

permanen untuk berdagang yang disebut dengan pasar. Dalam suatu

perkotaan, tidak akan jauh tempat-tempat perdagangan yang disebut dengan

pasar, salah satunya adalah pasar Gunung Tua.

Pasar Gunung Tua terbentuk pada tahun 1821-an, pada jaman dahulu

daerah ini adalah salah satu tempat persinggahan dari Kabupaten Labuhan

Batu dengan Kota Padang Sidimpuan, dengan jauhnya jarak tempuh antara

Kabupaten Labuhan Batu dengan Kota Padang Sidimpuan, maka

masyarakat

Gunung Tua membentuk dagangan kecil-kacilan yaitu menjual minuman

atau

makanan di pinggiran jalan besar. Pasar Gunung Tua semakin hari semakin

ramai, maka disitulah masyarakat Gunung Tua membentuk sebuah pasar,

yaitu pasar simgkat atau pasar kecil-kecilan. Dahulu masyarakat Gunung

Tua menyebut pasar gunung Tua tu dengan sebutan Poken jong-jong (pasar

singkat atau pasar kecil- kecilan).

Karena pasar gunung Tua tersebut dilaksanakan hanya pagi oleh

karena itu dulunya disebut pasar singkat. Sejak terbentuknya pasar singkat

dan seiring kemajuan jaman maka terbentuklah Pasar Gunung Tua. Barang-

barang barang-barang yang dijual disana termasuk sembilan bahan pokok


60

seperti beras, garam, minyak makan, sayur-sayuran dan lain-lain.

Akibatnya dari perkembangannya pasar singkat tersebut berubah menjadi

pasar setengah hari dan itupun hanya sekali seminggu yaitu setiap hari

sabtu,

dan pedagang tersebut membuat tenda-tenda darurat untuk

menjaga/melindungi dari terik matahari dan hujan.

Lambat laun pasar tersebut semakin lama semakin maju dan

masyarakat mulai membuat bangunan yang berebentuk kios-kios kecil,

sebab barang-barang yang dijual disana selain sembilan bahan pokok sudah

ada penjual barang-barang berupa pakaian, sandal beserta kebutuhan

lainnya. Pasar Gunung Tua semakin berkembang bermula dari kedatangan

CV.

Sutan Mangarahon yang berasal dari Kota Medan. Kemudian membuka

tempat/toko bangunan dikawasan Jalan Simpang Gunung Tua Tonga Pasar

Gunung Tua pada Tahun 1977.

Dengan adanya tempat/toko bangunan ini secara tidak langsung

banyak

pemboromg dan mengundang banyak pembeli yang datang. Hal ini

kemudian

memberikan peluang kepada pedagang lain untuk membuka usahanya di

H Kaman Harahap, Tokoh Masyarakat Gunung Tua, Wawancara, di

Gunung Tua, sekitar Gunung Tua tersebut. Oleh CV. Sutan Mangarahon,

hal tersebut
61

memberikan sebuah ide untuk membangun sebuah fasilitas bagi para

pedagang yang datang dan berjualan di tempat tersebut.

Akibat dari perkembangan pasar yang ada di daerah itu, maka Gunung Tua

yang awalnya masih sepi berubah menjadi ramai. Keadaan yang seperti ini

lah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Pasar Gunung Tua.

Pedagang tersebut membuat/mendirikan bangunan untuk menyimpan

barang

dagangannya dan pasar itu pun sudah menjadi pasar sehari, sampai saat ini

Pasar Gunung Tua selalu ramai setiap harinya dan menjadi Pasar

Tradisional

Gunung Tua.

Pada tahun 2007 Gunung Tua sudah beralih fungsi dari Ibu Kota

Kecamatan menjadi Ibu Kota Kabupaten, sejak itu Pasar Gunung Tua sudah

setiap ramai dan pasarnya pun tidak lagi sekali seminggu. Pasar Gunung

Tua

sekarang sangat banyak fungsinya bagi masyarakat Gunung Tua dan

sekitarnya, saat ini Pasar Gunung Tua merupakan tempat mencari nafkah

sehari-hari bagi sebagian besar masyarakat Gunung Tua. Pasar Gunung Tua

juga merupakan tempat untuk mendapatkan barang- barang kebutuhan

sehari-hari, baik kebutuhan primer, skunder dan tersier. Selain itu Pasar

Gunung Tua juga sebagai tempat menjual hasil-hasil pertanian masyarakat

Gunung Tua yang mata pencahariannya terbesarnya adalah dari hasil

pertanian.
62

4.2. Analisis Data

Hubungan Pendapatan Asli Daerah dan Peningkatan Sumber Daya Manusia

Peningkatan Sumber Daya Manusia diukur dengan menggunakan PDRB

Atas Dasar Harga Konstan. Menurut Brata (2004) yang menyatakan bahwa PAD

berpengaruh positif dengan Peningkatan Sumber Daya Manusia di daerah, dan

penelitian oleh Tambunan (2006) yang menyatakan Pertumbuhan PAD secara

berkelanjutan akan menyebabkan Peningkatan Sumber Daya Manusia daerah.

Peningkatan PAD sebenarnya merupakan akses dari per Peningkatan Sumber

Daya Manusia tumbuhan ekonomi. Daerah yang Peningkatan Sumber Daya

Manusia positif mempunyai kemungkinan mendapatkan kenaikan PAD.

Perspektifini menyarankan bahwa seharusnya pemerintah daerah lebih

berkosentrasi pada pemberdayaan kekuatan ekonomi lokal untuk menciptakan

Peningkatan Sumber Daya Manusia dari pada sekedar mengeluarkan produk

perundangan terkait dengan pajak dan retribusi. Harianto(2007) dimana PAD

merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika PAD meningkat maka

dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih tinggi dan tingkat

kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga pemerintah daerah akan

berinisiatif untuk lebih menggali potensi–potensi daerah dan meningkatkan

Sumber Daya Manusia.

Pertumbuhan PAD secara berkelanjutan akan menyebabkan Peningkatan

Sumber Daya Manusia daerah itusendiri, (Tambunan, 2006). Peningkatan PAD

harus berdampak pada perekonomian daerah (Saragih, 2003). Oleh karena itu,

daerah tidak akan berhasil bila daerah tidak mengalami Peningkatan Sumber Daya
63

Manusia yang berarti meskipun terjadi peningkatan penerimaan PAD. Bila yang

terjadi sebaliknya, maka bisa di indikasikan adanya eksploitasi PAD terhadap

masyarakat secara berlebihan tanpa memperhatikan peningkatan produktifitas

masyarakat itu sendiri.

Dengan adanya penerimaan dari PAD dapat meningkatkan Peningkatan

Sumber Daya Manusia daerah danakan berdampak terhadap Peningkatan Sumber

Daya Manusia nasional. Peningkatan PAD dapat meningkatkan investasi

pemerintah daerah sehingga kualitas pelayanan publik semakin baik. Sidik (2002)

menegaskan bahwa keberhasilan peningkatan PAD hendaknya tidak hanya diukur

yang diterima, tetapi juga diukur dengan perannya untuk mengatur perekonomian

masyarakat agar dapat lebih berkembang, yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat didaerah.

Peningkatan PAD akan mendorong Peningkatan Sumber Daya Manusia di

daerah. Adanya kenaikan PAD akan memicu dan memacu Peningkatan Sumber

Daya Manusia daerah menjadi lebih baik daripada Peningkatan Sumber Daya

Manusia daerah sebelumnya. Kenaikan PAD juga dapat mengoptimalkan dan

meningkatkan aktivitas pada sektor-sektor yang terkait dengan Peningkatan

Sumber Daya Manusia, seperti sektor industri dan perdagangan, sektor jasa, dan

sektor-sektor lainnya. Salah satu tujuan utama dari desentralisasi fiskal adalah

terciptanya kemandirian daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu menggali

sumber–sumber keuangan lokal, khususnya melalui PAD.

Jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah

akan lebih tinggi. Peningkatan PAD menunjukkan adanya partisipasi masyarakat


64

terhadap jalanya pemerintahan didaerahnya. Semakin tinggi PAD maka akan

menambah dana pemerintah daerahyang kemudian akan digunakan untuk

membangun sarana dan prasarana di daerah tersebut. Pemerintah daerah yang

salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat memerlukan

PAD sebagai bentuk kemandirian di era otonomi daerah sebagai tolak ukur

Peningkatan Sumber Daya Manusia yang dilihat dari pertumbuhan PDRBnya dari

tahun ke tahun.

Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu

varibel independent (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variable independen dengan variabel dependen

apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen

apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Model analisis regresi linear sederhana yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah sebagai berikut: Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini untuk mengetahui perkembangan besaran PAD dan Peningkatan Sumber Daya

Manusia menggunakan Metode Analisis Deskriptif dalam bentuk Tabel. Dan

untuk mengetahui dampak atau pengaruh PAD terhadap Peningkatan Sumber

Daya Manusia menggunakan Metode Analisis Regresi dengan Model Ordinary

Least Square (OLS). Model tersebut diuraikan sebagai berikut.

Dalam model ini yang menjadi variable independen yaitu variable PAD,

dan yang menjadi variabel dependen yaitu variabel - variabel Peningkatan Sumber

Daya Manusia
65

Y = f ( X )..........................................................................................................(3.1)

dimana,

Y = Peningkatan Sumber Daya Manusia

X = Pendapatan Asli Daerah PAD

Persamaan 3.1 disusun dalam bentuk persamaan matematika dalam bentuk

persamaan khusus untuk menjelaskan hubungan antar variabel seperti terlihat

pada persamaan 3.2.

Y = β0+ β1X......................................................................................................(3.2)

dimana,

Y = Peningkatan Sumber Daya Manusia

X = Pendapatan Asli Daerah (PAD)

β0= intercept

β1= koefisien / slop

Selanjutnya persamaan 3.2 disusun ke dalam bentuk persamaan

ekonometrik, persamaan 3.3. Persamaan tersebut ditransformasikan ke dalam

bentuk Log-Lin, yaitu hanya variabel PAD ditranformasikan ke dalam bentuk

Log Natural.Hal ini dilakukan untuk menyeimbangan besaran antar

variabel independen dengan varibel dependen,dan juga sekaligus hasil output

regresi menunjukkan koefisien slope merupakan tingkat perubahan variabel tidak

bebas (dalam persen) bila terjadi perubahan variabel-variabel bebas (dalam

persen) Nachrowi, (2006).

LnYt= b0+ b1tX + et..............................................................................(3.3)

dimana,
66

Y = Peningkatan Sumber Daya Manusia

X = Pendapatan Asli Daerah

b0 = intercept (konstanta)

b1= koefisien regresi

e = error t

ermt = series waktu (2001–2013)

Selanjutnya di dalam melakukan penelitian, untuk keabsahan suatu model

perlu dilakukan pengujian-pengujian statistik. Menurut Gujarati (2003), hal ini

perlu dilakukan agar suatu modeltidak diragukan lagi.Menurut Gujarati (2003),

hal ini perlu dilakukan agar suatu model tidak diragukan lagi. Pengujian statistik

yang dilakukan yaitu:

Uji t-statistik

Untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh

terhadap variabeldependen secara parsial, maka dilakukan uji t.

^t = t-t …………………………………………………………….(3.4)
se(t)
Keterangan:

ˆ= koefisien regresi ke-t

= parameter sesuai dengan hipotesis Ho

se(t) = standar error regresi

Pengujian

Ho:  = 0 (tidak ada pengaruh secara berarti dari perubahan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia).


67

Hi:   0 (ada pengaruh secara berarti dari perubahan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia).

Kriteria pengujian

Bila–ttabel< thitung< ttabel maka Ho tidak ditolak dan menolak Hi Berarti

variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Jika thitung> ttabeldan thitung<-ttabel maka Ho ditolak dan Hi tidak ditolak

Berarti variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel

dependen

Koefisien Determinasi

Dalam pengukuran ketepatan suatu garis regresi digunakan koefisien

determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan

besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel tak

bebas dari fungsi tersebut. Nilai R2 berkisar 0< R2< 1. Dimana semakin

mendekati 1 maka semakin dekat pula hubungan antara variabel bebasdengan

variabel tak bebas, atau dapat dikatakan model tersebut baik, demikian pula

sebaliknya

4.3. Hasil Penelitian

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat. Dalam hal ini dapat dilihat pengaruh variabel

Pendapatan Asli Daerah terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia

Variabel Coefficient t-statistik Probabilitas

PAD 0.348596 18.68276 0.0000


68

C 1.247818 0.156918 0.0000

R² =0.969448 F-statistik =349.0454

Sumber: Pengujian eviews

Model menunjukkan bahwa tanpa dipengaruhi PAD (x), maka berdasarkan

koefisien Peningkatan Sumber Daya Manusia (Y) adalah sebesar 1.247818.

Koefisien regresi data variable PAD. Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai

nilai koefisien sebesar 0.348595 yang berarti Pendapatan Asli Daeah pengaruh

positif terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia. Artinya apabila Pendapatan

Asli Daerah naik sebesar 1 % , maka Peningkatan Sumber Daya Manusia akan

naik sebesar 0.348595 % ceteris paribus.

Uji t-statistik

Dari hasil estimasi yang telah diperoleh dilakukan pengujian t-statistik

untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari hasil

estimasi didapatkan t-statistik koefisien Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar

18.68276 Dengan menggunakan tingkat keyakinan 99 % atau tingkat signifikan ɑ

1 % didapatkan niali t-tabel 3.852. Dengan demikian,nilai t-statistik ternyata lebih

besar dari t-tabel.

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak atau menerima Ha

yang menyatakan bahwa koefisien Pendapatan Asli Daerah (PAD) (βἰ) lebih besar

dari nol.Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia.


69

Koefisien Determinasi

Nilai R² yang diperolah sebesar 0.969448 artinya, variasi perubahan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempengaruhi Peningkatan Sumber Daya

Manusia sebesar 96.9448 %, sedangkan sisanya 3.0552% di jelaskan oleh

variabel–variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Nilai probabilitas adalah atau tingkat estimasi dari variabel Pendapatan

Asli Daerah terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia adalah sebesar 0,0000.

Hal ini berarti bahwa PAD berpengaruh dengan Peningkatan Sumber Daya

Manusia dengan probabilitas sebesar 0,0000 atau 1%. Dengan demilian hipotesa

yang menyatakan PAD berpengaruh terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia

dapat di terima atau terbukti.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa besaran PAD yang diperoleh dan

tingkat Peningkatan Sumber Daya Manusia. Adapun hubungan PAD dengan

Peningkatan Sumber Daya Manusia yang sejalan dengan penelitian dari Harianto

(2007) dimana PAD merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika

PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih

tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula, sehingga pemerintah

daerah akan berinisiatif untuk lebih menggali potensi–potensi daerah dan

meningkatkan Sumber Daya Manusia.


70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tentangpengaruh PAD terhadap

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDA) dapat diambil simpulan sebagai

berikut: (PAD) berpengaruh positif atau signifikan terhadap Peningkatan Sumber

Daya Manusia di Kabupaten Padang Lawas Utara pada Tahun 2020-2022. Secara

teori apabila PAD naik, maka Sumber Daya Manusia juga akan ikut naik.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan, dan simpulan yang telah

diambil, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan bagi pemerintah daerah Kabupaten Padang Lawas Utara lebih

ditingkatkan lagi pengelolaan sumber daya yang ada di daerah Kabupaten

Padang Lawas Utara dalam kenyataan yang sebenarnya.

2. Merumuskan kembali sistem pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang berlaku dengan sistem yang efisien dan efektif agar lebih bermanfaat

bagi perkembangan Peningkatan Sumber Daya Manusia di daerah

Kabupaten Padang Lawas Utara

69
71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 1987.Beberapa Pemikiran Tentang Pemerintah Daerah, Penerbit


Media Sarana Press, Jakarta.

Anonim, 1997.Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, Tentang Perubahan


Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997.

Bohari, H, 2006. Penganar Hukum pajak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ilyas dan Richard Burton, 2007.Hukum Pajak. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Mardiasmo, 1999.Perpajakan Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta.


Siahaan, Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Munawir S. 1997. Perpajakan,penerbit liberty, Yogyakarta.

Pahala, Marihot. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Penerbit RajaGrafido
Persada, Jakarta.

Riwukaho, Josef. 2003. Aspek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,

Siahaan, Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Soemitro, Rachmat. 1998.Pajak dan Pembangunan, Penerbit Eresco Bandung.

Widjya, titik Berat Otonomi Daerah pada Daerah Tingkat I, kelima, penerbit PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
72

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................
1.2 Batasan Masalah……………………………………………………………….8
1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................


2.1 Kontribusi ...................................................................................................................
2.1.1 Pengertian Kontribusi ......................................................................................
2.1.2 Defenisi Kontribusi Menurut Para Ahli............................................................
2.1.3 Strategi Untuk Meningkatkan Kontribusi ........................................................
2.1.4 Jenis Kontribusi………....................................................................................
2.1.5 Contoh Wujud Kontribusi ...............................................................................
2.1.6 Manfaat Kontribusi ..........................................................................................
2.2 Pendapatan Daerah......................................................................................................
2.2.1 Pengertian Pendapatan Daerah ........................................................................
2.2.2 Sumber Pendapatan Daerah ...........................................................................
2.2.3 Pendapatan Asli Daerah...................................................................................
2.2.4 Pengertian Pendapatan Asli Daerah..................................................................
2.2.5 Sumber – Sumber Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah ..................
2.2.6 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah ..................................................................
2.3 Sumber Daya Manusia ................................................................................................
2.3.1 Pengertian Sumber Daya Manusia ...................................................................
2.3.2 Peran dan Fungsi Sumber Daya Manusia Dalam Ekonomi .............................
2.3.3 Sumber Daya Manusia Dalam Menciptakan dan Mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi..............................................................................
2.3.4 Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia ...............................................
2.3.5 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ......................................................
2.3.6 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ...................................................
2.4 Kerangka Pemikiran...................................................................................................
2.5 Defenisi Konsep Operasional ..................................................................................
2.6 Hipotesis...................................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................


3.1 Metode Penelitian........................................................................................................
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................................
3.3 Populasi Dan Sampel...................................................................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................
3.5 Metode Analisis Data .................................................................................................

i
73

DAFTAR PUSTAKA

ii
74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………..47

iii
75

SKRIPSI

KONTRIBUSI PENDAPATAN DAERAH TERHADAP


PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA DI
DESA GUNUNG TUA, KECAMATAN PADANG
BOLAK, KABUPATEN PADANG
LAWAS UTARA

O l e h:

Dewi Sartika
NPM. 201908032

Program Studi Ekonomi Pembangunan

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA
PADANGSIDIMPUAN
2023
76

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRAHA NUSANTARA
PADANGSIDIMPUAN

TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL


NAMA : Dewi Sartika

NPM : 201908032

PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN

JUDUL : Kontribusi Pendapatan Daerah Terhadap


Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa
Padang Bolak, Kecamatan Gunung Tua,
Kabupaten Padang Lawas Utara

Padangsidimpuan, MEI 2023

MENYETUJUI:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Ahmad Sayuti Pulungan, SE, MM Abdelina, SE, MM


NIDN. 01 0505 7101 NIDN. 01 2305 8706
77

Anda mungkin juga menyukai