Anda di halaman 1dari 5

PAPER TEORI OTONOMI DAERAH

Disusun Oleh

NURMANSYAH
NPM. D2D021022

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan kebikakan yang diambil oleh pemerintah
pusat agar pemerintah daerah dapat mengelola pemerintahannya sendiri
tanpa campur tangan dari pemerintah pusat. Otonomi daerah
diberlakukan sejak dikeluarkannya Undang-Undang Nomr 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan
Pemerintah Daerah. Dengan otonomi daerah, pemerintah daerah
diharapkan semakin mandiri, mengurangi ketergantungan terhadap
pemerintah pusat, baik dalam hal pembiayaan pembangunan maupun
dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, menegaskan
bahwa pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara tertib, taat
pada peraturan perundangn-undangan yang berlaku, efisien, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan
dan kepatutan. Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola
keuangan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang langsung maupun tidak langsung mencerminkan kemampuan
pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas
pemerintah, pembangunan, pelayanan social masyarakat (Halim, 2007:23)

2. Rumusan Masalah
a. Otonomi di Bidang Keuangan mencakup Apa saja? Jelaskan!
b. Otonomi daerah sebenarnya mencakup pemekaran daerah atau
penggabungan daerah. Dari 2 hal tersebut kebanyakan pemisahan
daerah, mengapa? Jelaskan!
PEMBAHASAN

1. Otonomi di Bidang Keuangan


Berdasarkan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah
menjelaskan bahwa untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah
melalui penyediaan sumber-sumber pendanaan berdasarkan kewenangan
Pemerintah Pusat, Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,
perlu diatur perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah berupa system keuangan yang diatur berdasarkan
pembagian kewenangan, tugas dan tanggung jawab yang jelas
antarsusunan pemerintahan.
Otonomi di Bidang Keuangan berdasarkan Undang – Undang Nomor
33 Tahun 2004 Pasal 5 yaitu meliputi :
a. Pendapatan Daerah
- Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mardiasmo (2018) Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang bersumber dari sector pajak daerah, retribusi
daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Sedangkan menurut Halim & Kusufi (2014) pendapatan asli
daerah adalah semua penerimaan daerah yang bersumber dari
ekonomi asli daerah itu sendiri. Penerimaan yang diperoleh
Pemerintah Daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (Bladric Siregar,
2015:31)
- Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Menurt Baldric Siregar (2015:31) dana perimbangan
adalah dana yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
- Lain-Lain Pendapatan
b. Pembiayaan
- Sisa lebih perhitungan anggaran daerah
- Penerimaan Pinjaman Daerah
- Dana Cadangan Daerah
- Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

2. Otonomi daerah sebenarnya lebih banyak mencakup pemekaran daerah


dibandingkan penggabungan daerah. Hal ini dikarenakan dengan adanya
pemekaran daerah otonomi diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
umum pemerintahan kepada masyarakat, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat serta memperpendek rentang kendali pemerintahan
(Siswanto, 2012). Pemekaran daerah merupakan fenomena yang mengiringi
penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia. Ini terlihat dari
peningkatan jumlah daerah otonomi baru di wilayah NKRI. Sampai saat ini
terfapat 542 daerah otonomi yang terdiri dari 34 provinsi, 415 kabupaten
dan 93 kota. Oleh karena itu diharapkan dengan hadirnya daerah-daerah
otonomi baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan
kesejahteraan bagi masyarakat. Hal ini sebagaimana amanat dari
semangat otonomi daerah yang termaktub dalam UU nomor 23 Tahun
2014 jo Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015 (Arief Maulana, 2019).
Tujuan pemekaran daerah yang disebabkan oleh luas wilayah adalah
untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Peningkatan
pelayanan bias dilihat dari berbagai aspek pelayanan public baik dari
aspek fasilitas jalan, fasilitas air bersih, fasilitas transportasi, fasilitas
pasar, fasilitas listrik, sarana peribatan, fasilitas irigasi, jumlah sekolah,
jumlah tenaga kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan, program pemerintah
di bidang pendidikan, layanan administrasi dan program pemerintah di
bidang kesehatan. Adanya pemekaran wilayah diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas dari apparatus pemerintah sehingga
pelayanan kepada masyarakat semakin baik. (Abdullah dalam Rita Hekbra
Tenrini, 2019)

Anda mungkin juga menyukai