Anda di halaman 1dari 7

RESUME

BAB 4 HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

A. Desentralisasi atau otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik


Indonesia
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, negara republik Indonesia sebagai negara
kesatuan menganut asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan
kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia diselenggarakan dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat.
Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
memperhatikan potensi dan kekhasan daerah masing. Otonomi daerah merupakan
kemandirian rakyat didaerah untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan di daerah.
1. Desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa belanda,yaitu de yang
berarti lepas dan centerum yang berarti pusat. Jadi,desentralisasi adalah suatu hal
yang terl epas dari pusat.
Menurut amran muslimin dalam buku yang berjudul otonomi daerah dan
implikasinya, desentralisasi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut.
a. Desentralisasi politik yaitu perlimpahan kewenangan dari pemerintahan pusat
yang meliputi hal mengatu dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi
badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah tertentu.
b. Desentralisasi fungsional yaitu pemberian hak kepada golongan tertentu untuk
mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat,baik terikat maupun
tidak pada suatu daerah tertentu,seperti menugurs irigasi bagi petani
c. Desentralisasi kebudayaan yaitu pemberian hak kepada golongan minoritas dalam
masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri,seperti mengatu
Pendidikan dan agama.

2. Otonomi daerah
Dalam pengertian yang lebih luas, otonomi daerah berarti wewenang/kekuasaan pada
suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan
wilayah/daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan
perimbangan keuangan termasuk pengaturan social dan budaya yang sesuai dengan
tradisi adat istiadat daerah lingkunganya.

3. Otonomi daerah dalam konteks negara kesatuan


Pelaksanaan otonomi daerah diindonesia diselenggarakan dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan
oleh pemerintah daerah dengan memperlihatkan potensi dan kekhasan dengan daerah
masing-masing. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah
daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang
menjadi hak daerah.

4. Landasan hukum penerapan otonomi daerah di Indonesia


Pasal 18 UUD 1945 mengandung 4 pengertian pokok yaitu sebagai berikut.
a. Negara kesatuan republic indonesia menganut system desentralisasi
disamping sistem dekonsentrasi.
b. Menghendaki adanya undang-undang organic tentang pemerintah daerah.
c. Menghendaki adanya DPRD sebagai cerminan dari pemerintahan demokratis
yang dilaksanakan dengan pemursyawaratan/perwakilan.
d. Dihormati dan diakui nya hak asal usul dan kedudukan daerah-daerah yang
bersifat istimewa.
Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaksanaan
otonomi daerah di Indonesia adalah UUD nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan
kedua atas undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.
5. Asas Pelaksanaan Otonomi Daerah
Terdapat 3 asas dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu sebagai berikut.

a. Asas Desentralisasi, adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan


dengan perintahan beberapa urusan pemerintahan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah, sehingga daerah dapat mengurus rumah tangganya
sendiri.
b. Asas Dekonsentrasi, adalah pemelintahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada daerah otonom sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di
daerah dalam kerangka negara kesatuan, dan Lembaga yang melimpahkan
kewenangan dapat memberikan perintah kepada pejabat yang telah dilimpahi
kewenangan itu mengenai pengambilan atau pembuatan keputusan.
c. Asas Medebewind ( tugas pembantuan ). Tugas pembanguan pada
dasarnya merupakan penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan a/atau desa, serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu.

6. Nilai, Dimensi, dan Prinsip Otonomi di Daerah Di Indonesia


a. Nilai unitaris
Nilai unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain didalamnya yang bersifat negara
(eenheidstaf ) hal tersebut berarti bahwa kedaulatan yang melekat pada rakyat,
bangsa, dan negara RI tidak akan terbagi diantara kesatuan-kesatuan
pemerintahan.
b. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial
Dari isi dan jiwa pasal 18 uud 1945, jelaslah bahwa pemerintah diwajibkan
untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi dibidang ketata
negaran.

Prinsip dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yaitu sebagai berikut.


a. Prinsip kesatuan. Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang aspirasi
peerjuangan rakyat guna memperkukuh negara kesatuan dan
mempertinggi tingkat kesejahtraan masyarakat local.
b. Prinsip riil dan tanggung jawab. Pemberian otonomi kepada daerah harus
merupakan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab bagi kepentingan
seluruh warga daerah.
c. Prinsip penyebaran. Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas
dekonsentrasi.
d. Prinsip keserasian.
e. Prinsip pemberdayaan.

7. Tujuan otonomi daerah


a. Peningkatan pelayanan dan kesejehtraan masyarakat semakin baik.
b. Pengembangan kehidupan demokrasi
c. Keadilan
d. Pemerataan
e. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antarnegara
dalam rangka keutuhan NKRI.
f. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat
g. Menumbuhkan Prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, serta pengembangan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
B. Kedudukan serta peran pemerintah pusat dan daerah

1. Kedudukan dan peran pemerintah pusat


a. Fungsi pelayanan. Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhhan masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan tidak memberatkan
serta dengan kualitas yang sama.
b. Fungsi pengaturan. Fungsi pengaturan memberikan penekanan bahwa
pengaturan tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga kepada pemerintah sendiri.
c. Fungsi pemberdayaan. Fungsi pemberdayaan dijalankan pemerintah dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah pusat memiliki kewenangan lain sebagai berikut.
a. Perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro.
b. Dana perimbangan keuangan.
c. Sistem administrasi negara dan Lembaga pereknomian negara.
d. Pembinaan dan pemberdayaan sdm.
e. Pendayagunaan SDA dan pemberdayaan sumber daya strategis
f. Konserfasi dan standardisasi nasional.
2. Kedeudukan dan peran pemerintah daerah
a. Kewenangan pemerintah daerah
Dalam penyelenggaraan otonomi, daerah mepunyai hak sebagai berikut.
1.mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
2. memilih pemimpin daerah
3. mengelola operator daerah
4. mengelola kekayaan daerah
5. memungut pajak dan retribusi daerah
6. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya lainnya yang
berada di daerah
7. mendapat sumber pendapatan lain yang sah
8. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang undangan
Kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e. Penanganan bidang Kesehatan.
f. Penyelenggaraan Pendidikan
g. Penanggulangan masalah social.
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
j. Pengendalian linngkungan hidup.
k. Pelayanan pertanahan
b. Daerah khusus daerah istimewa dan otonomi khusus
1. Daerah khusus ibukota Jakarta
Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam
kedudukannya sebagai ibukota NKRI dan sebagai daerah otonomi.
2. Daerah istimewa Yogyakarta
Daerah istimewa Yogyakarta adalah daerah provinsi yang mempunyai
keistimewaan dalam penyelenggarakan urusan pemerintahan dalam kerangka
NKRI.
3. Provinsi aceh
Aceh merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan
diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat.
4. Otonomi khusus papua
Otonomi khusus bagi provinsi papua adalah kewenangan khusus yang diakui
dan diberikan kepada provinsi papua, termasuk provinsi-provinsi hasil
pemekaran dari provinsi papua, untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut Prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak-
hak dasar masyarakat papua.
c. Perangkat daerah sebagai pelaksana otonomi daerah
Peraangkat daerah kabupaten/kota terdiri dari :
1. Sekretariat daerah
2. Secretariat DPRD
3. Dinas daerah
4. Lembaga teknis daerah
5. Kecamatan
6. Desa atau kelurahan
d. Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)
1. DPRD provinsi
DPRD provinsi menjalankan beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
a. Fungsi legislasi, yaitu membuat peraturan daerah provinsi Bersama
gubernur.
b. Fungsi anggaran, yaitu Menyusun APBD Bersama gubernur.
c. Fungsi pengawasan, yaitu mengawasi jalannya pemerintahan yang
dilaksanakan oleh gubernur beserta apparatnya.
2. DPRD kabupaten/kota
DPRD kabupaten/kota menjalankan beberapa fungsi antara lain sebagai
berikut.
d. Fungsi legislasi, yaitu membuat peraturan daerah provinsi Bersama bupati
atau wali kota
e. Fungsi anggaran, yaitu Menyusun APBD Bersama bupati atau wali kota.
f. Fungsi pengawasan, yaitu mengawasi jalannya pemerintahan yang
dilaksanakan oleh bupati atau wali kota beserta apparatnya.
e. Proses pemelihan ketua daerah
berdasarkan UU no 10 tahun 2016 tentang pilkada, pasangan calon yang
memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. Pada
pasal 107 ayat 1 disebutkan bahwa pasangan calon bupati dan calon wakil bupati
serta pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota yang memperoleh suara
terbanyak ditegapkan sebagai pasangan calon bupati dan calon wakil bupati serta
pasangan calon wakil wali kota terpilih.adapun pada pasal 109 ayat 1disebutkan
bahwa pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang memperoleh
suara terbanyak ditetapkan sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil
gubernur terpilih.
f. Peraturan daerah (perda)
Dalam rangka melaksanakan peraturan daerah,kepala daerah mentapkan peraturan
kepala daerah dan/atau keputusan kepala daerah.peraturan kepala daerah dan/ atau
keputusan kepala daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum,
perda, dan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi peraturan daerah
diundangkan dalam lembaran daerah dan peraturan kepala daerah, diundangkan
dalam berita daerah.
C. Hubungan structural dan fungsional antara pemerintah pusat dan daerah
1. Hubungan structural pemerintah pusat dan daerah
Terdapat 2 cara yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah:
a. Sentralisasi yaitu segala urusan, fungsi, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanannya dilakukan secara
dekonsentrasi
b. Desentralisasi, yaitu segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan
diserahkan seluas luasnya kepada pemerintah daerah.
2. Hubungan fungsional pemerintah pusat dan daerah
Hubungan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah berlangsung dalam
beberapa bidang, yaitu sebagai berikut.
a. Hubungan dalam bidang keuangan
b. Hubungan dalam bidang pelayanan umum
c. Hubungan dalam bidang pemanfaatan SDA dan sumber daya lainnya

KELOMPOK 3
1. ASYIFA SHAFIRA BIDO
2. HIKMAH AULIA
3. MUHAMMAD DZAKY AL-FARIZI
4. MOH. FAUZAN YUDIANSYAH SAPAT
5. NUR AZMI KALUKU
6. NURZAVI ANANDA PUTRA
7. ZAHRA ZAAHIRAH

Anda mungkin juga menyukai