Istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan
centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Terdapat 2 kelompok besar yang memberikan definisi mengenai desentralisasi yaitu.
a. Kelompok Anglo Saxon.
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat, baik kepada
pejabat pusat yang ada di daerah yang disebut dengan dekonsentrasi maupun kepada
badan-badan otonom daerah yang disebut devolusi.
b. Kelompok Kontinental.
Desentralisasi dibedakan menjadi dua bagian yaitu.
1) Desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi.
Desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi adalah penyerahan kekuasaan dari
atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna kelancaran pekerjaan semata.
2) Desentralisasi ketatanegaraan.
Desentralisasi ketatanegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk
mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas
desentralisasi dalam pemerintahan negara.
2. Otonomi Daerah
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu auto berarti sendiri, dan nomos berarti
hukum atau peraturan. Jadi, otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri.
Berikut pengertian otonomi daerah menurut beberapa ahli.
a. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Fungsi pengaturan.
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa
pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada
pemerintah sendiri. Ada enam fungsi pengaturan
yang dimiliki pemerintah.
1) Menyediakan infrastruktur ekonomi.
2) Menyediakan barang dan jasa kolektif.
3) Menjembatani konflik dalam masyarakat.
4) Menjaga kompetisi.
5) Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa.
6) Menjaga stabilitas ekonomi.
c. Fungsi pemberdayaan.
Fungsi ini dilakukan pemerintah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat. Dalam fungsi ini,
pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator dan
motivator bagi masyarakat.
2. Kedudukan DPRD
DPRD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan di
daerah. DPRD mempunyai 3 fungsi yakni sebagai berikut.
a. Legislasi, berkaitan dengan pembentukan perda.
b. Anggaran, berkaitan dengan kewenangan dalam hal APBD.
c. Pengawasan, berkaitan dengan kewenangan mengontrol
pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta kebijakan
pemerintah daerah.
.
c. Provinsi Aceh
Aceh merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan
diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perudang-undangan dalam
sistem dan prinsip NKRI.
Selain itu, kewenangan khusus pemerintah kabupaten/kota meliputi
penyelenggaraan kehidupan beragama dalam bentuk pelaksanaan syariat Islam
bagi pemeluknya di Aceh dan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat
beragama, penyelenggaraan kehidupan adat yang bersendikan Islam,
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi muatan
lokal sesuai dengan syariat Islam.
d. Otonomi Khusus Papua
d. Kecamatan
Kecamatan
dibentuk di
wilayah
Pasangan calon kepala daerah apabila memperoleh jumlah suara sah lebih dari 50%
atau terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
6. Peraturan Daerah
Peraturan daerah ditetapkan oleh daerah setelah mendapat persetujuan dari DPRD dan
diserahkan ke pusat paling lama 7 hari setelah dibentuknya perda. Perda dibentuk dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan. Pembentukan perda melalui
beberapa tahapan yaitu perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan,
pengundangan, dan penyebarluasan.
7. Keuangan Daerah
Sumber pendapatan daerah terdiri atas sumber keuangan berikut.
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD
yang sah.
2) Dana Pertimbangan yang meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan
dana alokasi khusus.
3) Pendapatan daerah lain yang sah.
Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan sebagai berikut.
1) Kepastian tersedianya pendanaan dan pemerintah sesuai dengan urusan
pemerintah yang diserahkan.
2) Kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah serta
hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang
berada di daerah dan dana pertimbangan lainnya.
3) Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber
pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.
Keuangan daerah digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan daerah dan
mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Semua pengeluaran dan penerimaan
pemerintahan daerah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang disetujui oleh DPRD.
1. Hubungan Struktural
Pemerintah Pusat dan
Daerah
Hubungan struktural
adalah hubungan berdasarkan
tingkatan dalam pemerintah.
Pemerintah pusat sebagai
penyelenggara urusan
pemerintahan di tingkat
nasional, sementara
pemerintah daerah merupakan
penyelenggara urusan
pemerintahan di daerah.
2. Hubungan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah
Hubungan fungsional adalah hubungan
yang didasarkan pada masing-masing
pemerintahan yang saling memengaruhi dan
saling bergantung antara satu dan yang lain.
Contoh hubungan fungsional antar pemerintah
pusat dan daerah adalah hubungan keuangan,
pelayanan umum, dan pemanfaatan sumber
daya alam.