Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

OTONOMI DAERAH

Oleh:
Kelompok 5

ASNIYAR

Dosen Mata Kuliah : Rosmani Thamirin, S.Pd., M.Pd


Mata Kuliah : Ilmu Kewarganegaraan

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Otonomi Daerah............................................................... 3
B. Sejarah Otonomi Daerah................................................................ 3
C. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah............................................ 6
D. Manfaat Otonomi Daerah.............................................................. 9
E. Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah.................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 14
B. Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indosesia yang terhimpun dari bermacam -

macam suku dan budaya dalam berbagai daerah dari Sabang hingga Merauke

yang memliki banyak perbedaan atas potensi Sumber Daya Alam dan Sumber

Daya Manusia yang timbul karena perbedaan letak geografis suatu daerah

atau latar belakang sejarah daerah tertentu, tentunya berbagai daerah

tersebut membutuhkan penerapan kebijakan daerah yang berbeda pula.

Dalam hal ini bangsa Indonesia kini telah berhasil membentuk kebijakan

Otonomi Daerah yang memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah

daerah untuk mengatur daerahnya sendiri yang sesuai dengan karakter

Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di daerahnya sendiri.

Otonomi daerah masih lebih sebagai harapan ketimbang sebagai

kenyataan yang telah terjadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Otonomi Daerah belumlah terwujud sebagaimana yang diharapkan. Kita

nampaknya baru menuju kea rah Otonomi Daerah yang sebenarnya.

Kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan terhadap

pemerintah daerah tetap harus berpedoman pada undang – undang yang

berlaku secara nasional di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak ada

pertentangan antara kebijakan hukum secara nasional dengan kebijakan

hukum di daerah.

Adanya perbedaan diantaranya sangat dimungkinkan terjadi selama

perbedaan tersebut tidak bertentangan dengan undang - undang karena inti

1
dari konsep pelaksanaan otonomi daerah adalah upaya memaksimalkan

daerah yakni, memaksimalkan hasil yang akan dicapai dan sekaligus

menghindari kerumitan dan hal – hal yang dapat menghambat pelaksanaan

otonomi daerah. Dengan demikian, tuntutan masyarakat dapat terjawab secara

nyata dengan penerapan otonomi daerah yang luas dan kelangsungan

pelayanan umum tidak diabaikan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat otonomi daerah?

2. Bagaimana sejarah otonomi daerah di Indonesia?

3. Bagaimana dasar hukum dan landasan teori otonomi daerah?

4. Apa tujuan dan prinsip otonomi daerah?

5. Bagaimana hubungan otonomi daerah dengan pembangunan daerah?

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan hakikat otonomi daerah

2. Menjelaskan sejarah otonomi daerah di Indonesia

3. Menjelaskan dasar hukum dan landasan teori otonomi daerah

4. Menjelaskan tujuan dan prinsip otonomi daerah

5. Mengetahui hubungan otonomi daerah dengan pembangunan daerah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Otonomi Daerah

Terdapat dua undang - undang yang menjadi pedoman dasar

pelaksanaan otonomi daerah yakni, Undang - Undang Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian diganti oleh Undang - Undang

Nomor 32 tahun 2004 dan Undang - Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang kemudian diganti dengan

Undang - Undang Nomor 33 tahun 2004. Otonomi daerah adalah

kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang - undangan.

Hakikat otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban suatu

daerah untuk membentuk dan menjalakan suatu pemerintahannya sendiri

sesuai dengan peraturan undang – undang yang berlaku, sebagaimana

dijelaskan mengenai kewenangan daerah, kewajiban kepala daerah dan hal –

hal yang terkait dalam Undang – Undang yang telah ditetapkan.

B. Sejarah Otonomi Daerah

Perjalanan bangsa Indonesia melalui berbagai sistem pemerintahan

dan dipimpin berbagai macam kepala pemerintahan serta munculnya masalah

- masalah baru dalam lingkungan pemerintah ataupun lingkungan masyarakat

tentu sangat membutuhkan tatanan hukum yang berbeda dari waktu ke waktu

untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

3
Keberadaan kebijakan mengenai Pemerintahan Daerah bukan

merupakan hal yang final, statis dan tetap tetapi membutuhkan pembaruan

untuk mengatasi berbagai keadaan dan masalah baru yang muncul. Berikut ini

adalah sejarah perkembangan undang - undang yang menjadi pedoman

mengenai otonomi daerah :

1. UU No. 1 tahun 1945 mengatur Pemerintah Daerah yang membagi tiga

jenis daerah otonom yakni, keresidenan, kabupaten, dan kota.

2. UU No. 22 tahun 1948 mengatur susunan Pemerintah Daerah yang

demokratis, membagi dua jenis daerah otonom yakni, daerah otonom

biasa dan otonomi istimewa, dan tiga tingkatan daerah otonom yakni,

provinsi, kab/ kota dan desa.

3. UU No. 1 tahun 1957 mengatur tunggal yang berseragam untuk seluruh

Indonesia.

4. UU No. 18 tahun 1965 mengatur otonomi yang menganut sistem otonomi

yang riil dan seluas luasnya.

5. UU No.5 tahun 1974 mengatur pokok – pokok penyelenggaraan

pemerintahan yang menjadi tugas pemerintah pusat di daerah (prinsip

yang dipakai : otonomi yang nyata dan bertanggungjawab; merupakan

pembaruan dari otoda yang seluas – luasnya dapat menimbulkan

pemikiran yang dapat membahayakan keutuhan NKRI, dan tidak serasi

dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi).

6. UU No. 22 tahun 1999 mengatur tentang Pemerintahan Daerah

(perubahan mendasar pada format otoda dan substansi desentralisasi).

4
7. UU No. 25 tahun 1999 mengatur tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

8. UU No. 32 tahun 2004 mengatur Pemerintahan Daerah sebagai pengganti

UU No. 22 tahun 1999

9. UU No. 33 tahun 2004 mengatur Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah.

Sedangkan perubahan yang mendasar dari pedoman Otonomi Daerah

dari UU No. 22 tahun 1999 digantikan oleh UU No. 32 tahun 2004 adalah

sebagai berikut:

1. Prinsip - Prinsip Otonomi Daerah dalam UU No. 22 tahun 1999

a. Demokrasi, keadilan, pemerataan, potensi dan keanekaragaman

daerah.

b. Otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab.

c. Otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten

dan daerah kota.

d. Sesuai dengan konstitusi negara.

e. Kemandirian daerah otonom.

f. Meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah.

g. Asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi sebagai wilayah

administrasi.

h. Asas tugas perbantuan.

2. Prinsip - Prinsip Otonomi Daerah dalam UU No. 32 tahun 2004

a. Demokrasi, keadilan, pemerataan, keistimewaan dan kekhususan,

serta potensi dan keanekaragaman daerah.

5
b. Otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab.

c. Otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten

dan daerah kota.

d. Sesuai dengan konstitusi negara.

e. Kemandirian daerah otonom.

f. Meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah.

g. Asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi sebagai wilayah

administrasi.

h. Asas tugas perbantuan.

C. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah

1. Tujuan Otonomi Daerah

Menurut pengalaman dalam pelaksanaan bidang-bidang tugas

tertentu sistem Sentralistik tidak dapat menjamin kesesuaian tindakan-

tindakan Pemerintah Pusat dengan keadaan di daerah-daerah. Maka untuk

mengatasi hal ini, pemerintah kita menganut sistem Desentralisasi atau

Otonomi Daerah. Hal ini disebabkan wilayah kita terdiri dari berbagai

daerah yang masing-masing memiliki sifat-sifat khusus tersendiri yang

dipengaruhi oleh faktor geografis, tingkat pendidikan dan lain

sebagainya.

Dengan sistem Desentralisasi diberikan kekuasaan kepada daerah

untuk melaksanakan kebijakan pemerintah sesuai dengan keadaan khusus

di daerah kekuasaannya masing-masing, dengan catatan tetap tidak boleh

menyimpang dari garis-garis aturan yang telah ditetapkan oleh

6
Pemerintah Pusat. Jadi pada dasarnya, maksud dan tujuan diadakannya

pemerintahan di daerah adalah untuk mencapai efektivitas pemerintahan.

Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah

ini bersifat mandiri dan bebas. Pemerintah daerah bebas dan mandiri

untuk membuat peraturan bagi wilayahnya. Namun, harus tetap

mempertanggungjawabkannya dihadapan Negara dan pemerintahan

pusat. Selain tujuan diatas, masih terdapat beberapa point sebagai tujuan

dari otonomi daerah. Dibawah ini adalah beberapa tujuan dari otonomi

daerah dilihat dari segi politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya,

yaitu sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan

untuk mencegah penumpukan kekuasaan dipusat dan membangun

masyarakat yang demokratis, untuk menarik rakyat ikut serta dalam

pemerintahan dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak

demokrasi.

b. Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah

untuk mencapai pemerintahan yang efisien.

c. Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah

diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.

d. Dilihar dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat

dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah

masing-masing.

Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya

dimulai dari diri sendiri. Para pejabat harus memiliki kesadaran penuh

7
bahwa tugas yang diembannya merupakan sebuah amanah yang harus

dijalankan dan dipertanggungjawabkan. Selain itu, kita semua juga

memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam rangka tercapainya tujuan

otonomi daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan hal yang

mudah karena tidak mungkin dilakukan secara instan. Butuh proses dan

berbagai upaya serta partisipasi dari banyak pihak. Oleh karena itu,

diperlukan kesungguhan serta kerjasama dari berbagai pihak untuk

mencapai tujuan ini.

2. Prinsip Otonomi Daerah

Atas dasar pencapaian tujuan diatas, prinsip-prinsip yang

dijadikan pedoman dalam pemberian Otonomi Daerah adalah sebagai

berikut (Penjelasan UU No. 32 Tahun 2004) :

a. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan

Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-undang ini. Daerah

memliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi

pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan

masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

b. Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi

yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu

prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintah daerah

dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang

senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan

8
berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Dengan

demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu sama

dengan daerah lainnya, adapun yang dimaksud dengan otonomi yang

bertanggunjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya

harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian

otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama

dari tujuan nasional.

D. Manfaat Otonomi Daerah

Adapun manfaat Otonomi Daerah yaitu :

1. Pelaksanaan dapat dilakukan sesuai dengan kepentingan Masyarakat di

Daerahyang bersifat heterogen.

2. Memotong jalur birokrasi yang rumit serta prosedur yang sangat

terstruktur daripemerintah pusat.

3. Perumusan kebijaksanaan dari pemerintah akan lebih realistik.

4. Desentralisasi akan mengakibatkan terjadinya "penetrasi" yang lebih baik

dariPemerintah Pusat bagi Daerah-Daerah yang terpencil atau sangat jauh

daripusat, di mana seringkali rencana pemerintah tidak dipahami oleh

masyarakatsetempat atau dihambat oleh elite lokal, dan di mana dukungan

terhadapprogram pemerintah sangat terbatas.

5. Representasi yang lebih luas dari berbagai kelompok politik,

etnis, keagamaan didalam perencanaan pembangunan yang kemudian

dapat memperluas kesamaandalam mengalokasikan sumber daya dan

investasi pemerintah.

9
6. Peluang bagi pemerintahan serta lembaga privat dan masyarakat di

Daerahuntuk meningkatkan kapasitas teknis dan managerial.

7. Dapat meningkatkan efisiensi pemerintahan di Pusat dengan tidak lagi

pejabat puncak di Pusat menjalankan tugas rutin karena hal itu dapat

diserahkan kepada pejabat Daerah.

8. Dapat menyediakan struktur di mana berbagai departemen di pusat dapat

dikoordinasi secara efektif bersama dengan pejabat Daerah dan sejumlah

NGOsdi berbagai Daerah. Propinsi, Kabupaten, dan Kota dapat

menyediakan basis wilayah koordinasi bagi program pemerintah.

9. Struktur pemerintahan yang didesentralisasikan diperlukan guna

melembagakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

implementasi program.

10. Dapat meningkatkan pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan

oleh elite lokal, yang seringkali tidak simpatik dengan program

pembangunan nasional dan tidak sensitif terhadap kebutuhan kalangan

miskin di pedesaan.

11. Administrasi pemerintahan menjadi mudah disesuaikan, inovatif, dan

kreatif. Kalau mereka berhasil maka dapat dicontoh oleh Daerah yang

lainnya.

12. Memungkinkan pemimpin di Daerah menetapkan pelayanan dan fasilitas

secara efektif, mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor

dan melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik

daripada yang dilakukan oleh pejabat di Pusat.

10
13. Memantapkan stabilitas politik dan kesatuan nasional dengan

memberikanpeluang kepada berbagai kelompok masyarakat di Daerah

untuk berpartisipasisecara langsung dalam pembuatan kebijaksanaan,

sehingga dengan demikian meningkatkan kepentingan mereka di dalam

memelihara sistem politik.

14. Meningkatkan penyediaan barang dan jasa di tingkat lokal dengan biaya

yang lebih rendah, karena hal itu tidak lagi menjadi beban pemerintah

Pusat karena sudah diserahkan kepada Daerah.

E. Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah

Otonomi daerah adalah sebuah agenda nasional yang diharapkan dapat

mencegah terjadinya sentralisasi yang sebenarnya sudah menimpa bangsa

Indonesia selama periode orde baru.Sejak diberlakukannya Undang-undag

tentang pemerintahan daerah, yaitu UU no.22 tahun 1999 dan UU no.25

tahun 1999 diharapkan juga dapat membawa perubahan yang signifikan bagi

daerah yang juga nantinya akan membawa kesejahteraan bagi bangsa ini

sendiri.

Kebijaksanaan otonomi daerah melalui UU no.22 tahun 1999

memberikan otonomi yang angat luas kepada daerah, khususnya Kabupaten

dan Kota. Hal itu ditempuh dalam rangka mengembalikan harkat dan

martabat di daerah; memberikan peluang politik dalam rangka peningkatan

kualitas demokrasi di Daerahpeningkatan efisiensi pelayanan public di

Daerah, peningkatan percepatan pembangunan Daerah, dan pada akhirnya

diharapkan pula penciptaan cara berpemerintahan yang baik.

11
Otonomi daerah diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan daerah selain juga menciptakan keseimbangan antar daerah

hingga terjadi perataan kesejahteraan dan tidak adanya daerah tertinggal

ataupun sentralisasi. Untuk menciptakan pembangunan daerah yang cepat dan

meningkat maka perlu adanya prasyarat terutama bagi penyelenggara daerah

tersebut. Yang diharapkan dari pemerintahan daerah tersebut adalah sejumlah

berikut:

1. Fasilitas. pemerintah daerah sebagai pelaksana daerah sebaiknya

memenuhi fasilitas kepada masyarakatnya terutama yang berkaitan

dengan masalah ekonomi,karena memang pada dasarnya pembangunan

daerah dapat terjadi karena bantuan ekonomi(keuangan).Jadi,jika

pemerintah memudahkan fasilitas maka pembangunan daerah bukanlah

sesuatu yang susah pencapaiannya.

2. Pemerintah daerah harus kreatif. Kreatif yang dimaksud di sini adalah

bagaiman cara mengalokasikan dana yang bersumber dari Dana Alokasi

Umum atau yang berasal dari PAD. Selain itu dapat menciptakan

keunggulan komparatif bagi daerahnya, sehingga pemilik modal akan

beramai-ramai menanamkam modal di daerah tersebut. Kreatifitas ini juga

berkaitan dengan kepiawaian pemerintah membuat program-program

menarik sehingga pemerintah pusat akan memberikan Dana Alokasi

Khusus, sehingga banyak dana yang di sedot dari Jakarta ke Daerah.

3. Pemerintah daerah menjamin kesinambungan usaha.

4. Politik lokal yang stabil.

12
5. Pemerintah harus komunikatif dgn LSM/NGO, terutama dalam bidang

perburuhan dan lingkungan hidup.

Namun sebenarnya yang penting bagi daerah adalah terciptnya

lapangan kerja, serta disertai kemampuan menghadapi laju inflasi dan

keseimbangan neraca perdagangan internasional. Penciptaan lapangan kerja

akan berpengaruh pada peningkatan daya beli dan kecenderungan untuk

menabung, dengan meningkatnya daya beli berarti penjualan atas barang dan

jasa juga meningkat, artinya pajak penjualan barang dan jasa juga meningkat

sehingga Pendapatan Daerah dan Negara juga meningkat. Semuanya akan di

kembalikan pada masyarakat dalam bentuk proyek atau bantuan atau

sejumlah intensif yang lain, sehingga lambat laun kesejahteraan masyarakat

akan meningkat dan disitulah pembangunan daerah benar-benar dijalankan.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan kepada

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk

meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Otonomi daerah dibentuk sebagai jalan pintas pemerintah pusat untuk

melaksanakan pengontrolan dan pelaksanaan pemerintahan secara langsung

di daerah yang sesuai dengan karakteristik masing - masing daerah dan

kemudian semua kebijakan atau hukum yang akan dibentuk di daerah tersebut

adalah merupakan bentuk aplikasi langsung terhadap sistem demokratisasi

yang mengikutsertakan rakyat melalui lembaga atau partai politik di daerah.

B. Saran

14
Dengan adanya makalah yang saya buat ini jika teman-teman ada

yang lebih memamahi tentang materi yang saya jelaskan dalam makalah ini

saran dan kritik yang bersifat membangun dapat disampaikan kepada saya.

Saya akan merasa sangat lebih baik jika dari rekan-rekan sekalian bisa

memberikan masukkan kepada saya. Untuk kedepannya apabila saya

menyusun makalah baru dengan judul yang baru bisa membantu saya untuk

membenarkan kembali pembuatan makalah yang saya buat.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, Muhammad. 2012. Menggugah Peran Aktif Masyarakat dalam Otonomi


Daerah. Dari http://www.pelita.or.id/baca.php?id=4437, dikutip pada 27
Maret 2012

Karim, Abdul Gaffar. 2003. Kompleksitas Otonomi Daerah di Indonesia.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Marzuki, M. Laica, 2007. Hakikat Desentralisasi Dalam Sistem Ketatanegaraan


RI – Jurnal Konstitusi Vol. 4 Nomor 1 Maret 2007, Jakarta : Sekretariat
Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Siregar, Faris. 2011. Hambatan Pelaksanaan Otonomi Daerah.


Dari http://catatankuliahpraja.blogspot.com/2011/09/hambatan-pelaksanaan-
otonomi-daerah.html, dikutip pada 27 Maret 2012

Syaukani, dkk. 2009. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Widjaja, HAW. 2004. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : PT


Grafindo Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai