Anda di halaman 1dari 15

TUJUAN PEWILAYAHAN DALAM HUBUNGAN DENGAN

PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Annisa Shabrina
2. M. Bintang Alfarizi
3. Mia Agus Kurniati
4. Naufal Kamil
5. Rina Andini
6. Shindi Nata
Jurusan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Mapel : Geografi
Guru Mapel : Ratna Sari Dewi, S.Ag.

SMA MUHAMMADIYAH 5 PALMBANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tujuan Perwilayahan Dalam
Hubungan Dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia ”.

Penulis mengakui bahwa manusia mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh
karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan
makalah ini. Penulis melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis
miliki. Dimana penulis juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca. Penulis akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki
makalah penulis di masa datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 22 Agustus 2023

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.………..……………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1.1. PENGERTIAN, ESENSI, TUJUAN DAN MANFAAT OTONOMI DAERAH


A. Pengertian Otonomi Daerah…....…………………………………….......................2
B. Esensi Otonomi Daerah ....................................…....…………………….................3
C. Tujuan Otonomi Daerah ..................................…....……………………..................4
D. Manfaat Otonomi Daerah ..................................…....……………………................5
2.1. TUJUAN PEWILAYAHAN DALAM HUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
OTONOMI DAERAH ..................................…....…………………….......................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………..……………………….….....……..10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...………………….……… 12
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf (h) UU
NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah).
Salah satu tujuan otonomi daerah adalah agar pemerintah tidak hanya dijalankan
oleh pemerintah pusat, tetapi daerah pun dapat diberi hak untuk mengurus sendiri
kebutuhannya. Selain itu, ada beberapa tujuan otonomi daerah yang perlu diketahui
masyarakat agar dapat memahami bagaimana tujuan hingga sistem otonomi daerah.
Otonomi daerah adalah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengelola urusan serta kepentingan masyarakat daerah sendiri
sesuai undang-undang yang dibuat. Otonomi daerah juga diadakan untuk daerah itu
sendiri dan juga untuk kepentingan daerah itu sendiri.
Secara etimologi, otonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Autos yang artinya
sendiri, sedangkan Namos yang artinya aturan atau Undang-undang. Sehingga dapat
diartikan bahwa otonomi daerah adalah suatu hak, wewenang, dan kewajiban yang
dimiliki oleh suatu daerah dalam mengurus dan mengatur sendiri, segala urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya, sesuai peraturan perundang-undangan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa esensi, tujuan dan manfaat otonomi daerah?
2. Apa tujuan pewilayahan dalam hubungan dengan pelaksanaan Otonomi daerah
di Indonesia ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan makalah ini untuk mengetahui tujuan
perwilayahan dalam hubungan dengan pelaksanaan Otonomi daerah di Indonesia
Dan manfaat yang diharapkan adalah makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan
bagi para pembaca mengenai tujuan perwilayahan dalam hubungan dengan
pelaksanaan Otonomi daerah di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN, ESENSI, TUJUAN DAN MANFAAT OTONOMI DAERAH


A. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban yang
diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (UU Nomor 32 Tahun 2004) definisi otonomi daerah sebagai berikut: “Otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.” UU Nomor 32 Tahun 2004 juga
mendefinisikan daerah otonom sebagai berikut: “Daerah otonom, selanjutnya disebut
daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan mengatur dan mengurus rumah tangga daerah di negara kesatuan
meliputi segenap kewenangan pemerintahan kecuali beberapa urusan yang dipegang
oleh pemerintah pusat seperti:

1. Hubungan luar negeri


2. Pengadilan
3. Moneter dan keuangan
4. Pertahanan dan keamanan
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama
dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di
3

daerahnya masing-masing. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 7, 8, 9


tentang Pemerintah Daerah, ada 3 dasar sistem hubungan antara pusat dan daerah yaitu:

 Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom


untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur sebagai
wakil pemerintah dan atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu
 Tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau desa atau
sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung jawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

B. Esensi Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah telah memunculkan kesempatan identitas lokal yang


ada di daerah tidak terkecuali di Bangka Belitung. Berkurangnya wewenang dan
kendali pemerintah pusat mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam
menghadapi masalah yang berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh
lebih banyak daripada yang didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat.
Dana tersebut memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta
membangun program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang
lama sehingga akan lebih efisien.

Ada dua pendekatan yang didasarkan pada dua proposisi (Penni Chalid, 2005).
Pertama, pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk
mengidentifikasikan, merumuskan, dan memecahkan persoalan, kecuali untuk
persoalan-persoalan yang tidak mungkin diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam
perspektif keutuhan negara-bangsa. Kedua, seluruh persoalan pada dasarnya harus
diserahkan kepada pemerintah pusat kecuali untuk persoalan-persoalan tertentu yang
telah dapat ditangani oleh daerah. Yang pertama disebut sebagai pendekatan
federalistik, sedangkan yang kedua sebagai pendekatan unitaristik.
4

C. Tujuan Otonomi Daerah

Tujuan dari otonomi daerah menurut undang-undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa tujuan otonomi
daerah ialah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Berikut
penjelasannya:

a. Meningkatkan pelayanan umum. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan


ada peningkatan pelayanan umum secara maksimal dari lembaga pemerintah di
masing-masing daerah. Dengan pelayanan yang maksimal tersebut diharapkan
masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari otonomi daerah.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah pelayanan yang maksimal
dan memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah otonom
bisa lebih baik dan meningkat. Tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut
menunjukkan bagaimana daerah otonom bisa menggunakan hak dan
wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Meningkatkan daya saing daerah. Dengan menerapkan otonomi daerah
diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan harus memperhatikan
bentuk keanekaragaman suatu daerah serta kekhususan atau keistimewaan
daerah tertentu serta tetap mengacu pada semboyan negara kita “Bineka
Tunggal Ika” walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua.

Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu membebaskan


pemerintah pusat dari berbagai beban dan menangani urusan suatu daerah yang bisa
diserahkan kepada pemerintah daerah. Oleh karenanya pemerintah pusat memiliki
kesempatan untuk mempelajari, merespon, memahami berbagai kecenderungan global
dan menyeluruh serta dapat mengambil manfaat dari padanya. Pemerintah pusat
diharap lebih mampu berkonsentrasi dalam perumusan kebijakan makro atau luas yang
sifatnya umum dan lebih mendasar, juga dengan adanya desentralisasi daerah dapat
mengalami proses pemberdayaan yang lebih optimal. Sehingga kemampuan prakarsa
dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, dan dalam mengatasi masalah yang
terjadi di daerahnya semakin kuat. Tujuan lainnya dari kebijakan otonomi daerah antara
5

lain: mengembangkan kehidupan demokrasi, pemerataan, keadilan, mendorong dalam


memberdayakan masyarakatnya, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD juga memelihara hubungan baik antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

D. Manfaat Otonomi Daerah Bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Berdasarkan Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa


Dalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai hak yaitu:

a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya


b. Memilih pimpinan daerah
c. Mengelola aparatur daerah
d. Mengelola kekayaan daerah
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada di daerah
g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Dengan hak yang diperoleh daerah tersebut tentu memiliki dampak positif atau manfaat
bagi daerah terutama Bangka Belitung. Diantara dampak positif pelaksanaan otonomi
daerah terutama bagi Provinsi Bangka Belitung diantaranya yaitu:

 Dengan adanya otonomi daerah terbentuklah Provinsi Bangka Belitung, dengan


demikian Bangka Belitung yang selama ini berada dalam satu provinsi
Sumatera Selatan menjadi provinsi tersendiri yang bisa mengatur rumah tangga
sendiri sehingga pemberdayaan masyarakat, pengelolaan anggaran dan sumber
daya alam menjadi lebih efektif dan efisien. Potensi kekayaan alam di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung melimpah, yang berasal dari hasil hutan,
perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan. Menurut data dari
Pemprov Babel bahwa sektor pertambangan telah mampu menyumbang cukup
besar sekitar 13 persen perekonomian di Kepulauan Bangka Belitung dengan
komoditas utama timah. Selain sektor pertambangan, kegiatan perekonomian
6

masyarakat dominan pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.


Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami
perlambatan selama periode 2011–2014. Selama kurun waktu 2011-2014
kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki laju
pertumbuhan rata-rata 5,58 persen.

 Dapat lebih memberdayakan dan meningkatkan kemampuan pemerintah daerah


Provinsi Bangka Belitung dalam hal pengurangan pengangguran dan
kemiskinan. Berdasarkan data BPS Babel bahwa tingkat pengangguran di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di bawah rata-rata tingkat
pengangguran nasional. Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi,
tingkat pengangguran wilayah cenderung menurun pada tahun 2008 – 2012 ,
namun kembali meningkat pada tahun 201 3 - 2015, yang menunjukkan
peningkatan angkatan kerja baru selama tahun 2008 – 2015 masih mampu
diserap oleh lapangan kerja yang tersedia. Tingkat pengangguran terbuka
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008 - 2015 berkurang sebesar 2,44
persen. Adapaun tingkat kemiskinan di wilayah ini selama kurun waktu 2008-
2015 persentase penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah
berkurang sebesar 3,18 persen namun kemiskinan di wilayah ini masih
menempati urutan tertinggi secara nasional. Tingkat kemiskinan di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2015 selalu berada diatas rata-rata
nasional.
 Dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi pelayanan publik. Masyarakat
Bangka Belitung merasakan pelayanan agak meningkat dibandingkan sebelum
diterapkannya otonomi daerah terutama dalam bidang pendidikan dan
kesehatan. Sekolah-sekolah, puskesmas dan rumah sakit semakin banyak dan
mudah dijangkau oleh masyarakat, sehingga tingkat pendidikan dan kesehatan
semakin meningkat. Berdasarkan data dinas pendidikan Kepulauan Bangka
Belitung bahwa jumlah siswa putus sekolah semakin menurun dari tahun ke
tahun bila dibandingkan dengan sebelum penerapan otonomi daerah. Demikian
juga di bidang kesehatan, dimana angka kematian ibu melahirkan misalnya
dapat ditekan.
7

 Dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, baik


dalam perencanaan, pengawasan, pendanaan, maupun dalam pemanfaatan
hasil-hasil pembangunan.

Otonomi Daerah merupakan suatu kesempatan bagi daerah untuk


mengaktualisasikan dan mengoptimalkan potensi yang ada di daerah. Dengan segala
kewenangan yang ada pada daerah yang telah diatur dalam peraturan yang berlaku,
daerah harus bisa menjalankan dan melaksanakan kewenangan tersebut secara optimal
dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Di era otonomi daerah kesempatan dan kemungkinan bagi pengusaha daerah untuk
mendapatkan manfaat dari perkembangan pasar dunia, banyak dipengaruhi oleh
kebijakan Pemerintahan Daerah dalam merespon desentralisasi fiskal. Terhadap respon
dimaksud perlu dikenali hingga sejauh mana desentralisasi fiskal mengakibatkan
perubahan biaya transaksi dalam perekonomian daerah dan kemampuan masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan.

Salah satu faktor lain yang sangat penting dalam terciptanya sistem Pemerintahan
Daerah yang ideal adalah Sumber Daya Manusia atau aparatur pelaksana dan pengawas
dalam sistem Pemerintahan Daerah tersebut. meskipun peraturan dibuat sebaik
mungkin untuk menciptakan sistem Pemerintahan Daerah yang ideal, bila aparatur
yang melaksanakan dan mengawasi jalannya pemerintahan daerah tersebut tidak
memiliki integritas, maka yang terjadi adalah terciptanya sistem pemerintahan yang
kental akan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme).

2.1. TUJUAN PEWILAYAHAN DALAM HUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN


OTONOMI DAERAH

1. Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat


Tujuan yang pertama dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia yaitu untuk
meningkatkan pelayanan masyarakat kearah yang lebih baik. Pelayanan ini mencakup
di seluruh bidang, seperti: keamanan, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik
lainnya. Dengan ini, diharap masyarakat di daerah bisa merasakan langsung manfaat
dari pelaksanaan otonomi daerah.
8
2. Memaksimalkan Peran DPRD
Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) lebih dimaksimalkan ketika
otonomi daerah diberlakukan. DPRD memiliki peranan yang sangat penting demi
menciptakan kebijakan yang mencerminkan karakteristik daerah setempat. Tugas dan
fungsi DPRD tidak dapat lepas dari sistem pemerintahan daerah ketika pemerintah
daerah menginginkan sebuah kebijakan yang akan diterapkan di masyarakat.
Keberadaan DPRD pada suatu daerah juga dapat menjadi media perantara aspirasi
rakyat kepada pemerintah pusat. Jika dulu penyampaian aspirasi masyarakat
disampaikan secara langsung ke pemerintah pusat, maka dengan adanya DRPD pada
otonomi daerah, aspirasi masyarakat daerah akan ditampung oleh DPRD dan diteruskan
ke pemerintah pusat.
3. Meningkatkan Peran Masyarakat

Otonomi daerah memungkinkan terciptanya peningkatan peran masyarakat dalam


memajukan daerah setempat. Pemerintah daerah menjadi lebih leluasa dan tidak harus
menunggu persetujuan atau instruksi pemerintah pusat untuk memberdayakan
masyarakat guna memajukan daerahnya. Dengan Otonomi Daerah pemerintah daerah
juga menjadi lebih fleksibel dalam menentukan sebuah kebijakan karena kebijakan
yang ditetapkan memerlukan partisipasi dari masyarakat agar kebijakan tersebut tepat
guna. Peningkatan peranan masyarakat juga diperuntukkan untuk memantapkan
norma-norma dalam masyarakat yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

4. Menumbuhkan Kreativitas dan Karakteristik Daerah

Kebebasan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk


mengelola daerahnya sendiri-sendiri adalah sebuah kesempatan untuk memunculkan
karakteristik daerahnya sendiri-sendiri. Karakteristik suatu daerah seringkali terlihat
dari keberadaan sektor-sektor perekonomian yang ada. Biasanya untuk memunculkan
kekhasan daerahnya, pemerintah dan masyarakat setempat menggunakan kreativitas
mereka untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Tumbuhnya karakteristik daerah sebagai efek dari otonomi daerah adalah salah satu
penyebab terciptanya masyarakat yang multikultur dan majemuk.
9

5. Meningkatkan Daya Saing Daerah

Dengan otonomi daerah setiap daerah diberi kesempatan untuk meningkatkan


potensinya dan bersaing dengan daerah lainnya. Dengan adanya semangat persaingan
tersebut, maka setiap daerah-daerah di Indonesia akan berpacu untuk semakin
mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Namun, tetap dalam bingkai "Bhineka
Tunggal Ika".

6. Pemberdayaan Masyarakat

Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikutsertakan semua potensi yang ada


pada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di daerah bisa dilakukan melalui usaha
kecil di daerah yang melibatkan 5 aktor penting yang sangat besar peranannya dalam

pelaksanaan otonomi daerah, yaitu: pengusaha daerah, investor, Pemerintah Daerah,


BUMN/BUMD, dan masyarakat itu sendiri.

7. Menjalin Hubungan Daerah Dengan Pemerintah Pusat


Berjalannya otonomi daerah memungkinkan adanya komunikasi yang intens
diantara pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Komunikasi yang dijalin oleh
pemerintah daerah dengan pusat adalah jembatan untuk berdiskusi mengenai
kebijakan-kebijakan yang diberlakukan di daerah tertentu. Hubungan komunikasi
antara pemerintah daerah dan pusat dapat meminimalisir munculnya kebijakan daerah
yang berbenturan dengan kebijakan pemerintah pusat. Melalui hubungan yang
terbangun diantara pemerintah daerah dengan pusat, penetapan dan pelaksanaan
kebijakan daerah bisa terkontrol dengan baik oleh pemerintah pusat.
8. Pemerataan Wilayah
Maksud dari pemerataan wilayah tidak lain adalah agar tidak ada lagi daerah yang
merasa kurang beruntung dari daerah lainnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
pelaksanaan program pembangunan agar tidak terpusat di daerah tertentu saja. Program
otonomi daerah memungkinkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok-pelosok
daerah. Dengan meratanya pembangunan, penduduk tidak lagi berebut datang dan
memadati daerah tertentu saja, agar tidak terpusat di daerah tertentu saja. Program
otonomi daerah memungkinkan pemerataan pembangunan hingga ke pelosok-pelosok
daerah. Dengan meratanya pembangunan, penduduk tidak lagi berebut datang dan
memadati daerah tertentu saja.
10
9. Terwujudnya Keadilan Nasional

Pelaksanaan otonomi daerah ditujukan untuk menciptakan keadilan nasional


ditingkat daerah. Oleh karena itu semua kebijakan yang akan dirumuskan terkait
hubungan pemerintah daerah dan pusat, terutama dalam pemanfaatan sumber daya
alam, pelayanan umum, keuangan dan lain sebagainya, harus memperhatikan keadilan

dan keselarasan, sehingga tidak ada daerah yang dirugikan karena kebijakan yang salah
dalam menata hubungan pemerintah daerah dan pusat.

10. Pengembangan Demokrasi


Otonomi daerah bertujuan untuk mengembangkan kehidupan demokrasi
masyarakat. Pengembangan ini dilaksanakan dengan cara mendorong partisipasi aktif
masyarakat pada proses politik yang berlangsung di daerah, seperti penyaluran aspirasi
di DPRD, Pilkada dan partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik.
11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf (h) UU
NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah).

Tujuan dari otonomi daerah menurut undang-undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 2 ayat 3 menyebutkan bahwa tujuan otonomi
daerah ialah menjalankan otonomi yang seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang memang menjadi urusan pemerintah, dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Berikut
penjelasannya:

Sedangkan tujuan perwilayahan dalam hubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah:

1. Peningkatan Pelayanan Bagi Masyarakat.


2. Memaksimalkan Peran DPRD.
3. Meningkatkan Peran Masyarakat.
4. Menumbuhkan Kreativitas dan Karakteristik Daerah
5. Meningkatkan Daya Saing Daerah.
6. Pemberdayaan Masyarakat.
7 Menjalin Hubungan Daerah Dengan Pemerintah Pusat.
8. Pemerataan Wilayah.
9. Terwujudnya Keadilan Nasional.
10. Pengembangan Demokrasi.
12

DAFTAR PUSTAKA

https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/otonomi-daerah-esensi-tujuan-dan-manfaatnya-
bagi-provinsi-kepulauan-bangka-belitung

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-tujuan-otonomi-daerah-dan-penjelasannya-
perlu-diketahui-kln.html

https://www.markijar.com/2018/06/10-tujuan-pelaksanaan-otonomi-daerah-di.html?m=1

Sumber:

BKPSDMD

Anda mungkin juga menyukai