Anda di halaman 1dari 13

OTONOMI DAERAH

(MAKALAH)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dr. Subhan Sofhian, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 11
1. Ahmad Maulana Zakaria (1224010006)
2. Aliffia Zikrinisa Hayatudin (1224010013)
3. Anggita Fitria Salsabila (1224010020)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena
atas taufik dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan susunan makalah dengan
judul “Otonomi Daerah” ini. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
limpahkan kepada junjugan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak
mendapatkan safaatnya, aamiin ya rabbal ‘alamin.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya maklah ini. Harapan penulis semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis sadar bahwa makalah ini tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas. Semua ini murni didasari oleh
keterbatsan yang dimiliki. Maka dari itu, penulis membutuhkan kritik dan saran
kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan
kualitas di kemudian hari.
Bandung, Oktober 2022

Penyusun

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................3
D. Manfaat................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................4
KERANGKA TEORI...................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A.Pengertian Otonomi Daerah....................................................................................5
B.Tujuan Otonomi Daerah..........................................................................................5
C. Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah...................................................................7
D. Landasan Hukum Otonomi Daerah.......................................................................8
BAB IV..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A.Simpulan...................................................................................................................9
Daftar Pustaka...............................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan suatu bentuk respon dari pemerintah atas
berbagai tuntutan masyarakat terhadap tatanan penyelenggraan Negara dan
Pemerintahan. Hal ini merupakan suatu sinyal bahwa telah berkembangnya
kehidupan berdemokrasi dalam suatu Negara, karena kebutuhan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan responsif. Salah satu alternative
untuk mewujudkan pelayanan yang baik dan responsive adalah melalui otonomi
daerah.
Dengan adanya perubahan lingkungan strategis dalam sistem
pemerintahan daerah di Indonesia, dan diberlakukannya Undang- Undang Nomor
22 tahun 1999, hal ini memberi kesempatan kepada daerah baik propinsi maupun
kabupaten /kota mempunyai kewenangan dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyatakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi kewenangan yang
semula berada di pusat, kemudian diberikan kepada daerah secara utuh,
dengan tujuan agar pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan lebih dekat
kepada masyarakat, dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, serta
meningkatkan kesejateraan masyarakat, dan mempercepat proses
demokratisasi. Yang menjadi prinsip dalam penyelengaraan otonomi daerah
yaitu demokratisasi, peran serta masyarakat, pemerataan, dan keadilan, serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Hal yang mendasar
dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, serta mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Pemberian
kewenangan tersebut diikuti dengan perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah.

3
B. Rumusan Masalah
 Pengertian otonomi daerah
 Tujuan otonomi daerah
 Prinsip pelaksanaan otonomi daerah
 Landasan hukum otonomi daerah
C. Tujuan
Untuk menjelaskan definisi, tujuan, prinsip pelaksanaan, dan landasan
hukum otonomi daerah.

D. Manfaat
Memberikan gambaran kepada pembaca tentang pengertian otonomi
daerah, tujuan dari otonomi daerah, prinsip pelaksanaan otonomi daerah, dan
landasan hukum otonomi daearah.

BAB II
KERANGKA TEORI

Otonomi Daerah

Pengertian Tujuan Otonomi Prinsip Landasan


Otonomi Daerah Daerah Pelaksanaan Hukum Otonomi
Otonomi Daerah Daerah

Landasan Ideal

Landasan
Konstitusional

4
Landasan
Operasional

BAB III

PEMBAHASAN
A.Pengertian Otonomi Daerah
Regional autonomy in Indonesia, which has been running for nearly 15
years since Jan- uary 1, 2001, has not succeeded in achiev- ing its goal of
accelerating the welfare of society. The purpose of regional autonomy has not
been successful in improving the welfare of society due to various factors
such as the inability of local governments in managing finances and the budget
fraud. The unsuccessful implementation of re- gional autonomy, particularly
ineffective- ness in local government budget alloca- tions, related to the
opportunistic behavior of politicians and local government officials.
Secara etimologi (harfiah), otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu
"otonom" dan "daerah". Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata
"autos" yang berarti sendiri dan "namos" yang berarti aturan. Sehingga otonom
dapat diartikan sebagai mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Sedangkan
daerah yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Jadi, otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri
kepentingan suatu masyarakat atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus daerahnya sendiri.
Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah sebuah hak dan wewenang
untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
Menurut Syarif Saleh: Otonomi Daerah merupakan hak yang mengatur serta
memerintah daerahnya sendiri dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh
dari pemerintah pusat.
Menurut Kansil: Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah
untuk mengatur serta mengurus daerahnya sendiri sesuai perundang-undangan
yang masih berlaku.

5
Secara umum pengertian otonomi daerah merupakan langkah strategis
yang diharapkan akan mempercepat pertumbuhan dan pembngunan daerah,
disamping itu menciptakan keseimbangan pembangunan antar daeah Indonesia.
B.Tujuan Otonomi Daerah
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi
daerah akan memberikan dampak positif di bidang ekonomi bagi perekonomian
daerah.
1. Meningkatkan pelayanan umum. Dengan adanya Otonomi Daerah
diharapkan adanya peningkatan pelayanan umum secara maksimal dari
lembaga pemerintah masing-masing daerah. Dengan pelayanan yang
maksimal tersebut, diharapkan masyarakat dapat merasakan secara
langsung manfaat dari otonomi daerah. 
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setelah pelayanan maksimal dan
memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat Pendapatan Asli Daerah
suatu Daerah Otonom bisa lebih baik dan meningkat. Tingkat
kesejahteraan masyarakat tersebut menunjukkan bagaimana Daerah
Otonom bisa menggunakan hak dan wewenangnya secara tepat, bijak dan
sesuai dengan yang diharapkan. 
3. Meningkatkan daya saing daerah. Dengan menerapkan Otonomi Daerah
diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan harus
memperhatikan bentuk keanekaragaman suatu daerah serta kekhususan
atau keistimewaan daerah tertentu serta tetap mengacu Pendapatan Asli
Daerah.
Sedangkan menurut Syaukani (2003), pelaksanaan otonomi daerah akan
memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat di suatu daerah, yaitu:
1. Mendorong terwujudnya efisiensi-efektivitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Pemerintah negara mengelola
berbagai dimensi kehidupan yang amat begitu kompleks. Oleh
karena itu, tidaklah mungkin hal itu dapat dilakukan dengan
cara sentralistis. Sehingga pemberian kewenangan kepada unit-
unit pemerintah yang lebih rendah dan lebih kecil merupakan
suatu kebutuhan yang mutlak dan tidak dapat dihindari.
Implikasi adanya pemberian kewenangan kepada pemerintah
daerah maka tugas-tugas pemerintah akan dijalankan dengan
lebih baik karena di daerah sudah sangat memahami konteks
kehidupan yang ada di sekitar.
2. Pendidikan politik. Adanya pemerintahan daerah maka hal ini
akan menyediakan kesempatan bagi warga masyarakat untuk

6
berpartisipasi politik, baik dalam rangka memilih atau
kemungkinan untuk dipilih. Selain itu banyak kalangan ilmu
politik berargumentasi bahwa pemerintahan daerah merupakan
kancah pelatihan (training ground) dan pengembangan
demokrasi dalam sebuah negara.
3. Pemerintah daerah sebagai persiapan untuk karier politik
lanjutan. Pemerintahan daerah merupakan langkah persiapan
untuk meniti karier la (Zikrinisa, 2022)njutan untuk tingkat
nasional. Mustahil bagi seseorang untuk muncul dengan begitu
saja menjadi politisi tingkat nasional ataupun internasional
tanpa persiapan ditingkat lokal. Keberadaan institusi lokal
merupakan wahana yang banyak dimanfaatkan seseorang guna
menapak karier politik yang lebih tinggi.
4. Stabilitas politik. Salah satu manfaat dari desentralisasi-
otonomi dalam penyelenggaraan pemerintah adalah penciptaan
politik yang stabil. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa
stabilitas politik nasional mestinya berawal dari stabilitas
politik pada tingkat lokal. Oleh karena itu, pemberian
kewenangan kepada pemerintahan di daerah akan menciptakan
suasana politik yang stabil karena daerah memiliki ikatan dan
tanggung jawab yang kuat guna mendukung pemerintahan
nasional.
5. Kesetaraan politik (political equality). Adanya desentraliasi ini
membuka kesempatan bagi masyarakat di tingkat lokal, sebagai
mana masyarakat ditingkat pusat pemerintahan akan
mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam politik. di
samping itu, warga masyarakat baik secara sendiri-sendiri
ataupun secara berkelompok akan ikut terlibat dalam
mempengaruhi pemerintahannya untuk membuat
kebijaksanaan, terutama yang menyangkut kepentingan
mereka.
6. Akuntabilitas publik. Kaitanya desentralisasi dengan
akuntabilitas sangatlah erat. Adanya hal tersebut berarti
membuka peluang masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembuatan, perumusan, implementasi bahkan sampai pada
evaluasi kebijaksanaan publik. Dengan demikian,
kebijaksanaan yang terbentuk sangatlah dapat
dipertanggungjawabkan dan memiliki legitimasi yang tinggi.

C. Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah


Prinsip pemberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebegai berikut:

7
1. Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan
memerhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta
potensi dan keanekaragaman daerah.
2. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas,
nyata, dan bertanggung jawab.
3. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan
pada daerah kabupaten dan daerah kota, sedangkan pada daerah
provinsi merupakan otonomi yang terbatas.
4. Pelaksanaan otonomi daerahharus sesuai dengan konstitusi
negara sehingga tetap terjamin hubungan yang serasi antara
pusat dan daerah serta antar daerah.
5. Pelaksanaan otonomi daearh harus lebih meningkatkan
kemandirian daerah otonom, dan kaarenannya dalam daerah
kabupaten dan kota itdak ada lagi wilayah administrasi.
Demikian pula dikawasan-kawasan khusus yang dibina oleh
pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan
pelabuhan, kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan
perkebunan, kawasan pertambangan, lawasan kehutanan,
kawasan perkotaan baru, kawasan pariwisata, dan semacamnya
berlaku ketentuan peraturan daerah otonom.
6. Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan
dan fugsi badan legislatif daerah, baik fungsi legislasi, fungsi
pengawasan maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
7. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakan pada daerah provinsi
dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk
melaksanakan kewenangan pemerintahan tertentu yang
dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah.
8. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya
dari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan
daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana
dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaan dan mempertanggunggjawabkan
kepada yang menugaskan.

D. Landasan Hukum Otonomi Daerah


3 Landasan Hukum yang Mengatur Tentang Otonomi Daerah
1. Landasan Ideal/Landasan Idiil
Pancasila sila ke-3 yaitu, persatuan Indonesia dan sila ke-4 yaitu, kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
2. Landasan Konstitusional
UUD 1945 pasal 18 ayat 1-7, yaitu :

8
Ayat 1 = NKRI di bagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas
kebupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itun mempunyai
pemerintah daerah, yang di atur dengan UU.
Ayat 2 = Pemerintah daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas bantuan.
Ayat 3 = pemerintaha daerah provinsi, daerah kebupaten dan kota memiliki
DPRD yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
Ayat 4 = Gubernur, Bupati, Walikota masing-masingsebagai pemerintah daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
Ayat 5 = Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali
urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintahan pusat.
Ayat 6 = Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas-tugas
pembantuan.
Ayat 7 = Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dalam UU.
3. Landasan Operasional
UURI No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UURI No.33
Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintahan Pusat dan
Daerah.

BAB IV

PENUTUP
A.Simpulan
Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata "autos" yang berarti
sendiri dan "namos" yang berarti aturan. Sedangkan daerah yaitu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Menurut F. Menurut
Undang-Undang No. Otonomi daerah akan memberikan dampak positif di bidang
ekonomi bagi perekonomian daerah. Dengan adanya Otonomi Daerah diharapkan
adanya peningkatan pelayanan umum secara maksimal dari lembaga pemerintah
masing-masing daerah. Dengan pelayanan yang maksimal tersebut, diharapkan
masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari otonomi daerah.
Setelah pelayanan maksimal dan memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat
Pendapatan Asli Daerah suatu Daerah Otonom bisa lebih baik dan meningkat.
Tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut menunjukkan bagaimana Daerah
Otonom bisa menggunakan hak dan wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai
dengan yang diharapkan. Meningkatkan daya saing daerah. Dengan menerapkan

9
Otonomi Daerah diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan harus
memperhatikan bentuk keanekaragaman suatu daerah serta kekhususan atau
keistimewaan daerah tertentu serta tetap mengacu Pendapatan Asli Daerah.
Pemerintah negara mengelola berbagai dimensi kehidupan yang amat begitu
kompleks. Pendidikan politik. Pemerintahan daerah merupakan langkah persiapan
untuk meniti karier lanjutan untuk tingkat nasional.
Keberadaan institusi lokal merupakan wahana yang banyak dimanfaatkan
seseorang guna menapak karier politik yang lebih tinggi. Salah satu manfaat dari
desentralisasi-otonomi dalam penyelenggaraan pemerintah adalah penciptaan
politik yang stabil. Oleh karena itu, pemberian kewenangan kepada pemerintahan
di daerah akan menciptakan suasana politik yang stabil karena daerah memiliki
ikatan dan tanggung jawab yang kuat guna mendukung pemerintahan nasional.
Adanya desentraliasi ini membuka kesempatan bagi masyarakat di tingkat lokal,
sebagai mana masyarakat ditingkat pusat pemerintahan akan mempunyai
kesempatan untuk terlibat dalam politik. di samping itu, warga masyarakat baik
secara sendiri-sendiri ataupun secara berkelompok akan ikut terlibat dalam
mempengaruhi pemerintahannya untuk membuat kebijaksanaan, terutama yang
menyangkut kepentingan mereka. Adanya hal tersebut berarti membuka peluang
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembuatan, perumusan, implementasi
bahkan sampai pada evaluasi kebijaksanaan publik. Dengan demikian,
kebijaksanaan yang terbentuk sangatlah dapat dipertanggungjawabkan dan
memiliki legitimasi yang tinggi.
Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian
daerah otonom, dan karenannya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi
wilayah administrasi. Demikian pula dikawasan-kawasan khusus yang dibina oleh
pemerintah atau pihak lain, seperti badan otorita, kawasan pelabuhan, kawasan
perumahan, kawasan industri, kawasan perkebunan, kawasan pertambangan,
lawasan kehutanan, kawasan perkotaan baru, kawasan pariwisata, dan
semacamnya berlaku ketentuan peraturan daerah otonom. Pelaksanaan asas tugas
pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemerintah kepada daerah, tetapi
juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan,
sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaan dan mempertanggunggjawabkan kepada yang menugaskan. Landasan
Ideal/Landasan Idiil, Landasan Konstitusional, Landasan Operasional.

10
Daftar Pustaka

Ramadhina, D. (n.d.). 3 landasan hukum yang mengatur tenteng otonomi daerah.


journaldev90.blogspot.com.

Riadi, M. (2021). Otonomi Daerah (pengertian,tujuan, indikator, asas danFaktor


pendukung. kajianpustaka.

Rozak, A. d. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan (civic education) DEMOKRASI, HAK


ASASI MANUSIA, DAN MASYARAKAT MADANI. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Rudy Badrudin, B. S. (2015). THE EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF REGIONAL


AUTONOMY IN INDONESIA. ECONOMIC JOURNAL OF EMERGING MARKETS, 11

11
12

Anda mungkin juga menyukai