Disusun Oleh:
Maspupah
Semester : 4 MPI D
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Otonomi Pendidikan. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri dan khususnya pembaca pada
umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian otonomi daerah...................................................................................3
B. Hakikat Tujuan dan Manfaat Otonomi Daerah...................................................4
C. Pengertian Otonomi (Desentralisasi) Pendidikan..............................................5
D. Tujuan dan Manfaat Otonomi Pendidikan...........................................................6
E. Reformasi Pendidikan............................................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan kewenangan daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
1
menjadi salah satu dari lima hati nurani global (global conciousnes)
Kedua, pengalaman Indonesiadengan sistem otoriter yang
mengabaikanotonomi daerah terbukti telah menyimpan api yang
kemudian menyulut lahirnya krisis politik pada akhir pemerintahan
masa orde baru. Hal inilah yang memicu pemerintah untuk segera
memberlakukan kebijakan otonomi daerah secara menyeluruh.
B. Rumusan Masalah
Menjelaskan pengertian otonomi daaerah
Menjelaskan dasar hukum dan landasan teori otonomi daerah
Menjelaskan Hakikat tujuan dan Manfaat otonomi daerah
Menjelaskan Pengertian Otonomi Pendidikan
Menjelaskan Tujuan Otonomi Pendidikan
Menjelaskan apa Itu Reformasi Pendidikan
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah
disamping untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami
khususnya dan semua mahasiswa pada umumnya mampu
memahami bagaimana otonomi daerah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Otonomi daerah tidak mencakup bidang-bidang tertentu, seperti
politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal,
dan agama. Bidang-bidang tersebut tetap menjadi urusan pemerintah
pusat. Pelaksanaan otonomi daerah berdasar pada prinsip demokrasi,
keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.
4
untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk
meliahat kemampuan/ kemandirian daerah
Adapun tujuan otonomi daerah menurut penjelasan Undang-
undang No 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah sama yaitu otonomi
daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa
dan peran serta aktif masyarakat secara nyata, dinamis, dan
bertanggung jawab sehingga memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa, mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan di
daerah yang akan memberikan peluang untuk koordinasi tingkat lokal.
5
berpartisipasi aktif, mengontrol dan melakukan penilaian kualitas
proses dan output pendidikan.
6
pendidikan sebagai modal dasar terselenggaranya pendidikan
berkualitas serta sebagai instrumen vital dalam menghadapi tantangan
dunia pendidikan.
E. Reformasi Pendidikan
Reformasi memiliki arti memperbaiki, membetulkan,
menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi benar.
Reformasi berimplikasi pada merubah sesuatu, menghilangkan yang
tidak sempurna menjadi lebih sempurna seperti melalui perubahan
kebijakan institusional. Sedangkan pendidikan adalah pengetahuan
tentang mendidik. Sehingga reformasi pendidikan merupakan upaya
perubahan dalam lingkup pendidikan. Reformasi pendidikan dapat
diibaratkan sebagai pohon yang terdiri dari empat bagian yaitu akar,
batang, cabang, dan daunnya. Akar reformasi yang merupakan
landasan filosofi yang tidak bersumber dari cara hidup masyarakat.
Sebagai akarnya reformasi pendidikan adalah masalah setralisasi,
disentralisasi, masalah pemerataan mutu dan siklus politik
pemerintahan setempat. Sebagai batangnya adalah berupa mandat
dari pemerintah dan standar standarnya tentang struktur dan tujuannya.
Cabang-cabang refomasi pendidikan adalah managemen lokal,
pemberdayaan guru, perhatian pada daerah setempat. Sedangkan
daun daun informasi pendidikan adalah keterlibatan orang tua peserta
didik dan keterlibatan masyarakat untuk menenetukan misi sekolah
yang dapat di terima dan berniali bagi masyarakat setempat.
Berdasarkan perumpamaan tersebut dapat diketahui bahwa dalam
menjalankan reformasi pendidikan di indonesia harus dilaksanakan
secara bersama dengan melibatkan semua aspek dimulai dari pihak
keluarga, masyarakat, sekolah, serta pemerintahan yang saling
berkesinambungan menjalankan reformasi pendidikan yang ada sesuai
dengan tujuan awal dibentuknya reformasi pendidikan di indonesia.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang
diberikankepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
aspirasimasyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil
gunapenyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan
terhadapmasyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan
peraturanperundang-undangan.
Berbicara mengenai perjalanan dan perkembangan otonomi
(pemerintahan)daerah di Indonesia dengan segala aspeknya seperti
mengurai suatu ”kisah” yang sangat panjang. Bahkan mungkin tidak
banyak lagi publik yang mencoba mereviewnya, kecuali bagi kalangan
peneliti atau untuk keperluan studi.
Apalagi sampai saat inisoal otonomi daerah di Indonesia masih
mencari bentuknya yang ideal. Dalam perspektif ini, dengan
menelusuri regulasi berkaitan dengan otonomidaerah setidaknya akan
ditemukan mengapa kebijakan otonomi daerah di Indonesia selalu
berubah-ubah.
Desentralisasi pendidikan menempatkan sekolah sebagai garis
depan dalam berperilaku untuk mengelola pendidikan. Desentralisasi
juga memberikan apresiasi terhadap perbedaan kemampuan dan
keberanekaragaman kondisi daerah dan rakyatnya. Perubahan
paradigma sistem pendidikan membutuhkan masa transisi. Reformasi
pendidikan merupakan realitas yang harus dilaksanakan, sehingga
diharapkan para pelaku maupun penyelenggara pendidikan harus
proaktif, kritis dan mau berubah. Belajar dari pengalaman sebelumnya
yang sentralistik dan kurang demokratis membuat bangsa ini menjadi
terpuruk. Marilah kita melihat kepentingan bangsa dalam arti luas dari
pada kepentingan pribadi atau golongan atau kepentingan pemerintah
8
pusat semata dengan menyelenggarakan otonomi pendidikan sepenuh
hati dan konsisten dalam rangka mengangkat harkat dan martabat
bangsa dan masyarakat yang berbudaya dan berdaya saing tinggi
sehingga bangsa ini duduk sejajar dengan bangsa-bangsa maju di
dunia.
B. Saran
Makalah ini ditulis dengan keterbatasan penulis atas
pengalaman dan ilmu pengetahuan, sehingga makalah ini tercipta jauh
dari hasil yang sempurna, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10