“OTONOMI DAERAH”
DOSEN: Farida ariany S.HI.MH
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
MANDALIKA
DISUSUN OLEH:
KHUSNUL FATIHAH
NAZIFATUL AINI
AGENK PRAYITNO
LALU RIZQI DUYUPURAHMAN
BQ.GINA SEPTIARA
KELAS I
MANAJEMEN
FAKULITAS BUDAYA,MANAJEMEN DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang maha pengasih lagi maha
penyanyang,saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah
melimpahkan rahmad, hidayah,dan inayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “otonomi daerah “
C.TUJUAN ………………………………………………………………………….…..4
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana yang diatur dalam sistematika penulisan karya ilmiah makalah akan
didahului dengan latar belakang masalah.Otonomi daerah sendiri berasal dari kata latin.
Kata Otonomi berasal dari kata “autos” yang berarti “sendiri”, kemudian “nomos” yang
berarti “aturan”. Otonomi adalah hak atau kewenangan yang dimiliki oleh suatu daerah
dan otonomi daerah dengan tujuan untuk dapat mengembangkan daerah itu dan seluruh
masyarakat yang ada di daerah itu. menurut UU No. 32 Tahun 2004, otonomi daerah
adalah hak kewenangan, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Negara kita juga sudah menerapkan daerah otonom, namun apakah
pelaksanaan daerah otonom berjalan lancar tanpa kendala atau sebaliknya? Dan jika ada
kendala, bagaimana cara pemerintah Indonesia menyelesaikan masalah tersebut?
Pelaksanaan otonomi daerah pertama kali dilaksanakan di Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang hingga saat
ini telah mengalami beberapa kali perubahan. Pelaksanaan otonomi daerah juga telah
mengakibatkan perubahan sistem pemerintahan di Indonesia yang tentunya berdampak
pada kehidupan masyarakat Indonesia. Ada beberapa landasan pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia yang meliputi tujuan politik, tujuan administrasi dan juga tujuan
ekonomi.Ada beberapa hal yang ingin diwujudkan dalam pelaksanaan otonomi daerah,
antara lain upaya mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan dewan
perwakilan rakyat.
B. .Rumusan masalah
1. Memahami pengertian otonomi daerah
2. Memahami tujuan otonomi daerah
3. Mengetahui prinsip-prinsip otonomi daerah
4. Mengetahui tentang jenis-jenis otonomi daerah
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk kita sama-sama mengetahui dan memahami apa itu
BAB 11 PEMBAHASAN
A. Pengertian otonomi daerah
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam UU No. 23 tahun 2014 pasal 1 ayat
6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
Sejarah otonomi daerah dimulai dari lahirnya UU Nomor 1 tahun 1945, dalam undang-
undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu karesidenan, kabupaten, dan kota.
Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas, berumur lebih kurang tiga tahun
2012 :10)
UU No. 22 tahun 1948 berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah
yang demokratis. Di dalam undang-undang ini ditetapkan dua jenis daerah otonom, yaitu
daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa, serta tiga tingkatan daerah yaitu
(sebagai pengaturan tunggal pertama yang berlaku seragam untuk seluruh Indonesia), UU
Nomor 18 tahun 1965 (yang menganut sistem otonomi yang seluas-luasnya) dan UU
Selang waktu 25 tahun kemudian baru diganti dengan Undang-undang nomor 22 tahun
1999 (pasca lengsernya rezim orde baru – era reformasi), yang kemudian melahirkan
Ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi daerah;
pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Barulah sejak tahun 2000 pelaksanaan otonomi daerah mulai terealisasi secara
UU no 25 tahun 1999 memberikan peluang kepada daerah untuk mendapatkan 70% dari
Kemudian otonomi daerah ini diperbarui menurut UU No.32 tahun 2004, yang kemudian
digantikan dengan UU No 23 tahun 2014, dan dilakukan beberapa kali perubahan, yaitu:
Melalui Keppres No, 11 Tahun 1996, ditetapkan setiap tanggal 25 April sebagai Hari
Otonomi Daerah.
Dalam sambutan tertulis Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian
pada “Peringatan ke-26 Hari Otonomi Daerah Tahun 2022” yang dibacakan oleh
kemandirian fiskal. Hal itu dilakukan dengan menggali berbagai potensi sumber daya
yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Serta memacu terjadinya
seperti yang diharapkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan
Daerah (Keuda) Kemendagri, selama kurun waktu 26 tahun ini, terdapat beberapa daerah
pemerintah pusat melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Hal ini tentunya
menjadi perhatian Mendagri. Pasalnya, kewenangan telah diberikan kepada daerah, tapi
Mendagri mengimbau, di momen peringatan Hari Otonomi Daerah ke-26 ini, bagi daerah
yang PAD-nya masih rendah agar melakukan terobosan dan inovasi untuk menggali
berbagai potensi yang dapat memberikan nilai tambah. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan PAD, yang harapannya dapat melampaui besaran TKDD yang diterima
daerah tersebut. Namun, ia menekankan agar langkah dan terobosan itu mesti tetap
memperhatikan hukum dan norma yang ada, serta tidak memberatkan rakyat. (dikutip
dari)
Salah satu permasalahan utama yang menjadi penyebab masih terjadinya ketimpangan
di bidang manufaktur dan teknologi informasi. Pusat industrialisasi masih terfokus pada
Pulau Jawa – yang notabene memiliki tanah yang relatif paling subur dibandingkan
Pulau Jawa, sehingga memaksa pemerintah mencari alternatif ke daerah lain di luar pulau
Jawa guna mengganti/meningkatkan produksi pertanian ini, dari proyek lahan gambut
sejuta hektar pada era orde baru, hingga food estate pada era Jokowi sekarang.
Seharusnya daerah subur seperti pulau Jawa tetap dipertahankan menjadi pusat produksi
pertanian, dan daerah luar pulau Jawa yang relatif kurang subur dikembangkan menjadi
pusat-pusat industri di bidang teknologi informasi, transportasi dan elektronik yang diatur
Dengan ditetapkannya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di luar pulau Jawa, diharapkan
ketimpangan yang masih terjadi pada beberapa daerah selama 26 tahun otonomi daerah
ini bisa berkurang, dan tidak kalah pentingnya kemampuan leadership (kepemimpinan)
dan entrepreneurship (kewirausahaan) setiap kepala daerah akan turut menentukan nasib
daerahnya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
Sejarah otonomi daerah dimulai dari lahirnya UU Nomor 1 tahun 1945, dalam undang-
undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu karesidenan, kabupaten, dan kota.
Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas, berumur lebih kurang tiga tahun
2012 :10)
UU No. 22 tahun 1948 berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah
yang demokratis. Di dalam undang-undang ini ditetapkan dua jenis daerah otonom, yaitu
daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa, serta tiga tingkatan daerah yaitu
Nomor 18 tahun 1965 (yang menganut sistem otonomi yang seluas-luasnya) dan UU
Selang waktu 25 tahun kemudian baru diganti dengan Undang-undang nomor 22 tahun
1999 (pasca lengsernya rezim orde baru – era reformasi), yang kemudian melahirkan
pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Barulah sejak tahun 2000 pelaksanaan otonomi daerah mulai terealisasi secara
UU no 25 tahun 1999 memberikan peluang kepada daerah untuk mendapatkan 70% dari
Kemudian otonomi daerah ini diperbarui menurut UU No.32 tahun 2004, yang kemudian
digantikan dengan UU No 23 tahun 2014, dan dilakukan beberapa kali perubahan, yaitu:
Melalui Keppres No, 11 Tahun 1996, ditetapkan setiap tanggal 25 April sebagai Hari
Otonomi Daerah.
Dalam sambutan tertulis Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian
pada “Peringatan ke-26 Hari Otonomi Daerah Tahun 2022” yang dibacakan oleh
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro, secara filosofis tujuan
kemandirian fiskal. Hal itu dilakukan dengan menggali berbagai potensi sumber daya
yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Serta memacu terjadinya
Meski begitu, filosofi dari tujuan otonomi daerah dinilai belum sepenuhnya tercapai
seperti yang diharapkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan
Daerah (Keuda) Kemendagri, selama kurun waktu 26 tahun ini, terdapat beberapa daerah
pemerintah pusat melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Hal ini tentunya
menjadi perhatian Mendagri. Pasalnya, kewenangan telah diberikan kepada daerah, tapi
Mendagri mengimbau, di momen peringatan Hari Otonomi Daerah ke-26 ini, bagi daerah
yang PAD-nya masih rendah agar melakukan terobosan dan inovasi untuk menggali
berbagai potensi yang dapat memberikan nilai tambah. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan PAD, yang harapannya dapat melampaui besaran TKDD yang diterima
daerah tersebut. Namun, ia menekankan agar langkah dan terobosan itu mesti tetap
memperhatikan hukum dan norma yang ada, serta tidak memberatkan rakyat. (dikutip
dari)
Salah satu permasalahan utama yang menjadi penyebab masih terjadinya ketimpangan
di bidang manufaktur dan teknologi informasi. Pusat industrialisasi masih terfokus pada
Pulau Jawa – yang notabene memiliki tanah yang relatif paling subur dibandingkan
Pulau Jawa, sehingga memaksa pemerintah mencari alternatif ke daerah lain di luar pulau
Jawa guna mengganti/meningkatkan produksi pertanian ini, dari proyek lahan gambut
sejuta hektar pada era orde baru, hingga food estate pada era Jokowi sekarang.
Seharusnya daerah subur seperti pulau Jawa tetap dipertahankan menjadi pusat produksi
pertanian, dan daerah luar pulau Jawa yang relatif kurang subur dikembangkan menjadi
pusat-pusat industri di bidang teknologi informasi, transportasi dan elektronik yang diatur
Dengan ditetapkannya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di luar pulau Jawa, diharapkan
ketimpangan yang masih terjadi pada beberapa daerah selama 26 tahun otonomi daerah
ini bisa berkurang, dan tidak kalah pentingnya kemampuan leadership (kepemimpinan)
dan entrepreneurship (kewirausahaan) setiap kepala daerah akan turut menentukan nasib
daerahnya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Otonomi daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
2014 pasal 1 ayat 6, pengertian Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
Sejarah otonomi daerah dimulai dari lahirnya UU Nomor 1 tahun 1945, dalam undang-
undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu karesidenan, kabupaten, dan kota.
Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas, berumur lebih kurang tiga tahun
karena diganti dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948. (Muhammad.Arthut
2012 :10)
UU No. 22 tahun 1948 berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah
yang demokratis. Di dalam undang-undang ini ditetapkan dua jenis daerah otonom, yaitu
daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa, serta tiga tingkatan daerah yaitu
(sebagai pengaturan tunggal pertama yang berlaku seragam untuk seluruh Indonesia), UU
Nomor 18 tahun 1965 (yang menganut sistem otonomi yang seluas-luasnya) dan UU
Selang waktu 25 tahun kemudian baru diganti dengan Undang-undang nomor 22 tahun
1999 (pasca lengsernya rezim orde baru – era reformasi), yang kemudian melahirkan
pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional, yang berkeadilan, serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Barulah sejak tahun 2000 pelaksanaan otonomi daerah mulai terealisasi secara
UU no 25 tahun 1999 memberikan peluang kepada daerah untuk mendapatkan 70% dari
Kemudian otonomi daerah ini diperbarui menurut UU No.32 tahun 2004, yang kemudian
digantikan dengan UU No 23 tahun 2014, dan dilakukan beberapa kali perubahan, yaitu:
Perubahan Pertama: UU Nomor 2 Tahun 2015 (2 Februari 2015)
Melalui Keppres No, 11 Tahun 1996, ditetapkan setiap tanggal 25 April sebagai Hari
Otonomi Daerah.
Dalam sambutan tertulis Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian
pada “Peringatan ke-26 Hari Otonomi Daerah Tahun 2022” yang dibacakan oleh
kemandirian fiskal. Hal itu dilakukan dengan menggali berbagai potensi sumber daya
yang dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Serta memacu terjadinya
Meski begitu, filosofi dari tujuan otonomi daerah dinilai belum sepenuhnya tercapai
seperti yang diharapkan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Keuangan
Daerah (Keuda) Kemendagri, selama kurun waktu 26 tahun ini, terdapat beberapa daerah
pemerintah pusat melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Hal ini tentunya
menjadi perhatian Mendagri. Pasalnya, kewenangan telah diberikan kepada daerah, tapi
Mendagri mengimbau, di momen peringatan Hari Otonomi Daerah ke-26 ini, bagi daerah
yang PAD-nya masih rendah agar melakukan terobosan dan inovasi untuk menggali
berbagai potensi yang dapat memberikan nilai tambah. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan PAD, yang harapannya dapat melampaui besaran TKDD yang diterima
daerah tersebut. Namun, ia menekankan agar langkah dan terobosan itu mesti tetap
memperhatikan hukum dan norma yang ada, serta tidak memberatkan rakyat. (dikutip
dari)
Salah satu permasalahan utama yang menjadi penyebab masih terjadinya ketimpangan
di bidang manufaktur dan teknologi informasi. Pusat industrialisasi masih terfokus pada
Pulau Jawa – yang notabene memiliki tanah yang relatif paling subur dibandingkan
Pulau Jawa, sehingga memaksa pemerintah mencari alternatif ke daerah lain di luar pulau
Jawa guna mengganti/meningkatkan produksi pertanian ini, dari proyek lahan gambut
sejuta hektar pada era orde baru, hingga food estate pada era Jokowi sekarang.
Seharusnya daerah subur seperti pulau Jawa tetap dipertahankan menjadi pusat produksi
pertanian, dan daerah luar pulau Jawa yang relatif kurang subur dikembangkan menjadi
pusat-pusat industri di bidang teknologi informasi, transportasi dan elektronik yang diatur
Dengan ditetapkannya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di luar pulau Jawa, diharapkan
ketimpangan yang masih terjadi pada beberapa daerah selama 26 tahun otonomi daerah
ini bisa berkurang, dan tidak kalah pentingnya kemampuan leadership (kepemimpinan)
dan entrepreneurship (kewirausahaan) setiap kepala daerah akan turut menentukan nasib
daerahnya
Tujuan otonomi daerah ketiga adalah meningkatkan daya saing sebuah daerah. Penggalian
terhadap potensi terbaik daerah ini akan menampakkan sisi unik dan keunggulan daerah masing.
Usaha itu akan memberikan warna terhadap keanekaragaman dan keunikan sebuah daerah. Hal
tersebut tentu akan berdampak pada munculnya usaha untuk menjadi lebih baik dari daerah lain.
Dalam hal ini adalah usaha untuk mencari potensi terbaik dari daerah masing-masing. Dengan
begitu, maka setiap daerah akan berusaha sekuat tenaga untuk menggali potensi terbaik di
daerahnya.
situasi dan kondisi yang objektif pada suatu daerah. Berikut ini adalah prinsip-prinsip
otonomi daerah;
1. Prinsip Kesatuan
Otonomi daerah fokus terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Masyarakat yang ada di
sebuah daerah akan menjadi fokus utama bagi kebijakan otonomi daerah untuk
2. Prinsip Nyata
Pemberian wewenang kepada daerah ini adalah sebagai bentuk nyata dari usaha
pemerintah untuk memberikan hak dan kewajiban kepada daerah untuk berperan aktif
3. Prinsip Penyebaran
daerahnya masing-masing. Yang disesuaikan dengan potensi yang ada pada daerah
tersebut.
Pemerintah diharuskan untuk fokus pada sistem penyelenggaraan otonomi. Prinsip ini
harus sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian otonomi. Pemerintah daerah harus
bertanggung jawab.
5. Prinsip Pemberdayaan
Pemerintah daerah berkewajiban untuk meningkatkan daya guna serta hasil guna dalam
Sarundajang dalam bukunya yang berjudul Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, yaitu:
· Otonomi Organik, yaitu otonomi menjadi akumulasi urusan yang memiliki peran untuk
· Otonomi Formal, yaitu segala hal yang menyangkut persoalan otonom tidak memiliki limitasi
secara positif
· Otonomi Materiil, yaitu kewenangan daerah dilimitasi secara positif, terperinci, dan tegas untuk
· Otonomi Riil, yaitu pemerintah daerah memiliki legitimasi wewenang pangkal untuk kemudian
· Otonomi Nyata, yaitu hak dan wewenang pemerintah daerah untuk mengurus "rumah
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam undang-undang diatas dapat disimpulkan bahwa
otonomi daerah itu adalah kewenangan dan kewajiban otonom untuk membuat sistem
pengaturan dan harus dapat mengurus pemerintahan dan permasalahan kepentingan
masyarakatnya sendiri sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang dan
dengan dibuatnya makalah ini untuk memberikan pengetahuan tentang apa itu otonomi
daerah,tujuan,prinsip-prinsip otonomi dan jenis-jenis otonomi daerah.
B. Saran
Diharapkan kami penulis serta pembaca makalah ini mengerti dan dapat memahami apa itu
pendidikan kewarganegaraan tentang otonomi daerah.
Daftar Pustaka
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6116318/otonomi-daerah-pengertian-jenis-dan-
tujuannya.