Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN PANCASILA

OTONOMI DAERAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Semester 4

PEMBIMBING :
Hudriyah Mundzir, SH,. MH.

Penyusun:
D-IV/JTD 1D
KELOMPOK 5 :
ARTDIENA IZDIHAR DARIN 1741160023
GARIS SANUBARI 1741160070
MAULANA ABDAN SYAKUR 1741160053
OMAS ADZAN AZHAR 1741160118

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang "Otonomi Daerah”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Namun terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya
dan menambah pengetahuan mengenai Otonomi Daerah.

Malang, 15 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional,
pada hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan
daerah sehingga tercipta suatu kemampuan yang handal dan profesional
dalam menjalankan pemerintahan serta memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
Pembangunan daerah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
melalui pendekatan sentralistis dan melalui pendekatan desentralisasi.
Pendekatan sentralistis mengandung arti bahwa wewenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan adalah pemerintah pusat. Sedangkan
pendekatan desentralisasi mengandung arti bahwa pembangunan daerah
sebagian besar merupakan wewenang daerah dan dilaksanakan sendiri oleh
daerah (Pemerintah Daerah) secara otonom. Pembangunan daerah melalui
desentralisasi atau otonomi daerah, memberikan peluang dan kesempatan bagi
terwujudnya pemerintahan yang bersih dan baik (good governance) didaerah.
Otonomi Daerah bukanlah merupakan suatu kebijakan yang baru dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia karena sejak berdirinya negara
kesatuan Republik Indonesia sudah dikenal adanya otonomi daerah yang
dipayungi oleh Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan inti dari
pelaksanaan otonomi daerah adalah terdapatnya keleluasaan pemerintah
daerah (dioscretionary power) untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri
atas dasar prakarsa, kreatifitas, dan peran serta masyarakat dalam rangka
mengembangkan dan memajukan daerahnya.
Tujuan pemberian otonomi daerah adalah untuk menjamin, mekanisme
demokrasi ditingkat daerah untuk menampung dan menyalurkan aspirasi
masyarakat baik untuk kepentingan daerah setempat maupun untuk
mendukung kebijaksanaan politik nasional dalam era reformasi saat ini.
Untuk mencapai tujuan dimaksud Undang-undang No.32 tahun 2004
menekankan tiga faktor yang mendasar sebagai berikut:
1. Memberdayakan masyarakat.
2. Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dan meningkatkan
peran dan fungsi Badan Perwakilan Rakyat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di
atas, dalam penelitian ini masalah-masalah pokok yang akan menjadi kajian
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian otonomi daaerah
2. Menjelaskan sejarah perkembangan otonomi daerah di Indonesia
3. Menjelaskan dasar hukum dan landasan teori otonomi daerah
4. Menjelaskan tujuan dan prinsip otonomi daerah
5. Pelaksanaan Otonomi di Indonesia saat ini.
6. Apa salah satu yang paling berperan di dalam Otonomi Daerah?
7. Apa dampak yang di timbulkan oleh Otonomi Daerah?
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Otonomi Daerah


Secara etimologi (harfiah), otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu "otonom"
dan "daerah". Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata "autos" yang berarti
sendiri dan "namos" yang berarti aturan. Sehingga otonom dapat diartikan sebagai
mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Sedangkan daerah yaitu kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Jadi, otonomi daerah dapat
diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri kepentingan suatu masyarakat
atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus daerahnya sendiri.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu
pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah. Dalam UU tersebut berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang,
serta kewajiban daerah otonom guna mengurus dan mengatur sendiri urusan
pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Jika daerah sudah mampu mencapai kondisi sesuai yang
dibutuhkan daerah maka dapat dikatakan bahwa daerah sudah berdaya (mampu) untuk
melakukan apa saja secara mandiri tanpa tekanan dan paksaan dari pihak luar dan
tentunya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

Agar lebih mengerti apa arti otonomi daerah, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli tentang daerah otonom. Berikut ini adalah pengertian regional
autonomy menurut para ahli:

1. Benyamin Hoesein

Menurut Benyamin Hoesein, pengertian otonomi daerah adalah pemerintahan oleh rakyat
dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional Negara secara informal berada diluar
pemerintah pusat.

2. Ateng Syarifuddin
Menurut Ateng Syarifuddin, pengertian otonomi daerah adalah kebebasan atau
kemandirian yang terbatas dimana kemandirian itu terwujud sebagai suatu pemberian
kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan.

3. F. Sugeng Istianto

Menurut Sugeng Istianto, pengertian otonomi adalah suatu Hak dan wewenang guna
untuk mengatur serta mengurus sebuah rumah tangga daerah.

4. Vincent Lemius

Menurut Vincent Lemius, definisi otonomi daerah adalah suatu kebebasan atau
kewenangan dalam membuat suatu keputusan politik maupun administasi yang sesuai
dengan yang ada didalam peraturan perundang-undangan.

5. Syarif Saleh

Menurut Syarif Saleh, pengertian otonomi daerah adalah suatu hak untuk mengatur serta
memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut ialah hak yang diperoleh dari suatu
pemerintah pusat.

6. Sunarsip

Menurut Sunarsip, pengertian otonomi daerah adalah wewenang daerah untuk mengurus
dan mengatur semua kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri yang
berlandaskan pada aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Philip Mahwood

Menurut Philip Mahwood, regional autonomy adalah hak dari masyarakat sipil untuk


mendapatkan kesempatan serta perlakuan yang sama, baik dalam hal mengekspresikan,
berusaha mempertahankan kepentingan mereka masing-masing dan ikut serta dalam
mengendalikan penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.

B. Sejarah Perkembangan Otonomi Daerah

C. Dasar Hukum dan Landasan Teori Otonomi Daerah


1. Dasar Hukum
         Tidak hanya pengertian tentang otonomi daerah saja yang perlu kita
bahas.Namun ada dasar-dasar yang bisa menjadi landasan. Ada beberapa
peraturan dasar tentang pelaksanaan otonomi daerah,yaitu sebagai berikut:
1)      Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 ayat 1 hingga ayat 7.
2)      Undang-Undang No.32 Tahun 2004 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah.
3)      Undang-Undang No.33 Tahun 2004 yang mengatur tentang
sumber keuangan negara.
            Selain berbagai dasar hukum yang mengatur tentang otonomi
daerah,saya juga menulis apa saja yang menjadi tujuan pelaksana
otonomi daerah,yaitu otonomi daerah harus bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat yang berada di wilayah
otonomi tersebut serta meningkatkan pula sumber daya yang di miliki
oleh daerah agar dapat bersain dengan daerah otonom lainnya.

2. Landasan
Berikut ini ada beberapa yang menjadi landasan teori dalam otonomi daerah .
a. Asas Otonomi
Berikut ini ada beberapa asas otonomi daerah yang kami tuliskan
di sini. Asas-asas tersebut sebagai berikut:
 Asas tertib penyelenggara negara yaitu asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian serta keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara.
 Asas Kepentingan umum  yaitu asas yang mengutamakan
kesejahteraan umum dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.
 Asas Kepastian Hukum yaitu asas yang mementingkan landasan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam penyelenggaraan
suatu negara.
 Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri atas hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, serta tidak diskriminatif
mengenai penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
 Asas Profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keadilan yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Asas efisiensi yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus bisa
dipertanggungjawabkan kepada rakyat atau masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi suatu negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Asas proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
 Asas efektifitas yaitu asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara
optimal dan bertanggung jawab.
 Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus bisa
dipertanggungjawabkan kepada rakyat atau masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi suatu negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Desentralisasi
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. dengan adanya
desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang
secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam
kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-
akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan
adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan pardigma
pemerintahan di Indonesia. Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai
pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya
(dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dasar
pemikiran yang melatarbelakanginya adalah keinginan untuk
memindahkan pengambilan keputusan untuk lebih dekat dengan mereka
yang merasakan langsung pengaruh program dan pelayanan yang
dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini akan meningkatkan
relevansi antara pelayanan umum dengan kebutuhan dan kondisi
masyarakat lokal, sekaligus tetap mengejar tujuan yang ingin dicapai
oleh pemerintah ditingkat daerah dan nasional, dari segi sosial dan
ekonomi. Inisiatif peningkatan perencanaan, pelaksanaan, dan keuangan
pembangunan sosial ekonomi diharapkan dapat menjamin digunakannya
sumber-sumber daya pemerintah secara efektif dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan lokal.
c. Sentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasi sebagai bentuk
penyelenggaraan negara adalah persoalan pembagian sumber daya
dan wewenang. Pembahasan masalah ini sebelum tahun 1980-an
terbatas pada titik perimbangan sumber daya dan wewenang yang
ada pada pemerintah pusat dan pemerintahan di bawahnya. Dan
tujuan “baik” dari perimbangan ini adalah pelayanan negara
terhadap masyarakat.
Di Indonesia sejak tahun 1998 hingga baru-baru ini,
pandangan politik yang dianggap tepat dalam wacana publik
adalah bahwa desentralisasi merupakan jalan yang meyakinkan,
yang akan menguntungkan daerah. Pandangan ini diciptakan oleh
pengalaman sejarah selama masa Orde Baru di mana sentralisme
membawa banyak akibat merugikan bagi daerah. Sayang, situasi
ini mengecilkan kesempatan dikembangkannya suatu diskusi yang
sehat bagaimana sebaiknya desentralisasi dikembangkan di
Indonesia. Jiwa desentralisasi di Indonesia adalah “melepaskan diri
sebesarnya dari pusat” bukan “membagi tanggung jawab
kesejahteraan daerah”.
              Sentralisasi dan desentralisasi tidak boleh ditetapkan
sebagai suatu proses satu arah dengan tujuan pasti. Pertama- tama,
kedua “sasi” itu adalah masalah perimbangan. Artinya, peran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan selalu merupakan
dua hal yang dibutuhkan. Tak ada rumusan ideal perimbangan.
Selain proses politik yang sukar ditentukan, seharusnya ukuran
yang paling sah adalah argumen mana yang terbaik bagi
masyarakat.
Adapun tiga asas otonomi daerah yang meliputi:
1. Asas desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan dari
pemerintah kepada daerah otonom berdasarkan struktur NKRI.
2. Asas dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan yaitu penugasan oleh pemerintah kepada daerah
dan oleh daerah kepada desa dalam melaksanakan tugas tertentu dengan
disertai pembiayaan, sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada yang berwenang.

D. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah


1)      Tujuan Otonomi Daerah
                  Menurut pengalaman dalam pelaksanaan bidang-bidang tugas
tertentu sistem Sentralistik tidak dapat menjamin kesesuaian tindakan-
tindakan Pemerintah Pusat dengan keadaan di daerah-daerah. Maka untuk
mengatasi hal ini, pemerintah kita menganut sistem Desentralisasi atau
Otonomi Daerah. Hal ini disebabkan wilayah kita terdiri dari berbagai
daerah yang masing-masing memiliki sifat-sifat khusus tersendiri yang
dipengaruhi oleh faktor geografis (keadaan alam, iklim, flora-fauna, adat-
istiadat, kehidupan ekonomi dan bahasa), tingkat pendidikan dan lain
sebagainya. Dengan sistem Desentralisasi diberikan kekuasaan kepada
daerah untuk melaksanakan kebijakan pemerintah sesuai dengan keadaan
khusus di daerah kekuasaannya masing-masing, dengan catatan tetap tidak
boleh menyimpang dari garis-garis aturan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. Jadi pada dasarnya, maksud dan tujuan diadakannya
pemerintahan di daerah adalah untuk mencapai efektivitas pemerintahan.
Otonomi yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah ini
bersifat mandiri dan bebas. Pemerintah daerah bebas dan mandiri untuk
membuat peraturan  bagi wilayahnya. Namun, harus tetap
mempertanggungjawabkannya dihadapan Negara dan pemerintahan pusat.
Selain tujuan diatas, masih terdapat beberapa point sebagai tujuan dari
otonomi daerah. Dibawah ini adalah beberapa tujuan dari otonomi daerah
dilihat dari segi politik, ekonomi, pemerintahan dan sosial budaya, yaitu
sebagai berikut.
a.       Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk
mencegah penumpukan kekuasaan dipusat dan membangun masyarakat
yang demokratis, untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan
melatih diri dalam menggunakan hak-hak demokrasi.
b.      Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah untuk
mencapai pemerintahan yang efisien.
c.       Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaran otonomi daerah
diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.
d.      Dilihar dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat
dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-
masing.
                   Untuk mencapai tujuan otonomi daerah tersebut, sebaiknya
dimulai dari diri sendiri. Para pejabat harus memiliki kesadaran penuh
bahwa tugas yang diembannya merupakan sebuah amanah yang harus
dijalankan dan dipertanggungjawabkan. Selain itu, kita semua juga
memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam rangka tercapainya tujuan
otonomi daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya bukan hal yang
mudah karena tidak mungkin dilakukan secara instan. Butuh proses dan
berbagai upaya serta partisipasi dari banyak pihak. Oleh karena itu,
diperlukan kesungguhan serta kerjasama dari berbagai pihak untuk
mencapai tujuan ini.

2)      Prinsip Otonomi Daerah


        Atas dasar pencapaian tujuan diatas, prinsip-prinsip yang dijadikan
pedoman dalam pemberian Otonomi Daerah adalah sebagai berikut
(Penjelasan UU No. 32 Tahun 2004) :
a.       Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintah diluar yang menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan
dalam Undang-undang ini. Daerah memliki kewenangan membuat
kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta,
prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rakyat.
b.      Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi
yang nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu
prinsip bahwa untuk menangani urusan pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada
dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi
setiap daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya, adapun yang
dimaksud dengan otonomi yang bertanggunjawab adalah otonomi yang
dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan
daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional.

E. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia


BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Muazzin S,H I, “Makalah Otonomi Daerah,” Kewarganegaraan, Februari
2015. Tersedia: http://makalah2107.blogspot.com/2016/07/makalah-otonomi-
daerah.htmlhttps://www.boyyendratamin.com/2011/12/otonomi-khusus-sebagai-
kebijakan.html. [Diakses 15 April 2019]
Septian Raha, “Makalah Otonomi Daerah Lengkap,” Otonomi Daerah, Juli
2016.
Tersedia:https://www.academia.edu/6194295/MAKALAH_OTONOMI_DAERA
H_LENGKAP [Diakses 15 April 2019]

Maxmanroe, “Pengertian Otonomi Daerah: Tujuan, Dasar Hukum, Hakikat


Otonomi Daerah, ” Pengertian Otonomi Daerah, Desember 2015. Tersedia:
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-otonomi-daerah.html
[Diakses 16 April 2019]

Markijar, “Otonomi Daerah (Lengkap Pengertian, Dasar Hukum,


Pelaksanaan, Tujuan dan Manfaat), ” Kebangsaan, Juli 2016. Tersedia:
http://www.markijar.com/2016/07/otonomi-daerah-lengkap-pengertian-dasar.html
[Diakses 16 April 2019]

Riko Syahrudin, “Makalah Tentang Otonomi Daerah,” Otonomi Daerah,


Oktober 2014. Tersedia:
https://www.academia.edu/12010540/Makalah_tentang_Otonomi_Daerah
[Diakses 15 April 2019]
Salmadian, “OTONOMI DAERAH : Pengertian, Tujuan, Asas,
Pelaksanaan & Dasar Hukum, ” Muda dan Berilmu, September 2018. Tersedia:
https://salamadian.com/pengertian-otonomi-daerah-di-indonesia/ [Diakses 15
April 2019]

Dika Fadila Abduhuu, “Emphases / De-emphasis,” Telkom Analog,


Oktober 2012. Tersedia:http://fadilah-abduhuu.blogspot.com/2012/10/emphases-
de-emphases.html. [Diakses 24 November 2018]

Anda mungkin juga menyukai