Disusun oleh
NUR AFNI
NPM : 191003742017500
Kelompok E1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SEMARANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
Pemerintahan daerah menurut UU No.32 Tahun 2004 jo UU No.12 Tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah ialah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintahan
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam system dan prinsip NKRI,sebagaimana dimaksud dalam UUD NRI
Tahun 1945.
2. Unsur pemerintahan
3. Unsur masyarakat
Dalam penyelanggaraan pemerintahan, dilaksanakan dengan asas-asas sebagai berikut
1. Asas desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam NKRI.
2. Asas dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur, sebagai wakil pemerintah kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu.
3. Asas tugas pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah/desa; dari
pcmcrintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan/ desa; serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
1. Bidang legislasi
2. Masalah perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah adalah suatu
sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokraiis, transparan, dan
bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyclenggaraan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan.
3. Perencanaan APBD
C. SKEMA ARSITEKTUR LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM
KETATANEGARAAN MENURUT UUD NRI TAHUN 1945
BAB II
BENTUK NEGARA KESATUAN DENGAN OTONOMI LUAS
2. Kewenangan daerah
UU No.22 Tahun 1948 hanya mengatur asas desentralisasi dan asas medebewind
saja,tidak terdapat ketentuan yang mengatur asas dekonsentrasi.
Hak otonomi dan hak medebewind dijalankan oleh pemerintah daerah secara
kolegial. Dalam UU No.22 Tahun 1948 bermaksud untuk menghapus adanya
dualism pemerintahan.
C. UU No.1 Tahun 1957 yo.Pen. Pres 6 Tahun 1959 dan Pen. Pres. 5 Tahun 1960
Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Pen. Pres. 6 Tahun 1959 dan
Pen. Pres. 5 Tahun 1960, dapat diketahui :
Melanjutkan gagasan pembentuk undang-undang sebelumnya, y a i t u
membagi daerah Indonesia ke dalam daerah otonom saja dan melanjutkan
keinginan untuk menghapus pamong praja;
Pembagian daerah lndonesia hanya ke dalam daerah tingkat 1 dan daerah
tingkat 11. Daerah tingkat III tidak dibicarakan, karena menurut UU No. 1
Tahun 1957 tidak bersifat imperatif.
Memberdayakan masyarakat;
2. Prinsip otonomi daerah adalah luas,nyata dan bertanggung jawab serta mencakup
kewenangan yang utuh dan bulat.
3. Pembagian daerah
4. Kewenangan daerah
BAB V
PROSPEK PERKEMBANGAN OTONOMI DAERAH
DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Pemerintah Orde Baru menggunakan paradigma kekuasaan yang ‘satu terpusat dan
seragam’ dalam tiga wujud,yaitu :
Pertama, sentralisasi kekuasaan pada pemerintah pusat, eksekutif, dan presiden
yang dîyakini sebagai prakondisi bagi stabilitas politik untuk melaksanakan
pembangunan nasional.
Kedua, pembentukan budaya nasional oleh negara sebagai pengganti budaya
lokal (penyeragaman budaya) sebagai prakondisi bagi persatuan dan kesatuan
bangsa.
Ketiga, sentralisasi redistribusi kekayaan nasional yang dinilai akan menjamin
pemerataan dan keadilan sosial.
A. Azas-azas pemerintahan daerah :
1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Pembantuan,dan
4. Sentralisasi
B. Desentralisasi
C. Dekonsentrasi
D. Pembantuan
Menurut UU No. 32 Tahun 2004, tugas perbantuan merupakan penugasan
dari pemerintah kepada daerah atau desa dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten kota atau desa dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.
E. Sentralisasi
Dalam asas sentralisasi segala kewenangan pemerintah baik ditingkat pusat
maupun di tingkat daerah berada ditangan pemerintah pusat, artinya tidak
dikenal adanya penyerahan wewenang kepada daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintah.
F. Peraturan daerah
Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam melaksanakan
tugas,wewenang,kewajiban,dan tanggung jawabnya serta atas kuasa
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat menetapkan
kebijakan daerah yang dirumuskan dalam bentuk peraturan
daerah,peraturan kepala daerah dan ketentuan daerah lainnya.
G. Kepala daerah
Setiap daerah di Indonesia dipimpin oleh seorang kepala pemerintah daerah
yang disebut kepala daerah.
Tugas dan wewenang kepala daerah sebagai berikut :
Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan Bersama DPRD.
Mengajukan rancangan PERDA
Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan Bersama DPRD.
Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada
DPRD untuk dibahas dan ditetapkan Bersama.
Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah
Mewakili daerahnya didalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukum.
Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
H. Pemilihan kepala daerah
UU pemerintahan daerah menentukan bahwa kepala daerah dan wakilnya
di pilihdalam satu pasang calon yang di pilih melalui pemilu.
I. Pemberhentian
Beberapa alasan yang menyebabkan kepala daerah dan wakilnya di
berhentikan,yaitu sebagai berikut :
Berakhir masa jabatannya dan telah di lantik pejabat yang baru
Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan
tetap secara berturut-turut selama 6 bulan
Tidak lagi memenuhi syarat sebagai keala daerah atau wakilnya
Dinyatakan melanggar sumpah atau janji jabatan kepala daerah atau
wakilnya
Tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakilnya
Melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakilnya
J. Parlemen daerah
DPRD merupakan Lembaga perwakilan rakyat daerah yang dibentuk di
daerah provinsi,daerah kabupaten/kota dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintah daerah.
K. Keuangan daerah
Pasal 157 UU No.32 Tahun 2004 menyatakan APBD berasal dari 3 sumber
pendapatan,yaitu :
1. Pendapatan asli daerah (PAD) yang terdiri dari :
Hasil pajak daerah
Hasil retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
2. Dana perimbangan yang terdiri dari :
Dana bagi hasil
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
3. Pendapatan daerah lainnya yang sah
L. Otonomi Khusus
Otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan
kepada suatu daerah berdasarkan UU untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut Prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat daerah bersangkutan.
M. Semangat federalism NKRI
Menurut Kranenburg disebut negara federal jika wewenang pemerintah
federal (pusat) ditentukan secara terperinci,sedangkan wewenang lainnya
ada pada negara-negara bagiannya.wewenang secara terperinci terdapat
padaprovinsi-provinsi dan residu power ada pada pemerintah pusat negara
kesatuan.
Berdasarkan uraian mengenai asas-asas pemerintahan daerah tersebut di
atas,maka dapat dikatakan bahwa Indonesia saat ini masih tetap kuat
melaksanakan asas desentralisasi dan meninggalkan paham sentralistik
yang dirasakan sangat kuat pada masa sebelum era reformasi,khususnya
pada era orde baru.
Banyak pihak yang menilai bahwa pelaksanaan otonomi daerah saat ini
sudah mengacu pada semangat federalism dalam bingkai NKRI.