Anda di halaman 1dari 10

KUIS HTN : HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

Nama: Eve talata

Nim : 010002202035

Jawablah pertanyaan berikut:

1. Jelaskan latar belakang dibentuknya Pemerintahan Daerah di Indonesia


Jawab:
Pemerintahan Daerah di Indonesia dibentuk berdasarkan prinsip otonomi daerah yang
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Latar belakang
pembentukan pemerintahan daerah ini memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Berikut adalah beberapa latar belakang utama:
1) Desentralisasi kekuasaan: Pada awal kemerdekaan Indonesia, pemerintahan pusat
memiliki kekuasaan yang sangat sentralistik. Namun, menyadari keberagaman dan
kompleksitas Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas, desentralisasi kekuasaan
menjadi penting. Pembentukan pemerintahan daerah bertujuan untuk memberikan
kekuasaan kepada daerah dalam mengurus urusan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah tersebut.
2) Pengakuan keberagaman: Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman
budaya, bahasa, suku, dan agama. Pembentukan pemerintahan daerah menjadi sarana
untuk mengakui dan menghormati keberagaman tersebut. Dengan adanya otonomi
daerah, daerah-daerah di Indonesia dapat mengelola urusan-urusan mereka sendiri
sesuai dengan kearifan lokal dan kebutuhan masyarakat setempat.
3) Pembangunan dan pelayanan publik yang lebih efektif: Pemerintahan pusat memiliki
keterbatasan dalam memberikan pelayanan publik yang efektif di seluruh wilayah
Indonesia. Dengan mendekatkan pemerintahan ke masyarakat melalui pemerintahan
daerah, diharapkan pembangunan dan pelayanan publik dapat dilakukan secara lebih
efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat.
4) Pemberdayaan masyarakat: Pembentukan pemerintahan daerah juga merupakan upaya
untuk memberdayakan masyarakat setempat. Dengan adanya pemerintahan daerah,
diharapkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan publik dan
pembangunan dapat lebih meningkat. Masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam
mengelola urusan publik dan mempengaruhi kebijakan yang berdampak pada
kehidupan mereka.
5) Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa: Pembentukan pemerintahan daerah juga
bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dengan
memberikan otonomi kepada daerah, diharapkan adanya keterlibatan aktif daerah-
daerah dalam pembangunan dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia. Hal ini dapat membantu mengurangi disparitas antara daerah-daerah dan
mendorong solidaritas serta rasa memiliki terhadap negara.

2. Jelaskan sumber hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia


Jawab:
Sumber hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia terdiri dari beberapa
peraturan yang mengatur kewenangan, struktur, dan proses pelaksanaan pemerintahan
daerah. Berikut adalah sumber hukum utama yang menjadi pijakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Indonesia:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945): UUD 1945
merupakan sumber hukum yang mendasar dan menjadi landasan konstitusional bagi
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pasal 18B-18I UUD 1945 mengatur tentang
otonomi daerah, kewenangan, pembentukan, dan struktur pemerintahan daerah.
2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU
Pemerintahan Daerah): UU Pemerintahan Daerah merupakan undang-undang yang
secara komprehensif mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia.
UU ini menjelaskan mengenai pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, pembentukan daerah, struktur pemerintahan daerah, tugas,
wewenang, dan tanggung jawab kepala daerah, serta mekanisme pengambilan
keputusan dalam pemerintahan daerah.
3) Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pemerintahan Daerah: PP merupakan peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk mengatur lebih detail tentang
penyelenggaraan pemerintahan daerah. PP ini mencakup berbagai aspek, seperti
organisasi pemerintahan daerah, tata cara pemilihan kepala daerah, penganggaran
daerah, perencanaan pembangunan, dan pengawasan pemerintahan daerah.
4) Peraturan Daerah (Perda): Perda adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah untuk mengatur hal-hal yang menjadi kewenangan daerah sesuai dengan UU
Pemerintahan Daerah. Perda mencakup berbagai regulasi, seperti Rencana Tata Ruang
Wilayah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan
Peraturan Desa/Kelurahan.
Selain sumber-sumber hukum tersebut, terdapat juga keputusan-keputusan lain yang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau lembaga-lembaga terkait yang
turut mengatur aspek-aspek tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Sebutkan UU yang mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia sejak awal


kemerdekaan hingga saat ini (dimulai dari UU No.1 Tahun 1945)
Berikut adalah daftar Undang-Undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah di
Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga saat ini:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945): Meskipun
bukan UU yang secara spesifik mengatur tentang pemerintahan daerah, UUD 1945
menjadi dasar konstitusional yang memberikan pijakan bagi penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Indonesia.
2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Daerah-Daerah dalam Lingkungan
Republik Indonesia: UU ini merupakan undang-undang pertama yang secara khusus
mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. UU ini memberikan dasar hukum
bagi pembentukan dan pengaturan daerah-daerah dalam lingkup Republik Indonesia.
3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah: UU
ini mengatur tentang pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk
pembentukan daerah, struktur pemerintahan daerah, kewenangan, dan hubungan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah:
UU ini merupakan revisi dari UU Nomor 18 Tahun 1965 dan mengatur tentang pokok-
pokok pemerintahan di daerah. UU ini memperjelas tugas, wewenang, dan tanggung
jawab pemerintah daerah serta mengatur hubungan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
5) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah: UU ini
menggantikan UU Nomor 5 Tahun 1974 dan merupakan landasan hukum utama bagi
pemerintahan daerah di Indonesia pada masa reformasi. UU ini mengatur tentang
otonomi daerah, kewenangan, struktur pemerintahan daerah, serta tugas dan tanggung
jawab pemerintah daerah.
6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah: UU ini
merupakan revisi dari UU Nomor 22 Tahun 1999. UU ini mengatur lebih lanjut
mengenai pemerintahan daerah, termasuk tata cara pemilihan kepala daerah,
penganggaran daerah, perencanaan pembangunan, dan pengawasan pemerintahan
daerah.
7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah: UU ini
merupakan perubahan kedua terhadap UU Nomor 32 Tahun 2004. UU ini mengatur
secara komprehensif tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk aspek
pembentukan daerah, kewenangan, struktur pemerintahan daerah, serta tugas dan
tanggung jawab kepala daerah.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan: (lihat ketentuan dalam UU No.23 Tahun 2014)
a. Pemerintahan Daerah
b. Otonomi Daerah
c. Daerah otonom
d. Desentralisasi
e. Dekonsentrasi
f. Tugas pembantuan
Jawab:
a. Dalam konteks Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
"Pemerintahan Daerah" mengacu pada sistem penyelenggaraan pemerintahan di
tingkat daerah yang memiliki otonomi dalam mengurus dan mengelola urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Pemerintahan Daerah mencakup
pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten, dan pemerintahan kota.
Pemerintahan Daerah memiliki tanggung jawab untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Tugas-tugas Pemerintahan Daerah meliputi penyusunan kebijakan daerah,
pelaksanaan program pembangunan daerah, pengelolaan keuangan daerah, pelayanan
publik, pengawasan, dan lain sebagainya. UU No. 23 Tahun 2014 mengatur tentang
struktur, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Pemerintahan Daerah. Pemerintahan
Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
yang menjadi tanggung jawab daerah, seperti pembangunan ekonomi, pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, kebudayaan, lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
Selain itu, Pemerintahan Daerah juga bertanggung jawab dalam menjaga kestabilan
keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat di wilayahnya. Pemerintahan
Daerah memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan, membuat peraturan daerah,
serta menjalankan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di
daerahnya. Dalam konteks UU No. 23 Tahun 2014, Pemerintahan Daerah juga berperan
sebagai pelaksana otonomi daerah yang dijamin oleh konstitusi. Pemerintahan Daerah
memiliki keterlibatan yang signifikan dalam pengambilan keputusan dan pembangunan
di tingkat lokal, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang lebih baik sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat setempat. Dalam menjalankan
fungsinya, Pemerintahan Daerah bekerja sama dengan pemerintah pusat, lembaga
negara, dan stakeholder lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerahnya.
b. Dalam UU No. 23 Tahun 2014, "Otonomi Daerah" merujuk pada hak dan kewenangan
daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan serta kepentingan
masyarakat setempat secara mandiri. Otonomi Daerah merupakan prinsip penting
dalam sistem pemerintahan di Indonesia yang diakui dan dijamin oleh konstitusi.
Otonomi Daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengambil keputusan
dan membuat kebijakan dalam lingkup kewenangannya sendiri, sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan masyarakat setempat. Prinsip otonomi daerah bertujuan untuk
memberikan kemandirian kepada daerah dalam mengurus urusan pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan publik di wilayahnya.
Dalam konteks otonomi daerah, daerah memiliki kewenangan dalam berbagai aspek,
termasuk pembentukan peraturan daerah (perda), pengelolaan keuangan daerah,
penyebaran dan penggunaan sumber daya alam di daerah, pengembangan ekonomi
lokal, pendidikan, kesehatan, transportasi, perencanaan tata ruang, lingkungan hidup,
dan masih banyak lagi. Otonomi Daerah juga mencakup hak daerah untuk mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam serta kekayaan yang ada di wilayahnya. Daerah
memiliki kewenangan dalam mengelola pendapatan daerah, termasuk pajak dan
retribusi, serta mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat setempat.
Otonomi Daerah juga melibatkan kerjasama dan koordinasi antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan yang strategis, melaksanakan
program nasional, dan menjaga kesatuan bangsa serta persatuan. Prinsip subsidiaritas,
proporsionalitas, dan solidaritas antardaerah juga menjadi landasan dalam pelaksanaan
otonomi daerah. Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan pemerintahan di daerah
dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat setempat, meningkatkan
pelayanan publik, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah tersebut.
c. Dalam konteks UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, "Daerah Otonom"
mengacu pada wilayah administratif yang memiliki kewenangan dan otonomi dalam
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Daerah
otonom meliputi provinsi, kabupaten, dan kota.
1) Provinsi: Provinsi merupakan tingkat pemerintahan daerah yang memiliki wilayah
administratif yang lebih besar dibandingkan dengan kabupaten dan kota. Setiap
provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang dipilih melalui pemilihan kepala
daerah. Provinsi memiliki kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahan yang
bersifat provinsi, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan tinggi, infrastruktur
regional, pengelolaan sumber daya alam, serta pengembangan ekonomi regional.
2) Kabupaten: Kabupaten adalah tingkat pemerintahan daerah yang berada di bawah
provinsi. Setiap kabupaten dipimpin oleh seorang bupati yang dipilih melalui
pemilihan kepala daerah. Kabupaten memiliki kewenangan dalam mengatur
urusan pemerintahan yang bersifat kabupaten, seperti pelayanan kesehatan dasar,
pendidikan menengah, infrastruktur lokal, pengelolaan keuangan daerah, serta
pengembangan ekonomi lokal.
3) Kota: Kota merupakan tingkat pemerintahan daerah yang memiliki wilayah
administratif yang lebih kecil dibandingkan dengan kabupaten. Setiap kota
dipimpin oleh seorang walikota yang dipilih melalui pemilihan kepala daerah. Kota
memiliki kewenangan dalam mengatur urusan pemerintahan yang bersifat kota,
seperti pelayanan kesehatan dasar, pendidikan dasar, infrastruktur lokal,
pengelolaan keuangan daerah, serta pengembangan ekonomi lokal.
Setiap daerah otonom memiliki pemerintahan daerah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pemerintahan di wilayahnya masing-masing. Pemerintahan daerah di
daerah otonom bertugas untuk menyusun kebijakan, mengelola anggaran,
melaksanakan program pembangunan, memberikan pelayanan publik, serta menjaga
keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat di wilayahnya. Peraturan
perundang-undangan mengatur struktur pemerintahan, kewenangan, dan tugas-tugas
pemerintah daerah di setiap tingkatan daerah otonom. Daerah otonom bekerja sama
dengan pemerintah pusat, lembaga negara, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.
d. Dalam konteks pemerintahan daerah di Indonesia, "Desentralisasi" merujuk pada
proses transfer kewenangan, tanggung jawab, dan sumber daya dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat. Desentralisasi bertujuan untuk mencapai efisiensi,
efektivitas, partisipasi masyarakat, dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia. Desentralisasi melibatkan pemindahan kewenangan dan tanggung jawab
dalam berbagai aspek pemerintahan, seperti pengelolaan keuangan daerah,
perencanaan pembangunan, pelayanan publik, pendidikan, kesehatan, infrastruktur,
lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Melalui desentralisasi, pemerintah daerah
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengambil keputusan dan mengelola
urusan pemerintahan di wilayahnya.
Proses desentralisasi di Indonesia dimulai dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang mengatur tentang otonomi daerah dan pemberian
kewenangan kepada pemerintah daerah. UU tersebut kemudian mengalami perubahan
dan penyempurnaan melalui UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 23 Tahun 2014.
Desentralisasi diimplementasikan melalui transfer kewenangan, transfer sumber daya
keuangan, dan transfer sumber daya manusia. Transfer kewenangan dilakukan dengan
memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil keputusan dan
membuat kebijakan di tingkat lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Transfer sumber daya keuangan melibatkan alokasi anggaran yang lebih besar kepada
pemerintah daerah untuk membiayai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
Transfer sumber daya manusia dilakukan melalui pengembangan kapasitas aparatur
pemerintah daerah agar dapat menjalankan tugas dan fungsi pemerintahan dengan
baik.
Desentralisasi juga berdampak pada partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan pembangunan di daerah. Dengan adanya desentralisasi,
diharapkan masyarakat dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi masalah,
merumuskan kebijakan, serta mengawasi pelaksanaan program pembangunan di
wilayahnya. Pemerintah pusat memiliki peran dalam mengawasi, membantu, dan
mendukung pemerintah daerah dalam pelaksanaan desentralisasi. Terdapat kerjasama
dan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menjaga
kesatuan bangsa, menjamin keadilan, serta memastikan kebijakan dan program
nasional terimplementasi secara baik di tingkat lokal.
Dengan adanya desentralisasi, diharapkan tercipta pemerintahan yang lebih responsif
terhadap kebutuhan masyarakat, efisien dalam pengelolaan sumber daya, dan
memberikan pelayanan publik yang lebih baik di seluruh wilayah Indonesia.
e. Dalam konteks pemerintahan daerah di Indonesia, "Dekonsentrasi" merujuk pada
proses transfer sebagian kewenangan, tanggung jawab, dan otoritas dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
administrasi tertentu. Dekonsentrasi bertujuan untuk memperkuat peran dan kapasitas
pemerintah daerah dalam menjalankan tugas-tugas tertentu dengan bantuan dan
supervisi dari pemerintah pusat. Dekonsentrasi melibatkan penyerahan kewenangan
dari pemerintah pusat kepada pejabat atau lembaga di tingkat daerah, seperti
gubernur, bupati/walikota, dan kepala dinas daerah. Melalui dekonsentrasi, pemerintah
daerah dapat bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah pusat di tingkat lokal, sehingga dapat lebih responsif terhadap kebutuhan
dan karakteristik masyarakat setempat.
Dalam konteks dekonsentrasi, pemerintah daerah diberikan otoritas dan tanggung
jawab dalam pelaksanaan program-program tertentu yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Biasanya, ini melibatkan bidang-bidang seperti pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, pertanian, perindustrian, dan sektor-sektor lain yang
merupakan prioritas nasional. Meskipun pemerintah daerah bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugas-tugas dekonsentrasi, mereka masih berada di bawah pengawasan
dan supervisi pemerintah pusat. Pemerintah pusat memainkan peran penting dalam
mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan program dekonsentrasi
di tingkat daerah.
Melalui dekonsentrasi, pemerintah pusat berupaya memperluas jangkauan dan dampak
kebijakan dan program nasional dengan melibatkan pemerintah daerah sebagai mitra
dalam pelaksanaan. Dengan demikian, dekonsentrasi memungkinkan pemerintah pusat
untuk lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembangunan nasional di seluruh
wilayah Indonesia. Dekonsentrasi berbeda dengan desentralisasi, di mana desentralisasi
melibatkan transfer kewenangan yang lebih luas dan umum dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah. Sementara itu, dekonsentrasi lebih berfokus pada transfer tugas
dan tanggung jawab spesifik dalam pelaksanaan program-program pemerintah pusat.
f. Dalam konteks pemerintahan daerah di Indonesia, "Tugas Pembantuan" merujuk pada
penugasan atau pemberian tugas dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalam rangka mendukung pelaksanaan program dan kegiatan yang diatur oleh
pemerintah pusat. Tugas pembantuan dilakukan ketika pemerintah pusat
membutuhkan partisipasi dan kontribusi pemerintah daerah dalam implementasi
kebijakan nasional. Tugas pembantuan dapat mencakup berbagai bidang dan sektor,
seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan hidup, perindustrian,
pertanian, sosial, dan lain sebagainya. Pemerintah pusat menetapkan tugas
pembantuan dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan kualitas
pelayanan publik, dan mencapai tujuan pembangunan nasional di tingkat daerah.
Dalam melaksanakan tugas pembantuan, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
melaksanakan kebijakan dan program yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Mereka harus melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan ketentuan dan petunjuk
yang diberikan, serta bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Pemerintah daerah
dalam tugas pembantuan dapat diberikan wewenang untuk mengelola dana dan
sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut. Mereka juga dapat
diberikan otoritas dalam pengambilan keputusan terkait pelaksanaan tugas
pembantuan di tingkat daerah. Tugas pembantuan sering kali melibatkan kerjasama
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program. Pemerintah pusat memberikan dukungan teknis, supervisi, dan
bimbingan kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugas pembantuan.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan (lihat ketentuan dalam UU No.23 Tahun 2014)
a. Urusan pemerintahan
b. Urusan pemerintahan umum
c. Urusan pemerintahan wajib
d. Urusan pemerintahan pilihan
e. Urusan pemerintahan konkuren
f. Urusan pemerintahan absolut
Jawab:
a. Urusan pemerintahan adalah kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan tugas
dan wewenang pemerintah dalam mengurus urusan tertentu guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan negara. Definisi ini merujuk pada ketentuan dalam
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang mengatur
tentang pembagian tugas dan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Menurut UU No. 23 Tahun 2014, urusan pemerintahan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah pusat dan
urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah daerah. Urusan
pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah pusat mencakup hal-hal seperti
pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, keuangan negara, dan agama.
Sedangkan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah daerah meliputi
hal-hal seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan hidup.
Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 untuk
memperjelas tugas dan wewenang pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga
dapat menghindari tumpang tindih dalam penyelenggaraan tugas dan wewenang serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan negara.
b. Urusan pemerintahan umum adalah jenis urusan pemerintahan yang mencakup
kegiatan-kegiatan yang tidak termasuk dalam urusan pemerintahan yang menjadi
wewenang pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara khusus. Urusan
pemerintahan umum ini meliputi hal-hal seperti keuangan, administrasi, hukum, dan
organisasi pemerintahan.
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan
umum menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Artinya, kedua pihak sama-sama bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan umum. Contoh kegiatan yang termasuk dalam urusan
pemerintahan umum di antaranya adalah pembuatan peraturan perundang-undangan,
pengelolaan keuangan negara, pemberian pelayanan administrasi publik, pengelolaan
sumber daya manusia aparatur negara, dan pelaksanaan supervisi dan pengawasan
terhadap kinerja pemerintah.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum yang baik dan efektif sangat penting
untuk mendukung keseluruhan kinerja pemerintah dalam memenuhi tugas dan
wewenangnya. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus
bekerja sama untuk memastikan bahwa urusan pemerintahan umum dapat
dilaksanakan dengan baik dan menghasilkan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
c. Urusan pemerintahan wajib adalah jenis urusan pemerintahan yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Urusan pemerintahan wajib merupakan bagian dari urusan pemerintahan yang menjadi
wewenang pemerintah daerah.
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, terdapat 22 urusan
pemerintahan wajib yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemerintah daerah di
Indonesia. Urusan pemerintahan wajib ini meliputi hal-hal seperti pendidikan,
kesehatan, ketertiban umum, pemadam kebakaran, dan pengelolaan limbah.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib merupakan kewajiban bagi pemerintah
daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraannya. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memprioritaskan
pengalokasian anggaran dan sumber daya manusia untuk melaksanakan urusan
pemerintahan wajib secara optimal. Selain itu, pemerintah daerah juga harus
memastikan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib dilaksanakan dengan
baik dan memenuhi standar pelayanan publik yang baik. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa masyarakat dapat memperoleh manfaat yang optimal dari
pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah.
d. Urusan pemerintahan pilihan adalah jenis urusan pemerintahan yang tidak wajib
dilaksanakan oleh pemerintah daerah, tetapi dapat dilaksanakan apabila pemerintah
daerah mempunyai kebijakan dan sumber daya yang memadai. Urusan pemerintahan
pilihan ini juga merupakan bagian dari urusan pemerintahan yang menjadi wewenang
pemerintah daerah. Contoh urusan pemerintahan pilihan di antaranya adalah kegiatan
ekonomi, pariwisata, kesejahteraan sosial, dan pemuda dan olahraga. Urusan
pemerintahan pilihan dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah apabila mereka
memiliki kebijakan dan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan pilihan dapat memberikan nilai tambah bagi
masyarakat dan daerah, seperti meningkatkan perekonomian, mempromosikan potensi
pariwisata, dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Namun, pemerintah daerah harus
memastikan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan pilihan dilaksanakan dengan
efektif dan efisien, serta memperhatikan prioritas dan kebutuhan masyarakat. Dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan pilihan, pemerintah daerah juga harus
memperhatikan keterkaitan dan sinergi antara urusan pemerintahan pilihan dengan
urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan lainnya, sehingga dapat
memastikan bahwa seluruh kegiatan pemerintah daerah dapat berjalan secara terpadu
dan optimal dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan daerah.
e. Urusan pemerintahan konkuren adalah jenis urusan pemerintahan yang menjadi
wewenang bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Artinya, kedua
pihak memiliki kewenangan yang sama dalam melaksanakan urusan pemerintahan
konkuren. Contoh urusan pemerintahan konkuren di antaranya adalah kesehatan,
pendidikan, dan pengelolaan sumber daya alam. Dalam hal ini, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah sama-sama bertanggung jawab dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan konkuren, dengan memperhatikan prinsip koordinasi, konsultasi, dan
kesepakatan.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren dapat dilakukan secara terpadu dan
sinergis oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga dapat mempercepat
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan nasional serta daerah. Namun, dalam
pelaksanaannya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memperhatikan
keterkaitan dengan urusan pemerintahan lainnya dan memastikan bahwa pelaksanaan
urusan pemerintahan konkuren tidak menimbulkan tumpang tindih atau konflik antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan konkuren, dapat dilakukan upaya penyelesaian melalui mekanisme
koordinasi dan konsultasi yang ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku.
f. Tidak ada istilah "Urusan pemerintahan absolut" yang lazim digunakan dalam konteks
pemerintahan. Mungkin yang dimaksud adalah "Urusan pemerintahan pusat", yang
merupakan salah satu jenis pembagian urusan pemerintahan menurut UU No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan pusat adalah jenis urusan
pemerintahan yang menjadi wewenang eksklusif pemerintah pusat, yang tidak dapat
dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Urusan pemerintahan pusat mencakup hal-hal
seperti pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, keuangan negara, dan agama.
Pada dasarnya, pembagian urusan pemerintahan pusat dan daerah bertujuan untuk
memperjelas tugas dan wewenang pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga
dapat menghindari tumpang tindih dalam penyelenggaraan tugas dan wewenang serta
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan negara.

6. Dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, terdapat urusan-urusan yang tidak


diserahkan kepada daerah (urusan absolut). Sebutkan urusan-urusan tersebut
Jawab:
Dalam penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia, terdapat beberapa urusan yang tidak
diserahkan kepada daerah, yang juga dikenal sebagai urusan absolut. Urusan-urusan ini
tetap menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat. Berikut adalah beberapa
contoh urusan absolut yang tidak diserahkan kepada daerah:
1) Hubungan Luar Negeri: Urusan yang terkait dengan hubungan luar negeri, seperti
kebijakan luar negeri, perjanjian internasional, dan diplomasi, merupakan wewenang
pemerintah pusat. Hal ini mencakup hubungan bilateral dengan negara lain,
keanggotaan dalam organisasi internasional, dan perwakilan diplomatik di luar negeri.
2) Pertahanan dan Keamanan: Urusan pertahanan dan keamanan nasional, termasuk
pertahanan negara, kekuatan bersenjata, keamanan dalam negeri, serta kepolisian dan
kejaksaan, merupakan urusan absolut yang berada di bawah pemerintah pusat.
Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk mengatur dan mengelola kebijakan
pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah Indonesia.
3) Keamanan Negara: Urusan keamanan negara, termasuk perlindungan terhadap
ancaman terhadap integritas wilayah negara, keutuhan bangsa, serta stabilitas nasional,
juga merupakan urusan yang menjadi wewenang pemerintah pusat. Ini meliputi
pemeliharaan keamanan dalam negeri, pengawasan terhadap kegiatan yang
mengancam keamanan negara, serta perlindungan terhadap kepentingan nasional.
4) Mata Uang dan Kebijakan Moneter: Urusan yang terkait dengan mata uang, kebijakan
moneter, dan bank sentral (Bank Indonesia) merupakan wewenang pemerintah pusat.
Hal ini mencakup pengaturan kebijakan moneternya, pengelolaan kebijakan fiskal, serta
pengawasan terhadap sistem perbankan nasional.
5) Kewarganegaraan: Urusan yang terkait dengan kewarganegaraan, termasuk pemberian
kewarganegaraan, kehilangan kewarganegaraan, dan status kewarganegaraan, menjadi
wewenang pemerintah pusat. Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk mengatur
peraturan perundang-undangan terkait kewarganegaraan dan menetapkan kebijakan
yang berkaitan dengan hal tersebut.
7. ******Jelaskan perbandingan sistim pemerintahan daerah Indonesia dengan (Belanda,
Jepang, Inggris)
Jawab:
Sistem pemerintahan daerah di Indonesia memiliki perbedaan signifikan dengan sistem
pemerintahan daerah di Belanda, Jepang, dan Inggris. Berikut ini adalah perbandingan
antara sistem pemerintahan daerah Indonesia dengan ketiga negara tersebut:
1) Indonesia:
Di Indonesia, sistem pemerintahan daerah didasarkan pada prinsip otonomi daerah
yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintahan daerah di Indonesia
terdiri dari provinsi, kabupaten, dan kota. Pemimpin eksekutif di tingkat provinsi adalah
gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten dan kota adalah bupati atau walikota.
Pemerintahan daerah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan yang ada di wilayahnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2) Belanda:
Belanda memiliki sistem pemerintahan daerah yang dikenal sebagai desentralisasi.
Pemerintahan daerah di Belanda terdiri dari provinsi dan gemeente (kota atau
kotamadya). Pemimpin eksekutif di tingkat provinsi adalah komisaris raja, sedangkan di
tingkat gemeente adalah wali kota atau bupati. Meskipun pemerintahan daerah di
Belanda memiliki otonomi tertentu, namun kewenangan mereka lebih terbatas
dibandingkan dengan Indonesia. Keputusan penting masih sering kali diambil oleh
pemerintah pusat.
3) Jepang:
Di Jepang, sistem pemerintahan daerah disebut sebagai kota guna (municipal system).
Pemerintahan daerah di Jepang terdiri dari prefektur, kota, dan desa. Pemimpin
eksekutif di tingkat prefektur adalah gubernur, sedangkan di tingkat kota adalah wali
kota atau bupati. Jepang memiliki sistem desentralisasi yang relatif kuat, di mana
pemerintah daerah memiliki otonomi yang lebih besar dalam mengatur dan mengurus
urusan lokal. Mereka memiliki kewenangan dalam kebijakan lingkungan, kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur lokal.
4) Inggris:
Inggris memiliki sistem pemerintahan daerah yang dikenal sebagai sistem council.
Pemerintahan daerah di Inggris terdiri dari county (wilayah administratif) dan borough
(kota atau kotamadya). Pemimpin eksekutif di tingkat county adalah kepala county,
sedangkan di tingkat borough adalah wali kota atau bupati. Namun, Inggris memiliki
sistem desentralisasi yang lebih terbatas dibandingkan dengan Indonesia. Kewenangan
pemerintah daerah Inggris masih sangat tergantung pada pemerintah pusat, dan
beberapa keputusan penting masih diambil oleh pemerintah pusat.
Secara umum, perbedaan utama antara sistem pemerintahan daerah di Indonesia, Belanda,
Jepang, dan Inggris terletak pada tingkat otonomi yang dimiliki oleh pemerintah daerah,
serta kewenangan yang mereka pegang. Indonesia memiliki sistem otonomi daerah yang
relatif lebih kuat, di mana pemerintahan daerah memiliki kewenangan yang lebih luas
dalam mengatur dan mengurus urusan lokal. Sementara itu, di Belanda, Jepang, dan Inggris,
kewenangan pemerintah daerah cenderung lebih terbatas dan masih sangat bergantung
pada pemerintah pusat.
NO.7 TIDAK PERLU DIKERJAKAN HARI INI, MERUPAKAN MATERI UAS

Anda mungkin juga menyukai