Anda di halaman 1dari 4

NAMA:RISKY SIMANJUNTAK

NIM:042851574
RUANG LINGKUP HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH DALAM BIDANG
KEORGANISASIAN

A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan,
yakninilai unitans dan nilai desentralisasi teritorial. Nilai dasar unitaris diwujudkan
dalampandangan bahwa Indonesia tidak akan mempunyai kesatuan pemerintah lam di
dalamnyayang bersifat negara. artinya kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan
negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan
Sementara itu, nilai dasar desentralisasi teritorial diwujudkan dalam
penyelenggaraanpemerintahan di daerah dalam bentuk otonomi daerah Dengan kata lain,
dalam rangkadesentralisasi di wilayah Indonesia dibentuk pemerintah daerah sebagai
penyelenggarapemerintahan daerah otonom.
Dalam sistem pemerintahan negara yang berbentuk kesatuan pusat adalah pusatnya
daerah dan daerah adalah daerahnya pusat.Sebagai konsekuensi dianutnya asas
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahanmaka timbullah hubungan antar tingkat
pemerintahan, antara pemerintah pusat denganpemerintah daerah. Sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,tuntutanmasyarakat, serta peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan dalampenyelenggaraan pemerintahan,
hubungan pusat-daerah ini, meliputi hubungan dalambidang kewenangan, keorganisasian,
keuangan, pelayanan publik. penyelenggaraanpembangunan, dan pengawasan.Organisasi
pemerintahan daerah sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pemerintahandaerah. Di
samping itu, melalui organisasi pemerintahan daerah dapat diketahui bagaimanahubungan
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah. Untuk menjalankankewenangan urusan yang
dimiliki pemerintah daerah maka diperlukan organisasi. Organisasi pemerintah daerah di
Indonesia pada masa lalu disusun dengan dasar perhitungan:
1. Adanya kewenangan urusan pangkal yang diberikan kepada otonom daerah melalui
undang-undang pembentukan daerah
2. Adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan pandangan pemerintah pusat.
3. Adanya pemberian dana anggaran yang diikuti dengan pembentukan organisasi
untukmenjalankan urusan dan menggunakan dana (prinsip Function Follow
Money).
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Organisasi Pemerintah Daerah
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1945 TENTANG KEDUDUKAN
KOMITE NASIONAL
Menurut The Liang Gie (1995), kedudukan kepala daerah berdasarkan undang-undang ini
hampir sama seperti pada masa Hindia Belanda, yaitu mempunyai fungsi rangkap sebagai
organ pemerintah daerah dan sebagai pejabat pemerintah pusat di daerah. Hal ini
menimbulkan pemerintahan dualistis. yaitu pemerintahan dalam rangka desentralisasi dan
dekonsentrasi. Keselarasan dalam penyelenggaraan wewenang daerah dan wewenang pusat
di daerah tergantung pada kebijakan kepala daerah masing- masing
UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1948 TENTANG PEMERINTAH
DAERAH
Menurut undang-undang ini, daerah-daerah yang dapat mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu daerah otonom dan daerah
istimewa. Tiap jenis daerah tersebut dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu provinsi,
kabupaten/kota besar, dan desa/kota kecil. UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN
1957 TENTANG POKOKPOKOK PEMERINTAHAN DAERAH Wilayah RI dibagi
dalam daerah besar dan kecil (berhak mengurus rumah tangganya sendiri) yang terdiri dari
Daerah Tingkat I termasuk Kotapraja Jakarta Raya. Daerah Tingkat II termasuk kotapraja
dan Daerah Tingkat III.
PENETAPAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 1959 TENTANG PEMERINTAH
DAERAH
Penetapan Presiden (Penpres) ini dimaksudkan untuk menghilangkan dualisme dalam
pemerintahan daerah. Sebelum berlakunya Penpres ini, terdapat dua alat kekuasaan di
daerah, yaitu gubernur dan bupati sebagai pegawai negara, alat pemerintah pusat yang
bertugas mengawasi jalannya pemerintahan daerah dan Kepala Daerah Tingkat I dan II
sebagai pegawai daerah. alat pemerintah daerah yang bertugas memimpin pekerjaan
pemerintah daerah sehari-hari.
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1974 TENTANG POKOK- POKOK
PEMERINTAHAN DI DAERAH
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, wilayah negara kesatuan RI dibagi dalam daerah
otonom dan wilayah administratif. Dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi, dibentuk
dan disusun Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. Titik berat otonomi daerah menurut
undang-undang ini pada Daerah Tingkat II dengan pertimbangan bahwa Daerah Tingkat II
lebih langsung berhubungan dengan masyarakat.
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH
Organisasi pemerintah daerah di Indonesia pada masa lalu disusun dengan dasar
perhitungan:
1. adanya kewenangan pangkal yang diberikan kepada daerah melalui undang-undang
pembentukan daerah otonom;
2. adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan pandangan pemerintah pusat:
3. adanya pemberian dana/anggaran yang diikuti dengan pembentukan organisasi
untuk menjalankan urusan dan menggunakan dana (prinsip Function Follow
Money).
2. Organisasi Pemerintahan Daerah menurut Undang- undang Nomor 23 Tahun 2014
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
pemerintahan daerah didefinisikan sebagai penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

 KEPALA DAERAH
 DAN WAKIL KEPALA
 DAERAH DEWAN PERWAKILAN (DPRD). RAKYAT DAERAH
DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui
pemilihan umum. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat Daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Anggota DPRD adalah
pejabat Daerah DPRD mempunyai fungsi 1. pembentukan Perda, 2. anggaran; dan 3.
Pengawasan
PERANGKAT DAERAH
Kepala daerah dan DPRD dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan dibantu oleh
Perangkat Daerah. Perangkat Daerah diisi oleh pegawai aparatur sipil negara. Perangkat
Daerah provinsi terdiri alas:

 Sekretariat daerah
 Sekretariat DPRD
 Inspektorat
 Dinas
 Badan.
 Sementara itu, perangkat Daerah kabupaten/kota terdiri atas:
 Sekretariat daerah
 Sekretariat DPRD
 Inspektorat
 Dinas\
 Badan
 Kecamatan.
C. KESIMPULAN
Hubungan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia menjadi instrument penting dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat melaki peningkatan pelayanan, pemberdayaan. dan
peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat tersebut dikembangkan
prinsip musyawarah, pemerataan, keadilan, dan memperhatikan kekhasan suatu daerah,
sehingga system desentralisasi menjadi salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Tercapainya tujuan pembangunan yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah diperlukan hubungan yang serasi dan harmonis antara pemerintah
pusat dan daerah, yang dikembangkan atas dasar kepentingan strategis nasional dan
keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia. Hubungan harmonis antara pemerintah pusat
dan daerah dapat dilakukan dengan membangun kesamaan persepsi dalam indikator
kewenangan, keuangan, sumber daya manusia dan pembinaan dan pengawasan

D. REFERENSI
Humes IV, Samuel. 1991. Local Governance and National Power. London: JULA
Kaho, Josef Riwu. 2012. Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia.
Yogyakarta: PolGov UGM
IPEM4425-Hubungan Pusat dan Daerah (Edisi 3) Modul 5"Hubungan Pusat Dan Daerah
Dalam Bidang Keorganisasian

Anda mungkin juga menyukai