Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH


MK HUBUNGAN PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

Nama : Surya Delima

Nim : 20102016

Dosen Pengajar :

Junriana, S.Sos, MPM

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

RAJA HAJI TANJUNG PINANG

2023
 PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH

Dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonsia (NKRI) terdapat


sistem pemerintahan daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pemerintahan nasional, sehingga pemerintahan daerah merupakan sub sistem dari
pemerintahan nasional. Guna mengetahui hakekat tentang pemerintahan daerah, maka perlu
terlebih dahulu mengetahui tentang keberadaan dari pemerintahan daerah dalam sistem
pemerintahan Indonesia, karena sudah dijelaskan bahwa pemerintahan daerah merupakan
subsistem dari sistem pemerintahan nasional. Hal ini juga dinyatakan oleh Marbun (2005;11),
bahwa; “Dari segi ketatanegaraan, maka aspek struktural dari satu negara sesuai dengan
pandangan bahwa negara adalah satu organisasi atau satu sistem”.

Pembagian negara dalam beberapa daerah provinsi dan kemudian dibagi dalam
beberapa daerah kabupaten dan seterusnya, dimaksudkan demi kemudahan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat dan untuk mewujudkan jaringan pemerintahan yang teratur dan
sistematis. Aturan permainan dan saling hubungan antara pemerintah dan pemerintahan
daerah diatur dalam UU sesuai dengan jiwa dan batasan yang tercantum dalam UUD RI
Tahun 1945. Oleh karena itu, dasar hukum tentang pemerintahan daerah juga mengalami
berbagai bentuk perubahan seiring dengan perubahan peraturan perundang-undangan.

Dalam melihat keberadaan unsur-unsur yang ada pada pemerintahan daerah di


Indonesia, perlu terlebih dahulu diketahui tentang pengertian pemerintahan daerah itu sendiri,
menurut pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 bahwa; “Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem
dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD RI Tahun 1945”.

Dalam melihat keberadaan unsur-unsur yang ada pada pemerintahan daerah di


Indonesia, perlu terlebih dahulu diketahui tentang pengertian pemerintahan daerah itu sendiri,
menurut pasal 1 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 bahwa; “Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem
dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD RI Tahun 1945”.
 UNSUR PEMERINTAHAN DAERAH

Sehubungan dengan unsur pemerintahan daerah, dapat diketahui bahwa unsur


Pemerintah Daerah adalah terdiri dari Kepala Daerah dan unsur Perangkat Daerah, untuk
kepala daerah provinsi disebut dengan “Gubernur”, untuk kepala daerah kabupaten disebut
dengan “Bupati”, dan untuk kepala daerah kota disebut dengan “Walikota”.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam unsur pemerintah daerah terdapat 2
(dua) unsur, yakni unsur Kepala Daerah dan unsur perangkat daerah, unsur perangkat daerah
berfungsi membantu kepala daerah dalam manjalankan tugas-tugasnya.

 ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dikenal dengan adanya 3 (tiga) asas


penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai dasar bagi pemerintah dan pemerintahan
daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah dan pemerintahan daerah, ketiga asas
penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut, yakni; asas dekonsentrasi, asas desentralisasi
dan asas tugas pembantuan.

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah dikenal


adanya beberapa asas, yakni; asas umum penyelenggaraan negara, asas penyelenggaraan
pemerintahan, dan asas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Dalam UU tentang pemerintahan daerah ini dibedakan antara asas penyelenggaraan


pemerintahan dengan asas penyelenggaraan pemerintahan daerah, asas penyelenggaraan
pemerintahan terdiri dari tiga asas (asas dekonsentrasi, asas desentralisasi dan asas tugas
pembantuan) sedangkan asas penyelenggaraan pemerintahan daerah (asas otonomi dan asas
tugas pembantuan), sehingga asas dekonsentrasi termasuk ke dalam asas penyelenggaraan
pemerintahan bukan pada asas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

1. Asas Dekonsentrasi

Sebagai salah satu asas dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka asas


desentralisasi sangat berperan sekali dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintah pusat di
daerah, asas dekonsentrasi berdasarkan pasal 1 point (8) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, adalah; “pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi
vertikal tertentu”.
Berdasarkan pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dinyatakan
bahwa; “dalam rangka menyelenggarakan urusan pemerintahan (politik luar negeri,
pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fi skal nasional dan agama) pemerintah
menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada
perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada
pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

Selanjutnya sehubungan dengan hal tersebut, telah dinyatakan pada pasal 12 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah dinyatakan bahwa;
“Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan
sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan” menyelenggarakan urusan pemerintahan
(politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional dan
agama) pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan
pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah atau dapat
menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

Selanjutnya sehubungan dengan hal tersebut, telah dinyatakan pada pasal 12 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah dinyatakan bahwa;
“Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan
sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan”

2. Asas Desentralisasi

Asas penyelenggaraan pemerintahan yang kedua adalah desentralisasi, dalam UU


Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ini, pada pasal 1 point (7)
dinyatakan bahwa; “Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Otonomi Daerah berdasarkan pasal 1
point (5) UU Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan dengan jelas, bahwa; “Otonomi daerah
adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”.

Prinsip otonomi daerah dalam undang-undang ini menggunakan prinsip otonomi


seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam
Undang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk
memberi pelayanan peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan prinsip
tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab.

Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani


urusanpemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan
potensi kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak
selalu sama dengan daerah lainnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan otonomi yang
bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar
sejalan dengan tujuan dan maskud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk
memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan.

3. Asas Tugas Pembantuan


Asas ketiga dari asas penyelenggaraan pemeritahan daerah ialah asas Tugas
Pembantuan. Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan Daerah, tugas
pembantuan juga merupakan salah satu asas dari Asas penyelenggaraan pemerintahan
daerah selain dari asas otonomi daerah. Berdasarkan pasal 1 point (9) UU Nomor 32
Tahun 2004, dinyatakan bahwa asas tugas pembantuan adalah; “Penugasan dari
pemerintah kepada daerah dan/ atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/
kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/ kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu”.

Berdasarkan pasal di atas, dapat diketahui bahwa tugas pembantuan


merupakan suatu bentuk penugasan dari unsur pemerintah pusat kepada daerah
(provinsi, kabupaten dan kota) dan juga kepada desa, dan dapat juga dilakukan oleh
pemerintah provinsi kepada daerah kabupaten/kota dan juga desa, serta dapat juga
dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada desa. Sehingga tugas
pembantuanini dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dalam bentuk penugasan
langsung kepada desa.

Anda mungkin juga menyukai