BIROKRASI PEMERINTAHAN
Landasan Konseptual: Tata Kelola, Kelembagaan, dan Kemampuan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAJAR :
SHAHRIL BUDIMAN, MPM
A.Latar Belakang
Tata kelola yang baik (Good Governance) di pemerintahan harus dilakukan secara
terstruktur dan sistematis agar pemerintah bukan hanya bisa mempertanggungjawabkan
seluruh kegiatan yang dilakukan tetapi juga bisa meningkatkan daya saing pemerntahan.
Artinya dengan pengelolaan yang baik, pemerintahan bisa punya arah dan tujuan yang jelas
untuk dicapai. Pemerintah juga tahu kemana arah yang akan dituju serta memiliki ukuran
yang jelas dalam menilai kinerja pemerintahan.
Tata kelola yang baik akan dapat meningkatkan daya saing pemerintahan. Proses tata
kelola desa yang baik diharapkan akan punya dampak positif terhadap penataan pemerintah
sehingga desa memiliki daya saing yang tinggi. Jadi tata kelola pemerintah bukan hanya
sekedar rumusan yang bersifat normatif saja sehingga tujuan penataan desa meningkatkan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat, mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas tata
kelola pemerintah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing pemerintah.
Institusi sosial sebagai norma- norma, aturan- aturan dan pola-pola organisasi yang
dikembangkan di sekitar kebutuhan- kebutuhan atau masalah- masalah pokok yang terkait
dengan pengalaman masyarakat . Secara singkat, institusi sosial merujuk pada upaya
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mengatasi masalah.
Proses institusi ( pelembagaan ) dalam masyarakat terjadi bilamana suatu kelompok
memutuskan bahwa seperangkat norma, nilai- nilai dan peranan tertentu dianggap sangat
penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga diminta agar para anggota masyarakat
tersebut mematuhinya. Proses- proses seperti ini terjadi dimana –mana dan terumuskan dalam
masyarakat. Proses- proses diatas sepanjang mengenai soal-soal kebutuhan penting dan
sepanjang melahirkan sistem yang stabil dan universal, dinamakan lembaga.
Norma dalam masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antar manusia dalam
masyarakat agar terlaksana sebagaimana yang mereka harapkan. Norma- norma yang ada
dalam masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda- beda, ada norma yang
lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya, dimana anggota- anggota
masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya .
BAB II
PEMBAHASAN
B.Institusi
Pengertian institusi
Istilah institusi berasal dari kata intitution yang menunjuk pada pengertian tentang
suatu yang telah mapan. alam pengertian sosiologis, intitusi dapat dilukiskan sebagai suatu
organ yang berfungsi dalamkehidupan masyarakat. "lembaga-lembaga pada mulanya
terbentuk dari suatu kebiasaan yang dilakuanterus-menerus sampai menjadi adat-istiadat,
kemudian berkembang menjaadi tata kelakuan mores.Institusi adalah suatu bentuk organisasi
sosial, baik swasta maupun publik, yang memenuhi fungsi tertentu dalam masyarakat, dan
yang mematuhi aturan dan struktur peran yang harus dihormati para anggotanya untuk
memenuhi misi mereka.
Institusi didirikan dengan cara yang berbeda. Salah satunya melalui dokumen,
undang-undang atau keputusan. Dalam hal ini kita berbicara tentang lembaga formal, seperti
pemerintah atau universitas, misalnya.Ada juga lembaga nonformal, dalam hal ini kita
berbicara tentang lembaga alam. Mereka adalah “asosiasi” yang terbentuk dari dinamika
mereka sendiri, di mana setiap anggota memainkan peran yang berbeda dan semuanya diatur
oleh aturan yang berasal dari kebiasaan dan sifat dasar hubungan manusia. Misalnya,
keluarga. Di dalamnya, seperti dalam lembaga formal, norma dan hierarki beroperasi, yaitu
sistem peran yang mengatur hubungan antar individu.
Institusi Ini adalah semua jenis organisasi manusia, yang menyiratkan hubungan yang
stabil dan terstruktur antara orang-orang, yang dipertahankan dari waktu ke waktu, untuk
memenuhi serangkaian tujuan eksplisit atau implisit.Institusi ditandai oleh karakteristik
praktik, kebiasaan, dan adat istiadat, yang diatur oleh norma-norma moral atau oleh ketentuan
hukum. Mereka dapat berkisar dari beberapa orang hingga ribuan individu, tergantung pada
ruang lingkup mereka. Itu juga biasanya memiliki budaya yang sama untuk semua
anggotanya, yang berbagi ide dan nilai tertentu yang memotivasi mereka untuk menjadi
bagian darinya.
Ciri lain dari institusi ini mungkin formal atau informal, dan mungkin memiliki
korespondensi dengan satu atau lebih tempat fisik di mana kegiatan karakteristik mereka
dilakukan. Tergantung pada tingkat formalitas yang dicapai, ia dapat mengembangkan
otonomi budaya, yang dimanifestasikan dalam penciptaan simbol-simbolnya sendiri, dalam
pendaftaran sejarah kelembagaannya sendiri dan bahkan dalam perumusan bahasanya sendiri.
Setiap institusi terdiri dari aturan formal dan informal secara bersamaan. Aturan formal
adalah aturan yang mencapai karakter hukum (mungkin hanya hukum yang berlaku di
lembaga) dan yang biasanya ditulis dalam beberapa jenis kode kelembagaan.Aturan informal
adalah kebiasaan dan kriteria moral yang tidak mencapai karakter hukum atau ditulis tetapi
dipatuhi karena ada bentuk hukuman bagi mereka yang tidak mematuhi. Seringkali, aturan
informal dapat diubah menjadi aturan formal atau sebaliknya karena kondisi sosial di mana
lembaga itu ada berubah.
Selain itu, mereka biasanya melibatkan hierarki, yang mendistribusikan kekuasaan
secara asimetris di antara anggota lembaga, meskipun ada juga beberapa kasus lembaga
egaliter (ini terdiri dari beberapa individu). Asimetri ini menyiratkan bahwa beberapa anggota
memiliki kapasitas lebih dari yang lain untuk memutuskan aturan, atau untuk menyesuaikan
atau mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi.
Secara umum, institusi bukanlah hasil dari perencanaan, tetapi lebih muncul dari waktu ke
waktu dalam menanggapi kebutuhan penduduk atau sebagai hasil dari perebutan kekuasaan
antara individu atau kelompok. Namun, begitu terkonsolidasi, institusi sering memodifikasi
elemen-elemen diri mereka sendiri untuk lebih beradaptasi dengan keadaan yang berubah,
untuk memperluas ruang lingkup tindakan mereka atau untuk memperkuat otoritas mereka
atas subjek. Ini terlihat jelas dalam undang-undang yang diberlakukan oleh Negara untuk
mengatur tindakannya sendiri terhadap masyarakat.
Proses Pertumbuhan kelembagaan (Institusi)
Dalam sosiologi dikenal ada empat tingkatan dalam proses pelembagaan, yaitu sebagai
berikut.
1. Cara (usage) yang menunjuk pada suatu perbuataan.
2. Cara membuat ini berlanjut dilakukan sehingga menjadi suatu kebiasaan ( fokways ) yaitu
perbuatanyang selalu diulang-ulang di setia usaha mencapai tujuan tertentu.
3. Apabila kebiasaan itu kemusian diterima sebagai patokan atau norma pengatur kelakuan
bertindak,maka di dalamnya sudah terdapat unsur pengawas dan jika terjadi penyimpangan,
pelakunya akan dikenakan sanksi.
4. Tata kelakuan yang semakin kuat yang mencerminkan kekuatan pola masyarakat yang
mengikata para anggotanya. Tata kelakuan semacam ini di sebut adat-istiadat, maka ia akan
mendapat sanksiyang lebih keras.
Jenis Institusi
Tergantung pada tujuan yang mereka kejar, institusi dapat diklasifikasikan sebagai:
Institusi politik (misalnya partai politik)
Institusi ekonomi (misalnya bank atau perusahaan komersial)
Institusi hukum (pengadilan)
Institusi buruh (serikat pekerja)
Institusi ilmiah (laboratorium penelitian medis)
Institusi pendidikan (sekolah atau universitas)
Institusi seni (orkestra musik).
1. Institusi politik
Mereka semua adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengatur fungsi masyarakat
pada skala regional, nasional dan internasional. Ini termasuk partai politik, pemerintah dan
organisasi internasional (PBB, OAS, dll.).
2. Institusi hukum
Mereka bertanggung jawab untuk menengahi hubungan para subjek jika terjadi konflik di
antara para pihak.
3. Institusi legislatif
Mereka adalah lembaga-lembaga yang memiliki kompetensi untuk mendikte undang-undang
dan peraturan yang membantu menjamin ketertiban sosial dan pelaksanaan hak.
4. Institusi akademik dan ilmiah
Mereka adalah organisasi-organisasi yang berorientasi pada pendidikan dan konstruksi
pengetahuan, baik itu di tingkat dasar, menengah, atau lebih tinggi. Oleh karena itu, sekolah,
sekolah menengah, perguruan tinggi dan universitas adalah lembaga akademik.
5. Institusi ekonomi
Lembaga ekonomi adalah lembaga yang mengatur hubungan ekonomi antara aktor sosial
yang berbeda, apakah mereka dinormalisasi atau tidak: bisnis, masyarakat, perusahaan, dll.
6. Institusi keuangan
Mereka adalah lembaga yang mengendalikan sistem perbankan di wilayah, negara, atau
komunitas internasional tertentu, dengan kekuatan untuk mengelola sumber daya penabung
dan memberikan pinjaman investasi. Contoh: bank dan entitas pinjaman.
7. Institusi keagamaan
Ini mengacu pada semua agama yang diorganisir sebagai komunitas untuk hidup dari iman,
apakah mereka da’wah atau tidak. Misalnya: Gereja Katolik, Gereja Lutheran, Institusi Islam,
dll.
Tingkatan Institusi
-Tingkatan pertama adalah social theory atau tingkatan sosial, yang terdiri dari aturan
informal yaitu norma, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, agama dan sebagainya. Aturan ini
berkembang dalam masyarakat dari generasi ke generasi. Agama memainkan peranan yang
besar dalam tingkatan ini. Institusi dalam tingkatan ini mengalami perubahan secara perlahan
(bisa memakan waktu berabad bahkan milenium).
-Tingkatan kedua mengacu kepada economics of property rights (ekonomi hak
kepemilikan) atau positive political theory yang merupakan lingkungan institusi yang terdiri
dari aturan formal yang berupa konstitusi, hukum, hak kepemilikan. Desain instrumen dalam
tingkatan ini meliputi eksekutif, legislatif, lembaga hukum, dan birokrasi pemerintah. Aturan
formal ini sejalan dengan aturan informal. Institusi dalam tingkatan ini membutuhkan waktu
sekitar 10 sampai 100 tahun untuk mengalami perubahan.
-Tingkatan ketiga adalah transaction cost economics (ekonomi biaya transaksi) dimana
dalam tingkatan ini ditempatkan fungsi sistem penegakan hukum untuk mendefinisikan
kontrak dan penegakannya yang tidak terlepas dari biaya transaksi, yaitu biaya yang
diperlukan mulai dari biaya mencari informasi, melakukan kontrak dan memonitoring
kontrak. Biaya transaksi akan efisien kalau infomasi sempurna, penegakan aturan formal dan
informal berjalan degan baik. Institusi dalam tingkatan ini membutuhkan waktu sekitar 1
sampai 10 tahun untuk mengalami perubahan.
-Tingkatan keempat adalah neoclassical economics atau agency theory yang terkait dengan
pengaturan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pada tingkatan ini analisis
neoklasik bekerja. Pemerintah merupakan hubungan antara pemilik power (principal) dan
perwakilan (agent). Hubungan antara constituent dengan legislatif, hubungan antara legislatif
dengan esekutif, dan hubungan antara esekutif dan pihak ketiga. Hubungan akan berjalan
efisien kalau ada sistem insentif (reward dan punishment). Hubungan principal-agent ini
menggambarkan alokasi sumber daya dan pekerjaan. Institusi dalam tingkatan ini
membutuhkan waktu secara terus menerus untuk mengalami perubahan.
Contoh Institusi terpenting
Negara. Ini adalah institusi yang paling penting dari semua lembaga modern, bukan
hanya karena ruang lingkupnya yang sangat besar dan jumlah individu yang besar
yang dimasukkan dalam praktik sehari-hari, tetapi karena melalui undang-undang itu
dapat mengatur operasi lembaga-lembaga lain. Negara adalah institusi dengan
proporsi aturan formal yang tinggi, artinya hubungan antara pejabat secara jelas
ditetapkan dalam kode dan undang-undang (kapasitas keputusan apa yang dimiliki
setiap individu, siapa yang harus mematuhi siapa, dll.)
Keluarga. Di sisi lain, itu adalah lembaga yang sebagian besar dibentuk oleh aturan
informal, yang mencakup jumlah anggota yang jauh lebih kecil dan biasanya tidak
memiliki pernyataan eksplisit atau formal tentang tujuannya (saling sayang dan
membesarkan anak). Keluarga adalah contoh yang jelas dari proses perubahan
institusional, yang dengannya ketika nilai-nilai dominan dalam masyarakat
dimodifikasi dari waktu ke waktu dan, ketika kondisi hukum dan ekonomi berubah,
itu diturunkan dari keluarga tradisional. monogami terhadap berbagai model keluarga
(orang tua tunggal, dari jenis kelamin yang sama) yang hidup berdampingan saat ini.
Budaya Kelembagaan
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai kata dasar budaya yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi atau budi atau akal yang diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut dengan culture yang berasal dari bahasa Latin yaitu colere yang
mempunyai arti mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture sendiri juga kadang diterjemahkan atau diartikan dalam terjemahan
bahasa Indonesia sebagai kultur. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni.
Dan budaya sendiri adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia . Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kebudayaan memiliki pengertian hasil dan penciptaan batin atau
akal budi manusia seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Pengertian Lembaga
Lembaga merupakan pengertian lain dari organisasi. Organisasi sendiri merupakan
kata dari bahasa Yunani yaitu organon yang mempunyai arti suatu kelompok orang dalam
suatu wadah untuk tujuan bersama . Dan lembaga sendiri menjadi mempunyai arti yaitu
sebuah wadah atau tempat untuk mewadahi kegiatan keorganisasian yang bergerak di dalam
bidang sosial, ekonomi, budaya, politik baik yang bergerak secara profit maupun nonprofit .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga mempunyai pengertian yaitu suatu
badan atau organisasi yang bertujuan untuk melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau
melakukan suatu usaha. Lembaga juga mempunyai pengertian lain yaitu suatu pola perilaku
manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang
relevan . Dengan demikian maka lembaga dapat diartikan sebagai suatu organisasi dengan
sistem norma yang di dalamnya merupakan pola kegiatan manusia yang berstruktur dengan
tujuan melakukan penyelidikan keilmuan yang relevan.
Budaya suatu masyarakat berasal dari akumulasi pengalaman dan pembelajaran
kolektifnya dalam upaya adaptifnya untuk sering memecahkan menghadapi masalah masa
lalu. Proses belajar merupakan fungsi dari pengalaman yang kita hadapi dan bagaimana
pengalaman ini dirasakan, disaring, dikategorikan dan ditafsirkan oleh model mental kita. Itu
persepsi nilai ide-ide ini dalam kelangsungan hidup dan keberhasilan masyarakat menjadi
sangat terpatri di benak orang-orang. Lebih waktu, warisan budaya bersama terbentuk,
mengurangi perbedaan model mental, dan menciptakan sarana untuk mentransfer persepsi
sosial kepada generasi mendatang.
Warisan budaya ini berbentuk bagaimana orang berpikir, mengevaluasi, dan
memutuskan di seluruh spektrum pilihan, termasuk pemerintahan. Landasan budaya
pemerintahan adalah berasal dari bagaimana para pemimpin memandang kekuatan dan
kerentanan posisi suatu negara di dunia, yang kemudian mempengaruhi tujuan dari sistem
pemerintahan dan lembaga yang dibuat. Prinsip-prinsip kemudian diturunkan untuk
memandu pengambilan keputusan kebijakan dan pelaksanaannya agar tujuan dapat tercapai.
Tantangan terbesar bagi ilmu-ilmu sosial adalah menjelaskan perubahan atau lebih
khusus lagi, sosial, politik, ekonomi dan perubahan organisasi. Titik awalnya harus
penjelasan tentang pembelajaran manusia, yang merupakan dasar prasyarat untuk
menjelaskan perubahan tersebut. Kemampuan untuk belajar adalah alasan utama untuk
plastisitas yang diamati perilaku manusia, dan interaksi belajar individu menimbulkan
perubahan dalam masyarakat, politik, ekonomi dan organisasi.
Tata kelola yang dinamis mengakui bahwa pemerintah dan masyarakat harus terus
belajar dan menyesuaikan diri dengan negaranya bertahan dan berhasil di era persaingan yang
ketat, globalkonektivitas dan perubahan teknologi yang cepat. Meskipun kuat kompetisi
menciptakan insentif untuk pembelajaran dan perubahan kelembagaan, tidak ada jaminan
bahwa pengalaman kumulatif masa lalu dari suatu masyarakat, apakah itu sukses atau gagal,
akan cukup mempersiapkan untuk menghadapi tantangan baru atau memanfaatkan peluang
baru. “Kecepatan perubahan ekonomi adalah fungsi dari tingkat pembelajaran. Masyarakat
yang mendapatkan 'macet' mewujudkan sistem kepercayaan dan lembaga yang gagal untuk
menghadapi dan memecahkan masalah baru kompleksitas masyarakat.” Penguatan pemikiran
kita saat ini dan pengembangan pola berpikir baru dengan demikian mendasar untuk belajar
dan memberikan dasar untuk perubahan kelembagaan dan pemerintahan yang dinamis.
-Sumber Daya: Aset Berwujud dan Tidak Berwujud untuk Menjalankan Strategi
Organisasi menggunakan sumber daya organisasinya sebagai sarana untuk mencapai
tujuan. Penggunaan sumber daya orgnisasi yang optimal memberikan manfaat dalam
pencapaian efisiensi dalam bersaing. Sumber daya organisasi yang tidak dapat diimitasi
merupakan sumber kinerja untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan. Keunggulan
bersaing organisasi tidak dapat diimitasi oleh pesaing meskipun pesaing melakukan strategi
bersaing yang sama namun akan menghasilkan hasil yang berbeda.
Sumber daya organisasi menurut Barney meliputi semua aset seperti keahlian, proses
organisasi, atribut, informasi dan pengetahuan. Sumber daya organisasi dapat menyusun dan
mengimplementasikan strategi yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Capron and Hulland mendefinisikan sumber daya organisasi sebagai sejumlah pengetahuan,
aset fisik, manusia, dan faktor-faktor berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki atau
dikendalikan organisasi. Sumber daya organisasi memungkinkan organisasi untuk
menghasilkan penawaran pasar secara efektif dan efisien penawaran pasar yang bernilai
untuk beberapa segmen pasar.
Menurut Khusnul Sumber daya organisasi mempengaruhi penetapan strategi yang
dibuat oleh organisasi saat berkompetisi dilingkungan bisnis. Kemampuan organisasi juga
dapat menambah nilai dalam rantai nilai pelanggan, diversifikasi produk atau pengembangan
pasar baru. Terdapat empat kriteria yang menentukan sumber daya merupakan aset strategi
yang berkontribusi dalam meraih keunggulan bersaing yang berkelanjutan, yakni:
Berharga (Valuable): sumber daya organisasi berharga jika memberikan nilai strategis
bagi organisasi. Sumber daya organisasi memberikan nilai jika membantu organisasi
dalam memanfaatkan peluang pasar . Sumber daya membantu dalam mengurangi
ancaman pasar.
Langka (Rare): sumber daya organisasi yang sulit ditemukan menjadi keunikan
organisasi. Sumber daya harus langka atau unik untuk menawarkan keunggulan
kompetitif.
Imitability (I): sumber daya organisasi dapat menjadi dasar keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan. Sumber daya organisasi tidak dapat diimitasi
Non-substitusi (N): alternatif sumber daya lain tidak dapat menggantikan sumber daya
organisasi.
Sumber daya Fisik mengacu pada bangunan, peralatan, pabrik perakitan, peralatan,
lokasi geografis, akses ke bahan baku dan sebagainya, yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan organisasi. Sumber daya fisik seperti pabrik, mesin, peralatan, teknologi produksi
dan kapasitas berkontribusi positif terhadap keunggulan kompetitif organisasi dan akhirnya
menghasilkan kinerja organisasi yang unggul. Sumber daya fisik yaitu infrastruktur fisik yang
digunakan dalam organisasi, bangunan dan gedung, pabrik, peralatan, tempat atau lokasi
geografis, akses pada bahan baku.
Sumber daya manusia adalah orang-orang yang melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan mereka termasuk pekerja terampil dan tidak terampil,
manajer dan bawahan. Sumber daya manusia seperti top dan manajemen menengah, dan
karyawan administrasi dan produksi juga dapat menjelaskan sejauh mana keunggulan
kompetitif organisasi dan kinerja organisasi yang dihasilkan.
Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang
meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum, sumber daya yang terdapat
dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam ,yaitu Sumber Daya Manusia
dan Sumber Daya Non-manusia. sumber daya manusia adalah asset yang dimiliki oleh
organisasi yang bekerja di lingkungan suatu organisasi dalam mewujudkan eksistensinya
mencapai suatu tujuan organisasi.
https://ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-academia-praja/article/download/116/101/
https://www.iaijawatimur.or.id/course/interest/detail/3
https://ojs.stiemahardhika.ac.id/index.php/mahardika/article/download/277/203
https://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI/article/view/886
file:///C:/Users/acer/Downloads/135813-ID-sumber-daya-organisasi-dan-keunggulan-be.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/44240-ID-the-role-of-government-and-its-provision-on-the-
quality-of-education-the-case-of%20(1).pdf