Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 15

TAHAPAN EVALUASI
PADA KEBIJAKAN

A. DEFINISI EVALUASI

Dari segi bahasa evaluasi berasal dari kata bahasa


Analisis inggris “evaluation”yang dapat diartikan memberikan
Evaluasi penilian dengan membandingkan sesuatu hal dengan
satuan tertententu sehingga bersifat kuantitatif.
Sebuah
Kebijakan Daniel L Stufflebeam : 2003, Alkin : 1990, C.H Weiss :
1998, Evert Vendung:2004
EVALUASI

Adalah suatu proses penilaian yang sistematis dengan standar-


standar prosedur yang telah ditetapkan untuk melihat bagaimana
program maupun kebijakan dilaksanakan oleh para pembuat
kebijakan, kemudian dari evaluasi akan memberikan hasil dan
dampak dari program dan kebijakan tersebut yang bisa digunakan
Pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap kebijakan yang
akan dikeluarkan selanjutnya
B. KONSEP DAN PENDEKATAN
EVALUASI KEBIJAKAN

Dalam perkembangannya studi evaluasi kebijakan melahirkan


beberapa pendekatan-pendekatan seperti yang diungkapkan oleh
William Dunn (2003), pendekatan pendekatan tersebut antara lain
evaluasi semu, evaluasi formal dan evaluasi teoritis keputusan.

1.Evaluasi Semu (Psuedu Evaluation)


adalah pendekatan yang menggunakan metode-metode deskriptif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya
mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk menanyakan
tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut .
2.Evaluasi Formal (formal evaluation)
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya
mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut .

3. Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision-Theoritic Evaluation)


Adalah pendekatan dengan menggunakan metode-metode dekriptif
untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan
C. STUDI EVALUASI (BAGIAN DARI
ANALISIS KEBIJAKAN)

Evaluasi kebijakan tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan


dalam implementasi kebijakan karena evaluasi sangat erat kaitannya
dengan studi implementasi kebijakan.

Model implementasi kebijakan yang juga terkait dengan evaluasi


kebijakan yang pertama ialah :
Pendekatan Top-Down, dimana model ini adalah model pendekatan
rasional untuk melihat sebuah proses interaksi antara penentuan
tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan.
Pendekatan Buttom-Up,Munculnya pendekatan buttom-up, merupakan
kritikan terhadap model top-down yang hanya beorientasi pada
pencapaian tujuan dengan efektif tanpa membangun suatu model-
model teoritis atau kerangka analisis yang dapat dijadikan panduan
dalam analisis empiris

Mereka yang berada di garis depan pelaksanaan kebijakan memiliki


keleluasaan dengan tingkat yang berbeda-beda dalam hal memilih
aturan apa yang akan mereka gunakan untuk menerapkan sebuah
kebijakan.
PERTEMUAN I
PENGERTIAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH

1. Definisi Kebijakan publik

Kebijakan publik didefinisikan sebagai :


·Hubungan aktivitas satu unit pemerintah
denganlingkungannya Robert Eyestone)
·Serangkaian kegiatan yang saling berhubungan
besertasegenap konsekuensinya (Ricard Rose)

Kebijakan publik adalah tidakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh


pemerintah, yang dampaknya menjangkau atau dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat. Sedangkan menurut Mr. Sugiono bahwa kebijakan
publik adalah usaha bersama dari warga masyarakat untuk membagi
resources yang ada di dalam masyarakat secara damai dan adil serta
sifatnya yang mengikat.
2. Sifat Masalah-masalah Publik
Masalah kebijakan adalah suatu gejala
Sifat-sifat masalah publik, yaitu:
menjadi masalah publik ketika gejala
• Saling ketergantungan antara berbagai
tersebut dirasakan sbg kesulitan
masalah;
bersama oleh sekelompok masy dan
• Subyektivitas dari masalah kebijakan
hanya dapat diatasi melalui intervensi
• Artificiality masalah, yakni suatu fenomena
pemerintah. Sedangkan masalah publik
dianggap sebagai masalah karena adanya
ialah apabila belum terpenuhinya
keinginan manusia untuk mengubah situasi.
kebutuhan, nilai, atau kesempatan yg
·Dinamika masalah kebijakan yakni solusi
diinginkan oleh publik dan
terhdp suatu masalah selalu berubah;
pemenuhannya hanya mungkin melalui
kebijakan pemerintah.
3. Proses Politik sebagai Proses Menemukan
Masalah untuk Pemerintah
Tujuan Politik
Beberapa tujuan politik pada umumnya sebagai berikut:
·Untuk mengupayakan agar kekuasaan di masyarakat dan pemerintahan dapat
diperoleh, dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
·Untuk mengupayakan agar kekuasaan yang ada di masyarakat dan pemerintah
dapat memperoleh, mengelola, dan menerapkan demokrasi secara keseluruhan.

Sistem Pemerintahan
Pengertian Sistem Pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari berbagai
macam komponen di mana tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, menjadi satu tatanan yang utuh
Sejauh menyangkut hubungan antar aktor-aktor politik dan administrator-
administrator publik sebagai penyelenggara sistim pemerintahan yang dibentuk
dan dipimpin secara kolektif atau aliansi dari beberapa partai politik tentunya
terdapat perbedaan prinsip politik dan program pembangunan, untuk
menyederhanakan perbedaan diperlukan kebijakan publik yang mewakili
kepentingan dan kebutuhan publik.

Maka bagi suatu demokrasi multi partai, dalam sistim pemerintahan, prinsip-
prinsip supremasi perangkat politik pemerintah atas perangkat administrasi,
merupakan prinsip-prinsip yang sah dari prinsip partai politik, namun perlu
menyederhanakan untuk berfungsinya sistim politik dan sistem pemerintahan

Penyederhanaan sistim politik pada prinsipnya merupakan upaya yang


terencana dan sistematis dalam mewujudkan kepentingan lembaga pemerintah
yang berhubungan dengan kepentingan publik.
4. Teori-Teori Penyusunan Agenda

Proses penyusunan agenda kebijakan (policy agenda) menurut


Anderson, seperti di kutip Joko Widodo bahwa secara beruntun terdiri
dari beberapa tahapan berikut antara lain: private problems, public
problems, issues, systemic agenda dan institutional agenda. Adapun
dengan rincian sebagai berikut:

a.Masalah Privat (Privat Problems)


b.Masalah Publik (Public Problems)
c.Isu Politik (Political Issues)
d.Agenda Sistematik (Systematic Agenda)
e.Agenda Institusional (Institutional Agenda)
5.Macam-Macam Agenda

1.Agenda Sistemik
Terdapat dlm setiap sistem politik di tingkat nasional dan daerah. Agenda
sistemik terdiri dari semua isu yang menurut pandangan anggota-anggota
masyarakat politik pantas mendapat perhatian publik dan mencakup masalah-
masalah yang berada dalam yurisdiksi wewenang pemerintah yang sah. Terdiri
dari issues yang secara umum dirasakan oleh masyarkat (mendapat perhatian
masyarakat luas) contoh: masalah-masalah kriminal, kemiskinan, kesehatan

2. Agenda Lembaga
Terdiri dari masalah-masalah yang mendapatkan perhatian
yang sungguhsungguh dari pejabat pemerintah, misalnya agenda
kepresidenan.
6.Keterbatasan Inovasi dalam
Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah pilihan yang dirumuskan


oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam memecahkan suatu persoalan atau
masalah publik.
Secara umum pengertian pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang
digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah. Salah satu pendekatan yang dapat dipakai untuk
memberikan alternatif solusi bagi suatu masalah adalah pengambilan keputusan
dengan pendekatan inkremental.
Model incremental ini hanya memusatkan perhatiannya pada modifikasi
atas kebijakan yang ada sebelumnya. Pokok Model inkremental ini yaitu:

·Dalam hal pembuat keputusan, hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung
berhubungan dengan pokok masalah.
·Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan
dievaluasi.
· Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara teratur.
·Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Pembuatan
keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini
lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidak sempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam
mengatasi masalah sosial yang ada sekarang dari pada sebagai upaya untuk menyodorkan
tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan datang.

Analisis dengan model inkremental ini memberikan jalan berbeda dari rasional-
komprehensif (sinoptis), selain menawarkan kemudahan dalam analisis karena tidak
perlu melakukan analisis secara cermat dan teliti
DAFTAR PUSTAKA

Edi Suharto (2008), Analisis Kebijakan Publik. CV Alfabeta. Bandung.


Islamy, M.Irfan (1988) Materi Pokok Kebijakan Publik. Jakarta;
Universitas Terbuka.
Dunn William N. (2001) Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta.
Robert A. Dahl & Charles E. Lindblom, (1953) Politics, Economics And
Welfare: Planning And Politico-Economic Systems Resolved Into
Basic Social Processes. New York: Harper And Row.
Charles E. Lindblom (1955), Bargaining. Los Angeles: Rand
Corporation.

Anda mungkin juga menyukai