Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 4

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN BIROKRASI


A. PIHAK-PIHAK YANG BERPARTISIPASI DALAM PEMBUATAN
KEBIJAKAN PUBLIK
• Partisipasi Masyarakat
Sebenarnya konsep atau istilah partisipasi sudah sangat sering dan lama dikenal dalam
berbagai literatur keilmuan. Namun sebagai konsep dan praktek operasional ia baru mulai
dibicarakan sejak tahun 1970-an, yaitu ketika beberapa lembaga internasional
mempromosikan praktek partisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Ada beberapa bentuk atau jenis partisipasi, terutama bila dikaitkan dengan praksis
pembangunan masyarakat yang demokratis, antara lain:

o Partisipasi Politik
o Partisipasi Sosial
o Partisipasi Politik sering diartikan sebagai hubungan interaksi perseorangan atau
organisasi, biasanya partai politik, dengan negara. Karena itu partisipasi politik
seringkali dihubungkan dengan demokrasi politik, perwakilan, dan partisipasi tak
langsung.
o Partisipasi Sosial sering diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam proyekproyek
pembangunan. Model partisipasi ini seringkali dipergunakan selama rezim orde baru
berkuasa
Di sisi lain Partisipasi dapat pula dibedakan menjadi partisipasi manipulasi (bersifat
manipulatif) dan partisipasi konsultatif. Partisipasi dikatakan bersifat manipulatif karena
pemerintah memberikan informasi yang keliru kepada publik.

Partisipasi bersifat konsultatif adalah partisipasi dimana pemerintah meminta saran dan
kritik pada sebelum keputusan ditetapkan. Sayangnya konsultasi ini sering kali hanya
bersifat formalitas atau untuk diperalat melegitimasi belaka. Karena pada kenyataannya
saran dan kritik masyarakat tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
B.KARAKTERISTIK DAN SISTEM
KEBIJAKAN PEMERINTAH

• Pengertian dan Istilah Kebijakan


Istilah kebijakan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris”Policy”yang
dibedakan dari kata kebijaksanaan (Wisdom) maupun kebajikan (virtues).
 Menurut Irfan Islamy (1999), kebijaksanaan berasal dari kata”Wisdom” adalah
tindakan yang memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih jauh dan
mendalam. Sementara kebijakan adalah tindakan mencakup aturan-aturan yang
terdapat didalam suatu kebijaksanaan.
 M.Solly Lubis (2007) mengatakan Wisdom dalam arti kebijaksanaan atau kearifan
adalah pemikiran/pertimbangan yang mendalam untuk menjadi dasar (landasan)
bagi perumusan kebijakan. Kebijakan (policy) adalah seperangkat keputusan yang
diambil oleh pelaku-pelaku politik dalam rangka memilih tujuan dan cara untuk
pencapaian tujuan.
• Isu Kebijakan Pemerintahan
Suatu kebijakan pemerintahan pasti mempunyai kandungan atau isi tertentu. Hoogerwerf
(1997), menyebutkan lima hal sebagai isi kebijakan itu, yakni ; masalah kebijakan, azas, norma
dan tujuan kebijakan sarana-sarana kebijakan, aktivitas kebijakan, urutan waktu dan kecepatan
kebijakan. Kelima isi itu diuraikan sebagai berikut :

o Masalah Kebijakan Suatu masyarakat ditandai antara lain oleh masalah-masalahnya.


Masalah-masalah itu ada yang telah lama terdapat dalam masyarakat, ada pula yang baru
muncul. Munculnya masalah-masalah dalam masyarakat karena adanya kejadian-kejadian
(peristiwa- peristiwa) tertentu dan berpengaruh pada orang-orang secara berbeda-beda.
Untuk mendapatkan dan memecahkan secara tepat suatu masalah ternyata tidak begitu
sederhana. Suatu masalah mungkin dapat dipecahkan, tetapi akan muncul pula
masalahmasalah yang lain.
C.MENGAJUKAN PERMASALAHAN KE PEMERINTAHAN
Masuknya era globalisasi seperti saat ini telah memperluas ruang informasi yang harus
diberikan pemerintah kepada masyarakat. Dengan semakin terbukanya ruang informasi yang
harus disediakan pemerintah, maka pola komunikasi dua arah antara pemerintah dan
masyarakat harus tersusun melalui sebuah sistem yang baik. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir gesekan akibat perbedaan pemahaman atas informasi yang tersampaikan.

Terbukanya ruang informasi tersebut juga berimplikasi pada transparansi pemerintah


dalam membuat sebuah aturan atau kebijakan. Sementara itu, sebagai bentuk kepedulian
masyarakat terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintah, baik dalam bentuk
pengawasan pelaksanaan kebijakan, maupun laporan masyarakat terhadap suatu tindak
pelanggaran bisa disampaikan melalui layanan pengaduan.

Pengaduan tersebut merupakan bagian dari pelayanan publik, di mana masyarakat dapat
menyampaikan keluhan maupun saran perbaikan terhadap pelayanan yang diberikan.
PERTEMUAN 5
MODEL ANALISIS DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH
A.MANFAAT MODEL-MODEL DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH

Konsep Model Kebijakan Publik Karakteristik Model Kebijakan Publik


• Model digunakan karena adanya • Sederhana dan jelas
eksistensi masalah publik yang • Ketepatan identifikasi aspek penting
kompleks. problem kebijakan (precise).
• Model adalah representasi sederhana • Menolong untuk pengkomunikasian
mengenai aspek – aspek yang terpilih
(communicable)
dari suatu kondisi masalah yang
disusun untuk tujuan tertentu.
• Usaha langsung untuk memahami kebijakan
• Model kebijakan dinyatakan dalam publik secara lebih baik (manageble)
bentuk konsep/teori, diagram, grafik • Memberika penjelasan dan memprediksi
atau persamaan matematis. konsekuensi
Bentuk – Bentuk Model Kebijakan Publik
• Model kelembagaan
• Model kelompok • Model Kelompok
• Model elit Pada model ini pemerintah membuat kebijakan
• Model rasional karena adanya tekanan dari berbagai kelompok.
Kebijakan publik merupakan hasil perimbangan
• Model incremental
(equilibrium) dari berbagai tekanan kepada
• Model sistem pemerintah, dari berbagai kelompok kepentngan.
• Model Kelembagaan
Dalam proses pembuatan kebijakan model ini masih
merupajan model tradisional, dimana fokus model ini
terletak pada struktur organisasi pemerintahan. Jadi yang
sangat berpengaruh di dalam model ini hanyalah
lembaga-lembaga pemerintah dari tingkat pusat atau
daerah, sedang.
• Model Elit
Model ini menggambarkan pembuatan kebijakan • Model Incremental
publik dalam bentuk piramida, dimana masyarakat Model incremental adalah pembuatan
berada pada tingkat paling bawah, elit pada ujung kebijakan yang melalui proses politisi
piramida dan aktor internal birokrasi pembuat dimana didalamnya ada tawar menawar dan
kebijakan publik (dalam hal ini pemerintah) berada kompromi untuk kepentingan para pembuat
ditengah – tengah antara masyarakat dan elit. keputusan sendiri.

• Model Rasional • Model Sistem


Model rasional adalah model yang mana di Model ini didasarkan pada konsep –
dalam pengambilan keputusan melalui konsep kekuatan – kekuatan lingkungan,
prosedurnya akan mengajak pada pilihan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan,
alternatif yang paling efisien dari pencapaian geografis, dan sebagainya yang ada
tujuan kebijakan, yang ditekankan pada disekitarnya. Kebijakan publik
penerapan rasionalisme dan positifisme. merupakan hasil (output) dari sistem
politik.
B.MODEL
INSTITUSIONAL
Kebijakan publik dirumuskan dan
 Model Institusional merupakan model dilaksanakan oleh lembaga-lembaga 
tradisional dalam proses pembuatan pemerintah tersebut. Terdapat hubungan yang
kebijakan di mana fokus model ini terletak kuat sekali antara kebijakan publik dengan
pada struktur organisasi pemerintah. lembaga-lembaga pemerintah. Suatu
Kegiatan-kegiatan politik berpusat pada keputusan dari pemilihan alternatif
lembaga-lembaga pemerintah yai-tu pemecahan masalah tidak dapat menjadi
lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif kebijakan publik tanpa keputusan tersebut
pada pemerintahan pusat (nasional), dirumuskan, disahkan dan dilaksanakan
regional, dan lokal terlebih dahulu oleh lembaga pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
S. A. Wahab, Pengantar Analisis Kebijakan Negara, 1989
Hoogerwerf , Ilmu Pemerintahan, Erlangga, Jakarta, 1978
Oberlin Silalahi, Beberapa Aspek Kebijakan Negara, Liberty Yogyakarta, 1989.
Charles E. Lindblom, Proses Penetapan kebijaksanaan, Edisi Kedua Penerjemah
Ardin Syamsudin, Erlangga, Jakarta, 1986.
M. Solly Lubis , Kebijakan Publik, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung, 2007.
Y.T.Keban, Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep, Teori dan
Isu, Edisi 2, Penerbit Gava Media, Yogyakarta,2008.

Anda mungkin juga menyukai