Anda di halaman 1dari 26

MODEL DESKRIPTIF

PERUMUSAN KEBIJAKAN
PUBLIK

Dr.Siti Fatimah, M.Si

1 Model Formulasi Kebijakan Publik


Tahapan tahapan pembuatan kebijakan publik oleh William Dunn

1. Penyusunan agenda (agenda setting) yaitu sebuah fase


proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik.
Dalam proses inilah mempunyai ruang untuk memaknai apa
yang dinamakan sebagai masalah publik dan perioritas dalam
agenda publik.
Dalam agenda setting sangat penting untuk menentukan suatu
isu publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah.
Policy issue kebanyakan muncul karena telah terjadi perbedaan
pandangan oleh para aktor mengenai karakter masalah.
Bila sebuah isu sukses mendapat status sebagai masalah publik,
dan mendapatkan perioritas dalam agenda publik, maka isu
tersebut berhak mendapatkan alokasi sumber daya publik yang
2
lebih dari pada isu lain.
Model Formulasi Kebijaka n Publik
Suratman
Kriteria isu yang dpat menjadi agenda kebijakan publik
menurut Kimber 1974, Salesbury 1976, Sandbach 1980:
1.Telah sampai titik kritis tertentu dan bila diabaikan akan
terjadi ancaman yang serius.
2.Telah sampai pada titik partikularitas tertentu dan
berdampak dramatis.
3.Menyangkut emosi tertentu dari susdut kepentingan orang
banyak dan memperoleh dukungan media massa.
4.Menjangkau dampak yang amat luas
5.Mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam
masyarakat.
6.Menyangkut suatu persoalan yang fashionable { sulit
dijelaskan tetapi mengganggu dirasakan kehadirannya}.

3 Model Formulasi Kebijakan Publik


Karakteristik : para pejabat yang dipilih dan diangkat
menaruh masalah pada agenda kebijakan publik
Banyak masalah tidak disentuh sama sekali, sementara
lainnya ditunda untuk waktu yang lama.
Illustrasi : legislator negara menyiapkan rancangan undang-
undang dan mengirim ke komisi kesehatan dan kesejahteraan
untuk dipelajari dan disetujui. Tapi rancangan itu tinggal di
komisi dan tidak terpilih untuk masuk di agenda kebijakan.
Penyusunan agenda kebijakan sebaiknya dilakukan
berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan dan juga
keterlibatan stakeholder

4 Model Formulasi Kebijakan Publik


2. Formulasi kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan
kemudian dibahas oleh pembuat kebijakan.
Masalah-masalah tadi diartikan kemudian dicari
pemecahan masalah yang terbaik.
Pemecahan masalah tersebut berasal dari beragam
alternatif kebijakan yang telah tersedia.
Dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing
alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai
kebijakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah.

5 Model Formulasi Kebijakan Publik


3. Adopsi/legitimasi kebijakan
Tujuan legitimasi yaitu untuk memberikan otoritas
pada proses dasar pemerintah.
Bila tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur
oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti
arahan pemerintah.
Warga negara harus percaya dan mendukung bahwa
tindakan pemerintah yang sah .

6 Model Formulasi Kebijakan Publik


4. penilaian/evaluasi kebijakan
Secara umum evaluasi dapat diceritakan sebagai agenda
yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan
yang mencakup substansi, implemntasi dan dampak.
Evaluasi dipandang sebagai suatu agenda fungsional
artinya evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada
tahap akhir sj, melainkan dilakukan dalam seluruh
proses kebijakan.
Evaluasi kebijakan dapat mencakup tahap perumusan
masalah2 kebijakan, program2 yang diusulkan untuk
menyelesaikan masalah kebijakan , implementasi
maupun tahap dampak kebijakan.

7 Model Formulasi Kebijakan Publik


Tingkatan2 kebijakan Publik di indonesia
Menurut Riant Nugroho:
1. kebijakan publik yang bersifat makro?umum atau
mendasar.
Seperti UUD 1945,
Undang Undang / perpu
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Daerah

8 Model Formulasi Kebijakan Publik


2. Kebijakan publik yang bersifat Mesro atau
menengah atau penjelasan pelaksanaan.
Kebijakan ini dapat berbentuk peraturan Menteri,,surat
edaran Menteri, peraturan Gubernur, peraturan Bupati,
dan peraturan Walikota.
Kebijakannya dapat juga berbentuk surat keputusan
bersama atau SKB antar Menteri, Gubernur, Bupati
dan Walikota

9 Model Formulasi Kebijakan Publik


3. kebijakan yang bersifat Mikro
Adalah kebijakan yang mengatur pelaksanaan atau
implementasi dari kebijakan diatasnya.
Bentuk kebijakannya adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh aparat Publik dibawah menteri ,
Gubernur, Bupati , dan Walikota.

10 Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL DESKRIPTIP
PERUMUSAN11 KEBIJAKAN

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL INSTITUSIONAL
12

 Model ini adalah merupakan model yang tradisional dalam proses


pembuatan kebijakan negara. Fokus atau pusat perhatian model ini
terletak pada struktur organisasi pemerintah.
 Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan politik berpusat pada
lembaga-lembaga pemerintah — seperti misalnya lembaga legislatif,
ekskutif, yudikatif; pada pemerintahan pusat (nasional), regional
dan lokal.
 Sehubungan dengan itu maka kebijakan negara secara otoritatif
dirumuskan dan dilaksanakan pada lembaga-lembaga pemerintah
tersebut.
 Terdapat hubungan yang kuat sekali antara kebijakan negara dan
lembaga-lembaga pemerintah, hal ini disebabkan karena sesuatu
kebijakan tidak dapat menjadi kebijakan negara kalau tidak
dirumuskan, disyahkan dan dilaksanakan oleh lembaga pemerintah.

Model Formulasi Kebijakan Publik


CIRI LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAH
13

Menurut Thomas R. Dye, lembaga-lembaga pemerintahan itu


memberikan kebijakan negara tiga ciri utama, yaitu :
lembaga pemerintah itu memberikan pengesahan (legitimasi)
terhadap kebijakan-kebijakan negara — ini berarti bahwa kebijakan-
kebijakan negara tersebut dipandang sebagai kewajiban-kewajiban
hukum yang harus ditaati/di laksanakan oleh semua warga negara.
kebijakan negara itu bersifat universal dalam arti bahwa hanya
kebijakan-kebijakan negara yang dapat disebarluaskan pada seluruh
warga negara, sedangkan kebijakan-kebijakan yang lain (bukan negara)
hanya dapat mencapai bagian kecil dan anggota masyarakat.
hanya pemerintah yang memegang hak monopoli untuk memaksakan
secara sah kebijakan-kebijakannya pada anggota masyarakat, sehingga
ia dapat memberikan sanksi pada mereka yang tidak mentaatinya.

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL INSTITUSIONAL
14

KONSTITUSI

LEGESLATIF EKSEKUTIF YUDIKATIF

KABINET

Model Formulasi Kebijakan Publik


15

 Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara


yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan
mengatur/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
 Legislatif adalah lembaga yang bertugas membuat undang-undang.
 Eksekutif adalah merupakan salah satu badan pemerintah yang
memiliki kekuasaan tanggung jawab untuk menerapkan hukum.
 Lembaga yang berkuasa untuk melaksanakan undang-undang.
 Yudikatif adalah lembaga yang bertugas sebagai membantu jalannya
perundang-undangan

Model Formulasi Kebijakan Publik Suratman


MODEL ELIT - MASSA
16

 Model ini memandang administrator negara bukan sebagal “abdi


rakyat” (“servant of the people”) tetapi lebih sebagai “kelompok-
kelompok kecil yang telah mapan”. (The Establish- ment).
 Kelompok elit yang bertugas membuat dan melaksanakan kebijakan
digambarkan dalam model ini sebagai mampu bertindak/berbuat
dalam suatu lingkungan yang ditandai dengan sikap massa yang apatis,
kerancuan informasi, sehingga massa menjadi pasif.
 Kebijakan negara mengalir dari atas — ke bawah, yaitu dan golongan
elit ke golongan massa. Kelompok elit yang mempunyai kekuasaan dan
nilai-nilai elit berbeda dengan massa.
 Dengan demikian kebijakan negara adalah merupakan perwujudan
keinginan-keinginan utama dan nilai-nilai golongan elit yang berkuasa.

Model Formulasi Kebijakan Publik


Model elit — massa ini dapat dirumuskan secara
singkat sebagai berikut
17

 Masyarakat dibagi menjadi dua yaitu kelompok kecil (golongan elit)


yang mempunyai kekuasaan (penguasa) dan kelompok besar (golongan
non-elit) yang tidak punya kekuasaan (dikuasai).
 Kelompok elit yang berkuasa tidak mempunyai tipe yang sama
(berbeda) dengan kelompok non-elit yang dikuasai.
 Perpindahan posisi/kedudukan dan non-elit ke elit harus diusahakan
selambat mungkin dan terus menerus untuk mempertahankan stabilitas
dan menghindari pergolakan (revolusi).
 Golongan elit menggunakan konsensus tadi untuk mendukung nilai-
nilai dasar dan sistem sosial dan untuk melindungi sistem tersebut.
 Kebijakan negara tidaklah menggambarkan keinginan massa tetapi
keinginan elit. Perubahan-perubahan dalam kebijakan negara dilakukan
sedikit-sedikit (inkremental) dan tidak secara besar-besaran
(revolusioner).

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL ELIT - MASSA
18

ELIT

PEJABAT
PEMERINTAH

MASSA

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL KELOMPOK
19

• Model ini menganut paham teori kelompok yang menyatakan bahwa


interaksi diantara kelompok-kelompok adalah merupakan kenyataan
politik.
• Individu-individu yang memiliki kepentingan yang sama mengikatkan
baik secara formal maupun informal kedalam kelompok kepentingan
(interest group) yang dapat mengajukan dan memaksakan
kepentingan-kepentingannya kepada pemerintah.
• Kelompok kepentingan sebagai “a shared attitude group that makes
certain claims upon other groups in the society” (suatu kelompok yang
memiliki sikap yang sama yang mengajukan tututan-tuntutan
terhadap kelompok yang lain di dalam masyarakat).
• Dan kelompok kepentingan itu akan mempunyai arti politis kalau “it
makes a claim through or upon any of the institutions of government”
(kelompok kepentingan itu mengajukan tuntutan terhadap suatu
lembaga pemerintahan).

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL KELOMPOK
20

 Menurut teori kelompok, kebijakan negara itu adalah


merupakan perimbangan (equilibrium) yang dicapai sebagai
hasil perjuangan kelompok. Untuk menjaga perimbangan
tersebut maka tugas/peranan sistem politik adalah
menengahi konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok
tersebut.
 Tugas sistem politik adalah menengahi konflik antar
kelompok dengan cara (1) membuat aturan permainan dalam
percaturan antar kelompok, (2) mengatur kompromi dan
menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan yang
berbeda, (3) mewujudkan kompromi-kompromi tersebut
dalam bentuk kebijakan negara, dan (4) memaksakan
berlakunya kompromi-kompromi bagi semua pihak.
Model Formulasi Kebijakan Publik
MODEL KELOMPOK
21

Kpk Kepentingan A

Pembuat Kebijakan Kpk Kepentingan B


Kekuatan dan
Keahlian Politik
Kekuatan dan
tekanan Keahlian Politik

tekanan

Dampak Kebijakan yang Dampak Kebijakan yang


cocok untuk Klp B cocok untuk Klp A

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL SISTEM POLITIK
22

 Model sistem-politik ini diangkat dan uraian sarjana politik David Easton
dalam “The Political System”.
 Model ini didasarkan pada konsep-konsep teori informasi (inputs, withinputs,
outputs dan feedback) dan memandang kebijakan publik sebagai respons suatu
sistem politik terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan (sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, geografis dan sebagainya) yang ada disekitarnya.
 Sehingga dengan demikian, kebijakan publik dipandang oleh model ini sebagai
hasil (output) dan sistem politik.
 Konsep “sistem politik” mempunyai arti sejumlah lembaga-lembaga dan
aktivitas-aktivitas politik dalam masyarakat yang berfungsi mengubah
tuntutan-tuntutan (demands), dukungan-dukungan (support) dan sumber-
sumber (resources) — semuanya ini adalah masukan-masukan (inputs) —
‘menjadi keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang otoritatif bagi
seluruh anggota masyarakat (outputs).
 Dengan singkat dapat dikatakan bahwa sistem politik berfungsi mengubah
inputs menjadi outputs.

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL SISTEM POLITIK
23

 Tuntutan-tuntutan (demands) timbul bila individu-individu atau kelompok-


kelompok setelah memperoleh respons dan adanya peristiwa-peristiwa dan
keadaan-keadaan yang ada dilingkungannya berupaya mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan negara.
 Tuntutan-tuntutan ini bisa berasal dan dalam sistem politik itu sendiri
(misalnya dan anggota birokrasi atau pajabat pemerintah) atau berasal dan
luar sistem politik (misalnya dan anggota masyarakat, kelompok kepenitingan
dan sebagainya).
 Suatu sistem politik akan menyerap pelbagai macam tuntutan (baik dan dalam
maupun luar), dan dapat terjadi bahwa diantara tuntutan-tuntutan tersebut
tidak relevan atau bertentangan satu — sama lain.
 Dalam hal seperti itu maka diperlukan pengaturan terhadap tuntutan-tuntutan
tersebut dan memaksakan pengaturan itu kepada pihak-pihak yang terlibat
atau berkepentingan agar supaya tuntutan-tuntutannya dapat dikonversikan
(diproses) di dalam sistem politik sehingga menghasilkan keputusan atau
kebijakan.

Model Formulasi Kebijakan Publik


MODEL SISTEM POLITIK
24

Model Formulasi Kebijakan Publik


25

Siatim politik menurut Irfan Islamy adalah sejumlah


lembaga2 aktivitas2 politik dalam masyarakat yang
berfungsi mengubah tuntutan –tuntutan (demand),
dukungan2 (support) dan sumber2 (Resources)
yang semuanya ini adalah masukan2 (inputs) dan
selanjutnya diubah menjadi keputusan2 atau
kebijakan publik yang otoritatif bagi seluruh anggota
masyarakat (outputs)

Model Formulasi Kebijakan Publik Suratman


Tingkatan2 kebijakan Publik di indonesia
26

Model Formulasi Kebijakan Publik Suratman

Anda mungkin juga menyukai