Anda di halaman 1dari 6

SOAL UTS

Mata Kuliah : Kebijakan dan Nama : Yulia Herman Damayanti


Perencanaan Sosial NPM : 2018110013
Hari/Tgl : Selasa, 3 November 2020 Kelas : A
Waktu : 08.00 – 09.30 WIB
Dosen : Moh. Amin Tohari

1. Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial, yaitu untuk
pemecahan masalah sosial dan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Jelaskan
pemahaman Saudara, dan berikan contohnya !
Jawaban :
Yang dimaksud dengan pemecahan masalah sosial ialah mengusahakan atau mengadakan
perbaikan karena ada sesuatu keadaan yang tidak diharapkan atau kejadian yang bersifat
destruktif atau patologis yang mengganggu atau merusak tatanan masyarakat. Dan
pemenuh kebutuhan masyarakat memiliki arti menyediakan pelayanan-pelayanan sosial
yang diperlukan oleh masyarakat. Jadi, dalam membuat suatu kebijakan sosial itu
pemerintah harus melakukan pengumpulan data dan analisis terlebih dahulu mengenai
permasalahan atau keresahan yang ada, kemudian dari analisis data tersebut pemerintah
dapat membuat suatu kebijakan sosial yang bertujuan untuk dapat memecahkan masalah
tersebut dan dapat mendorong kesejahteraan masyarakat. Karena Kebijakan sosial
merupakan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak
langsung terhadap kesejahteraan warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau
bantuan keuangan, sepert perencanaan untuk mengatasi biaya-biaya sosial, peningkatan
pemerataan dan pendistribusian pelayanan dan bantuan sosial.
Contohnya kebijakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berorientasi terhadap masalah di
bidang pendidikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan ini untuk mengatasi masalah
bagi anak-anak yang tidak dapat melanjuntukan pendidikan dikarenakan keterbatasan
biaya, oleh karena itu KIP ini hadir untuk dapat membantu anak-anak kurang mampu
agar bisa melanjuntukan pendidikannya. Dengan begitu, pemerintah membantu
memenuhi kebutuhan masyarakat untuk dapat memiliki pendidikan yang baik.

2. Gilbert, Specht dan Huttman, membagi kebijakan sosial dalam tiga dimensi, yaitu
dimensi proses, dimensi produk dan dimensi kinerja atau pencapaian tujuan. Jelaskan
pemahaman Saudara tentang ketiga dimensi kebijakan sosial tersebut, jika perlu dengan
contohnya !
Jawaban :
• Dimensi proses memandang kebijakan sosial sebagai dinamika perumusan
kebijakan dalam kaitannya dengan variabel-variabel sosio-politik dan teknik-
teknik metodologis. Kebijakan sosial merupakan suatu tahapan atau
pengembangan rencana tindak (plan of action) yang meliputi pengidentifikasian
kebutuhan, pengujian alternatif dan penyeleksian strategi-strategi.
Dalam dimensi ini kebijakan sosial dipandang sebagai suatu proses dalam
memecahkan masalah sosial yang ada, dan sebagai rencana dalam penyelesaian
strategi. Contohnya seperti proses pemenuhan kebutuhan keluarga Indonesia yang
melewati tahapan-tahapan dalam pembentukannya, seperti pengumpulan data,
analisis data, sampai akhirnya proses itu berkembang menjadi rencana tindak
dalam pemenuhan kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga
Indonesia.
• Dimensi produk memandang kebijakan sosial sebagai hasil akhir dari proses
perumusan kebijakan atau perencanaan sosial. Bentuknya; peraturan, perundang-
undangan, proposal program dll. Jadi dalam dimensi ini kebijakan sosial
dipandang sudah berbentuk produk yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Contohnya seperti PKH, yang merupakan produk dari program kebijakan sosial
untuk membantu keluarga yang kurang mampu.
• Dimensi kinerja/pencapaian tujuan memandang kebijakan sosial merupakan
deskripsi atau evaluasi terhadap hasil-hasil pengimplementasian produk kebijakan
sosial. Ini berkaitan dengan kegiatan analisis untuk melihat dampak yang terjadi
pada masyarakat akibat diterapkannya peraturan, per-UU-an dan program. Jadi
pada dimensi kinerja/pencapaian tujuan ini lebih melihat kepada efektivitas yang
dihasilkan dari diberlakukannya program kebijakan sosial. Contohnya seperti
program kebijakan sosial PKH, dimensi kinerja/pencapaian tujuan lebih berfokus
pada hasil pengimplementasian program PKH, apakah sudah sesuai dengan tujuan
awal atau belum, atau terjadi penyimpangan dari tujuan awal. Dari deskripsi hasil
penerapannya tersebut dapat dilakukan evaluasi agar program dapat berjalan
dengan lebih baik lagi.

3. Terdapat berbagai model kebijakan sosial, antara lain model universal dan model
selektifitas. Sehubungan dengan itu, jelaskan pemahaman Saudara tentang ;
Jawaban :
a. Apa yang dimaksud dengan model kebijakan universal dan model selektifitas ?
Model universal adalah kebijakan sosial yang diarahkan untuk mengatur dan
memenuhi kebutuhan pelayanan sosial warga masyarakat secara menyeluruh, tanpa
membedakan usia, jenis kelamin, dan status sosial. Sedangkan Model selektifitas
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial warga masyarakat tertentu saja. Prinsip
selektifitas menyatakan bahwa pelayanan sosial hanya diberikan pada mereka yang
membutuhkan saja, yaitu mereka yang mengalami masalah dan membutuhkan
pelayanan tertentu.
b. Apa sisi positif dan negatif dari kedua model kebijakan sosial tersebut ?
Sisi positif model universal ialah semua lingkup masyarakat dapat merasakan
pelayanan sosial yang diberikan oleh pemerintah, meminimalisir kecemburuan sosial
antar masyarakat, tidak menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
Sedangkan sisi positif model selektifitas ialah lebih terinci secara jelas target dan
sasaran dari program, meminimalisir budget, dan mempermudah dalam menjangkau
sasaran program karena lingkupnya terbatas.
Sisi negatif model universal adalah memerlukan budget yang lebih banyak, target
dan sasaran yang kurang spesifik, ini membuat sasaran program sulit terjangkau
karena lingkupnya luas. Sedangkan sisi negatif model selektifitas ialah tidak semua
masyarakat mendapatkan pelayanan sosial dari pemerintah, ini menyebabkan akan
terbentuknya kecemburuan sosial antar masyarakat, dan terbentuknya eksklusivitas
dalam masyarakat.
c. Dari kedua model kebijakan sosial tersebut, menurut Saudara mana yang sekiranya
tepat diterapkan di Indonesia ? kemukakan alasan Saudara !
Menurut saya, model yang tepat diterapkan di Indonesia ialah model universal,
karena melihat dari Indonesia sebagai negara berkembang yang sebagian besar
masyarakatnya masih memerlukan bantuan dan pelayanan sosial dari pemerintah.
Namun, jika dilihat dari pendanaan yang dimiliki oleh Indonesia, maka Indonesia
dapat memberlakukan selektifitas terlebih dahulu yang ditujukan kepada yang benar-
benar membutuhkan. Jika dalam pelaksanaannya terlihat kenaikan perubahan yang
signifikan, maksudnya ialah masyarakat tersebut dapat mandiri dan sangat terbantu
dengan bantuan dan pelayanan sosial tersebut. Maka, dapat diluaskan menjadi model
universal yang dapat dirasakan menyeluruh oleh seluruh lingkup masyarakat
Indonesia yang memang sudah menjadi haknya untuk mendapatkan bantuan dan
pelayanan sosial dari pemerintah.
Jadi, menurut saya Indonesia itu tepatnya menerapkan model universal agar seluruh
lingkup masyarakat dapat merasakan bantuan dan pelayanan sosial dari pemerintah
tanpa terkecuali, namun dengan cara perlahan-lahan penerapannya.

4. Apabila Saudara diserahi tugas membuat suatu kebijakan sosial, tahapan-tahapan apa saja
yang akan Saudara lakukan ? Jelaskan, jika perlu dengan contoh kasus ! Sehubungan
dengan itu kemukakan berbagai kendala yang seringkali ditemui dalam penyusunan
kebijakan sosial !
Jawaban :
Tahapan-tahapan :
A. Tahap Identifikasi
1. Identifikasi masalah dan kebutuhan : mengumpulkan data terkait permasalahan
dan kebutuhan masyarakat.
2. Analisis masalah dan kebutuhan : mengolah, memilah dan memilih data mengenai
masalah dan kebutuhan masyarakat yang selanjutnya dianalisis dan
ditransformasikan ke dalam laporan. Informasi yang perlu diketahui, misalnya ;
apa penyebab masalah dan apa kebutuhan masyarakat, dampak apa yang mungkin
timbul jika masalah tidak dipecahkan dan kebutuhan tidak dipenuhi, siapa dan
kelompok mana yang terkena maslah
3. Penginformasian rencana kebijakan : berdasarkan laporan hasil analisis disusunlah
rencana kebijakan. Rencana tersebut kemudian disampaikan kepada berbagai
sistem masyarakat yang terkait dengan isu-isu kebijakan sosial untuk memperoleh
masukan dan tanggapan.
4. Perumusan tujuan kebijakan : setelah mendapat berbagai saran dari masyarakat
dilakukan diskusi dan pembahasan untuk memperoleh alternatif kebijakan.
Beberapa alternatif kemudian dianalisis kembali dan dipertajam menjadi tujuan-
tujuan kebijakan
5. Pemilihan model kebijakan : pemilihan model kebijakan dilakukan untuk
menentukan pendekatan, metoda dan strategi yang efektif dan efisien mencapai
tujuan-tujuan kebijakan. Di samping itu pemilihan model dimaksudkan untuk
memperoleh basis ilmiah dan prinsip-prinsip kebijakan sosial yang logis,
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan
6. Penentuan indikator sosial : agar pencapaian tujuan dan pemilihan model
kebijakan dapat terukur secara objektif, maka perlu dirumuskan indikator-
indikator sosial yang berfungsi sebagai acuan, ukuran atau standar bagi rancana
tindak dan hasil-hasil yang akan dicapai.
7. Membangun dukungan dan legitimasi publik : tugas pada tahap ini
menginformasikan kembali rencana kebijakan yang telah disempurnakan.
Selanjutnya dengan melibatkan berbagai pihak yang relevan dengan kebijakan,
melakukan lobi, negosiasi, dan koalisi dengann berbagai kelompok-kelompok
masyarakat agar tercapai konsensus dan kesepakatan mengenai kebijakan sosial
yang akan diterapkan.
B. Tahap Implementasi
1. Perumusan Kebijakan : rencana kebijakan yang sudah disepakati bersama
dirumuskan ke dalam strategi dan pilihan tindakan beserta pedoman peraturan
pelaksanaannya
2. Perancangan dan implementasi program : kegiatan pada tahap ini adalah
mengoperasionalkan kebijakan ke dalam usulan-usulan program atau proyek
sosial untuk dilaksanakan atau diterapkan pada sasaran program
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi dan tindak lanjut, dilakukan baik terhadap proses maupun hasil
implementasi kebijakan. Penilaian terhadap proses kebijakan difokuskan pada
tahapan perumusan kebijakan, terutama untuk melihat keterpaduan antar tahapan
serta sejauh mana program dan pelayanan sosial mengikuti garis kebijakan yang
telah ditetapkan.
2. Penilaian terhadap hasil dilakukan untuk melihat pengaruh atau dampak
kebijakan, sejauh mana kebijakan mampu mengurangi atau mengatasi masalah.
3. Berdasarkan evaluasi ini, dirumuskanlah kelebihan dan kekurangan kebijakan
yang akan dijadikan masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya atau
perumusan kebijakan baru.
Contohnya seperti kebijakan sosial Kartu Indonesia Sehat (KIS), dalam membuat
kebijakan tersebut pemerintah melakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai masalah
dan kebutuhan masyarakat, tujuan dari program tersebut, model apa yang tepat dalam
penerapannya, dan harus mendapatkan legitimasi publik karena ini ditujukan untuk
masyarakat agar bisa mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Setelah tahap
identifikasi selesai, maka dilanjutkan dengan perumusan kebijakan agar program tersebut
lebih terstruktur dan lebih jelas arah tujuannya. Kemudian, setelah dirumuskan, program
KIS dapat diterapkan dan digunakan oleh masyarakat. Selama tahap implementasi
program tersebut, harus dilakukan monitoring dan evaluasi terkait jalannya program
kebijakan KIS tersebut, untuk menilai apakah KIS efektif atau tidak, dan berjalan sesuai
tujuan awal atau tidak. Penilaian ini berpengaruh terhadap tindakan selanjutnya yang
dilakukan pemerintah untuk menindaklanjuti program tersebut.

Kendala :
a) Pengumpulan data
b) Hasilnya tidak dipergunakan untuk pengambilan keputusan
c) Penarikan kesimpulan yang salah
d) Manipulasi data
e) Waktu dan sumber daya yang tidak tersedia secara memadai
f) Kebijakan yang tidak didasarkan pada landasan pemikiran (teoritis) yang kuat tentang
hubungan sebab-akibat antara kebijakan dan hasil yang akan dicapai
g) Hubungan sebab-akibat antara kebijakan dengan hasil jarang bersifat secara langsung
h) Seringkali terjadi satu kebijakan akan menimbulkan dampak dalam waktu yang lama
i) Jarang ada suatu kondisi terjadinya komunikasi dan koordinasi yang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai