Anda di halaman 1dari 5

Model Intervensi Komunitas

Model-model intervensi komunitaspun dalam upaya permberdayaan di level komunitas


berbagai macam. Sebagaimana Rothman (1995) dalam isbandi (2012:15) menyebutkan
bahwa terdapat tiga model intervensi komunitas yaitu model Locality development
(pengembangan masyarakat lokal), Social Planning (perencanaan sosial) dan Social action
(aksi sosial).

1. Pengembangan Masyarakat Lokal (locality Development)


Pengembangan masyarakat lokal adalah suatu proses yang di tunjukan untuk
menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta
inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat bukan sebagai klien yang
bermasalah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi yang belum
sepenuhnya dikembangkan. Inti dari proses pengembangan masyarakat adalah
pengembangan kepemimpinan lokal, peningkatan strategi kemandirian, informasi,
komunikasi , relasi dan keterlibatan anggota masyarakat.
Karakteristik yang melekat padal model intervensi pengembangan masyarakat lokal
adalah sebagai berikut :
Tujuan dari pengembangan masyarakat di tekankan pada Process goal, dimana masyarakat
diintegrasikan dan dikembangkan kapasitasnya dalam upaya memecahkan masalah mereka
secara kooperatif berdasarkan kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri sesuai dengan
prinsip-prinsip demokratis keberadaan masyarakat lokal sering tertutupi oleh mayarakat yang
lebih luas, dan sering terjadi kesenjangan sosial antar relasi pribadai dalam satu komunitas
sehingga memunculkan anomi, keterasingan bahkan kelaianan jiwa
Strategi yang digunakan dalam melakukan perubahan dalam masyarakat yaitu
melibatkan anggota komunitas untuk memecahkan masalah dan menentukan kebutuhan.

Taktik yang digunakan untuk melakukan perubahan sosial adalah consensus.


Consensus dilakukan dengan cara komunikasi dan proses diskusi melibatkan berbagai macam
individu, kelompok maupun faksi peran yang dilakukan praktisi dalam pengembangan
masyarakat adalah sebagai Enable, bertugas untuk membantu masyarakat dalam
mengartikulasikan kebutuhan mereka, mengindetifikasi masalah mereka, dan
mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah merka, dan
mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah mereka sendiri dengan
efektif.
Media perubahan yang dilakukan adalah melalui penciptaan dan manipulasi
kelompok-kelompok kecil yang berorientasi pada tugas struktur kekuasaan dalam
pengembangan masyarakat lokal. Setiap segmen merupakan bagian system klien, kemudian
anggota dari struktur kekuasaan ditempatkan sebagai kolaborator dari ventura yang bersifat
umum. Oleh sebab itu sebagai konsekuensi hanya tujuan yang dapat memunculkan
kesempatan yang saling menguntungkan yang dapat di terima dan relevan .

Perencanaan Sosial ( Social Planning)


Perencanaan sosial merupakan model intervensi komunitas yang berorientasi pada tugas.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan, penentuan tujuan dan
pemecahan masalah bukan merupakan prioritas, karena pengambilan keputusan dilakukan
oleh pekerja sosial di Lembaga formal seperti Lembaga pemerintahan atau swasta (LSM)
Pekerja Komunitas bertugas melakukan penelitian, Analisa masalah dan kebutuhan
masyarakat, identifikasi, melaksanakan dan mengavaluasi program pelayanan kemanusiaan.

Karakteristik yang melekat pada model intervensi perencaan sosial adalah sebagai berikut :
Tujuan dari model intervensi komunitas ini lebih di tekankan pada Task goal , yaitu
menekankan pada penyelesaian tugas-tugas atau pemecah masalah yang mengganggu fungsi
system sosial. Pengoorganisasian perencaan sosial berhubungan dengan masalah-masalah
yang konkret dalam masyarakat praktisi Perencanaan sosial melihat komunitas yang memiliki
masalah masalah yang mengganggu fungsi system sosial. Pengoorganisasian perencanaan
sosial berhubungan dengan masalah-masalah yang konkret dalam masyarakat Praktisi
perencana sosial melihat komunitas yang memiliki masalah sosial utama yang dialami oleh
anggota komunitas tersebut. Permasalahan yang ada dalam komunitas berupa permasalahan
sosial umum seperti kesehatan jiwa, lansia dan lain-lain. Strategi yang dilakukan perencana
sosial dalam melalkukan perubahan yaitu berusaha untuk mengumpulkan fakta-fakta
mengenai masalah yang dihadapi masyarakat sebelum melakukan perubahan (tindakan
rasional yang tapat dilakukan) Teknik yang dilakukan dalam perencanaan sosial adalah
teknik untuk mengumpulkan data dan ketrampilan menganalisis. Kemudian taktik yang
digunakan yaitu consensus atau konflik
Peran praktisi dalam perencanaan sosial adalah sebagai expert . Peran ini menekankan
terhadap penemuan fakta, implementasi , dan relasi berbagai macam birokrasi, serta tenaga
professional dari berbagai disiplin. Sedangkan media perubahan yang digunakan untuk
melakukan perubahan adalah memanipulasi organsasi , seperti pengumpulan data dan analisis
data
Dalam perencanaan sosial , struktur kekuasaan muncul sebagai boss (employer) dari praktisi
atau perencana. Klien dari perencana sosial merupakan kelompok yang memiliki kesatuan
geografis, tetapi dapat pula kesatuan fungsionalnya Tidak ada asumsi pervasive mengenai
intrakblitas ataupun konflik kepentingan. Pendekatan yang digunakan bersifat pragmatis, dan
berorientasi untuk mengatasi masalah tertentu sehingga permufakatan atau konflik dapat
ditolerir jika tidak menghalangi proses pencapaian tujuan Klien dalam perencanaan sosial
dilihat sebagai konsumen dari suatu layanan, dan mereka akan menerima serta memanfaatkan
program dan layanan sebagai hasil dari proses perencanaan. Peran klien dalam model ini
sebagai resipient /penerima layanan. Klien aktif menggunakan layanan yang diberikan tetapi
bukan dalam proses menentukan tujuan dan kebijakan.

Aksi Sosial (Social Planning)


Pendekatan aksi sosial didasri suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem klien yang
seringkali menjadi korban ketidakadilan struktur. Masyarakat diorganisir melalui proses
penyadaran, pemberdayaan dan tindakan-tindakan actual untuk mengubah struktur kekuasan
agar memenuhi prinsip dan demokrasi, kemerataan (Equality) dan keadilan (Equity) Aksi
Sosial berorientasi pada proses dan hasil.

Adapun karakteristik yang melekat pada model intervensi aksi sosial adalah
sebagai berikut :
Model intervensi aksi sosial mengarah pada dua tujuan yaitu Task goal dan Process goal,
dimana beberapa tindakannya berupa member penekanan ketika terjadi upaya pembentukan
aturn atau undang-undang baru terkait pembelaan hak asasi.
-Praktisi aksi sosial melihat kondisi komunitas sebagai hierarki dari privilege atau
kekuasaan atau struktur yang ada dalam komunitas bertingkat-tingkat sehingga menimbulkan
kelompok yang terabaikan, mendapat tekanan, tidak mendapat keadilan bahkan tereksploitasi
maupun terdeskriminasi karena memiliki kekusaan atau privilllege Strategi yang dilakukan
dalam melakukan perubahan yaitu berupaya untuk melakukan kristalisasi isu-isu yang
dihadapi masyarakat yang kemudia membuat masyarakat mengetahui pihak yang
menekannya dan mengorganisir diri serta membentuk aksi massa untuk ganti memberikan
tekanan terhadap kelompok sasaran mereka.

Pendekatan Intervensi
Dalam Pendekatan psikologi komunitas, pelaksanaan program prevensi juga dapat dilakukan
dengan Pendidikan kesehatan mental. Dalam Pelaksanaanya, menurut Heller dkk (1984),
Program ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
1. Program untuk seluruh komunits (Community-wide). Program ini ditunjukan
untuk seluruh Populasi, Misalnya program pembinaan keluarga sejahtera,
Program Bina Keluarga Balita.
2. Program Milestone, dalam Program ini penduduk pada priode tertentu dari
kehidupannya dihadapkan pada program tertentu. Misalnya : pada pasangan
yang akan menikah, pada tahun pertama perkawinan, saat menjelang
menopause, dan sebagainya.
3. Program resiko tinggi (High-risk), fokusnya adalah penduduk yang
mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan gangguan mental, misalnya: orang
yang baru saja kehilangan pasangan (ditinggal mati atau bercerai), anak-anak dari
keluarga yang pecah .
Pendekatan ini menuntut kita untuk terlibat secara aktif aktif bagi masyarakat kelas
menengah ke bawah atau pinggiran kota pada khususnya . Juga tuntutan untuk mampu
menjalin kerja sama baik dengan disiplin ilmu-ilmu lain ataupun apparat pemerinta dan
agensi lainnya.
Rappaport (1997) mengemukakan bahwa prevensi primer dapat berupa intervensi krisis dan
melakukan konsultasi. Dalam initervensi krisis Psikolog komunitas dapat bertindak secara
langsung atau direktif dengan cara-cara yang efektif dan tepat pada kelompok yang sedang
mengalami krisis.
DAFTAR PUSTAKA
Yumpi, F. (2013). Rekonstruksi Model Penanganan Anak Jalanan Melalui Pendampingan
Psikologis, Suatu Intervensi Berbasis Komunitas. Jurnal Penelitian Psikologi, 4(2).

https://www.kompasiana.com/santidiwyarthi/54f84ea2a333112a608b52c8/focus-group-
discussion-diskusi-kelompok-terarah?page=all

Anda mungkin juga menyukai