Dalam
Pekerjaan Sosial
Pertemuan 1 (Teori)
Pengertian Pencatatan
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Pencatatan
2. Tujuan Pencatatan
3. Fungsi Pencatatan
4. Teknis Membuat Catatan
Pengertian Pencatatan:
1. Catatan adalah dokumen tertulis atau gambar
memuat keterangan atau peristiwa yang dibuat dalam
suatu rangkaian kegiatan individu.
2. Pencatatan adalah aktivitas menuliskan fakta dan
penyiapan informasi dari suatu kasus yang dikerjakan
oleh pekerja sosial.
3. Pencatatan kegiatan menghimpun bahan keterangan
(orang, benda dan keadaan dengan segala atributnya)
yang berhubungan dengan proses pelayanan.
4. Kamus Pekerjaan Sosial (2014), didefinisikan
pencatatan sebagai “proses penulisan dan
penyimpanan informasi yang relevan tentang
klien; masalah; prognosis; rencana intervensi;
kemajuan pengobatan; faktor sosial, ekonomi,
dan kesehatan yang berkontribusi pada situasi;
dan prosedur untuk penyembuhan atau rujukan
”
Catatan pekerjaan sosial mengacu pada
dokumen tertulis atau elektronik yang berisi
informasi klien, pengamatan profesional,
keputusan klinis, strategi intervensi, dan hasil
yang dihasilkan selama penyampaian layanan
pekerjaan sosial.
Tujuan Pencatatan:
Dokumentasi/pencatatan pekerjaan sosial merupakan
komponen integral dan esensial dalam praktik pekerjaa sosial.
Tujuan pencatatan dalam pekerjaan sosial adalah untuk
menyediakan:
1) Pernyataan yang jelas tentang penilaian pekerjaan sosial,
intervensi, dan pengambilan keputusan.
2) Akuntabilitas profesional dan transparansi kepada klien dan
organisasi dan sesuai dengan undang-undang yang relevan.
3) Kesempatan untuk pemikiran kritis dan refleksi tentang
praktik profesional dan pemberian layanan
4) Informasi yang relevan untuk memfasilitasi
pemberian layanan, kesinambungan perawatan,
dan penghentian layanan
5) Informasi untuk tujuan pengawasan
6) Dokumentasi untuk tujuan penelitian dan evaluasi
program
7) Informasi untuk manajemen risiko dan penjaminan
kualitas
8) Catatan untuk memfasilitasi komunikasi dan
kolaborasi antar disiplin ilmu.
Fungsi Catatan (Records)
1. Unsur penting dan mendasar dalam praktik
pekerjaan sosial
2. Terdapat hubungan yang esensial antara
pencatatan yang baik dengan efektivitas pelayanan
3. Memiliki nilai guna dan menggambarkan proses
pertolongan untuk dan atas nama klien
4. Merupakan produk yang kompeten dan dapat
dipertanggungjawabkan
Tujuan dan fungsi pencatatan menurut ahli lain,
sebagai berikut:
1. Sebagai dokumentasi kegiatan pekerjaan
sosial (Documentation of social work
activity)
2. Kelangsungan pelayanan (Continuity of
service)
3. Kualitas kontrol (Quality control)
4. Laporan statistik (Statistical reporting)
5. Tinjauan keperluan supervisi (Supervisory review)
6. Pengorganisasian pikiran petugas (Organizing the
worker’s througt)
7. Komunikasi interdisipliner (interdiscplinary
communication)
8. Bagian dari suatu kebutuhan yang layak (Part of an
eligibility requrement)
9. Bahan mengajar (Teaching)
10. Bahan penelitian (Research)
11. Pertahanan lembaga dalam tindakan resmi
(Agency defense in legal actions)
12. Alat therapeutik (A therapeutic tool)
Teknis Membuat Catatan
1. Menggunakan tata bahasa dan teknis penulisan
yang baik dan benar
2. Menyajikan fakta berupa bukti dan alasan yang
mendukung kesimpulan maupun rekomendasi
3. Menjawab pertanyaan: apa, siapa, mengapa,
dimana, bilamana, dan bagaimana mengenai
episode pelayanan, apa yang telah
dilaksanakan, dan situasi sekarang.
• Memuat fakta-fakta autentik, perasaan-
perasaan, pengalaman-pengalaman, sehingga
dapat meyakinkan pembaca.
Pertemuan 2 (Teori)
Pelaporan
Sub Pokok Bahasan
1. Hakikat Pelaporan
2. Pengertian Pelaporan
3. Tujuan Pelaporan
4. Fungsi Pelaporan
5. Manfaat Pelaporan
6. Syarat-syarat Pelaporan
7. Bentuk-bentuk laporan
8. Isi Laporan
9. Jenis Laporan
A. Hakikat pelaporan
1. Laporan adalah kegiatan memberi pesan tentang
bahan keterangan yang mempunyai arti sebagai
alat kontrol dan wujud komunikasi
2. Laporan perlu didasarkan pada fakta.
B. Pengertian
1. Pelaporan kegiatan penyusunan dan penyampaian
bahan keterangan (orang, benda, peristiwa, keadaan
dan segala atributnya) tentang segala proses
penyelenggaraan kegiatan pelayanan
2. Alat penyampaian informasi dari seorang petugas
kepada petugas/pejabat lain dalam suatu sistem
administrasi
3. Kegiatan menyusun dan menyampaikan informasi
tentang segala proses penyelenggaraan dan
perkembangan usaha pelayanan
C. Tujuan
1. Memberi gambaran kemajuan pelaksanaan
program pelayanan
2. Membantu komunikasi pekerja sosial dengan
pihak lain (dokter, psikiater, psikolog, dll)
3. Sebagai alat untuk menciptakan dan memelihara
kontak dengan klien
D. Fungsi
1. Pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan
dan pengawasan atasan ke bawahan
2. Sebagai sumber informasi bagi atasan
3. Bahan pengambilan keputusan
E. Manfaat
1. Merupakan alat administrasi, sbg dokumentasi
yg memberikan gambaran:
a. Hal-hal yang dilakukan lembaga
b. Tingkat keberhasilan kegiatan
c. Sebagai tolok ukur kemampuan pekerja sosial
2. Merupakan alat ut memberikan pelayanan:
a. Perencanaan pemberian pelayanan kepada klien
b. Alat komunikasi antara pekerja sosial dg supervisor dan
lembaga
F. Syarat-syarat pelaporan
1. Benar dan obyektif; benar sesuai dengan data dan
obyektif tanpa dipengaruhi oleh kepentingan tertentu
2. Lengkap, maksudnya meliputi segala segi kegiatan dg
kelengkapan data dan informasi
3. Langsung mengenai sasaran, singkat, padat, dan jelas
4. Tegas dan konsisten, artinya tegas adalah yakin akan
kebenaran dan konsisten berarti menjaga keajegan
dalam situasi apapun
5. Tepat waktu.
G. Bentuk laporan:
1. Laporan proses, laporan terperinci (detil) berisi
hasil interaksi antara pekerja sosial dengan klien
(verbal dan non-verbal), kegunaannnya:
a. Dasar menentukan inti masalah/diagnosa dan rencana bantuan
b. Untuk mengetahui peristiwa khusus pada suatu waktu tertentu
dari kehidupan klien
c. Sebagai alat supervisi
d. Sebagai alat pengajaran
2. Laporan proses ringkas, laporan yang
dibuat/disusun secara komprehensif
3. Laporan ringkas, terdiri dari ringkasan beberapa
laporan, catatan atau hasil wawancara dlm jangka
waktu terentu. Kegunaannya:
a. Pelimpahan pelayanan dari pekerja sosial/lembaga ke
pekerja sosial/lembaga lain
b. Mengetahui garis besar kasus yg sedang dihadapi atau
harus diselesaikan
c. Membuat kesimpulan, bila suatu kegiatan harus
diselesaikan.
4. Laporan diagnostik, laporan yg menggambarkan
asal-usul diri klien: latar belakang masalah dan
kondisi saat bertemu dg pekerja sosial.
Kegunannya:
a. Memberi bantuan kepada klien sesuai dg kebutuhan
sebenarnya
b. Sumber ketengan mengenai kesulita klien
c. Menyusun atau merencanakan cara kerja baru dalam
proses penanganan klien
H. Isi laporan:
Penulisan ttg kasus sejak proses penerimaan sampai berakhir
pelayanan, meliputi:
1. Pertanggunjawaban pelayanan yg telah diberikan oleh
lembaga
2. Pertanggungjawaban ttg pelaksanaan kegiatan/proses
pelayanan
3. Ketepatan bantuan yg diberikan sesuai kebutuhan klien
4. Keterangan identitas klien
5. Keterangan memuat nilai-nilai diagnostik (memberikan
gambaran yg lebih baik ttg sebab-sebab kesulitan klien pada
masa lalu dan sekrang.
I. Jenis laporan
a. Laporan berkala, laporan periodik dlm jangka
waktu tertentu seperti mingguan, bulanan, dsb.
b. Lapran insidental, laporan disampaikan di luar
waktu yg ditetukan, biasanya kejadian insidental
atau keperluan mendesak.
Pertemuan 3 (Teori)
Kedudukan Pencatatan dalam Pekerjaan
Sosial
Sub Pokok Bahasan:
1. Kedudukan Dokumentasi/Pencatatan dalam
Praktik Pekerjaan Sosial
2. Standar Pencatatan dalam Pekerjaan Sosial
(Standar 1 – 8)
Kedudukan Pencatatan/Dokumentasi Dalam
Pekerjaan Sosial
• Dokumentasi pekerjaan sosial merupakan
komponen vital dan integral dari praktik
profesional, etis, dan kompeten dalam pengaturan
organisasi, komunitas, dan pribadi.
• Standar pencatatan pekerjaan sosial didasarkan
pada etika dan nilai-nilai profesi pekerjaan sosial.
• Istilah-istilah pencatatan dan dokumentasi
digunakan secara bergantian.
Standar Pencatatan Pekerjaan Sosial
Standar 1:
Dokumentasi dalam praktik pekerjaan sosial
didasarkan pada nilai, etika, dan prinsip profesi
pekerjaan sosial.
Dokumentasi adalah bagian integral dari praktik
pekerjaan sosial. Karena itu, penting bahwa
pekerja sosial mendokumentasikan semua
intervensi dengan cara yang etis dan kompeten.
• Standar dokumentasi pekerjaan sosial
berkaitan dengan semua bidang praktik
pekerjaan sosial termasuk klinis,
pengembangan masyarakat, manajemen dan
pengawasan, penelitian, pendidikan dan
pengembangan kebijakan.
• Kode Etik CASW (2005) menguraikan nilai-nilai
dan prinsip-prinsip yang memandu praktik
pekerjaan sosial profesional.
Nilai-nilai Praktik Pekerjaan Sosial
1) Penghormatan terhadap martabat dan nilai
orang secara Inheren
2) Memperjuangkan keadilan sosia
3) Layanan untuk kemanusiaan
4) Integritas dalam praktek profesional
5) Kerahasiaan dalam praktek profesional
6) Kompetensi dalam praktik profesional
Standar 2:
Pekerja sosial menyimpan catatan intervensi pekerjaan sosial.
• Pekerja sosial memiliki tanggung jawab etis dan hukum untuk
memelihara catatan pekerjaan sosial.
• Dokumentasi intervensi pekerjaan sosial dengan klien harus dimuat
dalam satu file.
• Pencatatan bisa elektronik, kertas atau keduanya.
• Pekerja sosial tidak boleh menyimpan informasi klien yang tidak
relevan dengan pemberian layanan.
• Dokumentasi pekerjaan sosial hanya boleh mencakup informasi
yang memenuhi kebutuhan klien dan memenuhi persyaratan
legislatif, etika, dan organisasi.
Pekerja sosial bertanggung jawab untuk memberi
tahu klien tentang informasi apa yang sedang dicatat,
bagaimana informasi itu digunakan, dan siapa yang
akan memiliki akses ke informasi ini sebagai bagian
dari proses informed consent. Pekerja sosial juga
harus mengetahui kebijakan dan peraturan organisasi
terkait dengan akses ke catatan profesional dan hak
banding. Pekerja sosial dalam praktik swasta
bertanggung jawab untuk mengembangkan kebijakan
ini.
Informed consent didefinisikan oleh Kode Etik CASW
(2005) sebagai “perjanjian sukarela yang dicapai oleh
klien berdasarkan informasi tentang risiko yang dapat
diperkirakan dan manfaat yang terkait dengan perjanjian
tersebut (misalnya, partisipasi dalam konseling atau
perjanjian untuk mengungkapkan laporan pekerjaan
sosial kepada suatu pihak ketiga) “ Oleh karena itu,
pekerja sosial mendokumentasikan persetujuan tertulis
dalam catatan klien di awal hubungan pekerja sosial, dan
sepanjang durasi hubungan sebagaimana diperlukan.
Standar 3: Pekerja sosial memastikan catatan berada dalam format yang
memfasilitasi pemantauan dan evaluasi intervensi pekerjaan sosial.
• Dokumentasi pekerjaan sosial diselesaikan secara tepat waktu dan kronologis
untuk memastikan keakuratan, kejelasan, dan kredibilitas informasi.
• Pencatatan harus diselesaikan setelah intervensi atau sesegera mungkin
setelahnya.
• Pekerja sosial menggunakan penilaian profesional untuk menentukan apakah
catatan perlu diselesaikan lebih cepat. Kebutuhan untuk mendokumentasikan
catatan lebih cepat mungkin tergantung pada kompleksitas kasus, tingkat
risiko, dampak pada pemberian layanan, dan / atau persyaratan legislatif.
• Jika standar organisasi ada, pekerja sosial harus mengetahui dan mematuhi
kebijakan dan jadwal untuk menyelesaikan dokumentasi.
Catatan pekerjaan sosial harus berisi semua informasi yang
relevan secara klinis dan signifikan dengan pemberian layanan.
Minimal, catatan harus mencakup yang berikut ini:
1) Nama klien dan informasi kontak
2) Menyajikan masalah dan deskripsi layanan profesional yang
diminta
3) Nasihat yang diinformasikan klien sesuai salinan dokumen
yang relevan (misalnya, rujukan, surat, dokumen
pengadilan, dll)
4) Penilaian profesional , sasaran, intervensi, dan hasil.
Catatan kemajuan
5) Komunikasi dengan profesional lain.
6) Pernyataan yang jelas tentang kapan dan
mengapa hubungan profesional diakhiri.
Standar 4:
Dokumentasi pekerjaan sosial harus mencakup penilaian yang
jelas, strategi intervensi dan rencana pemutusan hubungan
kerja.
• Keterampilan dokumentasi dan penilaian saling terkait. Seperti
dicatat oleh Leon & Pepe (2010), "bagaimana seseorang
mewawancarai dan menilai klien akan menentukan seberapa
informatif kontak klien dan akibatnya berapa banyak konten
penting yang dapat dimasukkan dalam dokumentasi klien“.
• Catatan yang tidak lengkap atau tidak akurat dapat
menyebabkan layanan yang tidak memadai untuk klien.
• Penilaian didasarkan pada fakta yang harus secara jelas
didokumentasikan dalam file klien.
• Fakta yang penting dan relevan dengan penilaian atau
pemberian layanan yang harus dicatat.
• Jenis informasi yang dianggap relevan akan tergantung
pada konteks praktik dan penilaian profesional pekerja
sosial.
• Semua pendapat profesional perlu didukung dengan
fakta, dan pengamatan profesional harus dibedakan
dari informasi yang diberikan langsung oleh klien.
Standar 5:
Pekerja sosial melindungi kerahasiaan klien dan
memastikan bahwa klien mengetahui batasan
kerahasiaan dokumentasi pekerjaan sosial sebelum
memulai hubungan pekerja sosial dengan klien.
• Pedoman CASW untuk praktek etis (2005) berbicara
tentang pentingnya persetujuan dan privasi serta
kerahasiaan. Penting bagi pekerja sosial untuk
merefleksikan prinsip-prinsip ini ketika menyiapkan
catatan pekerjaan sosial.
• Pekerja sosial mengambil langkah-langkah untuk melindungi
kerahasiaan catatan tertulis atau elektronik.
• Menurut Kode Etik CASW (2005), penting bahwa pekerja sosial
“mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memastikan
bahwa catatan klien disimpan di lokasi yang aman dan bahwa
catatan klien tidak tersedia untuk orang lain yang tidak
berwenang untuk memiliki akses”
• Ketika pekerja sosial memberikan layanan kepada lebih dari satu
individu dalam sistem klien (mis., Keluarga, pasangan, dan
kelompok), penting bahwa semua pihak diberi tahu tentang hak
setiap orang atas kerahasiaan dan kerahasiaan informasi yang
dibagikan oleh orang lain, dan bagaimana catatan itu diberikan.
• Informasi ini harus didokumentasikan dengan
jelas dalam file klien. Klien terlihat secara
terpisah, di samping pekerjaan keluarga,
kelompok atau pasangan, harus memiliki
catatan pekerjaan sosial mereka sendiri.
Pengungkapan informasi dan catatan klien kepada orang
atau organisasi diizinkan:
a) Dengan persetujuan klien. Persetujuan ini, tertulis atau
lisan, harus didokumentasikan dalam catatan klien.
b) Ketika pengungkapan diperlukan untuk mencegah
bahaya serius, tidak terduga, dan segera terjadi pada
klien atau orang lain. Pekerja sosial menggunakan
penilaian profesional mereka untuk menentukan
berapa banyak informasi klien perlu diungkapkan
untuk mencegah bahaya.
Standar 6:
Pekerja sosial akrab dengan pedoman praktik terbaik terkait
penggunaan teknologi dan dokumentasi.
• Dalam konteks kemajuan teknologi saat ini, penting bahwa
pekerja sosial mengambil tindakan pencegahan untuk
memastikan dan menjaga kerahasiaan informasi yang
dikirimkan ke pihak lain melalui segala bentuk komunikasi
elektronik.
• Pekerja sosial harus mengetahui dan memberi tahu klien
tentang batasan kerahasiaan yang mungkin berlaku untuk
bentuk komunikasi ini.
• Sebagaimana dicatat dalam Standar NLASW untuk
Penggunaan Teknologi dalam Praktek Kerja Sosial
(2012), berikut adalah beberapa bidang untuk
dipertimbangkan:
1) Email, telepon dan pesan teks dari klien yang memiliki
signifikansi klinis atau terapeutik harus didokumentasikan
dalam file klinis.
2) Ketika mode komunikasi elektronik digunakan dalam
praktik, penting bahwa pekerja sosial memasukkan
kebijakan seputar dokumentasi komunikasi elektronik
dalam proses informed consent.
3) Pedoman CASW untuk Praktek Etis (2005): “pekerja sosial
melindungi kerahasiaan catatan tertulis dan elektronik klien”.
Saat menggunakan bentuk elektronik dari dokumentasi atau
pengumpulan informasi (mis., Laptop), penting bahwa pekerja
sosial mengembangkan strategi manajemen risiko (mis., Kata
sandi komputer, penyimpanan yang sesuai).
4) Ketika pekerja sosial berkomunikasi dengan klien melalui email /
teks, pekerja sosial mendiskusikan dengan klien jenis informasi
yang sesuai untuk email / teks sesuai dengan kebijakan
organisasi, kode etik dan pedoman praktik terbaik. Informasi ini
harus didokumentasikan dengan jelas dalam file klien.
Ketika anggota tim atau penyedia layanan
berkomunikasi melalui email atau teknologi
elektronik lainnya, upaya yang wajar harus
dilakukan untuk memastikan perlindungan
privasi klien dan kerahasiaan serta strategi
manajemen risiko harus dilakukan. Klien juga
harus diberi tahu tentang metode komunikasi
tim ini dan didokumentasikan dalam file klien
sebagai bagian dari proses informed consent.
Standar 7: Pekerja sosial akrab dengan pedoman praktik terbaik
untuk melengkapi dokumentasi pekerjaan sosial dan terlibat
dalam melanjutkan pendidikan profesional.
• Reamer (2005) menyatakan "pekerja sosial harus berusaha
untuk terus memperkuat praktik pencatatan mereka untuk
menjaga integritas program mereka".
• Pekerja sosial bertanggung jawab untuk memahami standar
dan pedoman praktik terbaik yang mengatur praktik dan
dokumentasi pekerja sosial.
• Sebagai bagian dari pengembangan profesional yang
sedang berjalan, pekerja sosial terus menilai pengetahuan
mereka tentang dokumentasi pekerjaan sosial melalui
refleksi diri dan konsultasi dengan rekan kerja, manajer
dan / atau pengawas dan untuk terlibat dalam peluang
pengembangan profesional untuk mendorong
pembelajaran dan kompetensi yang berkelanjutan.
Standar 8: Dokumentasi proses pengembangan masyarakat,
perencanaan proyek, pengembangan kebijakan, dan penelitian
didasarkan pada nilai-nilai, etika, dan filosofi profesi dan
mencerminkan kepatuhan terhadap Kode Etik Asosiasi Pekerja
Kanada (CASW) (2005) dan Pedoman CASW untuk Praktek Etis
(2005).
• Pekerja sosial yang dipekerjakan dalam organisasi masyarakat
dan pekerjaan konsultasi, mendokumentasikan pekerjaan
mereka dengan klien, keluarga, kelompok, komunitas,
pengusaha dan pemangku kepentingan sesuai dengan standar
yang ditetapkan dalam dokumen ini dan Kode Etik CASW.
Kesimpulan
NLASW Standards for Social Work Recording (2014)
memberikan standar praktik terbaik untuk
dokumentasi pekerjaan sosial. Standar ini
dimaksudkan untuk memberikan panduan dan
dukungan kepada pekerja sosial di berbagai bidang
praktik dan untuk meningkatkan kesadaran akan
pertimbangan praktik dan tanggung jawab etis. Tujuan
utamanya adalah keunggulan dalam praktik pekerja
sosial.
Pertemuan 4 (Teori) dan Pertemuan 5
(Praktik di dalam kelas)
Format Ringkasan Informasi
Sub-pokok bahasan:
1. Format Ringkasan Informasi
2. Ringkasan Informasi Klien (I)
3. Format halaman Depan Klien
4. Melengkapi Lembar Ringkasan Informasi (II)
5. Analisis Format Ringkasan Informasi
Format Ringkasan Informasi
(Information Summary Sheets)
• Ketika klien pertama kali menghubungi pekerja sosial
atau agen, informasi demografis biasanya dikumpulkan
terlebih dahulu dan diorganisir dalam satu halaman.
• Ini sering disebut format depan, fomat demografis,
formulir asupan awal, atau format ringkasan informasi.
• Apa pun namanya, biasanya merupakan bentuk
pertama dalam file kasus. Informasi ini dikumpulkan
pada titik asupan, segera sebelum janji temu pertama,
atau pada awal pertemuan awal.
Apa yang harus ada di format ringkasan
Moline, Williams, dan Austin (1998) merekomendasikan agar
informasi berikut dimasukkan:
- nama lengkap
- nomor telepon (kantor dan rumah)
- tanggal lahir dan usia
- nomor KTP
- status pernikahan
- pekerjaan
- pendidikan
- anak-anak yang hidup dengan klien (nama dan usia)
- orang lain yang hidup dengan klien (nama, umur,
hubungan dengan klien)
- minat atau hobi khusus
- perusahaan asuransi kesehatan, nomor polis, dan
nomor telepon.
Detail berikut mungkin juga penting untuk dicatat
pada format demografis:
sumber rujukan (yang mereferal klien untuk layanan)
• status referensi (terbuka, tertutup, direferensikan)
• alasan kontak (menyajikan masalah)
• pendapatan tahunan
• keterlibatan saat ini dengan lembaga lain
• Suku
• agama
Terserah masing-masing anggota staf lembaga atau praktisi
swasta untuk menentukan informasi apa yang perlu
dimasukkan, tetapi pedoman ini harus diikuti:
• Kumpulkan hanya informasi yang diperlukan untuk
memberikan layanan secara efisien dan efektif.
• Jangan berasumsi bahwa klien dapat mengisi lembaran
informasi ini sebelumnya. Ini bisa sulit, misalnya, untuk
klien yang tidak bisa membaca atau menulis atau keluarga
yang sedang menghadapi tekanan. Saran dan bantuan
mungkin diperlukan untuk mendapatkan informasi.
• Setiap ruang pada formulir harus diisi. Membiarkan
item kosong menunjukkan bahwa seseorang tidak
meminta informasi. Jika itu terjadi, catat alasan
kurangnya informasi; misalnya, bahwa
pertanyaannya tidak berlaku atau klien memilih
untuk tidak mengungkapkan informasi.
• Jelaskan kepada klien alasan pentingnya informasi
baik yang sensitif atau apa pun. Misalnya, informasi
pendapatan mungkin diperlukan untuk mengevaluasi
kelayakan layanan.
Analisis Format Ringkasan Informasi
1. Apa saja bentuk persamaan dan perbedaan?
2. Informasi apa yang diminta? Informasi apa yang
tampaknya hilang, mengingat daftar informasi khas
yang muncul di formulir ini? Menurut Anda mengapa
demikian?
3. Bagaimana informasi demografis sebelum bertemu
dengan klien dapat membantu atau menghambat
proses bantuan?
4. Apakah ada pertanyaan pada formulir yang
Anda akan mengalami kesulitan mengisi?
Mengapa atau mengapa tidak?
5. Jika Anda bisa mendesain ulang formulir, apa
yang akan Anda tanyakan berbeda? Apa yang
tidak akan Anda tanyakan? Mengapa?
6. Hal terpenting apa yang telah Anda pelajari
dari latihan ini?
Mengisi Lembar Ringkasan Informasi (1)
Lengkapi lembar informasi di bawah seolah-olah
Anda adalah klien yang mencari layanan.
Ringkasan Informasi Klien (I)
Nama: Nomor kasus: Masuk penerimaan:
Alamat: Telepon rumah: Telepon kantor:
No. HP: E-mail:
tanggal lahir Usia: Ras:
Gender:
Pekerjaan: Pendidikan:
Status perkawinaan: Agama:
Status referal:
Pendapatan keluarga Tanggungan keluarga:
kotor: Asuransi lainnya:
Nomor bantuan medis:
Lanjut
Nomor Kartu Keleuarga:
Nama Hubungan Keluarga Tanggal lahir Usia
Pada kolom ini supervisor dapat Catat kata demi kata apa yang telah Catat bagaimana anda merasakan
membuat keterangan-keterangan terjadi selama interview, termasuk aktivitas atau perubahan verbal
interaksi yang berlawanan atau komunikasi verbal dan nonverbal. saat interview. Jangan gunakan
insting perasaan yang telah Masukkan third-person kolom ini untuk menganalisis reaksi
direkam. partisipants (partisipan orang klien- gunakan hanya untuk
ketiga), gangguan, dan kejadian mengidentifikasi perasaan anda.
lainnya yang tidak menjadi rencana Hendaknya terbuka dan jujur dan
dalam interview. jangan khawatir untuk
menggunakan bahasa profesional .
Tuliskan seperti apa peraaan anda
yang sebenarnya. atau apa adanya.
Pekerja sosial pemula/mahasiswa adakalanya mengalami
kesulitan memahami tujuan kolom “gut-level feelings” atau
merasa tidak nyaman menuliskan perasaan mereka sendiri pada
kolom ketiga untuk mengomentari reaksi klien dan perasaan
yang dirasakanya sendiri. Sangat membantu jika menggunakan
kolom ke empat untuk “analisis” untuk membedakan antara
perasaan klien dan analisnya, dan juga untuk mendorong
kemampuan berfikirnya dalam mendiagnosis.
Tujuan Catatan Proses (Process Recording)