Anda di halaman 1dari 35

METODE PRAKTIK

PEKERJAAN SOSIAL:

TAHAPAN INTERVENSI
PEKERJAAN SOSIAL:
~ ENGAGEMENT, INTAKE &
CONTRACT
Lina Favourita Sutiaputri,Ph.D.
Pendahuluan
 Pertolongan Pekerjaan Sosial terjadi dalam
suatu proses tindakan dan relasi pertolongan
antara pekerja sosial dengan klien.
 Proses mengacu kepada cara bertindak,
urutan dan tahapan tindakan.
 Proses dalam pekerjaan sosial terdiri dari
bagian-bagian proses (sub proses), dimana
pekerja sosial harus menyelesaikan fungsi
dan tugasnya pada setiap sub proses
tersebut.
 Relasi Pertolongan: merupakan proses
timbal balik antara dua orang atau lebih
dalam mencapai keberhasilan pertolongan.
Pekerja Sosial berinteraksi dengan klien
(individual maupun kolektivitas), dengan
significant others (orang-orang yang
berkaitan dengan klien), dan dengan badan-
badan sosial
• Untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan kepada klien;
• Meningkatkan motivasi dan kekuatan
klien;
• Integratif dan inklusif; Transaksional;
• Harus didasarkan pada kejujuran,
Sifat dari kemurnian dan realistis, sehingga
orang yang berrelasi dapat bertindak
Relasi secara efektif;
• Merupakan relasi peranan: peranan

Pertolongan dari berbagai unsur akan saling


melengkapi.
Klien

Situasi
Pekerja
per-
Sosial
tolongan
Komponen
dalam
pertolongan Badan
Sistem
Sosial
Interven-
(GO/
si
NGO)
Tim Staf
per-
tolongan
Proses Pertolongan Pekerjaan
Sosial
 Max Siporin
 Brenda DuBois & Karla Krogsrud Miley
 Bradford W.Sheafor& Charles R.Horejsi
Max Siporin (1975)
Engagement,
Intake and
Contract

Evaluation and
Assessment
Termination

Intervention Planning
DuBois & Miley (1993)

DIALOGUE
Preparing to work DISCOVERY DEVELOPMENT
together Exploring resource Activating resources
Forming Partnerships systems Expanding
Articulating Analyzing resource opportunities
challenges capabilities Recognizing success
Identifying strenghts Framing Solutions Intergrating gains
Defining directions
Sheafor & Horejsi (2003)

Intake and
engagement

Evaluation and Data Collection


Termination and Assessment

Intervention and Planning and


Monitoring Contracting
Tahapan Proses Pertolongan
Pekerjaan Sosial
Engagement,
Intake and
Contract

Evaluation and
Assessment
Termination

Intervention Planning
Tahap Awal

engagement intake

contract
• Awal keterlibatan pada suatu situasi
yang menyebabkan Pekerja Sosial
mempunyai tanggung jawab untuk
menjalin hubungan dengan klien
dalam berbagai cara yang berbeda:
Engagement • Voluntary Application
• Involuntary Application
(Pelamaran) • Reaching out effort by worker
• adalah suatu proses
permohonan pelayanan
yang dibuat oleh atau
ditujukan bagi pemohon
dan penentuan jenis
Intake pelayanan apa yang akan
diberikan.
• adalah persetujuan
kerja yang diadakan di
antara pekerja sosial
dengan sistem-sistem
Contract klien, kegiatan atau
sasaran.
Engagement, Intake and
Contract

BUILDING A
PROVIDING MAXIMAZING
HELPING
ACCESS MOTIVATION
RELATIONSHIP

ESTABLISHING ROLE
A CONTRACT INDUCTION
• Penciptaan akses terhadap
pelayanan sosial yang dibutuhkan
dan tersedia: Memberikan
informasi dan nasihat termasuk
kebutuhan, bagaimana dipenuhi
PROVIDING dan menafsirkan program badan/
lembaga sosial yang akan
ACCESS digunakan.
• Meningkatkan motivasi untuk
berubah: Penekanan pada
kemauan yang disadari,
sehingga timbul kemauan guna
melaksanakan usaha-usaha
Maximizing untuk tetap hidup dan mendapat
kepercayaan, kreativitas dan
Motivation berusaha sendiri.
• Membangun relasi pertolongan
secara profesional: Relasi pertolongan
adalah suatu poses saling menarik,
percaya dan memberi, membentuk
pola saling mengharapkan dan
Building of ketergantungan antara yang
menolong dan yang ditolong. Relasi
helping ini tidak hanya dengan pelamar saja,
tetapi juga dengan significant others.
relationship
• Menciptakan kesepakatan kerjasama:
Setelah intake,Pekerja sosial dan klien
membuat semacam perjanjian, terkait
hak dan kewajiban kedua belah pihak.
• Kontrak adalah konsensus, persetujuan
dan penerimaan diantara kedua belah
Establishing pihak dari tugas-tugas dan tanggung
jawab serta hak yang sesuai

Contract berdasarkan kesepakatan dalam waktu


yang bersamaan.
• Penerapan Peranan:
Menetapkan calon klien
menjadi klien, sehingga
klien memiliki peranan-
Role peranan baru serta
identitas baru dalam sistem
Induction intervensi pertolongan.
TERIMA KASIH
Teknik-Teknik
1. Kontak dengan telepon
2. Pertemuan tatap muka yang pertama
3. Penjelasan masalah klien, kekhawatiran klien atau permintaan klien
4. Membuat rujukan
5. Pemberlakuan dan menerbitkan informasi tentang klien
6. Interview di rumah
7. Pelibatan klien
8. Mengajak/melamar (engagement) dengan klien yang sulit dijangkau
9. Menanggapi klien yang berbohong
10. Menanggapi klien atau situasi berbahaya

1. Mempelajari mengenai agensi


2. Penerimaan, pemilihan, dan pelatihan pegawai dan relawan
3. Belajar tentang komunitas
 1. Kontak Telepon
 Tujuan : Mengaitkan orang yang
membutuhkan pertolongan dengan telepon
 2. Pertemuan Tatap Muka Yang Pertama
Tujuan : Untuk melakukan wawancara awal
dengan cara meletakkan dasar bagi
hubungan kerja yang baik
 3 Penjelasan Masalah Klien,
Kekhawatiran Klien atau Permintaan
Klien.
 Tujuan: Untuk mendefinisikan dan
menjelaskan kekhawatiran alami yang
ditunjukan klien
 4. Membuat Rujukan
 Tujuan: untuk menghubungkan klien dengan
agen, program, atau orang profesional yang
akan memberikan pelayanan yang
dibutuhkan oleh klien.
 5 Pemberlakuan dan Menerbitkan
Informasi Tentang Klien
 Tujuan : Untuk saling memberi klien
informasi dengan para ahli lain dengan cara
mempertahankan kerahasiaan klien.
 6 Interview di Rumah
 Tujuan Wawancara di Rumah : Untuk terlibat
dan memberikan pelayanan kepada klien
yang tidak dapat atau tidak ingin bertemu di
kantor dan atau untuk memastikan asesmen
lebih akurat dengan pengamatan kepada
klien dalam lingkungan yang alami.
 7. Pelibatan Klien
 Tujuan : Untuk memuulai hubungan kerja
dengan klien yang telah membuat kontak
dengan seorang pekerja sosial ataupun
lembaga.
 8 Mengajak/Melamar (Engagement)
dengan Klien yang Sulit dijangkau
 Tujuan: untuk membangun hubungan pada
klien yang bersifat curiga dan enggan
terlibat dalam proses pertolongan.
 9 Menanggapi Klien yang Berbohong
 Kebanyakan orang, kadang kala berusaha untuk
berbohong terhadap orang lain sebagai cara
untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Namun, beberapa orang mengandalkan
manipulasi dan menipuse bagai sarana utama
untuk mengatasi hidup. Orang-orang ini
merupakan klien yang sulit untuk dideteksi
karena mereka memiliki keterampilan yang
begitu halus.Pekerja sosial yang tidak mampu
untuk mendeteksi dengan cepat dapat
menemukan diri mereka di kesulitan hukum,
etika, dan moral.
 10 Menanggapi klien atau situasi
berbahaya
 Tujuan: untuk menanggapi berpotensi
kekerasan atau situasi berbahaya dengan
cara mengurangi risiko yang merugikan.
 11. Mempelajari Mengenai Agensi
 Tujuan: agar menjadi berpengetahuan luas
(memahami lebih luas) mengenai tujuan,
struktur, dan prosedur agensi atau lembaga.
 12. Penerimaan, Pemilihan, dan Pelatihan
Pegawai dan Relawan
 Walaupun beberapa sumber yang nyata
(ketetapan sosial, perlengkapan, dan
persediaan) penting untuk menjalankan
lembaga pelayanan manusia, hati dan jiwa
penolong disandarkan bersama orang-orang
yang mengirimkan pelayanan ini. Kemungkinan
secara tidak langsung tugas pelayanan sangat
penting untuk klien daripada mendapatkan
kepribadian yang baik di suatu tempat untuk
mengusulkan pelayanan yang dibutuhkan.
 13 Belajar tentang komunitas Anda
 Tujuan : untuk melakukan assesment
informal komunitas untuk memahami
konteks di mana layanan sebuah instansi
yang disampaikan

Anda mungkin juga menyukai