Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan berkat, rahmat, dan keridhoan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Proses Pertolongan Praktik Pekerjaan Sosial” Makalah
ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Metode Praktik Pekerjaan Sosial.
Penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Yuti Sri
Ismudiyati, M.Si selaku Dosen pembimbing mata kuliah Metode Praktik
Pekerjaan Sosialserta semua pihak yang turut membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................
ii
Daftar Isi.........................................................................................................................
iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................
1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................
2
BAB 2 ISI.......................................................................................................................
3
2.1 Egagement (pelamaran), Intake, dan kontrak...............................................
3
2.2 Asesmen........................................................................................................
8
2.3 Tujuan Asesmen............................................................................................
8
2.4 Prinsip Dasar Asesmen.................................................................................
10
2.5 Definisi Perencanaan.....................................................................................
10
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan.........................................
11
2.7 Intervensi.......................................................................................................
13
2.8 Evaluasi.........................................................................................................
14
2.9 Terminasi.......................................................................................................
15
iii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
tahapan yang ada di dalam pekerjaan sosial. Menurut Max Siporin proses
pertolongan pekerjaan sosial meliputi tahapan berikut : engagement (pelamaran)
termasuk di dalamnya intake (penerimaan awal) dan contract, assessment
(pengungkapan dan pemahaman masalah), planning (perencanaan pelayanan),
intervention (penanganan kasus), evaluation, serta termination (penyelesaian
kontrak).
2
BAB II
ISI
3
Dalam tahap engagement ini terjadi relasi antara klien dengan pekerja
sosial. Tugas pekerja sosial pada tahap engagement, intake, dan kontrak adalah :
4
1. Memberikan pelayanan yang tepat kepada klien yang memerlukan
pertolongan.
2. Memahami dan mengerti serta menilai permasalahan klien (dalam hal ini
calon klien/pelamar sehingga dapat menentukan dengan tepat fokus
masalah klien).
3. Menentukan bagaimana dan dimana kebutuhan dan permasalahan tersebut
dapat dipenuhi atau dipecahkan.
4. Menentukan dan menafsirkan berbagai persyaratan dari suatu
badan/lembaga masyarakat.
5. Membuat keputusan bahwa pelamar memenuhi syarat dan berhak
memperoleh pelayanan.
6. Membina hubungan pertolongna yang baik (rapport).
7. Membicarakan dan membuat rencana pelayanan (kontrak).
8. Menjelaskan masing-masing peranan dalam proses pertolongan.
9. Memberikan apa yang dibutuhkan klien sesuai dengan situasi intake.
5
untuk mengatasi perlu ditingkatkan, tidak ingin orang lain tahu permasalahannya,
klien tinggal di daerah yang terpencil secara geografis. Adapun pemberian akses
dapat dilakukan melalui pemberian keterangan melalui media massa, melalui
tokoh masyarakat, dan langsung ada klien. Strategi utamannya adalah to increase
motivation for change sehingga dengan demikian klien menyadari bahwa
perubahan-perubahan yang bermanfaat dapat diperoleh melalui pelayanan yang
diberikan oleh pekerja sosial.
6
Tujuan membentuk relasi agar klien merasa senang, diperhatikan, dan diterima
melalui penerapan prinsip-prinsip etis pekerjaan sosial. Prosedur untuk
membangun suatu hubungan pertolongan :
7
5. Penerapan Peranan (Role Induction)
2.2 Asesmen
Tujuan asesmen adalah untuk mendapatkan dan menmahami masalah yang ada,
keinginan klien dan solusi, dan orang dalam situasi (person-in-situation schingga
pekerja sosial dan klien dapat membangun suatu rencana meringankan atau
menangani masalah. Proses asesmen merupakan suatu usaha bersama untuk:
8
e. Mengumpulkan data dan informasi yang bermakna dan harus
dipertimbangkan, termasuk pengetahuan profesional, untuk
mengklarifikasi sasaran perubahan, memilih tujuan jangka panjang dan
tujuan jangka pendek, dan mengembangkan rencana serta evaluasi
kemajuan terhadap ketecapaiannya.
Maksudnya adalah aspek-aspek apa saja yang perlu digali dalam suatu
asesmen, karena permasalahan yang dihadapi seorang klien, asesme yang
dilakukan terhadapnya akan berbeda dengan klien yang lain.
Data yang diperlukan tidak semata-mata diperolech dari klien saja, tetani
dapat juga dari orang lain, terutama yang berkaitan dengan orang-orane yang
berpengaruh terhadap klien atau dikenal dengan istilah significan hers. Pihak
mana saja yang kiranya memiliki data yang diperlukan dan dapat memperkuat
informasi yang dikumpulkan, perlu diketahui oleh pekerja sosial.
9
2.4 Prinsip Dasar Asesmen
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, terdapat empat tugas pekerja sosial dan
tipe analisis dalam asesmen, yaitu:
10
tindakan-tindakan yang diperkirakan dapat mencapai tujuan-tujuan yang sudah
dirinci untuk waktu yang akan datang.
Dalam proses perencanaan terdapat hal yang penting yaitu Perumusan Tujuan:
1. Masyarakat
11
2. Agen
Agen merupakan bagian komponen dari suatu masyarakat dan sebagai sub
unit yang integral dari sistem masyarakat. Sanksi diberikan oleh masyrakat dan
sedikitnya harus dilakukan secepatnya. Agen tergantung pada masyarakat untuk
sumber-sumber. Perencanaan harus di ambil dengan mempertimbangkan
pengaruh pada kebutuhan masyarakat, nilai-nilai dan maksud untuk pelayanan
yang di berikan melalui agen.
3. Masalah sosial
4. Pekerja sosial
Karena pekerja sosial sebagai individu dan karena tidak ada suatu teori
tentang situasi manusia dan juga tidak ada satu cara untuk mencapai tujuan-tujuan
pekerjaan sosial, maka pekerja sosial memiliki kesulitan dalam menjelaskan
situasi manusia dan bagaimana mereka mempraktikkan pekerjaan sosial. Seorang
pekerja sosial mungkin saja menggunakan psikologi ego sebagai teori yang
membantu dalam menggunakan psikososial casework, pekerja sosial lainnya
mungkin saja menggunakan dasar teori yang lebih efektif dalam memecahkan
masalah dengan menggunakan grup work.
5. Klien
12
2.7 Intervensi
13
2.8 Evaluasi
14
membuktikan bahwa ada data penelitiannya berasal dari informasi yang
valid dan dapat dipercaya (reliable).
6. Pekerja sosial menentukan metode- metode pengumpulan data
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam tahap intervensi dan metode
yang relevan adalah wawancara mendalam,, observasi, dll yang berusaha
untuk membebaskan klien dari kekakuan dan rasa grogi.
7. Pekerja sosial juga harus memahami variabel bebas dan terikat yang
digunakan dalam penelitiannya.
8. Evaluasi menunjukkan keberhasilan dari program pertolongan yang telah
dilaksanakan, namun sebaiknya dapat dilakukan generalisasi agar
dampak dari program tersebut semakin luas. Terdapat beberapa teknik
evaluasi yang dapat dilakukan pekerja sosial, diantaranya Goal-
Attainment Scaling (skala pencapaian tujuan), Task Achievement Scaling
(skala pencapaian tugas), Client Satisfaction Questionnaires (kuisioner
kepuasaan klien).
2.9 Terminasi
Setiap pertolongan yang diberikan oleh pekerja sosial kepada klien pasti
akan berakhir suatu saat. Ketika klien tidak lagi membutuhkan bantuan
pertolongan seharusnya sudah dihentikan. Terkadang, pemutusan hubungan antara
pekerja sosial dan klien ini terjadi tanpa rencana dan didasari beberapa alasan
yang tidak terduga. Pekerja sosial diharapkan tetap mampu bertindak secara
profesional pada saat proses yang disebut terminasi ini.
Pincus dan Minahan (1973) membagi terminasi menjadi tiga bagian, yaitu
pemutusan hubungan , stabilisasi perubahan, dan evaluasi terminasi. Pada
beberapa situasi, pekerja sosial menuntut hasil yang sesuai harapan, begitu pula
dapat terjadi pada klien sehingga pertolongan menjadi terlalu rumit atau terlalu
sederhana. Bahkan, klien bisa saja menyerah dan memutuskan untuk tidak lagi
campur tangan dalam program yang mendapatkan pelayanan yang buruk.
15
Penelitian yang dilakukan Toselan (1987) dan Presley (1987) menemukan
bahwa klien keluar dari program karena telah menemukan perubahan yang berarti
dalam dirinya sehingga ia tidak memerlukan pertolongan pekerja sosial lagi. Hal
ini tentu saja sebuah hasil yang positif bagi kedua belah pihak. Hal penting yang
harus diperhatikan pekerja sosial adalah penginformasian tentang adanya
terminasi dapat dilakukan pada awal proses pertolongan.
Penting untuk diketahui bahwa pekerja sosial sebaiknya terbuka untuk
kedatangan klien kembali di kemudian hari, apalagi bila terminasi terjadi sebelum
waktunya. Hal penting untuk menjaga tali persaudaraan antara pekerja sosial
dengan klien. Intinya, terminasi bertujuan untuk memperdayakan klien sehingga
klien mampu menggunakan apa yang ia miliki pada saat yang tidak terduga di
kemudian hari.
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Tim STKS Bandung. 2016. Metode Praktik Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS
PRESS Bandung
iv