Secara garis besar, ada lima pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial di bidang
kesehatan. Lima pengetahuan itu antara lain:
b. Pengaruh faktor psikososial, sosial-ekonomi, dan budaya terhadap keadaan sehat atau sakit
atau upaya kesehatan.
3. Pengetahuan tentang Kebijakan dan Sistem Pelayan Kesehatan (di mana praktek dilakukan)
Dalam melakukan praktek pekerja sosial, pekerja sosial wajib memiliki pengetahuan mengenai
kebijakan yang ada di masyarakat guna menunjang proses pertolongan yang dilakukan. Selain itu
pekerja sosial juga perlu memiliki pengetahuan mengenai system pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan untuk menunjang proses pertolongan pada kelayan
4. Pengetahuan tentang suatu lembaga pelayanan kesehatan (di mana praktek dilakukan).
Pekerja sosial di bidang kesehatan perlu memiliki pengetahuan mengenai lembaga pelayanan
kesehatan. Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada
masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Ada contoh dari berbagai lembaga
pelayanan kesehatan diantaranya:
b. Rumah sakit
c. Klinik medical
h. Playanan rehabilitasi
5. Pengetahuan tentang masing-masing klien yang ditangani (baik pada level individu, keluarga,
kelompok, komunitas/ masyarakat) :
a. Masalah kesehatan dan dampak psikososialnya.
h. Pengetahuan tentang kemungkinan intervensi untuk setiap masalah khusus yang dihadapi
klien.
Seorang pekerja sosial harus memiliki berbagai keterampilan dalam menunjang prakteknya. Ada
beberapa keterampilan yang harus dimiliki, antara lain:
Seperti membangun hubungan hangat, mesra, dan tidak pura-pura (warmth, rapport and genuine),
memahami emosi dan perasaan, memberi dukungan dan semangat, berinteraksi dengan orang lain,
membentuk kontrak, menciptakan dan membina kerjasama, mengendalikan konflik, melakukan
bargaining dan negosiasi.
9. Keterampilan terminasi
Pekerjaan sosial sebagai suatu ilmu memiliki nilai-nilai professional. Nilai dasar pekerjaan sosial
menurut Charles H. Zastrow, 2000, antara lain:
1. Menghargai harkat martabat dan keunikan individu (respect for the dignity and uniqueness of
the individual)
Peksos sebagai profesioanal harus menghargai martabat individu sebagai manusia dan selalu
menghargai keragaman dari individu, dimana individu dipandang sebagai manusia yang unik karena
tidak sama dengan manusia atau individu yang lainnya.
2. Hak klien untuk menentukan nasibnya sendiri (Klien’s right to self determination).
Pekesos dalam melakukan praktek pertolongan selalu menghargai segala keputusan kelayan untuk
menentukan pilihannya sendiri. Peksos tidak boleh memaksakan kehendaknya pribadi pada klayan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality).
Peksos selalu menjaga dan menjunjung tinggi kerahasiaan klayan yang ditanganinya.
4. Mengadvokasi dan melakukan aksi sosial terhadap berbagai penindasan (Advocacy and social
action for the oppressed).
Peksos bekerja untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi. Sehingga peksos dalam
prakteknya bekerja untuk melakukan advokasi dan aksi sosial sebagai usaha melawan penindasan
dan ketidakadilan.
5. Pertanggungjawaban (Accountability).
Peksos bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab terhadap klayan, lembaga naungan, dan
masyarakat. Peksos dalam melakukan prakteknya tidak boleh asal-asalan.
Peksos dalam melakukan prakteknya selalu berorientasi pada nilai-nilai dari lembaga naungan yang
mempekerjakannya.
7. Menghargai agama dan kepercayaan orang lain (Respect for spiritual and religious beliefs of
others).
Seorang peksos harus selalu menghargai keberagaman individu. Termasuk kepercayaan. Karena
peksos harus dapat bekerja dengan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda.
1. Penerimaan (Acceptance).
Seorang peksos harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan klayan, masyarakat, dan
lembaga naungan.
3. Individualisasi (Individualization)
Peksos harus dapar menghargai keberagaman individu, dimana individu dipandang sebagai makhluk
yang unik atau berbeda-beda dan tidak sama antara satu denga yang lain
5. Rasionalitas (Rationality)
Seorang peksos harus dapat berfikir dan berprilaku rasional dalam menghadapi berbagai kondisi.
6. Empati (Empaty)
Peksos harus memiliki ras empati yang tinggi pada kelayannya serta masyarakat pada umumnya.
Dalam melakukan proses pertolongan, seorang peksos harus memiliki kesungguhan dan ketulusan
dalam menjalankan tugasnya
Peksos harus bersikap adil dan tidak memihak salah satu pihak manapun
9. Partisipasi (Participation)
Peksos harus melibatkan kelayan untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan proses pertolongan.
Hal ini dimaksudkan agar klayan dapat mandiri dan menentukan hidupnya.
Peksos harus menghargai keputusan kllayan dalam menentukan pilihannya sendiri. Peksos tidak
boleh bersikap arogan dan memaksakan kehendaknya.
Peksos harus memiliki kesadaran diri akan apa yang dia lakukan dan juga harus menumbuhkan
kesadaran diri kelayan atas permasalahannya
Peksos harus menghubungkan klayan dengan system sumber yang dapat berguna bagi dirinya dalam
memecahkan masalahnya.
15. Objektivitas
Peksos harus selalu objektif dalam melihat dan menanggapi berbagai permasalahan.