Anda di halaman 1dari 5

PEKERJAAN SOSIAL MEDIS

A. Pengetahuan yang mendasari praktek pekerjaan sosial di bidang kesehatan

Secara garis besar, ada lima pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sosial di bidang
kesehatan. Lima pengetahuan itu antara lain:

1. Pengetahuan pekerjaan sosial umum :

a. Kebijakan dan sistem pelayanan sosial

b. Tingkah laku manusia dan lingkungan sosial

c. Metode dan teknik-teknik pekerjaan sosial

2. Pengetahuan tentang praktek khusus

a. Reaksi/dampak psikososial dari penyakit atau wabah penyakit menular

b. Pengaruh faktor psikososial, sosial-ekonomi, dan budaya terhadap keadaan sehat atau sakit
atau upaya kesehatan.

c. Penerapan konsep-konsep, prinsip-prinsip, metode dan teknik pekerjaan sosial di bidang


kesehatan

3. Pengetahuan tentang Kebijakan dan Sistem Pelayan Kesehatan (di mana praktek dilakukan)

Dalam melakukan praktek pekerja sosial, pekerja sosial wajib memiliki pengetahuan mengenai
kebijakan yang ada di masyarakat guna menunjang proses pertolongan yang dilakukan. Selain itu
pekerja sosial juga perlu memiliki pengetahuan mengenai system pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan untuk menunjang proses pertolongan pada kelayan

4. Pengetahuan tentang suatu lembaga pelayanan kesehatan (di mana praktek dilakukan).

Pekerja sosial di bidang kesehatan perlu memiliki pengetahuan mengenai lembaga pelayanan
kesehatan. Lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada
masyarakat dalam rangka meningkatkan status kesehatan. Ada contoh dari berbagai lembaga
pelayanan kesehatan diantaranya:

a. Pelayanan kesehatan masyarakat

b. Rumah sakit

c. Klinik medical

d. Organisasi pemeliharaan kesehatan

e. Lembaga kesehatan rumah

f. Perawatan dalam rumah

g. Klinik kesehatan mental

h. Playanan rehabilitasi

5. Pengetahuan tentang masing-masing klien yang ditangani (baik pada level individu, keluarga,
kelompok, komunitas/ masyarakat) :
a. Masalah kesehatan dan dampak psikososialnya.

b. Latar belakang klien.

c. Permasalahan-permasalahan psikososial, sosial-ekonomi dan budaya yang yang


mempengaruhinya atau mempengaruhi upaya kesehatannya.

d. Persepsi klien tentang masalah kesehatannya.

e. Nilai-nilai klien yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut.

f. Kekuatan-kekutan klien untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.

g. Motivasi klien untuk memperbaiki/meningkatkan kesehatannya.

h. Pengetahuan tentang kemungkinan intervensi untuk setiap masalah khusus yang dihadapi
klien.

B. Keterampilan pekerjaan sosial dibidang kesehatan

Seorang pekerja sosial harus memiliki berbagai keterampilan dalam menunjang prakteknya. Ada
beberapa keterampilan yang harus dimiliki, antara lain:

1. Keterampilan melakukan penjangukauan

2. Keterampilan komunikasi (seperti mendengarkan, memberi perhatian, menjelaskan sikap dan


perasaan, menjelaskan pilihan, probing).

3. Menjalin dan mengorganisir relasi pertolongan

Seperti membangun hubungan hangat, mesra, dan tidak pura-pura (warmth, rapport and genuine),
memahami emosi dan perasaan, memberi dukungan dan semangat, berinteraksi dengan orang lain,
membentuk kontrak, menciptakan dan membina kerjasama, mengendalikan konflik, melakukan
bargaining dan negosiasi.

4. Keterampilan mengumpulkan semua informasi/data

5. Keterampilan asesmen dalam praktek peksos medis

6. Keterampilan perencanaan dalam praktek peksos medis

7. Keterampilan intervensi (mikro atau makro) dalam praktek peksos medis.

8. Keterampilan monitoring dan evaluasi

9. Keterampilan terminasi

10. Keterampilan memberikan pelayanan rujukan

11. Keterampilanadministrasi dan manajemen pelayan

12. Keterampilan penelitian

13. Keterampilan membuat case recording, menyusun laporan

14. Keterampilan menggunakan komputer/teknologi informasi


15. Ketremapilan mengelola waktu dan mengendalikan beban kerja

C. Nilai-nilai yang mendasari pekerjaan sosial di bidang kesehatan

Pekerjaan sosial sebagai suatu ilmu memiliki nilai-nilai professional. Nilai dasar pekerjaan sosial
menurut Charles H. Zastrow, 2000, antara lain:

1. Menghargai harkat martabat dan keunikan individu (respect for the dignity and uniqueness of
the individual)

Peksos sebagai profesioanal harus menghargai martabat individu sebagai manusia dan selalu
menghargai keragaman dari individu, dimana individu dipandang sebagai manusia yang unik karena
tidak sama dengan manusia atau individu yang lainnya.

2. Hak klien untuk menentukan nasibnya sendiri (Klien’s right to self determination).

Pekesos dalam melakukan praktek pertolongan selalu menghargai segala keputusan kelayan untuk
menentukan pilihannya sendiri. Peksos tidak boleh memaksakan kehendaknya pribadi pada klayan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality).

Peksos selalu menjaga dan menjunjung tinggi kerahasiaan klayan yang ditanganinya.

4. Mengadvokasi dan melakukan aksi sosial terhadap berbagai penindasan (Advocacy and social
action for the oppressed).

Peksos bekerja untuk melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi. Sehingga peksos dalam
prakteknya bekerja untuk melakukan advokasi dan aksi sosial sebagai usaha melawan penindasan
dan ketidakadilan.

5. Pertanggungjawaban (Accountability).

Peksos bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab terhadap klayan, lembaga naungan, dan
masyarakat. Peksos dalam melakukan prakteknya tidak boleh asal-asalan.

6. Berorientasi kelembaga (The institutional orientation).

Peksos dalam melakukan prakteknya selalu berorientasi pada nilai-nilai dari lembaga naungan yang
mempekerjakannya.

7. Menghargai agama dan kepercayaan orang lain (Respect for spiritual and religious beliefs of
others).

Seorang peksos harus selalu menghargai keberagaman individu. Termasuk kepercayaan. Karena
peksos harus dapat bekerja dengan berbagai orang dari latar belakang yang berbeda.

Nilai dan prinsip utama dalam pekerjaan soial:

1. Penerimaan (Acceptance).

Peksos harus dapat menerima klayan apa adanya tanpa membeda-bedakannya


2. Komunikasi (Communication)

Seorang peksos harus dapat melakukan komunikasi yang baik dengan klayan, masyarakat, dan
lembaga naungan.

3. Individualisasi (Individualization)

Peksos harus dapar menghargai keberagaman individu, dimana individu dipandang sebagai makhluk
yang unik atau berbeda-beda dan tidak sama antara satu denga yang lain

4. Tidak menghakimi (Non judgmental)

Peksos tidak boleh serta merta menghakimi klayan yang bersalah

5. Rasionalitas (Rationality)

Seorang peksos harus dapat berfikir dan berprilaku rasional dalam menghadapi berbagai kondisi.

6. Empati (Empaty)

Peksos harus memiliki ras empati yang tinggi pada kelayannya serta masyarakat pada umumnya.

7. Ketulusan dan kesungguhan (Genuiness)

Dalam melakukan proses pertolongan, seorang peksos harus memiliki kesungguhan dan ketulusan
dalam menjalankan tugasnya

8. Sikap adil dan tidak memihak (Impartiality)

Peksos harus bersikap adil dan tidak memihak salah satu pihak manapun

9. Partisipasi (Participation)

Peksos harus melibatkan kelayan untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan proses pertolongan.
Hal ini dimaksudkan agar klayan dapat mandiri dan menentukan hidupnya.

10. Kerahasiaan (Confidentiality).

Peksos harus menjaga kerahasiaan klayan

11. Hak menentukan nasibnya sendiri (Self determination)

Peksos harus menghargai keputusan kllayan dalam menentukan pilihannya sendiri. Peksos tidak
boleh bersikap arogan dan memaksakan kehendaknya.

12. Kesadaran diri (Self awareness)

Peksos harus memiliki kesadaran diri akan apa yang dia lakukan dan juga harus menumbuhkan
kesadaran diri kelayan atas permasalahannya

13. Akses terhadap sumber

Peksos harus menghubungkan klayan dengan system sumber yang dapat berguna bagi dirinya dalam
memecahkan masalahnya.

14. Pengendalian keterlibatan emosiaonal


Peksos harus menjaga emosinya dalam praktek peksos. Peksos tidak boleh jatuh terlalu dalam
perasaaan yang berlebihan

15. Objektivitas

Peksos harus selalu objektif dalam melihat dan menanggapi berbagai permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai