Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Metode Pekerjaan Sosial adalah suatu prosedur kerja yang teratur dan dilaksanakan
secara sistematis digunakan oleh pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial. Di
dalam pekerjaan sosial ada beberapa metode yang digunakan untuk membantu klien
dalam mengatasi permasalahannya.

Bidang garap pekerjaan sosial mencakup masalah sosial yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Atas cakupan yang berbeda ini pekerjaan sosial
terbagi pada tiga level, mikro (individu), mezzo (keluarga dan kelompok kecil) dan
makro (organisasi atau masyarakat). Di masing-masing bidang garapan ini pekerjaan
sosial memiliki metode yang berbeda dalam penanganannya. Di level mikro dikenal
casework (Terapi Perseorangan/terapi klinis); group work (terapi kelompok) dan family
therapy (terapi keluarga) dalam level mezzo; dan community development
(pengembangan masyarakat) atau policy analysis (analisis kebijakan) pada level makro.

Dalam praktik pekerjaan sosial dikenal berbagai metode-metode. Metode-metode tersebut


berupa metode pokok dan metode bantu. Metode pokok dibedakan atas:

1. Social case work (Sosial Perseorangan)


2. Social group work (Sosial Kelompok)
3. Community organization (Organisasi Masyarakat)
Sedangkan metode bantu dalam praktik pekerjaan sosial adalah

1. Aksi Sosial
2. Administrasi Kesejahteraan Sosial
3. Penelitian Pekerjaan Sosial
4. Proses Perubahan
PEMBAHASAN

Jenis-jenis Metode Pekerjaan Sosial adalah :

A. METODE POKOK

1. Social Case Work

Bimbingan sosial individu/perseorangan adalah suatu rangkaian pendekatan teknik


pekerjaan sosial yang ditujukan untuk membantu individu yang mengalami masalah
berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan seorang penerima pelayanan secara tatap
muka.

Prinsip dasar pada bimbingan sosial perseorangan adalah:

1. Penerimaan, seorang pekerja sosial harus mau menerima dan menghormati penerima
pelayanan (klien) dalam setiap kondisi yang dialaminya.
2. Komunikasi, antara pekerja sosial dan klien harus saling memberi dan menerima
informasi.
3. Individualisasi, pekerja sosial harus memahami, menerima bahwa klien sebagai
pribadi yang unik, dalam arti berbeda antara individu yang satu dengan individu
lainnya.
4. Pertisipasi, pekerja sosial harus ikut serta secara langsung dalam membantu mengatasi
permasalahan klien.
5. Kerahasiaan, pekerja sosial harus mampu merahasiakan informasi yang diberikan oleh
klien.
6. Kesadaran diri, sebagai manusia pekerja sosial menyadari akan respon klien serta
motivasi dan relasi bantuan profesional.

Pekerja sosial profesional yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman


menggunakan metode bimbingan sosial perorangan ini akan menghindari sejauh
mungkin bias-bias subyektifitas dan interest pribadi. Beberapa peranan pekerja sosial
profesional yang menerapkan bimbingan perorangan adalah:

1. Broker, membantu memberikan pelayanan sosial kepada klien.


2. Mediator, menghubungkan klien kepada sumber-sumber pelayanan sosial.
3. Public educator, memberikan dan menyebarluaskan informasi mengenai masalah dan
pelayanan sosial.
4. Advocate, membela klien memperjuangkan haknya memperoleh pelayanan atau
menjadi penyambung lidah klien agar lembaga respon memenuhi kebutuhan klien.
5. Outreach, pekerja sosial mendatangi atau menjangkau pelayanan.
6. Behavioral specialist, sebagai ahli yang dapat melakukan berbagai strategi atau teknis
mengubah perilaku seseorang.
7. Konsultan, memberikan nasehat kepada klien untuk memenuhi kebutuhan atau
pemecahan masalah.
8. Konselor, mencarikan alternatif yang dapat membantu klien dalam upaya mengatasi
masalahnya.
2. Social Group Work

Bimbingan sosial kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan
utamanya untuk membantu anggota kelompok mempengaruhi fungsi sosial,
pertumbuhan atau perubahan anggota kelompok. Jadi bimbingan sosial kelompok
digunakan untuk membantu individu dalam mengembangkan atau menyesuaikan diri
dengan kelompok/lingkungan sosialnya dengan kondisi tertentu atau membantu
kelompok mencapai tujuannya. Beberapa prinsip bimbingan sosial kelompok antara lain:

1. Pembentukan kelompok secara terencana. Kelompok merupakan satu kesatuan


dimana individu memperoleh pelayanan untuk mengembangkan pribadinya.
Kelompok yang telah terbentuk, maka badan sosial yang menerima kelompok
dimaksud perlu memperhatikan faktor-faktor yang erat hubungannya dengan situasi
kelompok, terutama yang dapat memberikan kemungkinan untuk perkembangan
individu menuju ke arah positif dalam pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh
kelompok.
2. Memiliki tujuan yang akan dicapai bersama. Di dalam bimbingan sosial kelompok
tujuan, perkembangan individu dan kelompok harus dirumuskan dengan cermat oleh
pembimbing kelompok agar terdapat keserasian antara harapan dan kemampuan
kelompok.
3. Penciptaan interaksi terpimpin. Dalam bimbingan sosial kelompok harus dibina
hubungan yang bertujuan antara pekerja sosial dengan anggota-anggota kelompok dan
atas dasar keyakinan bahwa pekerja sosial akan menerima anggota kelompok
sebagaimana adanya.
4. Pengambilan keputusan. Kelompok harus dibantu dalam mengambil keputusan-
keputusan sendiri dan menentukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan
kemampuannya.
5. Organisasi bersifat fleksibel dalam arti organisasi dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi. Organisasi yang formal harus fleksibel dan harus didorong bila sedang
berusaha mencapai tujuan yang penting, yang dipahami oleh para anggotanya dan
dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
6. Penggalian sumber-sumber dan penyusunan program. Sumber yang ada di masyarakat
harus dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman kelompok, untuk
dimanfaatkan para anggota dan kelompok itu sendiri. Penilaian kegiatan secara terus-
menerus terhadap proses dan hasil program atau pekerjaan kelompok yang merupakan
jaminan dan pertanggungjawaban terhadap apa yang diselesaikan masing-masing
pihak untuk keseluruhan.

Tugas-tugas bimbingan sosial kelompok

1. Membentuk kelompok dalam memahami tujuan dari badan sosial yang


menyelenggarakan bimbingan sosial kelompok itu dan sampai sejauh mana dapat
memberikan keuntungan bagi pencapaian tujuan kelompok.
2. Membantu kelompok dalam merumuskan sasaran kerja, maksud dan tujuan
kelompok.
3. Membantu kelompok dalam mengembangkan jiwa kelompok dan kesadaran para
anggota kelompok.
4. Membantu kelompok untuk menyadari kemampuan dan kelemahannya sehingga ia
dapat mengambil keputusan sesuai tingkatnya.
5. Membantu kelompok untuk mengetahui atau mengenal persoalan-persoalan yang
terjadi di dalam kelompok.
6. Membantu kelompok untuk berusaha menyempurnakan organisasi, kemudian
membantu para pemimpinnya memahami tugas.
7. Membantu kelompok dalam usahanya untuk memperoleh sumber-sumber yang
diperlukan.
8. Membantu individu-individu untuk saling menerima temannya dan saling bergaul
dengan penuh tanggung jawab sebagai sesama anggota kelompok.

3. Community Organization

Bimbingan sosial dengan masyarakat sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang
bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat serta menekankan dengan adanya prinsip
peran serta atau partisipasi masyarakat. Upaya tersebut cenderung mengarah pada
pemenuhan kebutuhan bidang tertentu di masyarakat seperti kesejahteraan keluarga,
kesejahteraan anak dan lain sebagainya. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam metode
ini adalah:

1. Penyusunan program didasarkan kebutuhan nyata yang mendesak di masyarakat.


2. Partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat.
3. Bekerja sama dengan berbagai badan dalam rangka keberhasilan bersama dalam
pelaksanaan program.
4. Titik berat program adalah upaya untuk pencegahan, rehabilitasi, pemulihan,
pengembangan dan dukungan.

B. METODE BANTU

1. Aksi Sosial

Merupakan upaya menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan atau menciptakan


sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhannya. Pekerja sosial berupaya memberikan
bimbingan kepada masyarakat untuk menyadari kekurangan, memahami akan potensi
dan sumber yang dimiliki dan berupaya mengatasi masalah secara bersama-sama.

2. Administrasi Kesejahteraan Sosial

Administrasi Kesejahteraan Sosial adalah sesuatu proses penyelenggarakan dan


pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang yang terorganisir dengan baik, dengan
menggunakan sumber fasilitas yang ada untuk memberikan pertolongan sosial kepada
masyarakat agar dapat meningkatkan fungsi sosial dan taraf hidupnya.
Fungsi administrasi kesejahteraan sosial:

1. Pengumpulan data dan sumber.


2. Analisa terhadap situasi sosial, pelayanan sosial untuk menentukan kebutuhan-
kebutuhan manusia.
3. Perumusan dan penentuan tujuan pelayanan kesejahteraan sosial.
4. Pengorganisasian usaha pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
5. Manajemen usaha pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
6. Komunikasi Sosial.
7. Tata Usaha.
8. Partisipasi Masyarakat.

Syarat administrasi kesejahteraan sosial:

1. Adanya proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok


orang.
2. Adanya usaha kerja sama sekelompok orang yang terorganisir secara baik.
3. Pelaksanaan usaha kerja sama diilhami oleh nilai-nilai pekerjaan sosial.
4. Adanya sumber, fasilitas dan dana.
5. Adanya tujuan yang hendak dicapai yaitu memberikan pertolongan kepada
masyarakat penyandang masalah sosial sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar.

3. Penelitian Pekerjaan Sosial

Penelitian pekerjaan sosial adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan


metode ilmiah untuk memperoleh informasi tentang berbagai permasalahan sosial, baik
aktual maupun potensial dalam upaya meningkatkan mutu pengetahuan pekerjaan sosial
maupun kualitas pelayanan sesuai tujuan pekerjaan sosial.

Dalam bekerja dengan individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat,


pekerja sosial menggunakan suatu pendekatan pemecahan masalah (problem-solving
approach). Proses pemecahan-masalah dapat dilustrasikan dalam beragam cara, namun
akan terdiri dalam tahapan berikut:

1. Mengidentifikasi secara jelas kemugkinan masalah atau masalah


2. Munculkan kemungkinan solusi arternatif
3. Mengevaluasi alternatif solusi
4. Memilih sebuah solusi atau solusi-solusi yang akan digunakan dan menetukan tujuan
5. Implementasi solusi
6. Tindak lanjuti untuk mengevaluasi apakah solusi bekerja.

Konseptualisasi pendekatan pemecahan masalah lainnya adalah proses perubahan


praktek pekerjaan sosial, yang akan dijelaskan berikut ini.
4. Proses Perubahan

Seorang pekerja sosial menggunakan suatu change process dalam bekerja bersama klien.
(Klien termasuk individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan masyarakat) Dewan
untuk Pendidikan Pekerjaan Sosial AS (2001) dalam EPAS (Educational Policy and
Accreditation Standards) menjelaskan sepuluh keterampilan yang dibutuhkan bagi
praktek pekerjaan sosial:

1. Mengikutsertakan klien dalam suatu hubungan kerjasama yang sesuai


2. Mengidentifikasi isyu, permasalahan, kebutuhan, sumber, dan asset
3. Mengumpulkan dan mengkaji informasi
4. Merencanakan penyediaan pelayanan
5. Menggunakan keterampilan-keterampilan komunikasi, supervise, dan konsultasi
6. Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasi secara empiris berdasarkan
disain intervensi untuk mencapai tujuan-tujuan klien
7. Menerapkan pengetahuan empiris dan teknologi terdepan (maju)
8. Mengevaluasi outcomes program dan efektivitas praktek.
9. Mengembangkan, menganalisa, mengadvokasi, dan memberikan kepemimpinan
untuk kebijakan dan pelayanan.
10. Mendukung keadilan sosial dan ekonomi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Social group work sebagai salah satu metode bantu dalam praktik pekerjaan
social merupakan suatu pelayanan terhadap kelompok yang bertujuan untuk
membantu mengembalikan anggota ke dalam keadaan berfungsi sosial dengan
cara mengambil manfaat dari pengalaman-pengalaman dalam kelompok yang
disusun secara sadar dan bertujuan. Adapun tahapan dalam social group work
antara lain:
a. Tahap pra kelompok,
b. Tahap memulai suatu kelompok, dan
c. Tahap mengakhiri suatu kelompok.
Tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar anggota
kelompok satu dengan yang lain dapat membuka diri dan berinteraksi dengan orang-
orang di sekelilingnya.
Sedangkan administrasi kesejahteraan sosial sebagai tindakan dari
staf/anggota yang memanfaatkan atau mentranformasikan kebijakan-kebijakan sosial
ke dalam pelayanan-pelayanan sosial. Ini dilakukan oleh para eksekutif. Proses yg
paling banyak digunakan, yaitu:
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (organizing),
3. Bimbingan (direction),
4. Pengarahan (commanding),
5. Koordinasi (coordination),

B. Saran
Social group work dan social welfare administration merupakan metode yang
digunakan dalam praktek pertolongan pekerjaan sosial. Kedua metode tersebut sama-
sama penting dalam menjalankan perananya. Penggunaan metode-metode tersebut
tergantung pada kasus atau permasalahan kalayan yang bersangkutan. Kemampuan
dari pekerja sosialpun menentukan apakah penggunaan metode-metode tersebut
dapat berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan kalayan. Hendaknya
penggunaan metode social group work dan social welfare administration harus selalu
berdampingan dengan metode-metode lain.
Sumber:
1. Pedoman Pekerjaan Sosial, Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur
2. http://kesos.unpad.ac.id/?p=645
TUGAS PRAKTIKUM 1

METODE PEKERJAAN SOSIAL

Disusun oleh :

Nur Apriyani (2014220033)


Intan Dwi Rahayu (2014220034)
Ni’ma Maula (2014220035)
Fadillah Fahmi (2014220039)
Jamilah Dian Saputri (2014220040)

Anda mungkin juga menyukai