Anda di halaman 1dari 53

KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PELAYANAN SOSIAL 2.

Dikenali dan dipahami, sehingga menimbulkan perhatian orang,


kekhususannya, dan ketersediaannya, termasuk juga persyaratan-
Kesejahteraan sosial adalah suatu fungsi terorganisasi yang persyaratan elijibilitasnya dan prosedur penggunaannya.
dipandang sebagai suatu kumpulan kegiatan yang dirancang untuk 3. Apabila pelayanan tertentu belum tersedia, hendaknya
memungkinkan perorangan-perorangan, keluarga-keluarga, kelompok- diselenggarakan, dibentuk, dikembangkan berdasarkan persetujuan,
kelompok dan masyarakat agar dapat mengatasi masalah-masalah sosial dukungan dan sesuai dengan harapan/kebutuhan masyarakat.
yang berubah-ubah. Kesejahteraan sosial juga memiliki fungsi lain yang
lebih luas, yaitu berkaitan dengan pembangunan sosial Negara. Didalam 4. Berdayaguna secara sedemikian rupa sehingga berlokasi di dekat dan
pengertian yang lebih luas tersebut, kesejateraan sosial berperanan dalam yang mendorong orang-orang (yang membutuhkan dan berhak untuk
hal ikut memberikan sumbangan pada peningkatan keefektifan mobilisasi memperoleh program-program dan pelayanan-pelayanan) untuk
dan konsolidasi sumber-sumber materil dan manusiawi dari Negara agar memanfaatkannya. Oleh karenanya perlu dilakukan kampanye-
dapat memenuhi persyaratan-persyaratan sosial dari perubahan dengan kampanye kepada masyarakat luas dan melakukan tindakan untuk
sukses dan oleh karenanya ikut berperanan dalam pembangunan bangsa. menjangkau orang-orang yang sulit dijangkau dalam rangka
penemuan kasus serta penentuan klien.
Kesejahteraan sosial merupakan suatu bentuk kelembagaan sosial 5. Menyediakan pelayanan rujukan sehingga klien memperoleh sumber-
yang dikembangkan oleh masyarakat untuk menyediakan sumber-sumber sumber dari tempat atau badan sosial lainnya.
dengan tujuan membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu institusi (kelembagaan) diwujudkan 6. Terkoordinasi dalam pemberian pelayanan. Hal ini berarti adanya
dalam bentuk undang-undang/hukum, kebijakan, pelayanan-pelayanan, keteraturan dan keserasian pemberian pelayanan tertentu dalam hal
badan-badan sosial, sukarelawan-sukarelawan, sejumlah profesi serta waktunya dan urutan-urutan kegiatannya.
sejumlah kelompok jabatan dalam rangka membantu orang memenuhi 7. Diadministrasi dan dikelola (managemen) sedemikian rupa sehingga
kebutuhan-kebutuhannya. pemberian dan penggunaan pelayanannya bersifat layak, resmi secara
hukum dan efisien.
Ciri-ciri pelayanan kesejahteraan sosial sebagai sumber-sumber
pemenuhan kebutuhan orang : 8. Dilakukan sedemikian rupa sehingga terkandung didalamnya
mengajarkan keterampilan kepada klien tentang bagaimana cara
1. Disampaikan atau ditawarkan secara langsung kepada klien dari memanfaatkan pelayanan. Termasuk juga mengajarkan keterampilan
badan sosial penyelenggara untuk dapat segera digunakan. Tidak tentang bagaimana cara membuat lamaran dan memperoleh
hanya pelayanan-pelayanan langsung seperti uang atau konseling pelayanan.
tetapi termasuk juga penggunaan organisasi badan sosial sebagai
suatu lingkungan yang bersifat penyembuhan, dan pemberian Prinsip-prinsip yang melandasi pelayanan kesejahteraan sosial :
penjelasan tentang apa saja yang bisa diperoleh dari badan sosial dan 1. Setiap orang yang mebutuhkan pelayanan harus diperlakukan secara
keterbatasannya, serta struktur, kebijakan dan prosedur-prosedur yang adil dan sama dalam memperoleh pelayanan sosial secara memadai.
berlaku di badan sosial tersebut.

1 2
2. Keefektifan pencapaian tujuan pelayanan harus berdasarkan analisis a. Membuat rencana secara cermat dan mengembangkan program-
dan penelitian lebih dari sekedar berdasarkan kepercayaan dan program yang bersifat tanggap terhadap keadaan dan
keyakinan. perkembangan masyarakat;
3. Tujuan-tujuan dan tugas-tugas pemberian pertolongan harus nyata, b. Administrasi, supervisi dan kinerja staf yang efisien dan
tertentu, terbatas dan sifatnya cenderung jangka pendek agar bertanggung jawab;
berkemungkinan memperoleh hasil yang baik. c. Kesepakatan dan kolaborasi antar satuan kerja didalam
organisasi;
4. Badan-badan sosial dan sistem kesejahteran sosial harus d. Penyesuaian secara fleksibel terhadap perubahan;
memiliki/berdasarkan pada kepemimpinan yang efektif dan dikelola e. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pola tanggung jawab
(managemen) secara bertanggung jawab. dan keahlian dengan selalu melakukan penelitian dan monitoring.
5. Peningkatan sistem kesejahteraan sosial dan ketanggapan untuk 2. Meningkatkan sistem pemberian pelayanan kesejahteraan sosial
memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang dengan segera hanya dapat dengan cara memperbaiki struktur-struktur kerjasama antar organisasi
diwujudkan apabila terdapat keseimbangan yang optimal diantara dari berbagai badan sosial dan pelaksanaan program-programnya
pelayanan kasus dan pelayanan kebijakan. yang tidak memadai, kuno, ritualistik, tidak praktis, bersaing,
tumpang-tindih atau tidak terkoordinasi. Hal ini dapat dilakukan
Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan diantara : dengan cara-cara :
a. Pelayanan “keras”, seperti bantuan keuangan dan pelayanan
“lunak”, seperti pelayanan konseling. a. Penciptaan pola-pola baru koordinasi antar badan sosial;
b. Pelayanan langsung dan pelayanan aksi sosial yang bersifat b. Pembagian kerja dan pertukaran sumber-sumber antar badan
pembelaan. sosial;
c. Terintegrasinya jaringan pelayanan sosial dan kebijakan- c. Memelihara standar-standar professional, etis dan tehnis dari
kebijakan serta program-program yang komprehensif serta program-program pelayanan didalam masing-masing badan sosial
terkoordinasi. dan dalam kaitannya dengan jaringan pelayanan kesejahteraan
d. Hasil akhir dari pelayanan kesejahteraan sosial haruslah sesuai sosial.
dengan kebutuhan, disampaikan secara kompeten dan diterima 3. Pengaturan kembali (redistribute) pelayanan-pelayanan kepada
oleh orang yang membutuhkan pada waktu yang tepat. orang-orang yang paling membutuhkan. Hal ini dilakukan dengan
cara, menghindarkan orang yang paling membutuhkan memperoleh
Tugas-tugas pekerja sosial dalam rangka mengembangkan pelayanan sedikit sedangkan kelompok orang menengah memperoleh lebih
kesejahteraan sosial : banyak dari orang miskin.
1. Memelihara dan meningkatkan keefektifan pelaksanaan fungsi 4. Mendorong lembaga-lembaga kesejahteraan sosial formal
lembaga-lembaga/badan-badan sosial dan pemberian pelayanan memberikan dukungan kepada sistem tolong menolong alamiah yang
kepada klien secara memadai dan segera. Hal ini dapat dilakukan terdapat di masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
dengan cara-cara : menyediakan dana dan sumber-sumber lain bagi kelompok-kelompok
swadaya serta berupaya secara terus menerus untuk memperkuat
perasaan dan keterikatan yang kuat yang ada di dalam kelompok-
3 4
kelompok tersebut “sesuatu yang secara bersama dianggap baik”, MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL SECARA EFEKTIF
juga memperkuat volunterisme dan nilai-nilai altruistik. DALAM ORGANISASI SOSIAL
5. Merencanakan dan menciptakan program-program sosial baru yang
berbentuk sarana sosial (social utilities) yang dibutuhkan seperti panti Keefektifitasan dalam hal pelayanan sosial ternyata memiliki tiga
penitipan anak, panti jompo, panti asuhan dan sebagainya. Hal ini aspek kerja yang dapat kita ketahui, yaitu keberhasilan organisasi untuk
dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan kampanye-kampanye menghasilkan perubahan pada sasaran pelayanan (klien), apakah
pendidikan masyarakat dan terhadap kelompok masyarakat yang perorangan, keluarga, kelompok, organisasi, masyarakat atau lingkungan.
membutuhkan dan proyek-proyek demonstrasi dalam rangka Contoh dari hal ini adalah perorangan dan keluarga memerlukan
membantu terciptanya program-program baru tersebut termasuk perubahan perilaku, pengetahuan, sikap, tingkat keterampilan, perubahan
memperoleh dukungan dananya. status sosial atau perubahan kondisi lingkungan yang tidak sehat. Contoh
lain adalah organisasi sosial memerlukan perubahan dalam hal
6. Mengubah dan membantu menyusun kebijakan kesejahteraan sosial. perencanaan atau koordinasi, agar dapat mengembangkan pelayanan-
Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara : pelayanan sosial baru atau menata kembali menyediakan sumber-sumber
a. Menciptakan kebijakan-kebijakan, standar-standar dan peraturan- lagi sasaran pelayanan atau bagi program baru. Hal lain yang dapat kita
peraturan baru bagi lembaga/badan sosial atau sistem pelayanan; lihat adalah kualitas pelayanan atau seberapa kompeten (berkemampuan
b. Mengumpulkan data tentang kebutuhan-kebutuhan masyarakat tinggi) organisasi melaksanakan metode-metode dan teknik-teknik yang
yang tidak terpenuhi atau akibat-akibat negatif dari kebijakan- dibutuhkan untuk mencapai tujuan pelayanan.
kebijakan tertentu; Kualitas pelayanan dapat diukur berdasarkan standar yang dibuat
c. Mengambil isyu-isyu yang ada di masyarakat agar menjadi oleh organisasi atau dari literatur profesional atau dari lembaga-lembaga
perhatian masyarakat dan mendorong munculnya tindakan yang bertugas mengatur. Contoh dari kualitas pelayanan adalah tepat
masyarakat; waktu, taat azas, dapat diakses, manusiawi, dan kelayakan teknis
d. Mengorganisasi dan berpartisipasi di dalam kelompok-kelompok pelayanan. Dan yang terakhir kepuasan klien (sasaran pelayanan), yaitu
serta koalisi-koalisi penduduk dan professional yang terbentuk berkaitan dengan penilaian klien tentang kualitas dan pengaruh
untuk mengadakan perubahan perundang-undangan; pelayanan. Kepuasan klien dapat juga diperoleh dari data tentang tingkat
e. Berpartisipasi di dalam proses-proses politik yang ada kehadiran klien, pemutusan hubungan yang terlalu awal, permintaan
dimasyarakat dan memberikan kesaksian dihadapan lembaga- klien untuk memperoleh lagi pelayanan, dan rujukan dari klien-klien
lembaga legislatif dalam kaitannya dengan pembuatan undang- sebelumnya.
undang yang diusulkan.
Setelah mengetahui tiga aspek untuk mengetahui keefektifitasan
pelayanan sosial, terdapat juga aspek-aspek yang digunakan untuk
mengukur indikator kinerja organisasi/lembaga pelayanan sosial seperti
keluaran, yaitu kuantitas pelayanan yang diberikan dan apakah pelayanan
diberikan kepada klien yang tepat. Kemudian produktivitas, yaitu
penggunaan sumber-sumber secara efisien untuk memberikan pelayanan.
Lalu perolehan sumber-sumber, yaitu keberhasilan organisasi sosial

5 6
mendapatkan sumber-sumber dari lingkungannya, dan kemampuan untuk nilai-nilai organisasi sosial. Penanaman nilai-nilai tidak dilakukan secara
menjaga agar penurunan anggaran sekecil mungkin. sepihak oleh pimpinan organisasi sosial. Manajer berinteraksi dengan
kelompok orang-orang didalam organisasinya serta dengan orang-orang
Pengelolaan organisasi sosial yang berorientasi pada efektifitas
terkait juga dengan bagaimana meningkatkan kinerja dari aspek keluaran, diluar organisasi sosial, berupaya untuk memahami nilai-nilai dan minat-
efesisiensi dan perolehan sumber-sumber agar dapat meningkatkan minat mereka dan sejauh mungkin mengupayakan tercapainya
efektifitas pelayanan. kesepakatan. Makna terpenting dari interaksi ini adalah memelihara
komitmen yang kuat dan teguh pada nilai-nilai inti bahkan lebih jauh lagi
menguji keteguhan dan kekuatan komitmen tersebut apabila menghadapi
Unsur-Unsur Pengelolaan Berorientasi Efektifitas penentangan dan ketidakenakan. Administrasi organisasi sosial yang
Ada beberapa dimensi-dimensi (segi-segi) pengelolaan pelayanan berorientasi pada efektifitas menuntut manajer untuk mengkaitkan
sosial secara efektif, yang pertama Penanaman Nilai-Nilai Pengalaman kualitas pelayanan dan kemanfaatannya kepada klien dengan tujuan
menunjukkan bahwa misi badan sosial dan keefektifitasannya organisasi sosial yang luas, maksudnya adalah harus dapat menunjukkan
berhubungan erat dengan peranan kritis dari seorang manajer dalam keefektifan dari pencapaian tujuan-tujuan khusus secara terperinci.
menanamkan nilai-nilai dan membentuk karakter organisasi sosial Pelayanan yang efektif berkaitan dengan tercapainya ketersediaan
tersebut. Para pakar menyatakan bahwa organisasi sosial tidak hanya alternatif yang seluas mungkin bagi klien, terpeliharanya keutuhan
membutuhkan, tujuan yang jelas, peranan-peranan yang terstruktur, keluarga, terlindunginya hak-hak perempuan dalam hubungan suami
pegawai yang kompeten, dan sumber-sumber yang memadai untuk isteri, dan terjaminnya hak-hak anak secara stabil dalam hubungan
melaksanakan kegiatan dengan baik, tetapi yang lebih penting adalah keluarga yang berjangka panjang.
organisasi membutuhkan nilai-nilai, simbol-simbol atau lambang- Poin kedua, dalam dimensi pengelola pelayanan adalah Pemilihan
lambang dan kepercayaan-kepercayaan yang memberikan suatu makna Teknologi Pelayanan. Teknologi merupakan seluruh proses transformasi
sosial pada proses-proses dan hasil-hasil yang dicapai organisasi, juga (pengubahan) yang terjadi dalam organisasi, meliputi : peralatan yang
dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan digunakan, pendidikan dan keahlian karyawan serta prosedur kerja yang
ketidakpastian dan ketidakjelasan. Nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan digunakan dalam seluruh kegiatan. Teknologi pelayanan mencakup
dan simbol-simbol dianggap sebagai sumber yang sangat penting untuk kegiatan-kegiatan khusus staf, penggunaan sumber-sumber untuk
memberi arah, semangat dan kepuasan bagi anggota-anggota organisasi menyediakan pelayananan, administrasi kegiatan-kegiatan yang
dan juga sebagai alat atau sarana yang sangat penting untuk membangun terencana untuk menangani klien, teknik-teknik memecahkan masalah
dukungan dan kepercayaan dari lingkungan (pihak-pihak yang terlibat) dan kegiatan-kegiatan organisasi lainnya. Organisasi memerlukan
luar. teknologi pelayanan yang diterapkan pada klien untuk mencapai tujuan
Penanaman nilai-nilai merupakan proses yang berlangsung terus yang diharapkan. Program-program tertentu, misalnya lembaga
menerus dan merupakan pencerminan fungsi manajer sehari-hari, konsultasi keluarga, memerlukan sejumlah pelayanan dengan
terutama dalam rangka mengatur penggunaan sumber-sumber, menggunakan banyak teknik pemecahan masalah. Teknologi pelayanan
memberikan penghargaan kepada karyawan dan pemberian yang diperlukan tergantung dari tujuan badan sosial, pegawai yang ada
pelayanan/pemecahan masalah klien. Penanaman nilai-nilai tercermin dan karakteristik klien yang dilayani. Peranan administrator atau manajer,
dari bagaimana pimpinan organisasi sosial mengemudikan organisasi terutama yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program, adalah
sosial di dalam masyarakat dan bertindak secara taat asas sesuai dengan memahami hasil-hasil penelitian tentang berbagai teknologi pelayanan
7 8
yang efektif untuk dijadikan pertimbangan dalam memilih strategi sosial diharapkan dapat menetapkan pengukuran keberhasilan yang
program yang layak. Manajer wajib menugaskan stafnya untuk menilai sesuai dengan tujuan-tujuan organisasinya.
dan mengkaji bukti-bukti tentang keberhasilan berbagai teknologi
Pada poin keempat adalah menerapkan standar dimana
pelayanan sebelum digunakan dalam pemberian layanan. Manajer perlu kemampuan untuk mengukur keberhasilan pelayanan sangat dibutuhkan
meningkatkan strategi untuk memperoleh informasi dan melakukan bagi administrasi yang berorientasi pada keefektifan, namun itu saja
berbagai uji coba dilingkungan badan sosialnya serta mendukung dan belumlah cukup. Hal lain yang sangat diperlukan adalah data tentang
memberikan penghargaan kepada pekerja yang mengkaji secara kinerja/keberhasilan, dapat dibandingkan dengan beberapa standar
sistematis praktek-praktek pelayanan yang mereka laksanakan. Badan (patokan) atau harapan-harapan tentang tingkat pencapaian yang
sosial juga perlu menyediakan anggaran atau memberikan waktu kepada diinginkan. Apabila hal ini tidak dilakukan tidak akan banyak
pekerja untuk mengikuti pelatihan, konferensi atau seminar, loka karya, manfaatnya bagi pembuatan keputusan manajer. Sebagai gambaran,
bimbingan teknis untuk memperoleh teknologi pelayanan yang lebih misalnya bagaimana manajer mengetahui apakah sekumpulan data
efektif. kinerja dari suatu program berada dibawah atau diatas harapan ; contoh
Sedangkan ketiga, yaitu memerinci dan mengukur kriteria lainnya, dalam suatu program penanggulangan anak terlantar, bagaimana
keefektifan. Efektifitas pelayanan bukanlah suatu gejala yang mudah manajer mengetahui apabila dikatakan, bahwa 60% dapat diatasi, apakah
diseragamkan serta unsur-unsurnya tidaklah mudah dikenali. Dimensi pencapaian ini terlalu banyak ataukah terlalu sedikit ?
utama dari efektifitas, seperti telah diuraikan sebelumnya, adalah Penentuan standar diperlukan untuk menilai pencapaian yang
kemampuan organisasi sosial untuk mengubah sikap-sikap, persepsi diri, telah dikerjakan oleh organisasi sosial. Organisasi sosial dapat
perilaku, status atau kondisi sosial yang tidak diinginkan, persoalannya mengetahui apa yang sudah dicapai, apa yang seharusnya dicapai dan
adalah bagaimana menilai atau memprioritaskan berbagai ukuran tentang mengetahui bidang-bidang atau segi-segi apa saja yang perlu
keluaran ini. Yang mana yang paling penting? Menetapkan kriteria ditingkatkan. Penentuan standar kinerja pada umumnya dilakukan dengan
keefektifitasan terdapat 2 faktor utama didalammya, apakah beberapa cara, seperti ditetapkan oleh lembaga donor atau lembaga yang
menitikberatkan pada keluaran (out put) ataukah proses dan apakah memberikan kontrak kerja, ditetapkan secara intuitif yaitu berdasarkan
berkaitan dengan nilai-nilai klien (perubahan-perubahan atau kepuasan perasaan atau perkiraaan, berdasarkan pada analisis perkembangan
klien), nilai-nilai pegawai/organisasi (kinerja pegawai/organisasi) tingkat kinerja sebelumnya, dengan membandingkan data dari berbagai
ataukah nilai-nilai lembaga donor (kriteria/persyaratan dari penyandang organisasi sosial yang memberikan pelayanan yang sama dan klien yang
dana). sama, berdasarkan pada norma-norma yang diperoleh melalui penelitian
Dalam hal ini manajer juga perlu mengupayakan kesepakatan lapangan. Dan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi memerlukan
antar berbagai unsur yang terikat yaitu konsumen pelayanan (klien), penyempurnaan terus menerus sesuai dengan pengalaman dan
organisasi pemberi palayanan dan lembaga penyandang dana. Upaya- perubahan-perubahan yang terjadi.
upaya untuk menetapkan ukuran keefektifan akan lebih berhasil apabila
Untuk unsur yang kelima, penentuan Pola Manajemen dan
telah dimiliki sejumlah teknik atau pedoman pengukuran yang telah teruji pengaturan organisasi. Penentuan Pola Manajemen dan pengaturan
dan terpecaya. Teknik atau pedoman pengukuran tersebut misalnya
organisasi berkaitan langsung dengan keefektifan pemberian pelayanan
pedoman tentang perilaku anak jalanan, pedoman tentang kriteria karena berpengaruh pada kinerja pekerjaan. Pola Manajemen dan
keluarga sejahtera, pedoman tentang kriteria lingkungan pemukiman pengaturan organisasi disamping yang bersifat umum, perlu juga
yang sehat, standarisasi panti sosial dan sebagainya. Setiap organisasi
9 10
ditetapkan yang bersifat khusus sesuai dengan kondisi kerja dan jenis tugas. Kegiatan pimpinan yang berkaitan dengan tugas-tugas penting
pelayanan yang diberikan. artinya untuk mendukung dan meningkatkan kinerja pekerja.
Unsur-unsur manajemen dan organisasi yang perlu diperhatikan Kegiatan pimpinan dalam melakukan supervisi yang paling
adalah penyediaan sistem informasi khususnya berkaitan dengan umpan berpengaruh pada kinerja pegawai diantaranya memerinci pencapaian
balik hasil-hasil pelayanan, dimana informasi yang dimaksud mengenai kinerja (perfomance outcomes) yang diinginkan, menjelaskan tugas-
hasil-hasil (keluaran) pelayanan perlu disediakan tepat waktu, mudah tugas dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil
dipahami dan terperinci sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. yang diinginkan, memberikan umpan balik secara terperinci kepada
Informasi tersebut harus dapat digunakan oleh pekerja untuk melihat pekerja tentang pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik dan belum
hubungan antara tindakannya dengan hasilnya terhadap klien. baik, menjelaskan dan memberikan penghargaan pada hasil kerja yang
Informasi tentang hasil-hasil pelayanan tidak hanya bermanfaat baik serta menjelaskan kemampuan kerja yang perlu ditingkatkan, dan
bagi proses pembelajaran dan pengembangan profesionalitas pekerja tapi memberikan penghargaan kepada pekerja yang meningkatkan
juga bagi manajer untuk kegiatan penilaian dan penataan. Kegiatan kemampuan kerja mereka untuk mencapai tujuan pelayanan.
melakukan umpan balik terhadap hasil-hasil pelayanan secara terus Walaupun keefektifan pelayanan memerlukan keaktifan pimpinan
menerus juga dapat memperkuat komitmen organisasi untuk melakukan organisasi dan supervisor, namun manajer perlu meningkatkan peran
yang terbaik bagi kepentingan klien. Lebih lanjut, informasi yang aktif pekerja dalam pembuatan putusan dan memberikan
tersedia tersebut dapat menjelaskan kepada pekerja tentang perubahan kelonggaran/keleluasaan bagi pekerja untuk bertindak secara kreatif. Para
yang telah terjadi pada klien dan pada gilirannya dapat memberikan pekerja disatu segi wajib mengikuti sistem, mekanisme dan prosedur
pengaruh yang besar pada kinerja pekerja serta mengurangi kemungkinan kerja yang telah ditetapkan oleh organisasi sosial, namun para pekerja
terjadinya kesalahan pelayanan. Selain unsur-unsur manajemen dan diberi kesempatan untuk berperan menentukan rencana, strategi dan
organisasi yang harus diperhatikan, dalam poin ini juga diperlukan aturan-aturan dalam melaksanakan kegiatan apabila dibutuhkan oleh
pelaksanaan supervisi (pembimbingan kepada pekerja). Supervisi yang kondisi dilingkungan kerjanya.
dimaksud merupakan fungsi kepemimipinan yang berpengaruh besar Poin terakhir dalam unsur-unsur pengelolaan berorientasi
pada kinerja pekerja. efektifitas atau poin keenam, memperoleh dukungan lingkungan untuk
Kegiatan-kegiatan pokok manajer atau pemimpin dalam supervisi keefektifan program. Dalam poin ini organisasi sosial dapat menggali
meliputi 2 faktor, yaitu berkaitan dengan pemberian perhatian yang dukungan penyediaan sumber-sumber di lingkungannya untuk mencapai
meliputi menciptakan hubungan sosial, memberikan dukungan, keefektifan pelayanan. Paling sedikit ada enam jenis sumber-sumber
menunjukkan simpati, dan memperlakukan pekerja secara perorangan, yang diperlukan oleh organisasi sosial, yaitu uang dan pinjaman (kredit)
dan faktor selanjutnya adalah berkaitan dengan tugas-tugas yang meliputi untuk membiayai pelayanan dan berbagai kegiatan organisasi. Kemudian
mengembangkan struktur pekerjaan, merumuskan tujuan, menguraikan pekerja seperti administrator, pekerja sosial, konselor, staf teknis dan staf
tugas-tugas, monitoring dan evaluasi kinerja serta memberikan umpan pendukung lainnya. Klien yang kebutuhan dan minatnya perlu dilayani
balik tentang tugas-tugas secara terperinci. oleh organisasi. Pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan bagi
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata pimpinan organisasi sosial keberhasilan pelaksanaan pelayanan. Selanjutnya pelayanan pelengkap
lebih mengutamakan kegiatan yang berkaitan dengan pemberian dari organisasi sosial lain untuk menjamin keefektifan pelayanan oleh
perhatian dibandingkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan tugas- organisasi. Dan dukungan sosial dan pengesahan (legitimasi) dari
11 12
lingkungan untuk organisasi. Pengesahan yang diperlukan bisa saja Kemudian strategi organisasi sosial berperan aktif dalam
berbentuk Undang-Undang atau Peraturan. Dukungan sosial, misalnya perumusan kebijakan, harapan dan kriteria-kriteria evaluasi yang
dari calon klien, organisasi kemasyarakatan, lembaga pemerintah atau dilakukan oleh lembaga-lembaga pengendali dana.
organisasi sosial lainnya. Organisasi-organisasi sosial perlu melakukan lobi, membantu
Upaya ini juga untuk memperoleh dan mengelola sumber-sumber kampanye yang dilakukan oleh DPR, mengikuti Rapat Dengar Pendapat
ini memerlukan sejumlah kegiatan dengan unsur-unsur (lembaga- ketika sedang dilakukan pembicaraan tentang perubahan-perubahan
lembaga) di lingkungan yang menguasai/mengendalikan sumber-sumber peraturan yang kesemuanya ini merupakan jalan bagi pimpinan
tersebut. Pimpinan organisasi sosial tidak jarang merasa pesimis untuk organisasi sosial untuk mempengaruhi penentuan prioritas kebijakan.
memperoleh sumber-sumber karena beranggapan, bahwa penyediaan Taktik lain yang perlu dilakukan pimpinan organisasi sosial adalah
sumber-sumber yang memiliki kekuasaan besar seperti legislatif, memasukkan penentu kebijakan di lembaga-lembaga penyandang dana
pembuat kebijakan dan lembaga-lembaga donor cenderung terlalu dalam berbagai kegiatan organisasi sosial seperti dalam kepengurusan,
menekankan pada ukuran-ukuran kinerja seperti tingkat hasil kerja dan kepanitiaan, dan loka karya yang dilakukan organisasi sosial agar
efisiensi ketika melakukan evaluasi pada organisasi sosial. Suatu memahami dan membuktikan sendiri keefektifan pelayanan yang
organisasi sosial dapat memperoleh sumber-sumber apabila dinilai baik dikerjakan.
berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan oleh lembaga-lembaga Pada akhirnya, keefektifan pelayanan dari suatu organisasi sosial
pengendali sumber-sumber tersebut. merupakan indikasi utama bagi keberhasilan manajemen pelayanan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pendapat para pakar sosial.
terdapat beberapa strategi untuk memaksimalkan otonomi organisasi
sosial dan mempengaruhi penyedia atau pengendali sumber-sumber,
seperti menunjukkan kepada lembaga-lembaga tersebut bahwa organisasi
sosial atau program-programnya dapat efektif dengan caranya sendiri.
Suatu organisasi sosial harus dapat menunjukkan keberhasilan-
keberhasilannya selama melayani klien dalam beberapa periode waktu.
Penjelasan tentang keberhasilan ini dapat mengubah prioritas dan kriteria
penilaian dari pembuat kebijakan dan lembaga penyandang dana.
Strategi lain adalah mengurangi ketergantungan dari organisasi
sosial dengan melakukan difersifikasi (penganekaragaman) sumber-
sumber pendukung. Strategi ini dapat meningkatkan kemampuan
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan pelayanan sesuai dengan
tujuan yang telah dibuat agar terhindar dari kemungkinan mengalami
hambatan keuangan. Strategi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
pemotongan atau penghentian bantuan dari penyandang dana.

13 14
HAKEKAT ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL 3. Pelayanan Sosial sebagai Pekerjaan Gender.
Berdasarkan sejarah, perawatan orang yang dipercayakan kepada
Organisasi Pelayanan Sosial (Human Services perempuan, dan birokratisasi perawatan orang mengakibatkan
Organization/HSO) pada dasarnya merupakan wujud dari kepedulian lazimnya pekerja pelayanan sosial adalah perempuan. Ideologi
masyarakat, kewajiban masyarakat pada kesejahteraan dan kemakmuran patrialhat “memandang perempuan sebagai perawat dan pria sebagai
warga Negara serta keyakinan dan ketanggapan pada kebutuhan- penyedia dalam sistem upah di keluarga merupakan pembenaran bagi
kebutuhan manusia. perempuan dalam kesejahteraan sosial”.
Perempuan kebanyakan dalam posisi pelayanan langsung pada
Sifat-sifat yang melekat dalam Human Services Organization/HSO: badan sosial, sedangkan pria cenderung menempati posisi
1. Orang sebagai “Bahan Mentah (Raw Material)”. administratif dan pemegang kekuasaan. Perempuan kebanyakan
Semua organisasi membutuhkan bahan mentah sebagai masukan menempati posisi terbatas atau tanpa otonomi.
untuk menghasilkan hasil kegiatan pokok Human Services Perempuan sebagai pekerja digaris depan mengakibatkan
Organization/HSO adalah memproses, memelihara atau mengubah implikasi yang sangat besar terhadap Human Services
orang yang menjadi kewenangannya atau proses transformasi. Organization/HSO. Kenyataan ini mengakibatkan terjadinya konflik
a. Klien dapat memberikan reaksi dan mempengaruhi pekerjaan; diantara nilai-nilai yang ada di dalam diri perempuan yang di
b. Klien dapat berpartisipasi dalam pekerjaan itu sendiri, yaitu dapat bawanya ke lingkungan kerjanya dari norma-norma birokrasi.
menjadi pekerja. Perempuan menjunjung tinggi nilai-nilai kepedulian, empati,
pengasuhan dan kerjasama, sedangkan pria yang mendominasi
2. Pelayanan Sosial merupakan Pekerjaan Moral. birokrasi menghargai kompetisi, individualisme dan instrumentalisme
Setiap kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan klien tidak serta merendahkan ciri-ciri feminis. Akibatnya, perempuan dianggap
hanya berbentuk pelayanan nyata seperti administrasi, memberikan sebagai bawahan dan memiliki peranan yang tergantung dalam
bantuan atau konseling keluarga, tetapi juga berbentuk penilaian birokrasi. Sejalan dengan pemikiran ini, struktur organisasi pelayanan
moral, dan martabat sosialnya. Ketika kita bekerja dengan orang, kita sosial tidak hanya menghambat kemampuan perempuan untuk
sendiri memiliki dan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tindakan kita mengoptimalkan nilai-nilai kepedulian, tetapi juga gagal untuk
tidak bisa bebas nilai. memberikan penghargaan yang memadai kepada mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketanggapan pekerja terhadap Tugas merawat orang, pada dasarnya merupakan kegiatan yang
klien adalah: tidak bersifat rutin, memerlukan ikatan pribadi dan sifat-sifat
a. Persepsi tentang martabat sosial, misalnya anak-anak lebih pemerhatian diantara pekerja dengan klien. Perawatan yang terbaik
penting daripada orang tua; dilakukan di kelompok primer seperti keluarga, pertemanan dan
b. Asumsi tentang siapa klien yang berhak mendapat pelayanan, ketetanggaan. Apabila fungsi perawatan didelegasikan (diserahkan)
misalnya pemabuk kurang berhak; ke organisasi formal, dilakukan standarisasi dan rutinitas terhadap
c. Pertimbangan tentang tuntutan yang syah terhadap peranan yang perawatan orang demi efisiensi dan efektifitas. Apabila pekerja
mereka lakukan; memberikan pelayanannya bersifat individualisasi, hal itu berarti
d. Konsepsi moral tentang kebutuhan klien. mengabaikan tugas-tugas yang terstandarisasi, mengabaikan
15 16
kepentingan kebanyakan orang untuk kepentingan sejumlah kecil interes yang penting. Organisasi atau kelompok tersebut adalah
orang, dan atau dapat mengerjakan dengan baik, diluar batas-batas lembaga-lembaga pemerintah, asosiasi professional, organisasi-
pekerjaan yang sewajarnya sehari-hari. organisasi pelayanan sosial lainnya, serta asosiasi politik dan
Pandangan yang mempersamakan perawatan yang bersifat kemasyarakatan lainnya. Jadi, organisasi pelayanan sosial merupakan
individualisasi dengan pekerjaan “kewanitaan” dan perawatan yang stempel (pencerminan) dari “organisasi-organisasi yang
rutin dengan pekerjaan “kejantanan” tidaklah sesederhana itu. terlembagakan” tadi. Oleh karenanya pertumbuhan dan kelanjutan
Orientasi feminisme (kewanitaan) terhadap pelayanan sosial Human Services Organization/HSO tidak begitu bergantung dari
(walaupun tidak berarti pandangan semua perempuan), yang kecakapan teknis mereka, tetapi lebih bergantung pada simbol-simbol
terkandung di dalamnya nilai-nilai organisasi rasional, bentuk dan kultural dan sistem keyakinan yang dominan, yaitu peraturan-
struktur pelayanan, pada umumnya tidak diterapkan pada pelayanan peraturan kelembagaan. Sumber utama dari peraturan kelembagaan
sosial. tersebut adalah Negara (pemerintah) dan profesi. Kepatuhan pada
kebijakan dan peraturan pemerintah memberikan landasan hukum
Nilai–nilai feminisme menitik beratkan pada egaliterianisme (legitimasi) untuk memperoleh dana dari pemerintah. Pada
(kesamarataan) lebih daripada hirarkhis (bertingkat), kooperasi gilirannya, profesi memberikan persetujuan (sanksi) terhadap
daripada kompetisi, perawatan/pengasuhan lebih daripada teknologi pelayanan yang digunakan oleh Human Services
individualisme keras, damai lebih daripada konflik. Orientasi Organization/HSO.
pelayanan feminis, memusatkan perhatian pada pemberdayaan klien,
memberikan kepada klien perasaan berkekuatan dan kemampuan Lingkungan kelembagaan berada di dalam masyarakat yang
mengendalikan lingkungan hidupnya, memperoleh pemahaman yang pluralistik secara kultural serta bercorak heterogen dan selalu
lebih baik tentang aspek-aspek politik dan sosial yang lebih luas dari bergolak, disamping itu terdiri dari berbagai kelompok interes
keadaan kesulitan yang mereka alami dan mengembangkan (kepentingan) yang beraneka ragam yang menganut norma-norma
keterampilan untuk menggunakan kekuatan baik secara perorangan dan nilai-nilai yang tidak jarang saling bertentangan. Meskipun
maupun kolektif untuk merubah lingkungan kehidupan mereka. dibawah kendali pemerintah dan profesi, berbagai kelompok
Menurut faham feminisme, struktur organisasi sebaiknya bersifat kepentingan tersebut membawa juga ideologi yang saling bersaing
kolektif lebih daripada birokratis, demokrasi partisipatoris lebih yang menghasilkan ketidakstabilan dan perubahan. Lebih lanjut,
daripada kewenangan dan pengendalian hirarkhis. kekuatan-kekuatan sosial lainnya seperti semakin meningkatnya
heterogenitas etnis, jumlah penduduk lanjut usia, masuknya
4. Pentingnya Lingkungan Kelembagaaan. perempuan kedalam angkatan kerja, dan pengenalan teknologi
Karena organisasi pelayanan sosial berkaitan dengan pekerjaan semuanya memunculkan tuntutan-tuntutan yang normatif (ingin
moral dan jender, organisasi ini menghadapi persoalan legitimasi diwujudkan) yang ikut menyumbang pada lingkungan kelembagaan
(pengakuan yang sah) yang pelik. Human Services Organization/HSO yang bergejolak.
harus selalu berupaya untuk memperoleh dukungan terhadap posisi Human Services Organization/HSO tidak hanya dipaksa untuk
moral mereka dengan mengacu/merujuk pada sistem moral yang telah membuat pilihan-pilihan diantara sistem moral yang membuat
melembaga di lingkungan mereka. Human Services pilihan-pilihan diantara sistem moral yang saling bersaing tetapi juga
Organization/HSO mengambil dan menjunjung tinggi sistem moral wajib menyesuaikan dengan sistem moral baru yang sedang menguat
yang didukung oleh organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok di masyarakat. Cara-cara pelayanan yang kemarin bisa jadi dengan
17 18
cepat tidak dapat diterima lagi pada hari ini. Bekerja didalam teknologi menuntut perubahan peraturan-peraturan kelembagaan.
lingkungan kelembagaan yang bergejolak berarti Human Services Perubahan (inovasi) teknologi perlu memperoleh legitimasi dari
Organization/HSO tidak bisa menjamin akan memperoleh legitimasi lingkungan kelembagaan. Upaya yang dilakukan dengan
(pengarahan/pengakuan) dan oleh karenanya berada dalam keadaan menunjukkan kemampuan memperkuat nilai-nilai dan norma-norma
rawan dihadapkan pada tantangan. Tantangan yang sering dihadapi yang penting, yaitu dengan menunjukkan efektifitas dan efisiensi
berkaitan dengan ketidakpastian fiskal (kenangan). Menghadapi hal seperti yang ditetapkan oleh lingkungan kelembagaan dan
ini Human Services Organization/HSO harus selalu mengupayakan dipraktekkan didalam lingkungan teknologi.
pembenaran terhadap anggaran mereka dan legitimasi terhadap Human Services Organization/HSO cenderung menggunakan
organisasi mereka. Upaya yang dilakukan oleh Human Services teknologi yang didukung/disetujui oleh lingkungan teknologi.
Organization/HSO adalah bertindak sebagai “wiraswasta moral”, Persetujuan tersebut menunjukkan kemanfaatan teknologi tersebut
yaitu mempengaruhi pandangan publik dengan cara melakukan dalam meningkatkan nilai-nilai sosial tertentu. Dalam pengertian
kategorisasi moral terhadap klien. Contoh dari hal ini adalah “orang inilah teknologi pelayanan sosial mencerminkan ideologi praktek,
tua dipandang sebagai bagian dari pemecahan masalah lebih dari yaitu memperteguh (menguatkan) sistem keyakinan tertentu tentang
pada masalahnya”. Orang tua dianggap penting dan bersama guru apa yang “baik” bagi klien dan keberhasilannya diukur dari sudut
bersama-sama merumuskan dan melaksanakan pendidikan bagi anak- keyakinan tersebut. Keyakinan-keyakinan ini memberikan landasan
anaknya (ilustrasi dari tugas pekerja sosial di sekolah). bagi pelaksanaan praktek.
Kualitas teknologi pelayanan sebagian tergantung dari tingkat
5. Teknologi Pelayanan Sosial sebagai Pengundangan Ideologi-Ideologi kesepakatan tentang kemanfaatannya. Kesepakatan tersebut tidak
Praktek. selalu terjadi, disebabkan oleh ketidakterbatasan teknologis, yaitu
Bekerja dengan orang memasyarakatkan Human Services ketidaktentuan dan ketidakdapat diperkirakannya akibat-akibat
Organization/HSO untuk memilih teknologi yang disetujui dan diakui teknologi. Faktor-faktor lain yang ikut menyumbang (berpengaruh)
secara sosial. Teknologi ini harus sesuai dengan keyakinan kultural pada ketidakterbatasan teknologi, yaitu : pengetahuan yang
yang dominan tentang apa yang diinginkan dan diterima untuk dibutuhkan untuk mengubah sifat-sifat manusia (bisa psikologis,
dilakukan terhadap orang. Namun, kemampuan Human Services ekonomis dan atau fisik) adalah tidak lengkap; sifat-sifat tersebut
Organization/HSO untuk memilih teknologi pelayan terhambat oleh berinteraksi satu dengan lainnya yang tidak dapat diisolasi
lingkungan teknologinya, yaitu sumber-sumber lingkungan teknologi (dipisahkan) dan dikendalikan (dikontrol). Ketidakterbatasan
yang memiliki kewenangan. Sumber-sumber kewenangan tersebut teknologi memberikan peluang yang sangat besar kepada Human
mencakup Human Services Organization/HSO lainnya, organisasi- Services Organization/HSO untuk memilih dan mempraktekkan
organisasi penelitian dan akademik, badan-badan akreditasi dan teknologi pelayanannya sendiri. Human Services Organization/HSO
sertifikasi dan asosiasi-asosiasi professional. memiliki pengecualian-pengecualian yang sangat besar untuk
Terdapat hubungan kesalingtergantungan yang kuat diantara membuat asumsi-asumsi tentang ciri-ciri klien mereka dan
teknologi dan lingkungan kelembagaan. Peraturan-peraturan menetapkan pengetahuan-pengetahuan tentang bagaimana
kelembagaan dan berbagai badan yang mempunyai kewenangan memberikan pelayanan. Ideologi praktek terbentuk oleh penetapan
menentukan dan membatasi teknologi yang dapat digunakan oleh ciri-ciri klien, pengetahuan yang digunakan dan teknik-teknik
organisasi pelayanan sosial, di sisi lain pengembangan dan inovasi pemberian pelayanan. Selanjutnya, teknologi pelayanan merupakan
19 20
pengundangan dari ideologi praktek Human Services Mekanisme kunci untuk mengendalikan trajektori adalah Diagnosis,
Organization/HSO. Pengukuran efektifitas Human Services karena dapat memberikan kejelasan kepada staf tentang cara
Organization/HSO, baik secara implisit maupun eksplisit juga bertindak tertentu yang dilakukan. Diagnosis adalah proses
didasarkan pada pilihan-pilihan moral yang ada didalam ideologi mengumpulkan dan mengakses informasi tentang sifat-sifat/ciri-ciri
praktek. Apa yang dievaluasi mencakup tidak hanya ukuran-ukuran klien agar dapat mengelompokkan sifat-sifat tersebut kedalam
obyektif, misalnya penurunan tingkat kenakalan remaja, tetapi juga kategori pelayanan yang telah diketahui dan wajar, disamping itu
ukuran-ukuran subyektif yang memberi makna moral pada ukuran- membuang ciri-ciri yang dianggap tidak penting (tidak terkait).
ukuran tersebut. Diagnostik hanya mencari informasi bagi kategori professional yang
tepat tentang klien, tetapi juga meninggalkan sifat-sifat dari klien
6. Realitivitas Klien dan Proses (Trajektori) Pelayanan. yang tidak terkait dari klien merupakan perseorangan, sifat-sifat yang
Penyebab lain ketidaktentuan teknologi yang membedakan tidak terkait sering kali adalah emosinya atau keadaan keuangannya
Human Services Organization/HSO berkaitan dengan kemampuan yang terkait dengan masalah, lebih lanjut, klarifikasi diagnostik
klien untuk memberikan reaksi dan berpartisipasi dalam teknologi biasanya dibatasi oleh seperangkat pengetahuan yang dimiliki staf
pelayanan. Reaktifitas klien dan kapasitas potensial mereka untuk dan ketersediaan skema penyembuhan. Dengan demikian diagnosis
menetralisasi akibat-akibat dari teknologi pelayanan berarti bahwa tersebut merupakan hasil dari adanya hambatan-hambatan tersebut
organisasi tidak dapat menentukan proses dan hasil dari teknologi dan mencerminkan serangkaian harapan-harapan perilaku yang telah
pelayanan. ditetapkan bagi klien dan pekerja. Hanya apabila harapan pekerja
Kemampuan klien untuk menanggapi dan kebutuhan staf untuk bagi klien tidak terpenuhi diagnosis dipertanyakan (dianggap salah)
memberikan reaksi terhadap tanggapan klien tersebut dan terhadap dan diperbaiki.
orang-orang terkait dengan klien lainnya, konsepnya disebut Mekanisme lain untuk mengendalikan trajektori pelayanan adalah
Trajektori pelayanan. Tercakup dalam konsep ini tanggapan staf mengisolasi klien dan faktor-faktor yang tidak terkait dan
(pekerja) terhadap klien, dan juga terhadap setiap orang yang bekerja penggolongan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan klien.
dengan klien; reaksi-reaksi klien dan orang-orang terkait lainnya Isolasi, dapat bersifat fisik (dirumah sakit atau penjara), tapi biasanya
(sanak saudara/teman); dan tanggapan berikutnya dari staf (pekerja). bersifat sosial dan psikologis. Isolasi tersebut dilakukan dengan cara
Ada dua aspek yang saling terkait dari trajektori pelayanan yang perlu membatasi kemampuan klien untuk menunjukkan relasi-relasi sosial
dibahas, yaitu : penanganan kemungkinan-kemungkinan dan dan sifat-sifat yang tidak terkait dengan proses pelayanan.
kepatuhan klien. Kemungkinan-kemungkinan terjadi karena, apakah Penggolongan kebutuhan-kebutuhan klien berarti setiap pekerja
reaksi-reaksi klien dan tanggapan-tanggapan dari staf tidak melakukan spekulasi dengan membatasi tugas menangani
sepenuhnya dapat dikontrol (dikendalikan). sekumpulan sifat-sifat klien dan menyerahkan kepada pekerja lain
Hal ini terutama terjadi karena, apabila: (1) klien mengalami isyu-isyu dan persoalan-persoalan klien yang bukan bidangnya.
berbagai masalah atau kebutuhan; (2) orang-orang lain didalam Dengan demikian seluruh trajektori pelayanan dipecah-pecah
jaringan sosial klien ikut terlibat; (3) beberapa pekerja menangani kedalam beberapa bagian, dan setiap bagian lebih mudah
klien. Tujuan utama yang dilakukan staf adalah mengelola dikendalikan daripada keseluruhan.
kemungkinan-kemungkinan agar dapat mengendalikan trajektori
pelayanan, dan meminimalkan akibat-akibat yang tidak diantisipasi.
21 22
7. Kepatuhan Klien Mekanisme interval seperti sosialisasi, prosedur operasional standar,
Klien harus dikendalikan sehingga reaksi-reaksi mereka tidak norma-norma tentang perilaku pekerja (kode etik), pembuatan
menetralisasi akibat-akibat dari teknologi, dan sungguh-sungguh catatan, pemantauan dan supervisi. Mekanisme eksternal seperti
berperilaku tepat dan mendukung kegiatan pekerja untuk kepentingan akreditasi professional, regulasi pemerintah, asuransi kelayakan dan
klien. Kesuksesan teknologi tergantung dari keterlibatan sangat audit.
efektif dari klien dalam proses penyembuhan klien. Bagaimana cara
memperoleh kepatuhan klien merupakan persoalan utama
mengendalikan trajektori pelayanan. Pengendalian dimulai sejak awal
dengan melakukan seleksi klien, yang dianggap sesusai dengan
teknologi pelayanan, dan “mengurangi” yang dianggap tidak sesuai.
Pengendalian juga dilakukan mengarahkan klien ke berbagai
trajektori pelayanan, sehingga membatasi dan menghambat pilihan
bagi klien.

8. Sentralitas Hubungan Klien-Pekerja


Hubungan pekerja dengan klien merupakan inti dari Human
Services Organization/HSO. Hubungan ini merupakan kendaraan
utama melalui mana informasi tentang klien diperoleh, asesmen
kebutuhan dilakukan, pelayanan diberikan, tanggapan klien
dievakuasi, dan kepatuhan klien diperoleh.
Kualitas hubungan pekerja dengan klien mencapai taraf tertinggi
apabila:
a. Klien harus melakukan kontak terus menerus dengan organisasi;
b. Teknologi harus dapat diterapkan kedalam kehidupan klien;
c. Hubungan antar pribadi merupakan bentuk intervensi utama.

Hasil intervensi haruslah optimal, yaitu dapat merubah


kesejahteraan klien secara berarti. Keefektifan hubungan pekerja
dengan klien tergantung pada kemampuan untuk membangkitkan
kerjasama yang terbaik adalah yang berdasarkan kepercayaan.
Kerjasama berdasarkan bersifat lebih stabil dan menumbuhkan
penghargaan dari dan dalam diri klien.
Human Services Organization/HSO memiliki mekanisme
pengendalian interval dan eksternal untuk menjamin hubungan
pekerja dengan klien berdasarkan kepercayaan dan kejujuran.
23 24
KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN Peningkatan proporsi kontrak semacam ini cenderung menjadi akan
ADMINISTRATIF UTAMA berdasarkan pada kinerja.

Praktek administratif baru yang dihasilkan oleh adanya perubahan- 3. Lebih banyak yang melakukan restrukturisasi.
perubahan lingkungan adalah: Organisasi-organisasi kesejahteraan sosial baik pemerintah
1. Perilaku yang lebih kompetitif. maupun yang tidak mencari untung dimasa depan akan banyak
Secara tradisional, hubungan diantara organisasi kesejahteraan mengubah struktur organisasinya, karena kondisi lingkungan yang
sosial lebih bersifat kooperatif daripada kompetitif. Namun hal ini lebih bersifat kompetisi, lebih banyak privatisasi, dan lebih banyak
pada saat ini menjadi tidak tepat. Pada kenyataannya, pada saat ini menggunakan teknologi informasi. Beberapa organisasi akan
kebanyakan organisasi kesejahteraan sosial saling berkompetisi untuk merampingkan organisasinya, beberapa akan lebih besar, dan
memperoleh dana, klien dan dalam hal program. Bentuk-bentuk kebanyakan akan lebih bersifat spesialis. Organisasi-organisasi
kompetisi meliputi : kompetisi untuk memperoleh sumber-sumber kesejahteraan sosial akan menjadi organisasi pembelajar. Informasi
dana baru (kontrak dari pemerintah, hibah dari yayasan, teknologi akan memungkinkan administrator kesejahteraan sosial
pengembangan pelayanan baru dan lainnya). Kompetisi dapat juga untuk meningkatkan rentang pengendalian manajemen mereka.
terbentuk lebih meningkatkan koordinasi dan kolaborasi diantara Upaya mengorganisasi informasi dan teknologi informasi pada
organisasi kesejahteraan sosial. Salah satu manfaat dari semua bentuk umunya berarti lebih sedikit tingkatan manajemen dan lebih sedikit
kerjasama dan kolaborasi antar organisasi adalah lebih meningkatnya manajer menengah didalam suatu organisasi.
semangat berkompetisi dan efisiensi biaya dari organisasi-organisasi Dimasa depan akan banyak terjadi aliansi-aliansi
yang ikut berpartisipasi. (perserikatan) dan kolaborasi baru dan kreatif dari organisasi-
organisasi kesejahteraan sosial. Perbedaan diantara sektor
2. Lebih banyak terjadi privatisasi. kesejahteraan sosial publik (pemerintah) dan swasta selalu tidak jelas.
Dengan adanya desakan pengurangan peranan pemerintah, Lebih lanjut, pada akhirnya kekaburan akan terjadi diantara sektor
administrator kesejahteraan sosial mempertimbangkan untuk lebih kesejahteraan sosial yang tidak mencari keuntungan dengan sektor
menggunakan teknik-teknik privatisasi seperti: kontrak, hibah, bisnis yang mencari keuntungan, karena organisasi sosial yang tidak
voucher, kegiatan bersama (ko-produksi), relawan dan lainnya. mencari keuntungan mendesak organisasi sosial yang mencari
Privatisasi dalam kenyataannya menjadi suatu kebijakan keuntungan untuk melakukan kemitraan dan organisasi yang mencari
kesejahteraan sosial yang “sangat maksimal” karena membatasi keuntungan mengambil alih (membeli) organisasi yang tidak mecari
besaran fisik pemerintah (jadi mendesak kearah konservatif, yaitu keuntungan.
tuntutan pengurangan struktur organisasi pemerintah), serentak
dengan ini memungkinkan pemerintah untuk melanjutkan pemberian 4. Lebih banyak kegiatan pemasaran.
pelayanan kesejahteraan sosial (mendesak kearah liberal). Kontrak Administrator kesejahteraan sosial akan menyadari bahwa
cenderung akan berlanjut terus sebagai teknik privatisasi yang paling perencanaan sosial dan tehnik-tehnik asesmen kebutuhan secara
dipilih. Beberapa perkiraan menyarankan agar sekitar 80% dari tradisional dengan sendirinya tidak cukup untuk menjamin
seluruh dana pelayanan sosial pemerintah (publik) akan dikontrakkan. kelangsungan program-program dan organisasi mereka dimasa depan.
Isyu-isyu seperti siapa yang membayar dan bagaimana pelayanan
25 26
dikemas dan dipromosikan sebaik mungkin sehingga sangat menarik 7. Lebih menitikberatkan pada hasil.
perhatian klien dan sumber-sumber pendanaan menjadi semakin Dimasa depan, administrasi kesejahteraan sosial menjadi
penting. Agar dapat mencapai hal ini, administrator kesejahteraan kurang memperhatikan proses dan lebih memperhatikan outputs dan
sosial wajib berupaya sebanyak mungkin menggunakan teknik-teknik outcomes. Perubahan ini akan memerlukan penyesuaian besaran-
pemasaran. besaran dari banyak ahli-ahli (professional) kesejahteraan sosial
terutama pekerja sosial, yang pendidikan, pelatihan dan pengalaman
5. Lebih banyak menggunakan manajemen wiraswasta kerjanya selama bertahun-tahun menekankan pada proses. Praktek
(entrepreneurial). administrasi kesejahteraan sosial akan lebih banyak menggunakan
Keadaan kebijakan kesejahteraan sosial yang telah berubah pengukuran kinerja, kinerja penganggaran dan kinerja pembuatan
dan terdesentralisasi ditandai oleh lebih sedikit program-program kontrak
yang berbentuk hibah dan lebih banyak yang berbentuk “block
grants” (dana seutuhnya diserahkan kepada masyarakat atas dasar 8. Lebih mementingkan perencanaan strategis.
proposal), sehingga administrasi kesejahteraan sosial menjadi lebih Organisasi dan administrator kesejahteraan sosial perlu
bersifat kewiraswastaan. Hakekat mendasar dari administrasi mengembangkan tipe-tipe pendekatan sistematik untuk melakukan
kesejahteraan sosial cenderung berubah dari memusatkan perhatian asesmen terus menerus dan evaluasi terhadap kekuatan-kekuatan
pada pelaksanaan (implementasi) ke memusatkan perhatian pada lingkungan serta klien potensial mereka, program dan dampak
kewiraswastaan. (impact) dari organisasi. Meskipun teknik-teknik pemasaran dapat
Keahlian dalam melaksanakan suatu program kesejahteraan memberikan beberapa pemahaman tentang hal ini, adalah lebih baik
sosial tertentu baik di tingkat pusat maupun daerah menjadi kurang melakukan perencanaan strategis karena memiliki kerangka referensi
penting, sebaliknya menjadi kreatif dan berjiwa kewiraswastaan konseptual dengan pusat perhatian pada kesempatan-kesempatan dan
dalam mengembangkan kebijakan-kebijakan baru, program-program, ancaman-ancaman yang ada dilingkungan.
kolaborasi dan sumber-sumber dana untuk menangani masalah-
masalah sosial menjadi lebih penting. 9. Lebih banyak melakukan advokasi.
Keadaan politik nasional yang bersuasana konservatif
6. Lebih bersifat manajemen kualitas. (pengurangan peran pemerintah) dan keadaan negara yang kurang
Pendekatan tradisional untuk menjamin kualitas pelayanan menguntungkan, memerlukan advokasi secara agresif (melancarkan
kesejahteraan sosial adalah pendekatan jaminan kualitas, yaitu pembelaan secara proaktif) bagi kesejahteraan sosial secara umum
ukuran-ukuran profesional menentukan kualitas. Dimasa depan, serta bagi kelompok-kelompok tertentu, terutama sangat penting
organisasi kesejahteraan sosial akan lebih menitikberatkan pada dimasa depan.
kualitas yang ditentukan oleh klien atau pengguna pelayanan. Kebutuhan-kebutuhan kelompok penduduk rawan seperti
Penitikberatan pada manajemen kualitas menuntut lebih anak-anak, penyakit jiwa, orang dengan kecacatan dan lainnya perlu
banyak menggunakan tim kualitas dan memperoleh umpan balik dari disuarakan terus menerus dan diperjuangkan pada tingkat nasional,
klien melalui survey kepuasan klien dan tenik-teknik lainnya. provinsi dan pemerintahan lokal.

27 28
10. Lebih menitikberatkan pada klien. PRINSIP-PRINSIP DASAR
Pada masa lalu, seringkali pusat perhatian administrasi ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL
kesejahteraan sosial pada kebutuhan-kebutuhan organisasi dan
program. Karena kondisi yang lebih kompetitif untuk memperoleh
1. Penerimaan.
klien dan dana, serta lebih menitik beratkan pada akuntabilitas
kinerja, manajemen kualitas, pemasaran, perencanaan strategis dan Pimpinan dan anggota-anggota staf didorong dan diharapkan
advokasi, harapannya adalah agar klien kembali ketempat dimana untuk dapat saling menerima satu sama lainnya dan bertindak sesuai
mereka dapat memperoleh hak-haknya secara penuh yang dengan adanya saling menerima.
sesungguhnya merupakan pusat perhatian sejati dari administrasi Tujuannya adalah memperoleh sumber-sumber dan
kesejahteraan sosial. kemampuan-kemampuan terbaik dari anggota-anggota staf untuk
membantu organisasi dalam memberikan pelayanan. Hal ini tidak
berarti mengabaikan evaluasi dan perbaikan tapi lebih mengutamakan
agar semua anggota staf merasakan keterjaminan mendasar (rasa
aman) sebagai perseorangan, baik menyangkut hak-haknya maupun
tanggung jawabnya.

2. Keterlibatan secara demokratis dalam merumuskan kebijakan dan


prosedur.
Pekerjaan sosial menyarankan agar anggota staf menjadi bagian
dari administrasi partisipatoris, sehingga mereka menunjukkan
kinerja yang tinggi, begitu juga organisasi.

3. Komunikasi terbuka adalah penting.


Hal ini berarti, bahwa hampir setiap waktu, antar anggota staf
saling menukarkan gagasan dan perasaan serta bertindak dan
berekreasi secara jujur dan tulus ikhlas.
Komunikasi dua arah menjadi landasan yang baik bagi
pengembangan efisiensi dan efektifitas dalam kebijakan dan prosedur
administratif.

29 30
Secara lebih terperinci prinsi-prinsip dasar administrasi pekerjaan 7. Prinsip tanggung jawab professional.
sosial adalah: Administrator bertanggung jawab untuk menyediakan
1. Prinsip nilai-nilai pekerjaan sosial. pelayanan professional berkualitas tinggi berdasarkan pada standar
Nilai-nilai profesi (pekerjaan sosial) merupakan landasan bagi praktek professional.
pengembangan pelayanan dan pemberian pelayanan bagi orang-orang
yang membutuhkannya. 8. Prinsip partisipasi.

2. Prinsip kebutuhan masyarakat dan klien. Administrator berupaya memperoleh dan menggunakan
kontribusi (sumbangan) yang tepat dari dewan pengurus, staf, dan
Kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan individu-individu yang pendukung organisasi melalui proses partisipasi yang dinamis secara
ada didalamnya selalu menjadi dasar keberadaan organisasi terus menerus.
kesejahteraan sosial beserta pembuatan program-programnya.
9. Prinsip komunikasi.
3. Prinsip tujuan organisasi.
Saluran-saluran komunikasi yang terbuka sangat penting untuk
Tujuan sosial dari organisasi harus diumuskan secara jelas, melengkapi keberfungsian orang.
ditetapkan, dipahami dan digunakan.
10. Prinsip kepemimpinan.
4. Prinsip setting (tempat berkumpulnya orang) budaya.
Administrator harus melaksanakan tanggung jawab utama bagi
Budaya masyarakat harus dipahami sejauh budaya tersebut kepemimpinan organisasi dari sudut pencapaian tujuan dan
mempengaruhi cara-cara warga masyarakat mengungkapkan penyediaan pelayanan professional.
kebutuhan-kebutuhannya dan cara-cara warga masyarakat
mensahkan, mendukung dan menggunakan pelayanan. 11. Prinsip perencanaan.

5. Prinsip hubungan yang bertujuan. Proses perencanaan terus menerus adalah mendasar bagi
pengembangan pelayanan yang bermakna.
Relasi kerja yang bertujuan dan efektif harus ditetapkan secara
bersama-sama oleh administrator, dewan pengurus, staf dan 12. Prinsip organisasi.
pembentuk/pendukung organisasi.
Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang harus diatur secara
6. Prinsip totalitas organisasi. terorganisasi dan wajib terstruktur sehingga tanggung jawab dan
saling hubungan antar orang ditetapkan secara jelas.
Organisasi harus dipahami dalam keseluruhannya secara utuh,
organisasi harus dipandang sebagai suatu instrumen (alat) yang hidup 13. Prinsip delegasi.
yang terbentuk dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
Delegasi (penyerahan) tanggung jawab dan wewenang kepada
tenaga professional lainnya adalah penting.

31 32
14. Prinsip koordinasi. PENDEKATAN ANALISIS ORGANISASIONAL
Pekerjaan yang didelegasikan kepada banyak orang wajib SUATU PERSPEKTIF KRITIS
dikoordinasi secara tepat sehingga kontribusi spesifik setiap orang
diarahkan pada tugas-tugas utama organisasi dan semua energi Materi yang diuraikan mencakup:
(tenaga, pikiran) dipusatkan secara tepat pada misi yang harus 1. Tinjauan menyeluruh tentang perkembangan teori organisasi dan
dicapai. beberapa perspektif pokok tentang analisis organisasional;
2. Memberikan landasan bagi pekerja untuk mengembangkan perspektif
15. Prinsip pemanfaatan sumber-sumber. kritis tentang organisasi.
Sumber-sumber keuangan, fasilitas dan pegawai harus Beberapa perspektif tentang analisis organisasional adalah:
dipelihara dan digunakan secara hati-hati dan hemat agar dapat
menjaga kepercayaan yang menjadi jaminan organisasi kepada Teori birokrasi
masyarakat. Istilah birokrasi dan organisasi seringkali dapat dipertukarkan.
Gagasannya berdasarkan pada hakekat organisasi. Istilah birokrasi,
16. Prinsip perubahan. secara sistematis digunakan dalam teori organisasi yang bersumber dari
Proses perubahan adalah bersifat terus menerus, baik didalam Max Weber. Konsep Weber tentang birokrasi berdasarkan pada
masyarakat maupun organisasi. gagasannya tentang hakekat kekuasaan, dominasi dan kewenangan
(otoritas). Pusat perhatian Weber terutama tentang hakekat otoritas, yaitu
17. Prinsip evaluasi. keyakinan akan legitimasi dari perintah (komando) dan tata/keteraturan
yang konsekuensinya cenderung pada kepatuhan. Menurut Weber,
Evaluasi terus menerus terhadap proses dan program adalah terdapat tiga tipe kewenangan, yaitu tradisional, karismatik dan rasional
penting untuk mencapai tujuan organisasi. legal. Kewenangan rasional legal adalah sah (legitimate) dan
dilaksanakan karena adanya kesesuaian dengan peraturan dan prosedur
18. Prinsip pertumbuhan. yang diterima oleh orang-orang yang terkait. Sejalan dengan hal ini,
Pertumbuhan dan perkembangan dari seluruh didorong oleh pengertian birokrasi adalah bentuk organisasi yang sesuai dengan dan
administrator dengan memberikan penguasaan kerja yang menantang, berlandaskan pada kewenangan rasional legal.
supervisi yang cermat dan pemberian kesempatan bagi pembelajaran Ciri-ciri utama dari tipe birokratis dari organisasi yang bersifat
perorangan dan kelompok. rasional legal adalah:
1. Sangat spesialistik;
2. Struktur kewenangan hirarkhis dengan wilayah perintah (komando)
dan tanggung jawab yang terbatas;
3. Hubungan antar anggota organisasi bersifat impersonal;
4. Rekrutmen pegawai berbasis kemampuan dan pengetahuan teknis;
5. Diferensiasi (pembedaan) penghasilan dan kepemilikan/kekayaan
resmi dan pribadi.
33 34
Menurut Mouzelis, karakteristik ini saling terkait dengan satu unsur 2. Unsur-unsur formal pada struktur organisasional, mengabaikan
umum, yaitu : adanya suatu sistem pengendalian berdasarkan peraturan- pengaruh ikut masuknya hubungan-hubungan informal di dalam
peraturan rasional, peraturan yang mencoba mengatur keseluruhan organisasi. Perilaku pejabat-pejabat di pengaruhi oleh banyak faktor
struktur dan proses organisasional atas dasar pengetahuan teknis dan diluar kode etik administratif, yaitu : minat-minat, prasangka,
dengan tujuan efisiensi maksimum. Meskipun Weber beranggapan bahwa ketakutan dan persahabatan pribadinya. Wajah lain dari birokrasi
bentuk organisasi birokrasi sangat efisien untuk melaksanakan tugas- meliputi : hubungan-hubungan informal, nilai-nilai dan norma-norma
tugas yang dihadapi oleh masyarakat modern dan negara modern. Weber informal, hirarki kekuasaan informal dan perjuangan memperoleh
tidak menolak tinjauan kritis terhadap birokrasi. Weber prihatin dengan kekuasaan secara informal.
dampak birokrasi terhadap individu, yaitu mengurangi derajat Walaupun terdapat berbagai kritik terhadap birokrasi, namun kritik
kemanusiaan dan menghasilkan “spesialis tanpa semangat”. Implikasi tersebut perlu juga dipertanyakan, misalnya dalam administrasi
politik dari pertumbuhan birokrasi adalah kekuasaan yang sangat besar sistem jaminan sosial. Tugas menilai elijibilitas individu penerima
terpusat pada organisasi birokrasi, sulit untuk mengendalikan birokrasi pension, menjamin pembayaran secara tepat waktu, pendekatan
serta terutama sulit untuk meminta pertanggungjawaban dari elit manajer impersonal dalam arti tidak membeda-bedakan individu berdasarkan
birokrasi. ras, jenis kelamin, suku kesemuanya mencerminkan ciri birokrasi.
Apakah pelayanan sosial dilakukan secara efektif, efisien, setara dan
Kritik terhadap teori birokrasi adalah: dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan, juga merupakan
1. Birokrasi tidaklah merupakan cara menyelesaikan pekerjaan yang gambaran tentang birokrasi.
sangat efisien, tetapi justru melekat pada birokrasi ketidakefisienan.
Penitikberatan model birokratis pada presisi (ketepatan) dan Manajemen ilmiah
reliabilitas (terpercaya/handal) dalam administrasi mengandung Prinsip-prinsip manajemen ilmiah pertama kali dicetuskan oleh
konsekuensi-konsekuensi yang bersifat merusak diri sendiri. Pejabat- Frederic W. Taylor pada tahun 1911. Manajemen ilmiah merupakan
pejabat menjadi bersikap hati-hati secara berlebihan, peraturan tanggapan dari manajer dan pemilik perusahaan industri di USA untuk
menjadi tujuannya itu sendiri, pembuatan keputusan menjadi lambat meningkatkan produktivitas dan keuntungan dan melakukan
karena hirarkhi (tingkatan kedudukan), perubahan ditentang dan pengendalian terhadap buruh/pekerja. Taylor, yang berlatar belakang
hubungan-hubungan dilakukan dengan gaya impersonal secara teknik mesin pada dasarnya memperlakukan organisasi sebagai mesin
berlebihan. Secara kolektif, perilaku seperti itu disebut “penyakit yang perlu dirancang dan ditata dengan baik. Taylor beranggapan bahwa
birokratis”, lebih lanjut, bentuk-bentuk organisasional birokratis bisa hanya ada satu cara terbaik untuk melaksanakan setiap tugas atau proses
jadi cocok dengan tugas-tugas rutin tertentu, tetapi semuanya itu tidak industri, yaitu dengan melakukan eksperimen dan observasi ilmiah.
cocok untuk kegiatan-kegiatan kreatif dan tidak rutin. Alasannya Pendapatnya ini dilaksanakan melalui studi tentang gerak dan waktu,
adalah banyak pekerjaan didalam pelayanan sosial yang bersifat tidak serta melakukan studi tentang teknik-teknik bekerja dan proses
rutin, memerlukan pertimbangan-pertimbangan kompleks dan peka pekerjaan, dengan demikian produksi industri menjadi lebih efisien dan
terhadap kebutuhan-kebutuhan konsumen. Dalam kondisi seperti ini manajemen dapat menjadi kegiatan ilmiah.
hirarkhi dan peraturan yang ketat/kaku justru menghambat, bukannya
memperlancar keefektifan organisasi. Asumsi-asumsi penting yang mendasari teori Taylor, berkaitan
dengan model teoritisnya bahwa organisasi sebagai mesin, adalah tidak
ada konflik yang melekat diantara manajer dan pekerja atau antar setiap
35 36
kelompok didalam organisasi. Taylor berpandangan bahwa serikat untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Walaupun nilai-nilai dominan
perdagangan tidak diperlukan karena pekerja dan manajemen memiliki dalam organisasi sosial tidak menerima pandangan tentang organisasi
minat bersama. Taylor juga beranggapan bahwa pekerja pada dasarnya sebagai mekanistik, tetapi apabila organisasi sosial dianggap sebagai cara
dimotivasi oleh penghargaan finansial dan sikap mereka terhadap untuk mencapai tujuan sosial yang diinginkan, maka efisiensi dan
pekerjaan pada dasarnya bersifat instrumental (hanya alat); aspek-aspek efektifitas merupakan aspek yang penting dan sah.
psikologis dan sosiologis dari pekerja diabaikan oleh teori organisasi dari Perspektif mekanistik tentang organisasi cenderung memperlakukan
Taylor. tujuan-tujuan organisasi sebagai jelas dan cocok satu sama lain, namun
Taylor membedakan secara tegas diantara manajemen, yaitu seseorang tidak demikian halnya dengan organisasi sosial. Perspektif ini juga secara
yang bertanggung jawab dalam perencanaan, mengorganisasi, supervisi salah menafsirkan tujuan dan minat bersama diantara partisipan
dan membuat keputusan, dengan pekerja yang dianggap pada dasarnya organisasi dan mengabaikan atau mengecilkan kompleksitas motif dan
sebagai tambahan pada peralatan industri yang tidak memiliki aspirasi anggota organisasi. Organisasi untuk tujuan tertentu bisa saja
pengetahuan tentang tujuan-tujuan dan proses-proses organisasi. Peranan dianggap sebagai mesin tapi tidak hanya mesin.
teori manajemen menurut Taylor adalah membantu manajer untuk
mengorganisasi dan mengendalikan pekerja agar supaya memaksimalkan
Relasi manusia
produktivitas.
Pendekatan relasi manusia muncul sebagai akibat ketidakpuasan
Terkait erat dengan teori manajemen ilmiah adalah teori formal terhadap teori manajemen ilmiah tentang motivasi manusia. Pada
tentang administrasi atau ”teori manajemen klasik” yang ahli-ahlinya awalnya, pendekatan ini didasarkan pada eksperimen Hawthorne yang
terutama adalah Fayol, Gulick dan Urwick. Perhatian ahli-ahli ini melakukan penelitian tentang hubungan diantara lingkungan kerja fisik,
terutama diarahkan pada struktur organisasi secara keseluruhan. Mereka misalnya penerangan dengan produktivitas pekerja. Hasil penelitian
mengembangkan prinsip-prinsip yang menjadi pedoman rancangan menunjukkan bahwa variabel kunci yang menentukan bukannya fisik,
organisasi. Prinsip-prinsip ini mencakup aturan-aturan seperti pentingnya tetapi sosial. Peneliti juga menyimpulkan bahwa faktor-faktor sosial
pembagian pekerja (asumsinya adalah semakin efisien), kesatuan psikologis menunjukkan makna yang lebih besar dibandingkan
komando (setiap pekerja sebaiknya menerima arahan tentang kegiatan penghargaan keuangan dalam memotivasi pekerja.
tertentu dari hanya satu orang), garis kewenangan yang jelas, rentang
kendali (membatasi jumlah orang yang di supervisi oleh satu orang) dan Proposisi yang melandasi pendekatan relasi manusia dalam
pembagian pekerjaan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah di memahami organisasi adalah:
tentukan (sesuai dengan tujuan, tempat, orang, proses atau konsumen).
Teori ini berpengaruh sampai sekarang pada organisasi sektor publik 1. Kebutuhan untuk membedakan aspek formal dan informal dari
walaupun telah mengalami pembaharuan-pembaharuan seperti struktur dan keberfungsian organisasi. Pusat perhatian dari
pengukuran kinerja, penganggaran program, perencanaan, evaluasi manajemen ilmiah dan juga teori birokrasi, walaupun dengan cara
program, standar hasil, tinjauan tentang efektifitas, audit efisiensi, sistem yang berbeda, di dominasi oleh aspek-aspek formal organisasi yaitu
informasi manajemen, manajemen berdasarkan tujuan dan sebagainya. peraturan, pembagian pekerjaan, hirarkhi dan sebagainya. Penganut
Menurut Patti, teknik-teknik manajemen tersebut disebut “manajemen relasi manusia menitikberatkan pada gaya kepemimpinan, moral,
ilmiah baru”, yang mencerminkan pemikiran-pemikiran dari manajemen interaksi dan relasi kelompok. Menurut ahli-ahli relasi manusia,
ilmiah yang berupaya untuk merasionalkan struktur dan proses organisasi organisasi tidak dapat dipahami semata-mata dari bagan organisasi,
37 38
tetapi aspek relasi manusia yang bersifat informal dalam organisasi asumsi teori X. Teori Y, sebaliknya, berdasarkan pandangan
sangat menentukan proses-proses dan hasil organisasi. “terintegrasinya orang dengan tujuan organisasi”.
2. Gagasan utama mereka adalah adanya keseimbangan yang sempurna Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah bahwa pengerahan
diantara kebutuhan pekerja dengan tujuan organisasi. Tugas kekuatan fisik dan upaya-upaya mental didalam bekerja adalah sama
manajemen adalah mengembangkan proses-proses dan struktur alamiahnya dengan bermain dan beristirahat, dan oleh karenanya orang
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan sosial dan psikologis yang akan melakukan mengarahkan diri sendiri dan mengendalikan diri sendiri
diinginkan pekerja, sehingga pekerja menjadi lebih komit (berjanji didalam memberikan pelayanan untuk mencapai tujuan organisasi
sungguh-sungguh) pada tujuan organisasi serta meningkatkan sebagaimana yang telah orang janjikan (komited). Makhluk manusia
efisiensi dan efektifitas. Menurut pendekatan ini, diasumsikan, dapat belajar dalam kondisi yang tepat untuk menerima dan berupaya
makhluk manusia memiliki kapabilitas yang tinggi untuk kreatif dan bertanggung jawab, dan manajer harus secara terus menerus berupaya
pertumbuhan pribadi serta dapat memiliki motivasi yang tinggi mendayagunakan potensi-potensi manusiawi dari anggota-anggota
karena adanya dorongan untuk ekspresi diri dan aktualisasi diri. organisasi.
Asumsi ini diperdebatkan oleh pandangan organisasi birokratis yang Pendekatan dan rumusan teori relasi manusia memiliki daya tarik
formal. Oleh karenanya, apa yang dibutuhkan adalah lingkungan ideologis dan intuitif (sesuai dengan kata hati) bagi kebanyakan pekerja.
organisasi dan pekerjaan yang bersifat fasilitatif (kondisi pekerjaan Teori yang berisikan tentang sistem nilai dan pandangan tentang
yang mempermudah) yang bercirikan : partisipasi kelompok dalam kemanusiaan yang optimistik, penitikberatan pada kerjasama, partisipasi
pembuatan keputusan, gaya kepemimpinan yang demokratis, dan kesepakatan, mengutamakan hubungan antar pribadi semuanya
persuasif (longgar) dan penuh perhatian. Tema kuncinya adalah sejalan dengan nilai-nilai yang secara luas dianut oleh pekerja sosial
manajemen partisipatif dan otonomi (kewenangan penuh) pekerja. tenaga kesejahteraan sosial. Manajemen ilmiah membuat organisasi
Model manajemen ini seringkali dibedakan secara tajam dalam seperti mesin, sedangkan relasi manusia membuat organisasi seperti
istilah teori manajemen klasik dan pendekatan relasi manusia. keluarga atau masyarakat, yang merupakan gejala yang jauh lebih akrab
Pembedaan secara tegas ini dikemukakan oleh pakar teori relasi manusia bagi pekerja sosial.
yaitu Mc Gregor, yang menjelaskan tentang teori X dan teori Y. Menurut Kualitas relasi manusia dalam organisasi memang penting untuk
Mc Gregor, teori X adalah pandangan tradisional “tentang arahan dan meningkatkan produktifitas dan efektifitas. Namun faktor lain yang juga
pengendalian”organisasi. Menurut pendekatan ini diasumsikan bahwa berpengaruh adalah kejelasan teknologi dan prosedur, tingkat sumber-
makhluk manusia memiliki ketidaksukaan yang melekat didalam dirinya sumber organisasi dan kompetensi staf, struktur penghargaan secara
tidak menyukai pekerjaan, dan akan menghindarkan pekerjaan jika ekonomis, prosedur akuntabilitas, kualitas fasilitas dan peralatan serta
memungkinkan. Konsekuensi (akibat) nya adalah ada anggapan bahwa banyak faktor lainnya.
orang perlu dipaksa, dikendalikan, diarahkan dan diancam dengan
hukuman agar orang berupaya untuk mencapai tujuan organisasi. Asumsi Perspektif sistem dan ekologis
yang terkandung didalamnya adalah orang lebih menyukai diarahkan dan
berkeinginan menghindarkan tanggung jawab, memiliki ambisi Organisasi menurut teori manajemen ilmiah dipandang sebagai
(kemauan) yang kecil dan menginginkan rasa aman diatas segala- sebuah mesin, menurut relasi manusia sebagai suatu keluarga dan
galanya. Menurut Mc Gregor, kebanyakan organisasi menggunakan menurut teori sistem sebagai suatu organisme (makhluk hidup). Teori
sistem memusatkan perhatian pada tiga isyu kunci, yaitu : penitikberatan
39 40
pada kesalingtergantungan dalam organisasi, gagasan tentang kebutuhan- kelompok diluar dan para pendukung, struktur kekuasaan masyarakat
kebutuhan organisasi dan arti penting dari lingkungan organisasi. lokal dan lembaga-lembaga resmi. Teori sistem menyarankan agar
Teori sistem menitikberatkan pada kesalingtergantungan antar unsur dan organisasi sebagai sistem yang hidup dan dinamis menyesuaikan diri
bagian yang membentuk organisasi. Hal ini berarti, bahwa kegiatan- terhadap faktor-faktor ini dan didalam proses penyesuaian ini seringkali
kegiatan dan proses-proses didalam suatu organisasi harus dipandang menyimpang dari misi yang dimaksudkan.
sebagai : suatu jejaring, subsistem atau bagian-bagian yang saling Unsur berikutnya adalah pentingnya lingkungan organisasi.
tergantung yang berinteraksi, tumpang tindih, bertentangan, atau Organisasi terlibat dalam proses pertukaran yang terus menerus dengan
bekerjasama, setiap bagian menerima sesuatu dari bagian lainnya, organisasi lain di dalam lingkungannya, menggunakan sumber-sumber
dipengaruhi oleh perilaku orang lain, dan berperilaku secara sedemikian dalam berbagai jenis dan mengubah sumber-sumber kedalam barang-
rupa sehingga menimbulkan akibat baik bagi subsistem yang lain atau barang dan pelayanan-pelayanan dalam berbagai jenis. Penyesuaian yang
organisasi secara keseluruhan. Teori ini menyarankan agar pekerja dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
memandang dirinya terlibat didalam organisasi dalam cara-cara yang kelompok-kelompok eksternal membentuk tujuan-tujuan, struktur,
dinamis dan interaktif, memberikan pengaruh dan harapan, serta kebudayaan dan pelayanan-pelayanan dari suatu organisasi dalam cara-
dipengaruhi oleh orang lainnya. cara yang seringkali menimbulkan perselisihan, ketidaksenangan dan
Unsur penting lainnya dari teori sistem adalah penitikberatan pada penolakan oleh kelompok-kelompok dan perseorangan di dalam
kebutuhan-kebutuhan organisasi. Menurut teori sistem, organisasi organisasi.
merupakan sistem sosial, seperti halnya sistem biologis, memiliki Perkembangan pemikiran baru-baru ini dalam teori organisasi, yang
kebutuhan untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri dan tumbuh. Suatu memiliki beberapa kesamaan tema dengan teori sistem adalah teori
organisasi harus memenuhi persyaratan-persyaratan (kebutuhan- ekologi atau ekologi manusia dari organisasi. Berdasarkan teori ini,
kebutuhan) fungsional untuk bertahan hidup dan tumbuh, yaitu organisasi dipandang dengan cara menganalogikan (mempersamakan)
persyaratan internal dan eksternal. Kebutuhan eksternal mencakup dengan analisis kehidupan hewan oleh ahli-ahli naturalis atau ahli
sumber-sumber untuk melaksanakan fungsi organisasi seperti : fasilitas, ekologi mahluk hidup. Pusat perhatian dari teori ini pada cara-cara
uang, pemanfaat dan persetujuan masyarakat. Kebutuhan internal lingkungan menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga menghasilkan
mencakup integrasi (penyatuan) unsur-unsur atau bagian-bagian yang populasi (sekumpulan) organisasi-organisasi tertentu, apakah dapat
membentuk organisasi, kesetiaan atau komitmen pekerja, serta kapasitas bertahan hidup, dan berkembang pesat atau bubar.
(kemampuan) teknis dan politis untuk memobilisasi (mengerahkan) dan
sumber-sumber. Teori ini terutama berkaitan dengan populasi dari organisasi-
organisasi yang hampir sama, lebih daripada organisasi-organisasi
Kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan organisasi menimbulkan persatu-satu. Teori ini mengkaji isyu-isyu seperti: kemampuan organisasi
pemahaman kepada pekerja tentang proses-proses perubahan organisasi. untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah,
Kebutuhan organisasi untuk bertahan hidup dan tumbuh, seringkali
kompetisi organisasi untuk memperoleh sumber-sumber di dalam
bertentangan dengan tujuan-tujuan nyata dari organisasi, seringkali tidak lingkungan tertentu, dan daya saing setiap populasi organisasi didalam
hanya oleh tujuan dan struktur resmi dari organisasi, tetapi juga oleh
suatu lingkungan. Lingkungan dipandang sebagai penentu utama jenis
banyak sekali faktor yang tidak muncul di permukaan seperti proses- organisasi yang dapat hidup di suatu masyarakat tertentu.
proses kelompok-kelompok informal, konflik antar kelompok, kebijakan
rekrutmen (penerimaan pegawai), ketergantungan pada kelompok-
41 42
Model ekologi perlu diterapkan untuk mencoba memahami Pemahaman Tentang Organisasi :Lingkungan
munculnya tipe-tipe baru Human Services Organization/HSO dan
perjuangan menghadapi kompetisi yang sering terjadi antar organisasi- Organisasional, Konteks dan Target
organisasi serupa dibidang pelayanan sosial. Misalnya : bermunculannya
organisasi berbasis masyarakat yang memperoleh dana dari pemerintah Mengapa perlu memahami hakekat lingkungan organisasi dan
dapat digambarkan sebagai keadaan lingkungan yang menguntungkan hubungan diantara organisasi dan lingkungannya ?
karena perluasan sektor publik anggaran pemerintah, banyaknya 1. Lingkungan merupakan sasaran bagi pekerja sosial. Pekerja sosial
kekurangan pada jejaring palayanan, banyaknya organisasi setempat (di berkepentingan dengan perubahan sosial. Pekerja sosial berupaya
wilayah masing-masing) yang mensponsori pelayanan dan sebagainya. untuk merubah lingkungannya dengan bekerja melalui suatu
Terbukti juga, bahwa ketika pertumbuhan sektor publik melambat, hanya organisasi.
organisasi-organisasi yang paling dapat menyesuaikan diri pada keadaan 2. Lingkungan memberikan pengaruh pada organisasi, pemanfaat
yang berubah yang dapat bertahan hidup dan bertumbuh. organisasi dan pekerja.
Ketika keadaan pertumbuhan sektor publik melambat, terjadi
kecenderungan privatisasi pelayanan sosial. Organisasi-organisasi yang Konseptualisasi lingkungan.
paling cocok dengan keadaan ini adalah organisasi yang dapat Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar organisasi dan
menggunakan cara-cara kewiraswastaan sehingga dapat mengambil mempengaruhi tujuan, struktur dan proses-proses organisasi.
manfaat dari kecenderungan privatisasi pelayanan sosial tersebut.
Kemunculan kelompok baru dari Human Services Organization/HSO
Wilayah Organisasi
sektor swasta di bidang-bidang tertentu yang diciptakan oleh perubahan
keadaan lingkungan ini dapat diperkirakan oleh model ekologi. Teori Semua organisasi terhubung dengan dan merupakan bagian dari
ekologi ini tidak terlepas dari berbagai kritik, diantaranya, teori ini bidang-bidang upaya manusia yang sangat luas. Melakukan identifikasi
cenderung deterministik dan mengabaikan kemampuan organisasi untuk tentang bidang-bidang ini dan keterkaitannya serta mengungkapkan
melakukan perubahan dan bahkan menguasai lingkungan. implikasinya merupakan organisasi wilayah. Gagasan pokoknya
berkaitan dengan kompetisi, konflik dan tantangan.
1. Lokalitas (horisontal).
Lokalitas merupakan faktor sentral dari keberfungsian organisasi.
Lokasi mempengaruhi faktor-faktor :
a. Karakteristik dan kebutuhan pemanfaat (klien);
b. Ketersedian sumber-sumber;
c. Aksesibilitas politik, ekonomi dan budaya.

43 44
2. Supra organisasi. c. Kegiatan rutin dan hubungan kerja yang sudah tetap yang
Organisasi seringkali merupakan bagian dari organisasi yang berkaitan dengan penerimaan kelayan, pelayanan kepada
lebih besar. Organisasi bisa saja mempunyai relasi formal dan kelayan dan rujukan;
informal dengan lembaga-lembaga tingkat Nasional atau d. Proses-proses formal yang berkaitan dengan regulasi,
Internasional baik Pemerintah maupun Legislatif atau Yudikatif. pelatihan, produksi dan diseminasi informasi;
Lembaga-lembaga yang lebih besar tersebut menyediakan e. Standar dan pengendalian kualitas.
legitimasi, sumber-sumber dan dukungan sesuai dengan Proses-proses informal di dalam industri juga penting dipahami.
kemenangannya. Struktur yang berkembang di industri mencerminkan proses-
proses politik dan posisi-posisi ideologis, juga persoalan-
3. Sektor. persoalan penting sekitar proses produksi. Pekerja sosial perlu
Sektor adalah organisasi-organisasi atau individu-individu yang memahami apa implikasi dan tempat/kedudukan organisasi
terorganisasi karena minat-minat dan perhatian bersama. mereka dalam industri. Apabila organisasinya memiliki fungsi
Organisasi-organisasi ini mencakup lembaga-lembaga keagamaan, yang penting berarti dapat mempengaruhi industri secara
pemberi dan pengguna pelayanan sosial serta asosiasi-asosiasi keseluruhan. Dengan demikian organisasi dapat mempertanyakan,
dibidang kesejahteraan sosial. Organisasi pelayanan sosial perlu memberikan tantangan pada struktur industri yang telah
berpartisipasi secara aktif didalam sektor yang organisasi ini terbentuk. Beberapa isyu penting yang berkaitan dengan struktur
termasuk di dalamnya dan menggerakan pengembangan identitas industri adalah : Peranan relawan dalam pemberian pelayanan,
sektor. Organisasi-organisasi pelayanan sosial seringkali terlibat peranan penerima pelayanan dalam pembuatan keputusan, proses
dalam proses kebijakan secara kolektif dan perlu bertindak secara alokasi sumber-sumber dan sebagainya.
kolektif terhadap berbagai isyu yang menjadi perhatian bersama.
Oleh karena itu perlu memahami : 5. Jejaring
a. Bagaimana struktur sektor? Organisasi pelayanan sosial termasuk ke dalam jejaring organisasi
b. Bagaimana sektor berfungsi? lain atau individu-individu.
c. Implikasi bagi organisasi bergabung dalam sektor. Jejaring organisasi adalah semua keterkaitan dan hubungan
organisasional yang berpengaruh terhadap dan dapat dipengaruhi
4. Industri oleh organisasi. Gagasan tentang jejaring adalah bersifat multi
Industri adalah sekelompok organisasi yang mencakup sistem dimensional, mencakup semua relasi-relasi eksternal organisasi,
produksi. Semua organisasi pelayanan sosial termasuk kedalam khususnya termasuk yang terkait dengan lokalitas, supra-
suatu industri, seperti industri pengasuhan anak, industri organisasi, sektor dan industri.
pelayanan lanjut usia dan sebagainya. Industri-industri tersebut
bervariasi, ada yang terstruktur secara formal dan ada yang Lingkungan Tugas.
kurang terstruktur. Karakteristik dari suatu industri yang sudah Lingkungan tugas adalah semua unsur-unsur yang ada dalam
maju dan terstruktur mencakup: lingkungan organisasi yang berpotensi untuk mempengaruhi kinerja atau
a. Proses konsultasi dan pembuatan keputusan; keberlangsungan organisasi. Lingkungan tugas mencakup unsur-unsur
b. Spesialisasi dan pembagian kerja;
langsung dan tidak langsung. Lingkungan tugas langsung mencakup
45 46
organisasi-organisasi yang secara langsung dan sering mengadakan pencapaian tujuan organisasi. Perhatikan secara khusus organisasi-
kontak dengan organisasi. Unsur-unsur yang terpenting adalah penyedia organisasi yang memiliki berbagai relasi dengan organisasi tempat
sumber-sumber (terutama sumber keuangan), pemberi legitimasi dan kita bekerja.
penyedia klien (penerima pelayanan).
Unsur-unsur kunci lainnya adalah pelayanan pelengkap, pesaing, Lingkungan Umum.
sasaran-sasaran, organisasi yang mewakili klien, badan regulasi dan Relasi-relasi organisasi berlangsung didalam konteks sosietal
organisasi-organisasi industri dan profesional. Organisasi-organisasi ini (kemasyarakatan) yang lebih luas mencakup dimensi-dimensi ekonomis,
memiliki dampak yang sangat besar kepada keberfungsian organisasi. politis, hukum, teknologi dan sosietal.
Lingkungan tugas tidak langsung mencakup organisasi dan Dimensi-dimensi kunci yang merupakan kerangka kerja untuk
kelompok yang kurang banyak berhubungan secara teratur dengan melakukan analisis terhadap lingkungan umum organisasi adalah sebagai
organisasi. Lingkungan tugas ini mencakup empat yang sudah dibahas berikut :
(lokalitas, sektor, supra, industri) serta, terutama media, partai politik, 1. Organisasi dibentuk oleh struktur ekonomi dan tunduk pada
kelompok penekan, organisasi penelitian, badan perantara (organisasi- kebijakan dan kondisi ekonomi (dimana organisasi tersebut berada di
organisasi ini mewakili pengelompokan organisasi yang berhadapan dalamnya).
dengan pemerintah) serta organisasi lainnya. Ciri tidak langsung dan 2. Organisasi dibentuk oleh lingkungan umum politik yang mencakup
langsung ini dapat berubah-ubah, yang langsung bisa jadi tidak langsung konstitusi umum dan pengaturan-pengaturan kelembagaan bagi
dan sebaliknya. aktivitas politik.
Hubungan diantara suatu organisasi dengan lingkungan tugasnya Aspek-aspek yang perlu dipahami diantaranya yang terpenting
bersifat dua arah, yaitu suatu organisasi dipengaruhi oleh organisasi yang adalah :
mengendalikan sumber-sumber, legitimasi, rujukan dan lainnya dan pada a. Sistem pemerintahan dan sistem hubungan antar pemerintahan
gilirannya mempengaruhi organisasi yang sebelumnya menjadi beserta Jajarannya di berbagai tingkatan (daerah dan pusat);
pengendali. Pemetaan lingkungan tugas merupakan prasyarat untuk b. Peran, hubungan-hubungan dan dampak lembaga-lembaga dan
secara strategis melakukan relasi lingkungan dengan organisasi. aktor-aktor politik utama seperti Parlemen, Menteri, Presiden,
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memulai analisis Wakil Presiden, Proses pemilihan dan peradilan;
lingkungan tugas adalah sebagai berikut : c. Proses politik dan distribusi kekuasaan, termasuk kekuasaan para
1. Catatlah semua yang berinteraksi dengan organisasi atau memiliki aktor dan lembaga-lembaga yang telah diuraikan sebelumnya, juga
dampak terhadap organisasi; peran partai-partai politik, kelompok-kelompok penekan, media
2. Kategorikan (kelompokkan) pada judul-judul yang tepat seperti serta kelompok-kelompok sosial utama seperti perusahaan,
penyandang dana, pesaing atau sasaran (bisa jadi ditempatkan di lebih pekerja, serikat pekerja dan perkumpulan profesional;
satu judul); d. Nilai-nilai dan sikap-sikap yang berlaku di masyarakat.
3. Buat satu diagram sebagai pedoman; 3. Organisasi beroperasi di dalam konteks hukum yang menyediakan
4. Berdasarkan diagram tadi, perjelaslah ( buat garis bawah ) hubungan- kesempatan dan kendala. Organisasi tunduk pada persyaratan
hubungan yang bermasalah atau potensial bermasalah terhadap legislatif terutama yang terkait dengan bidang pelayanan organisasi.

47 48
Hukum, terutama menentukan dan mengatur persyaratan Lingkungan umum yang telah dibicarakan disamping yang
akuntabilitas dan pendanaan, hak-hak klien dan penerima pelayanan berskala nasional, bisa juga berskala regional atau internasional. Perlu
lainnya, elijibilitas, tujuan program dan prosedur administratif, dipahami tentang perjanjian-perjanjian internasional seperti hak azasi
besarnya subsidi, kualifikasi dan pengalaman staf, beban kerja staf manusia, hak-hak kanak-kanak dan lainnya.
dan standar fasilitas fisik.
4. Organisasi dibentuk oleh perkembangan teknologi. Teknologi Karakteristik Lingkungan.
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk barang dan jasa Lingkungan sangat bervariasi dari yang sangat sederhana, sampai
yang dihasilkan dan digunakan, hakekat kerja, struktur dan karakter ke yang rumit, berubah-ubah dan saling bertentangan.
kehidupan perkotaan dan perdesaan. Kerangka analisis tentang hakekat dan karekteristik lingkungan dapat
Cara-cara teknologi mempengaruhi teknologi adalah: dipahami dari empat dimensi kunci.

a. Banyak dari masalah dan isyu yang ditangani oleh organisasi 1. Keseragaman-Keanekaragaman .
berasal dari perubahan teknologi; Dimensi ini mengacu pada rentang harapan dan tantangan-
b. Perubahan teknologi informasi yang sangat cepat telah tantangan didalam lingkungan yang harus dipenuhi oleh organisasi.
menimbulkan dampak yang sangat besar; Lingkungan yang seragam adalah sekumpulan tuntutan eksternal
c. Perubahan teknologi juga mempengaruhi tentang pilihan yang harus dipenuhi oleh organisasi. Terdapat dua sumber
pelayanan yang dapat disediakan oleh organisasi. keanekaragaman.
5. Organisasi sosial juga berada di dalam suatu konteks Berbagai jenis organisasi didalam lingkungan tugas memaksakan
kemasyarakatan. Kondisi demografi sosial membentuk keseluruhan berbagai tuntutan/harapan. Lebih lanjut, suatu organisasi bekerja
kehidupan kemasyarakan dan kehidupan komunitas lokal dibidang pelayanan yang bercirikan nilai-nilai masyarakat yang
berpengaruh pada kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah sosial saling bertentangan dan nilai-nilai yang diperdebatkan.
yang ditangani organisasi, juga akses organisasi pada sumber-sumber
2. Kepastian-Ketidakpastian.
serta cara pelayanan.
Kepastian merupakan fungsi dari dua faktor, yaitu tingkat
Unsur-unsur pokok dari konteks kemasyarakatan, mencakup: perubahan di lingkungan dan kualitas informasi yang dimiliki
a. Variabel demografi sosial terdiri dari : usia, jenis kelamin, organisasi tentang perubahan ini. Tingkat ketidakpastian, sebagian
komposisi suku, struktur keluarga, penghasilan, tingkat tergantung dari apakah organisasi telah mengembangkan cara-cara
pendidikan, kesehatan, kecacatan, kondisi georafis; yang efektif untuk memperoleh informasi tentang perubahan tersebut.
b. Variabel pekerjaan terdiri dari : pola pekerjaan, kesempatan kerja,
3. Kecukupan-Kekurangan.
karakteristik dan komposisi tenaga kerja;
c. Variabel sistem nilai dan kultural yang berlaku di masyarakat dan Bekerjanya suatu organisasi dipengaruhi oleh ketersediaan
cara-cara organisasi mencerminkan (memberlakukannya dalam sumber-sumber didalam sektor, lokalitas dan industri.
organisasi), meningkatkan dan mempertanyakan sistem nilai
tersebut.

49 50
4. Keramahtamahan-Permusuhan. d. Memperluas jaringan.
Suatu lingkungan yang ramah adalah suatu lingkungan yang Suatu organisasi melakukan hubungan dengan berbagai jenis
lingkungan.
memungkinkan organisasi memiliki otonomi penuh untuk
menentukan tujuan yang hendak dicapai dan kegiatan-kegiatannya. e. Restrukturisasi penyediaan sumber.
Lingkungan yang tidak ramah adalah lingkungan yang sangat Suatu organisasi melakukan diverifikasi sumber-sumber
membatasi kegiatan-kegiatan organisasi dan memberikan kesempatan pembiayaan dengan cara meningkatkan jumlah penyandang dana
yang sangat sempit untuk membuat keputusan dan menentukan eksternal dan mengembangkan sumber-sumber pendanaan
pilihan. internal.
Organisasi pelayanan sosial, karena tidak bisa memperoleh f. Restrukturisasi basis legitimasi.
keuntungan sangat tergantung dari organisasi luar. Kegiatan-kegiatan Suatu organisasi dapat mengangkat berbagai tokoh dari berbagai
organisasi ini syarat dengan nilai-nilai sosial yang mengalami bidang kedalam dewan Manajemen agar memperoleh legitimasi
perdebatan. Hal ini berarti tujuan, teknologi dan kegiatan operasional dari berbagai sumber.
secara umum dari organisasi akan terhambat oleh nilai-nilai sosial g. Reorganisasi pengaturan pelayanan.
masyarakat yang dominan. Organisasi ini juga dituntut oleh sejumlah Suatu organisasi biasanya membuat suatu pengaturan yang relatif
persyaratan-persyaratan akuntabilitas yang membatasi kebebasan tetap dengan organisasi lain yang menyediakan pelayanan
untuk menentukan sendiri cara-cara melakukan kegiatan. pelengkap. Organisasi perlu mengatur kembali pola-pola dan
prosedur kerjasama dengan organisasi lain.
Bekerja dengan lingkungan
h. Merubah sasaran pelayanan.
Pekerja sosial perlu bersikap proaktif terhadap lingkungan Suatu organisasi dapat menetapkan berbagai kelompok sasaran
organisasional. Kegiatan pokok yang perlu dilakukan adalah berikut ini : pelayanan dan memperluas kegiatan pelayanan.
1. Konstruksi dan Rekonstruksi i. Mempengaruhi persepsi eksternal.
Anggota-anggota organisasi pada taraf tertentu memiliki Suatu organisasi berupaya merubah persepsi eksternal untuk
kemampuan untuk menciptakan atau merubah lingkungan. memperoleh dukungan.
Metode-metode untuk merubah lingkungan adalah : j. Merubah lingkungan umum.
a. Relokasi didalam sektor. Suatu organisasi berupaya untuk mempengaruhi lingkungan tugas
Suatu organisasi pindah dari suatu sektor ke sektor lainnya. langsung dan tidak langsung. Upaya yang dilakukan diantaranya
b. Rekonstruksi hubungan lokalitas. adalah merubah filosofi pelayanan, sikap-sikap dan nilai-nilai
Suatu organisasi memutuskan untuk memindahkan lokasi masyarakat, metode pemberian pelayanan dan distribusi
pelayanan atau merubah skala kegiatannya. pelayanan ke berbagai sasaran pelayanan.

c. Pindah ke suatu industri baru.


Suatu organisasi merubah bidang pelayanan yang dikerjakan.

51 52
2. Strategi Menyeluruh. TUGAS-TUGAS DAN FUNGSI
Pendekatan proaktif terhadap lingkungan organisasional MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL
memerlukan kesadaran penuh tentang :
a) Kesempatan dan kendala yang ada; 1. Manajer pelayanan sosial secara rutin dihadapkan pada dilema moral
b) Tingkat ketergantungan oganisasi pada lingkungan tugas; yang mempersyaratkan pembuatan keputusan yang dapat
c) Karakteristik lingkungan. dipertanggung jawabkan secara moral.
Hal ini mempersyaratkan perlunya pemahaman menyeluruh Manajer, walaupun telah memiliki pedoman yang telah ditetapkan
tentang relasi lingkungan-organisasi, yang berarti seluruh gambaran oleh kebijakan publik dan ideologi kelembagaan namun menghadapi
tentang lingkungan harus dipertimbangkan. Strategi yang digunakan sejumlah besar pilihan-pilihan moral yang sulit. Kesulitan-kesulitan
adalah menjaga keseimbangan diantara organisasi dengan berbagai yang dihadapi kebanyakan pada tingkatan makro pembuatan
tekanan dan pengaruh lingkungan. keputusan (misalnya : apakah sumber-sumber organisasi dipusatkan
Organisasi perlu melakukan kesepakatan dengan lingkungan pada penduduk yang lemah dan sangat membutuhkan, ataukah pada
berkaitan dengan bidang kerja organisasinya, yaitu : penduduk yang kurang membutuhkan tapi lebih potensial untuk
direhabilitasi), disamping itu juga, pembuatan keputusan pada
a) Masalah yang ditangani; tingkatan program dan pelayanan (misalnya : apakah mencabut hak
b) Populasi yang dilayani; pengasuhan orang tua terhadap anaknya ataukah mengembalikan
c) Pelayanan yang diberikan. orang dengan kecacatan kepada keluarganya ataukah mengirimkan ke
Upaya-upaya untuk mencapai kesepakatan adalah dengan panti sosial). Manajer Human Services Organization/HSO secara
melakukan berbagai perundingan yang bersifat saling langsung atau tidak langsung bertugas untuk membuat pilihan
mempertukarkan berbagai aspek didalam organisasi sesuai dengan tersebut atau mempertahankan pilihan yang sudah dibuat oleh
tuntutan lingkungan. stafnya. Alasan-alasan seperti ini menyebabkan etika dan nilai-nilai
selalu berpengaruh dalam pembuatan keputusan.
3. Taktik dan Teknik Keputusan administratif dalam kesejahteraan sosial dipengaruhi
Pekerja sosial perlu menguasai sejumlah keterampilan untuk oleh nilai-nilai yang dikehendaki oleh badan-badan sosial terkait yang
menghadapi lingkungan : penting. Badan-badan sosial tersebut seringkali mengakibatkan
a. Memperoleh informasi; dilema etis dimana dua atau lebih nilai-nilai yang setaraf dan lebih
b. Melakukan jejaring; penting diperselisihkan. Lebih lanjut, pemecahannya seringkali lebih
c. Pemasaran dan hubungan masyarakat; bersifat pertukaran, yaitu mengorbankan atau membelakangkan satu
d. Mobilisasi sumber-sumber; nilai untuk memperoleh yang lain. Pada lingkungan keputusan seperti
e. Loby; ini, manajer dituntut untuk membuat pilihan-pilihan yang masuk akal
f. Kolaborasi; yang didasarkan pada kriteria etis yang jelas. Sesuatu yang sangat
g. Kooptasi; penting dilakukan oleh manajer adalah meneladankan (menjadikan
h. Upaya-upaya disruptif. dirinya sebagai teladan) alasan-alasan etis dan ketulusan hati bagi
seluruh organisasi, dengan demikian menciptakan iklim yang
53 54
normatif bagi pembuatan keputusan di setiap tingkat kedudukan. Hal Salah satu penyebab perbedaan harapan tersebut adalah fakta
ini sangat penting, karena Human Services Organization/HSO bekerja bahwa pengguna pelayanan membayar sedikit (atau tidak membayar
dengan ruang lingkup transaksi yang sangat luas yaitu dengan sama sekali) dalam menerima pelayanan. Pembinaan ditanggung oleh
penerima manfaat, mitra kerja dan pendukun-pendukung; sukses pihak ketiga seperti pemerintah, yayasan, asuransi dan sumbangan.
jangka panjang, dalam banyak hal sangat tergantung pada tumbuhnya Penerima manfaat (klien) dan penyedia dana seringkali menuntut
perasaan kejujuran dan kepercayaan timbal balik. hasil (outcomes) yang berbeda. Klien mengharapkan menerima
pelayanan sememuaskan mungkin (“private good”), sedangkan
2. Praktek manajemen Human Services Organization/HSO memerlukan penyedia dana mengharapkan seminimal mungkin (“public good”).
perhatian yang sungguh pada mediasi (merundingkan), mendamaikan Masalah yang muncul cukup rumit, terutama apabila organisasi
dan mempengaruhi pilihan-pilihan dan harapan-harapan konstituen menggunakan teknologi pelayanan pribadi (ini seringkali terjadi)
(pendukung) dari luar. yang tergantung pada dicapainya kesepakatan diantara pemberi
Human Services Organization/HSO menggantungkan diri pada pelayanan dengan penerima pelayanan tentang tujuan dan teknik
berbagai jenis kelompok untuk memperoleh sumber-sumber yang penyembuhan. Sehubungan dengan ini manager Human Services
dibutuhkan agar supaya dapat mempertahankan, mengembangkan Organization/HSO dihadapkan pada tantangan untuk memenuhi
dan memperbaiki program-program organisasi. Manajer tergantung kebutuhan kedua kelompok, dengan cara disatu segi mendesakkan
dari dukungan dan kerjasama dari berbagai konstituen untuk pengertian pelayanan publik kepada pengguna pelayanan atau di segi
melaksanakan pekerjaan organisasi dan jarang sekali dalam posisi lain membujuk penyedia dana agar pelayanan publik dilayani dengan
bertindak secara sepihak (dapat menentukan sendiri) tentang menggunakan pelayanan pribadi. Kegagalan mencapai kesejalanan
persoalan-persoalan penting. harapan-harapan ini cenderung akan mengakibatkan masalah bagi
organisasi, karena staf akan menghadapi tuntutan-tuntutan yang
Klien atau penerima manfaat merupakan “bahan mentah” yang saling bertentangan dan atau sumber-sumber akan dibagi-bagikan
organisasi kerjakan untuk mencapai tujuan dan menjadi alasan untuk memenuhi tujun-tujuan yang beraneka ragam dan saling tidak
organisasi diberi dana. DPR, lembaga pemerintah, badan-badan cocok. Tugas utama manajer adalah menengahi perbedaan-perbedaan
pemberi dana, donatur dan yayasan-yayasan menyediakan dana yang ini.
dibutuhkan agar kegiatan organisasi dapat berlangsung. Berbagai
lembaga pembina dan DPR memberikan kewenangan dan arahan 3. Manajer organisasi melakukan advokasi bagi kepentingan kelompok-
kebijakan, yang menetapkan kerangka kerja pemberian pelayanan. kelompok yang terstigmatisasi dan dianggap rendah dengan
Lembaga akreditasi meninjau ulang dan mengesahkan organisasi memobilisasi sentimen masyarakat dan sumber-sumber.
berkaitan dengan kriteria kualitas. Administrator wajib
mengakomodasi (menampung) kebutuhan-kebutuhan dan minat- Manajer organisasi yang mengurusi pelayanan sosial pribadi
minat berbagai kelompok tersebut, disamping itu pada saat yang seringkali harus berupaya untuk mengubah stereotip tentang
bersamaan mengupayakan kesesuaian yang cukup memuaskan antar kelompok-kelompok yang tidak beruntung (tidak dikehendaki
kelompok tersebut agar Human Services Organization/HSO terhindar masyarakat) yang mereka layani atau merubah prioritas publik
dari harapan-harapan yang saling bertentangan yang dapat (masyarakat) berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok
mengakibatkan tidak efisien dan efektifnya penggunaan sumber- tersebut. Sebagai gambaran, misalnya, administrator pelayanan anak
perlu meyakinkan pemerintah atau DPRD agar orang tua yang
sumber (dibagi-bagi sedikit-sedikit kepada terlalu banyak sasaran).
55 56
menyalahgunakan anak akan lebih baik apabila direhabilitasi; klien) tersebut cenderung akan merusak moral staf sepanjang
manajer kesehatan mental akan beruasaha untuk menjelaskan kepada waktu, berakibat pada rendahnya semangat dan masalah-masalah
pejabat pemerintah daerah bahwa orang-orang yang mengalami kinerja lainnya.
gangguan jiwa yang tidak memiliki rumah sesungguhnya tidak suka c. Tuntutan organisasi terhadap sumber-sumber kemasyarakatan
dengan cara hidup mereka dan bersedia menerima pelayanan (publik) sebagian tergantung pada persepsi dari penyandang dana
penjangkauan (outreach services); direktur program pencegahan bahwa apa yang dikerjakan oleh pegawai dengan cara-cara
kenakalan berupaya mempengaruhi publik, bahwa anggota-anggota tertentu dapat memberikan sumbangan pada kualitas kehidupan
geng ini memiliki harapan-harapan dan tidak ingin melakukan masyarakat. Apabila persepsi terhadap kelompok-kelompok yang
kejahatan serta dapat dibantu untuk memilih gaya hidup yang berbeda secara moral dianggap tidak berharga (klien) tersebut tidak dapat
apabila diberi kesempatan; manajer program pencegahan kehamilan dirubah sehingga mereka dipandang sebagai asset potensial bagi
remaja akan berupaya untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin masyarakat atau paling sedikit dianggap dapat mengurangi
masyarakat agar klien mereka tidak memiliki bayi bagi kepentingan ancaman, maka kesuksesan organisasi akan memiliki makna yang
kesejahteraan mereka. kecil bagi masyarakat.
Situasi yang digambarkan tersebut menunjukkan bahwa penerima 4. Manajer Human Services Organization/HSO perlu berkolaborasi
manfaat dari program tersebut adalah terstigmatisasi secara moral. (bekerjasama) dengan organisasi lainnya untuk memobilisasi dan
Dengan demikian, mereka dianggap tidak layak menerima bantuan memusatkan pendayagunaan sumber-sumber pada klien yang sama
dan atau patut menerima hukuman. Ada tiga alasan mengapa manajer agar memperoleh manfaat dari sekelompok spesialis (pekerja ahli)
Human Services Organization/HSO perlu melakukan advokasi yang diperluas dan kerjasama yang ditingkatkan.
terhadap penerima manfaat (klien) ini, yaitu: Manajemen pelayanan sosial memerlukan pengembangan dan
a. Tujuan dari Human Services Organization/HSO adalah merubah pemeliharaan kerjasama antar organisasi karena perawatan dan
orang atau lingkungan sosial mereka. Organisasi tidak dapat perubahan manusia secara khas dihasilkan secara bekerjasama oleh
memperoleh sumber-sumber dan kerjasama yang dibutuhkan agar antar organisasi. Pada tingkat yang sangat luas (secara rasional), hasil
berhasil melaksanakan misinya apabila pimpinan-pimpinan yang dicapai oleh klien dari suatu organisasi tergantung dari
masyarakat tidak yakin akan potensi yang dimiliki oleh orang- pelayanan pelengkap atau pendukung yang disediakan oleh
orang yang secara moral dianggap tidak berharga (klien) atau organisasi lain didalam sistem pemberian pelayanan. Dengan kata
memahami kaitan diantara tujuan pelayanan dengan minat-minat lain, apabila organisasi-organisasi bekerjasama dengan cara yang
masyarakat luas. bertujuan maka dapat dicapai dampak (hasil) yang diharapkan pada
b. Penyedia pelayanan (pegawai-pegawai Human Services banyak kelompok klien. Meskipun kolaborasi telah lama dianggap
Organization/HSO) yang memberikan pelayanan kepada sebagai strategi yang baik untuk mengatasi kesenjangan pelayanan,
meningkatkan akses dan mencapai keekonomisan (mengurangi biaya-
kelompok-kelompok penerima manfaat tersebut akan
memperoleh penghargaan yang kecil, karena walau biaya yang tidak perlu), pada perkembangan terakhir ini kolaborasi
menjadi sangat penting bagi keberhasilan organisasi.
bagaimanapun terampilnya mereka atau walau bagaimanapun
menantangnya pekerjaan mereka, sasaran pelayanannya dianggap Selama dua dekade terakhir ini, beberapa perkembangan
tidak layak. Pandangan yang tidak menyenangkan (terhadap demografis dan kebijakan sosial mengakibatkan munculnya jenis
57 58
klien yang berbeda yang dihadapi oleh organisasi. Perkembangan Akibat berantai dari interaksi perkembangan demografis dan
pertama adalah meningkatnya disparitas (perbedaan) kemakmuran perubahan kebijakan adalah meningkatnya secara dramatis jumlah
karena kebijakan perpajakan dan ekonomi yang lebih menguntungkan orang yang mengalami beraneka ragam masalah, orang-orang yang
kelompok-kelompok penduduk berpenghasilan tinggi. Sehubungan kondisinya lemah dan orang-orang yang sangat membutuhkan
dengan ini, tingkat kemiskinan (kebanyakan anak-anak) pelayanan sosial. Meningkatnya kompleksitas kebutuhan ini, pada
menunjukkan peningkatan. Serentak dengan ini, terjadi pertumbuhan saat sumber-sumber tidak meningkat, pembuat kebijakan dan manajer
yang cepat jumlah lanjut usia disertai dengan masalah-masalah sosial Human Services Organization/HSO menjadi sadar bahwa organisasi
dan kesehatan. Perkembangan berikutnya, meningkatnya jumlah secara sendiri-sendiri dan atau pemecahan masalah oleh satu profesi
orang-orang yang mengalami gangguan mental dan penyandang cacat tidak sanggup mengatasi masalah yang mereka hadapi. Timbulnya
yang membutuhkan pelayanan sosial. Perkembangan lainnya adalah minat yang kuat untuk pemecahan masalah secara kolaboratif, yang
meningkatnya jumlah migran yang kebanyakan mengalami latar tidak hanya berakibat pada keekonomisan secara operasional, juga
belakang traumatis (bermasalah). Kesemua perkembangan ini menghasilkan strategi program menjadi lebih terpadu dan
menyebabkan sejumlah besar kelompok penduduk yang tergantung kompherensif (menyeluruh). Manajer Human Services
pada pelayanan sosial yang didukung oleh publik. Organization/HSO menjadi sadar bahwa pelayanan terbaik kepada
Perkembangan demografis tersebut berjalan seiring dengan klien dilakukan secara kolaboratif.
perkembangan kebijakan sosial. Pada dua dekade terakhir ini tuntutan Pada saat ini, kolaborasi termasuk yang diatur dalam kebijakan
akan pelayanan sosial timbul lebih cepat dari kemampuan program- sosial. Pelayanan sosial dilihat dari sudut penanggungjawabnya
program yang didukung publik untuk memenuhi tuntutan tersebut. dikelompokkan ke dalam sektor pemerintah, swasta dan pribadi yang
Penyebabnya adalah karena keterbatasan sumber-sumber atau disebut juga pemerintahan tri-parti, yaitu pemerintah mempercayakan
menurunnya kemauan publik untuk mendanai pelayanan yang pelaksanaan kebijakan publik pada sektor-sektor yang mencari
diperluas. Terdapat kecenderungan menurunnya pendanaan bagi keuntungan dan yang tidak mencari keuntungan. Manajer
kesejahteraan sosial pada kelompok penduduk yang termasuk kesejahteraan sosial, apakah di organisasi pemerintah, organisasi
kategori berdasarkan pada ketentuan “means-tested” (penerima yang mencari keuntungan atau yang tidak mencari keuntungan harus
pelayanan adalah penduduk yang berpenghasilannya rata-rata dapat bekerja secara efektif pada tingkat kolaborasi antarseksi ini.
penghasilan terendah di negaranya) dan lebih mengutamakan 5. Manajer kesejahteraan sosial menyampaikan secara jelas nilai-nilai
program-program yang ditujukan pada penduduk miskin dan hampir dan tujuan-tujuan organisasi yang mengilhami komitmen moral dari
miskin. Untuk menghadapi meningkatnya kesenjangan diantara pendukung-pendukung, staf dan relawan-relawan.
kebutuhan dan sumber-sumber, pembuat kebijakan baik pada tingkat Manajer kesejahteraan sosial, bisa jadi lebih dari manajer disektor
pusat maupun daerah menetapkan strategi pendistribusian yang lain, harus dapat menggerakkan anggota organisasi berkaitan dengan
memusatkan pengguna sumber-sumber kepada orang yang sangat
nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang secara pribadi sangat berarti bagi
membutuhkan dan bermasalah sementara itu mengeluarkan orang- mereka. Pendukung-pendukung, tenaga professional dan orang-orang
orang yang kebutuhannya kurang mendesak atau kebutuhannya tidak
lainnya yang terlibat, cenderung merasa lelah pada jenis pekerjaan
menimbulkan ancaman. ini, karena mereka merasakan secara mendalam perlunya merubah
dunia sedemikian rupa, sehingga dapat melindungi kelompok
59 60
penduduk rawan (perempuan, anak-anak, penyandang cacat dan tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi untuk menjamin kinerja
sebagainya) dari perilaku kejahatan, menjamin hak-hak orang yang pegawai/staf.
kehilangan hak-haknya, melindungi dan memperkuat keluarga.
6. Manajer kesejahteraan sosial berupaya untuk mengukur kinerja
Organisasi sosial, salah satu dari lembaga-lembaga yang ada, organisasi yang responsif (tanggap) terhadap standar akuntabilitas
merupakan wadah dimana tenaga-tenaga professional berupaya untuk yang ditentukan oleh lembaga pembuat kebijakan dan lembaga
mewujudkan nilai-nilai tersebut. penyandang dana, sekaligus berupaya untuk menyesuaikan dengan
Meskipun kinerja pekerja sosial dan tenaga professional lainnya sumber-sumber yang tersedia, kesulitan memperkirakan keberhasilan
yang bekerja di organisasi sosial terbentuk dari sejumlah faktor, teknologi pelayanan, dan pilihan-pilihan (keinginan-keinginan)
mulai dari ciri-ciri kepribadian mereka sampai ke iklim, budaya dan penyedia pelayanan (pekerja) serta klien.
struktur organisasi, salah satu sumber motivasi yang terpenting Perumusan definisi dan pengukuran kinerja organisasi di satu segi
adalah keyakinan mereka terhadap pekerjaan, tujuan-tujuan dan misi merupakan kegiatan yang sangat kompleks, di segi lain lembaga
organisasi. Salah satu pakar menyatakan, bahwa tipe kekuatan yang pembuat kebijakan dan lembaga penyandang dana semakin proaktif
digunakan di dalam organisasi untuk menggerakkan keterlibatan aktif berupaya memerinci pengukuran hasil (outcomes) keberhasilan klien
anggota-anggota organisasi pelayanan sosial adalah menggunakan sebagai bukti dari pemberian dukungan. Tidaklah seperti halnya yang
kekuatan moral agar memperoleh keterlibatan normatif (yang tidak memiliki indikator kinerja yang dapat diterima secara umum,
seharusnya) dari pekerja-pekerjanya. juga standar yang dapat diterapkan diberbagai bidang pelayanan.
Di dalam organisasi pelayanan sosial, penyedia pelayanan adalah Ukuran hasil (outcomes) akan berbeda-beda dari berbagai bidang
alat pelayanan. Kualitas pelayanan sangat tergantung pada sumber- pelayanan seperti di bidang kesehatan mental, kesejahteraan anak,
sumber pribadi (sikap pengetahuan, ketrampilan) dari penyedia lanjut usia dan sebagainya. Meskipun demikian, organisasi sosial
pelayanan dan keinginan mereka untuk menggunakan sumber-sumber didesak untuk menetapkan serta mempertanggungjawabkan hasil
tersebut dalam transaksi (pemberian pelayanan) kepada klien. kinerja. Dibidang kesejahteraan anak, ukuran keberhasilan (kriteria
Jelaslah bahwa apabila penyadia pelayanan komit (bersungguh- kinerja) yang dianggap penting adalah : memperkuat keluarga yang
sungguh) pada tujuan pelayanan maka mereka cenderung akan memiliki anak beresiko, menempatkan anak didalam pengaturan
mengerahkan sumber-sumber pribadinya bagi kepentingan klien. kehidupan permanen (pengangkatan anak) dan mengurangi tingkat
Keterlibatan normatif dari staf juga bermanfaat bagi tujuan-tujuan pengulangan (kambuh) penyalahgunaan dan penelantaran anak.
organisasi. Didalam organisasi yang mengalami kesulitan untuk Dibidang kesehatan mental, adalah memelihara dan penyesuaian diri
memerinci tujuan-tujuannya secara spesifik, yang menggunakan orang-orang yang mengalami gangguan mental berat di masyarakat.
teknologi pelayanan dengan variabel dan dampak yang tidak pasti Dibidang program bantuan penghasilan adalah penurunan
serta menggantungkan pada penilaian dan diskresi (pengecualian- ketergantungan kesejahteraan serta partisipasi angkatan kerja.
Terdapat juga kebijakan-kebijakan dan pengaturan-pengaturan dari
pengecualian) dari staf operasional (digaris depan), keterlibatan
normatif dari pekerja merupakan sumber utama dari reabilitas penyandang dana yang menghendaki standar program yang spesifik,
yang mempersyaratkan organisasi pelayanan sosial pemerintah serta
(keterpercayaan) dan koherensi (keeratan hubungan). Keterbatasan
kemampuan untuk mengamati dan secara langsung memantau organisasi yang tidak mencari keuntungan untuk mengembangkan
perilaku staf, organisasi sangat tergantung pada komitmen staf pada dan mempertanggungjawabkan bagi standar kinerja yang lebih tajam.

61 62
Perkembangan keadaan seperti ini akan menjadikan perumusan 7. Manajer kesejahteraan sosial berupaya untuk mengembangkan
dan pengukuran kinerja merupakan bagian yang menyatu dari proses-proses pemberian dukungan dan pemberdayaan didalam
tanggung jawab manajer kesejahteraan sosial. Hal ini mengandung organisasi agar dapat membangun komitmen dan perasaan memiliki
makna lebih lanjut. Jika penyandang dana mengkaitkan dengan dan memelihara iklim yang kondusif bagi kesehatan psikologis dan
pencapaian hasil pelayanan (outcomes), maka kemampuan untuk fisik.
menentukan sumber-sumber dan proses-proses yang harus diterapkan Seperti telah dibahas sebelumnya, nilai-nilai organisasi sangat
untuk mencapai hasil pelayanan akan menjadi lebih penting. Faktor- penting dalam menarik perhatian dan melibatkan staf dan orang-
faktor yang terkait dengan hasil pelayanan adalah memerinci orang terkait lainnya dalam pekerjaan organisasi. Hal penting lainnya
teknologi pelayanan, memilih dan melatih pegawai yang dapat yang terkait dengan hal ini adalah perlunya memelihara komitmen
melaksanakan pelayanan ini serta mengembangkan sistem informasi yang tinggi dari pegawai, oleh karenanya manajer wajib memusatkan
manajemen untuk melacak bagaimana kegiatan pemberian pelayanan. upayanya pada pengembangan dan pemeliharaan pegawai karena
Karena penyandang dana mengkaitkan dengan hasil pelayanan, pegawai merupakan alat (instrumen) pemberian pelayanan. Transaksi
kemampuan manajer untuk menentukan biaya pelayanan adalah (proses) pelayanan secara khas memerlukan penggunanaan kualitas
sangat penting bagi keberlangsungan keuangan organisasi. dan perilaku pribadi pegawai (misalnya : penilaian, empati,
Pelaksanaan dari keseluruhan kegiatan ini menghadapi berbagai pengungkapan, pemberian contoh) dalam berinteraksi dengan klien
masalah dan dilema. Pengguna pelayanan (klien) datang ke lembaga yang bermasalah, tertekan, bingung dan kadang-kadang sangat
pelayanan dengan tujuan-tujuannya sendiri dan memiliki cara-cara menyulitkan. Agar dapat memberikan yang terbaik, staf professional
menilai kualitas dan efektifitas pelayanan. Karena hasil pelayanan dan relawan harus dapat menjaga komitmen pribadi yang sangat
dan cara-cara mencapai hasil pelayanan lebih bersifat telah ditentukan tinggi. Hal-hal ini akan sangat melelahkan, sehingga apabila
sebelumnya dan bukanlah dirumuskan secara bersama pada transaksi pemberian dukungan dan strategi manajemen stres tidak efektif akan
pelayanan adalah menjadi sulit untuk memperoleh jenis-jenis menimbulkan sejumlah akibat yang tidak baik, seperti : gangguan
keterlibatan dan kerjasama dari klien (kegiatan-kegiatan yang emosional, depersonalisasi klien dan masalah-masalah psikologis
seharusnya dilakukan klien) yang diperlukan untuk memenuhi lainnya. Manajer kesejahteraan sosial wajib dengan sungguh-sungguh
standar kinerja. Sesungguhnya, gambaran tentang hal ini menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan motivasi dan
mencerminkan menidakberdayakan (disempowement) klien, karena kepuasan kerja agar kapasitas pemberian pelayanan oleh organisasi
berlawanan dengan produksi secara kolaboratif (bekerja bersama tidak merosot.
klien) untuk mencapai hasil pelayanan yang diinginkan. Sebagai 8. Manajer kesejahteraan sosial harus dapat mengendalikan (control)
alternatif, organisasi berupaya untuk melakukan praktek “yang program-program mereka.
terbaik” (melakukan akal-akalan) yaitu dengan cara mencari klien
yang dianggap cocok dengan teknologi pelayanan yang diperkirakan Hakekat teknologi pelayanan melibatkan transaksi-transaksi yang
akan paling efektif. bersifat pribadi yang sangat banyak antar pekerja dengan klien. Lebih
lanjut, interaksi diantara staf dan klien secara khas bersifat dinamis
Tantangan terpokok dari manajer kesejahteraan sosial adalah
yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian seketika pada saat itu
mengembangkan teknologi pelayanan yang memungkinkan bagi klien dan pemecahan yang baru. Meskipun intervensi pelayanan dibimbing
untuk memilih dan memberikan pengaruh pada terumuskannya oleh pedoman pemberian pelayanan, supervisi dan pelatihan, namun
harapan-harapan tentang kinerja yang sangat spesifik.
63 64
terdapat unsur-unsur yang tidak dapat dihindarkan dan diinginkan 9. Manajer kesejahteraan sosial wajib mengupayakan agar klien terlibat
yang memerlukan pengecualian (diskresi) dan penilaian, jika pekerja secara langsung dalam pemilihan cara-cara dan menentukan hasil
dan klien menemukan cara-cara untuk lebih meningkatkan kemajuan (outcomes) dari pemberian pelayanan (karena pengguna pelayanan
bagi pencapaian tujuan. Nilai-nilai profesional dalam melaksanakan sosial adalah orang yang berpartisipasi aktif dalam proses pelayanan
penilaian dan budaya professional memperkuat norma otonomi dalam dan bertanggung jawab penuh terhadap perubahan-perubahan yang
kaitannya dengan norma-norma tertentu. diinginkan).
Kurangnya cara-cara independen (teknik yang standar) untuk Pengguna pelayanan sosial adalah mitra yang sangat penting
mengumpulkan informasi tentang pelayanan dan hasil evaluasi dalam menciptakan perubahan. Mereka (klien) adalah ko produsen.
menyebabkan manajer kesejahteraan sosial tergantung dari staf untuk Perubahan-perubahan dari perilaku, sikap dan keterampilan serta
menyediakannya. Mekanisme akuntabilitas tipe komando dan kontrol bahkan perubahan kondisi lingkungan memerlukan partisipasi aktif
ini tidak mungkin akan memperoleh informasi yang reliable (yang dari klien. Meskipun demikian, berdasarkan pola konvensional,
dapat dipercaya), terutama jika penyedia (organisasi) pelayanan terdapat kekuatan besar didalam organisasi dan praktek professional
meyakini bahwa informasi tersebut digunakan untuk mengevaluasi yang berupaya untuk mempertahankan kekuasaan dari penyedia
kinerja. Sebaliknya, jika informasi dianggap sebagai cara untuk pelayanan dan mengekalkan ketergantungan klien. Prosedur-prosedur
belajar dan meningkatkan kinerja, dan jika digunakan untuk pengaturan telah menghilangkan kekuatan-kekuatan tersebut (pola
memfasilitasi (mendukung) pengembangan staf dan meningkatkan lama) dengan cara meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan
pelayanan kepada klien barulah pekerja professional bersedia norma-norma budaya yang menghormati klien dan menghargai
berpartisipasi. Sehubungan dengan ini, diperlukan partisipasi staf kekuatan-kekuatan dan kemampuan klien, dan memberikan
untuk merancang sistem informasi dan pengguna informasi bagi kesempatan kepada klien untuk memilih dan mempengaruhi
penyediaan umpan balik kepada staf. Sistem tersebut dapat bekerja teknologi pelayanan yang digunakan. Pengguna pelayanan sosial
dengan baik didalam struktur organisasi yang terdapat kewenangan (klien) seringkali mengalami tidak diberdayakan (disempowerment)
yang di desentralisasikan. dan tidak memiliki ketrampilan politis dan birokratis (ketrampilan
Manajer kesejahteraan sosial pada semua tingkatan harus administrasi dan mengorganisasi) yang dibutuhkan untuk
bertanggung jawab terhadap satuan kerjanya. Lembaga-lembaga yang melaksanakan tuntutan-tuntutan mereka. Kondisi ini dan
berwenang dan lembaga di luar organisasi memerlukan informasi kenyataannya, bahwa organisasi memperoleh pengesahan (legitimasi)
untuk menegaskan adanya kepatuhan dan seringkali menuntut dan dana bukan dari klien, membuat manajer dan penyedia pelayanan
manajer untuk melakukan perubahan jika kinerja dibawah yang (pekerja) tidak memperhatikan atau mengabaikan minat-minat dan
diharapkan. Sehubungan dengan itu, manajer kesejahteraan sosial peranan (kontribusi) klien dalam proses pelayanan. Manajer berperan
dapat melakukan upaya-upaya untuk memperoleh informasi dan sangat penting agar hal-hal tersebut tidak terjadi dan klien
menggunakannya dalam rangka menciptakan budaya kerja dengan diperlakukan sebagai mitra.
titik berat pada pengembangan professional dan penyempurnaan
organisasi agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pengguna pelayanan.

65 66
PERENCANAAN DALAM ORGANISASI 3. Akuntabilitas
PELAYANAN SOSIAL Tujuannya adalah agar pelayanan publik memperoleh
pembenaran dan dapat diterima masyarakat.
Perencanaan oleh manajer merupakan suatu kegiatan kritis dalam 4. Moral
rangka pemberian pelayanan. Perencanan memerlukan pemahaman Tujuannya adalah agar pegawai-pegawai organisasi sosial
tentang peristiwa-peristiwa dimasa lalu dan kemampuan memimpikan memiliki kepuasan dan perasaan berhasil, lebih lanjut dapat
masa depan. Perencanaan juga memerlukan pemahaman yang mendalam menunjukkan kinerja lebih baik.
tentang orang dan latar belakang pelakunya.
Karakteristik Perencanan
Pengertian Perencanaan
Model perencanaan rasional memiliki beberapa ciri, yaitu:
Perencanaan merupakan suatu proses rasional yang digunakan 1. Orientasi tujuan.
oleh pemerintah atau organisasi atau oleh sekelompok orang sampai ke Orientasi tujuan berarti pembuat keputusan menentukan beberapa
melakukan tindakan untuk mencapai keadaan tertentu dimasa depan. keadaan dimasa depan yang akan kita capai. Kegiatan yang perlu
Rencana dirancang untuk membawa kita dari keadaan kita sekarang ke dilakukan adalah :
keadaan yang kita harapkan terjadi besok. Perencanaan adalah keputusan
a. Memikirkan tentang situasi sekarang dengan cara
tentang orientasi masa depan, merupakan tindakan untuk memilih dari
berpandangan kemasa depan. Manajer memusatkan perhatian
beberapa alternatif langkah-langkah kegiatan dimasa depan, juga
pada bagaimana sebaiknya, bukan bagaimana adanya. Hal ini
merupakan suatu pendekatan rasional terhadap sejumlah tujuan yang
berpotensi bagi inovasi;
telah dipilih. Perencanaan mengandung arti memutuskan terlebih dahulu
apa yang perlu dilakukan. Cara-cara terbaik yang akan dilakukan, waktu b. Perencanaan memobilisasi orang secara bertujuan atau
yang tepat, siapa yang paling tepat untuk melukannya. Pada umumnya, membangkitkan kemauan.
perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan merancang secara Perancanaan berorientasi tujuan dapat membangkitkan sumber
rasional suatu cara melakukan kegiatan kolektif untuk mencapai keadaan energi, yaitu motivasi orang untuk menghasilkan perubahan yang
tertentu dimasa depan. disengaja.
Mengapa Perencanaan Diperlukan 2. Orientasi perubahan.
Alasan-alasan pentingnya perencanaan adalah: Unsur pokok dalam setiap perencanaan adalah serangkaian
1. Efisiensi tindakan atau intervensi, mengacu pada program atau kebijakan,
Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan dengan biaya dan upaya dalam rangka merubah situasi sekarang menuju pada arah yang
minimal. diinginkan.
2. Efektifitas a. Pernyataan pilihan.
Tujuannya agar hasil yang diharapkan tercapai. Tanggung jawab akhir dari perencanaan adalah memperluas
pilihan dan kesempatan untuk memilih. Kegiatan melakukan
pemilihan karena:
67 68
a. Kenyataan bahwa sumber-sumber terbatas; d. Kebijakan.
b. Memberikan kesempatan melakukan inovasi. Pernyataan umum sebagai pedoman berpikir, membuat keputusan
dan berperilaku.
b. Rasionalitas.
Rasionalitas berarti pilihan dibuat atas dasar kriteria yang e. Peraturan.
dibuat secara jelas. Konsistensi diantara pilihan yang Persyaratan spesifik sebagai standar perilaku dan pembuatan
ditetapkan dengan kriteria yang telah dibuat mencerminkan keputusan.
tingkat rasionalitas perencanaan. Kriteria yang biasanya f. Prosedur.
digunakan adalah: Gambaran tentang tata urutan kegiatan.
a. Efisiensi, yaitu hubungan diantara manfaat yang g. Program.
diharapkan dari kegiatan dengan biaya yang diperkirakan; Kumpulan dari tujuan, kebijakan, peraturan, dan strategi.
b. Optimalitas, yaitu seberapa besar manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan sejumlah sumber-sumber tertentu; h. Anggaran.
c. Sintesis, yaitu keselarasan diantara suatu kegiatan dengan
kegiatan lain. Proses Perencanaan
c. Berbasis kolektif. Proses perencanaan (Schaffer), yaitu:
Perencanaan merupakan proses pembuatan keputusan oleh
sejumlah orang (kolektif). Perencanaan publik bercirikan 1. Penelitian : analisis kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan
adanya upaya untuk mendamaikan perspektif yang berbeda dan faktor-faktor lain dari organisasi organisasi serta
dalam suatu kolektif tertentu dan tuntutan yang beraneka menentukan kesempatan-kesempatan dan resiko-resiko yang
ragam atas sumber-sumber yang terbatas. diciptakan oleh kecenderungan eksternal;
2. Perumusan tujuan : menentukan harus menjadi apa organisasi di
Daftar Isi Perencanaan masa depan;
Perencanaan berkaitan dengan sejumlah tipe rencana, yaitu: 3. Perencanaan strategis : mengembangkan suatu kerangka kerja
a. Misi. menyeluruh yang menggambarkan bagaimana organisasi
Pernyataan yang sangat luas tentang mengapa perlu organisasi melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan akhirnya;
tertentu. 4. Perencanaan operasional : menyusun langkah-langkah setiap
b. Tujuan. unit kerja dan fungsi dalam rangka melaksanakan rencana
Gambaran tentang tujuan yang menjadi arah kegiatan. strategis.
c. Strategi. Menurut Carlisle, yaitu:
Rencana tindakan yang spesifik untuk mencapai tujuan. 1. Menentukan dimana keadaan organisasi sekarang;
2. Mengembangkan asumsi-asumsi perencanaan berkaitan dengan
kecenderungan dan kondisi masa depan;

69 70
3. Mengembangkan dan menilai kembali tujuan yang akan 3. Memerinci Altenatif.
ditetapkan; Pimpinan organisasi perlu mempertimbangkan berbagai
4. Menetapkan sejumlah strategi untuk mencapai tujuan; cara untuk mencapai obyektif. Cara-cara yang telah di
5. Menyusun kegiatan-kegiatan program untuk mencapai tujuan inventarisasi harus diuraikan secara rinci.
yang diinginkan; 4. Melakukan antisipasi terhadap hasil dari setiap alternatif.
6. Menetapkan sumber-sumber pendukung yang diperlukan untuk Pimpinan organisasi perlu melihat ke masa depan untuk
melaksanakan kegiatan; memperkirakan apa yang akan terjadi jika suatu tindakan
7. Melaksanakan rencana; tertentu dilakukan. Antisipasi juga dilakukan dengan memberi
8. Mengendalikan rencana. bobot pada setiap pilihan. Antisipasi harus dilakukan dari
berbagai segi, terutama dari aspek politik dan ekonomi.
Langkah-langkah Perencanaan Dasar
5. Memutuskan Rencana yang terbaik.
Rangkaian kegiatan perencanaan adalah sebagai berikut: Kegiatan yang perlu dilakukan adalah mengolah dan
1. Memilih tujuan spesifik (obyektif). memperbandingkan hasil pengkajian dan membuat pilihan.
Obyektif berkaitan dengan tujuan umum dan kebijakan Pimpinan perlu membuat daftar pilihan berdasarkan
organisasi. Ada dua jenis obyektif, yaitu obyektif menyeluruh pembobotan yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan
dan jangka panjang, serta obyektif spesifik dan jangka pendek. signifikansi dan fisibilitasnya.
Perencanaan adalah suatu proses antisipatoris, sehingga Kriteria untuk mempertimbangkan hal ini adalah:
sasaran yang ditetapkan sebaiknya spesifik, sederhana dan dapat a. Ketersediaan sumber-sumber;
dicapai. Bentuk-bentuk penyusunan obyektif dalam proses b. Ketersediaan teknologi;
perencanaan adalah: c. Akseptabilitas nilai;
a. Manajemen berdasarkan obyektif. d. Kememadaian.

Masukan Kegiatan Keluaran 6. Merencanakan suatu program aksi yang spesifik.


Obyektif Tindakan Hasil Kegiatan yang dilakukan adalah membuat cetak biru atau
tahap penyusunan peta/matriks termasuk penjadwalan waktu.
b. Obyektif perilaku. 7. Buatlah terbuka untuk perubahan.
Obyektif perilaku adalah spesifik, yang bercirikan Keseluruhan proses perencanaan perlu bersifat fleksibel.
sederhana, dapat diamati, terukur dan realistik. Pada saat penyusunan maupun pelaksanaan perubahan bisa saja
2. Mempertimbangkan Sumber-Sumber Organisasi. terjadi.
Sumber-sumber yang perlu adalah ekonomi, fisik, dan
personalia organisasi, juga dukungan masyarakat.

71 72
Perencanaan Antar Organisasi KOORDINASI
Perencanaan antar organisasi perlu dilakukan dalam kerangka
proses pengorganisasian masyarakat (CO) disuatu masyarakat tertentu. Pentingnya Koordinasi
Prinsip-prinsip dasar dan proses-proses yang digunakan pada Pembagian kerja mengakibatkan suatu pekerjaan dipecah-pecah
perencanaan intra organisasi dapat juga diterapkan pada perencanaan menjadi berbagai satuan kerja. Masing-masing satuan kerja dipercayakan
antar organisasi, meskipun demikian perlu ditambahkan dengan atau ditugaskan kepada seseorang pekerja untuk melaksanakan sebagian
koordinasi antar organisasi dan kerja tim. tugas-tugas di bidangnya. Namun demikian tujuan atau sasaran yang
harus dicapai selalau memerlukan kegiatan-kegiatan yang menyangkut
tugas atau fungsi lebih dari satu pekerja atau satuan kerja. Untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu diperlukan pendekatan
multifungsional, hal ini berarti setiap permasalahan harus dipandang
sebagai fungsi berbagai pekerja atau satuan kerja yang terlibat di
dalamnya. Lebih lanjut, setiap pelaksanaan tugas-tugas perlu melibatkan
berbagai pekerja atau satuan kerja. Pelaksanaan tugas-tugas tersebut agar
efektif dan efisien perlu dipadukan, diserasikan, dan diselaraskan untuk
mencegah timbulnya timpang tindih, kekakuan, kesimpangsiuran atau
adanya tugas-tugas yang tidak tertangani.
Sehubungan dengan itu pimpinan harus memperhatikan dan
membina hubungan kerja dan keserasian aktivitas diantara satuan-satuan
kerja yang ada. Keseluruhan aktivitas dalam organisasi harus terarah dan
terpadu kepada pencapaian tujuan organisasi dengan waktu-waktu
kegiatan yang selaras. Pembinaan hubungan kerja dan keserasian
aktivitas keseluruhan satuan kerja dengan cara demikian itu merupakan
koordinasi.
Pertimbangan-pertimbangan yang menyebabkan perlunya
dilakukan koordinasi secara efisien dan efektif adalah sebagai berikut :
Pertama : Walaupun pengelompokan dan pembagian tugas telah
diadakan, akan tetapi semua satuan-satuan kerja
mempunyai :
a. Tujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi
b. Tanggung jawab yang sama, yaitu mencapai dengan
sukses tujuan organisasi tersebut.

73 74
Kedua : Keberhasilan organisasi secara keseluruhan harus sumber-sumber. Sumber-sumber yang terbatas ini harus
diutamakan, bukan keberhasilan masing-masing satuan dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin ditinjau
kerja, pimpinan, pertama-tama perlu mewujudkan dari kepentingan organisasi secara keseluruhan.
keefektifan organisasi secara keseluruhan, bukan
kepentingan tertentu dari suatu unsur organisasi dan Dengan demikian koordinasi merupakan suatu hal yang mutlak
mengalahkan hasil kerja secara keseluruhan. diperlukan. Koordinasi harus diterapkan muali dari proses perumusan
Ketiga : Keberhasilan dari suatu satuan kerja tidak jarang kebijakan (policy), perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
tergantung dari hasil kegiatan satu atau beberapa satuan pengawasan.
kerja yang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya Koordinasi dapat dilakukan di dalam suatu organisasi dan antar
spesialisasi. Semakin terperinci spesialisasinya, semakin organisasi. Koordinasi dalam suatu organisasi merupakan hubungan kerja
tinggi ketergantungan pada satuan-satuan kerja yang antar satuan kerja (bagian-bagian) dari organisasi tersebut. Koordinasi
lain. Oleh karena itu diperlukan penyelarasan waktu antar organisasi merupakan hubungan kerja antara suatu organisasi
pelaksanaan kegiatan diantara satuan-satuan kerja yang dengan organisasi lainnya, baik hubungan kerja antar bagian dari suatu
ada. Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak satu organisasi dengan bagian organisasi lainnya maupun hubungan kerja
satuan kerjapun yang akan dapat menyelesaiakan suatu antar suatu organisasi secara keseluruhan dengan organisasi lainnya
masalah atau program. secara keseluruhan pula.
Keempat : Adanya ketergantungan sering menimbulkan hambatan Koordinasi didalam dan antar organisasi disatu segi memiliki
bagi berhasilnya pelaksanaan tugas. Timbul kesamaan, di lain segi memiliki perbedaan-perbedaan, walaupun pada
kecenderungan dari satuan kerja tertentu untuk akhirnya satu sama lain dapat saling mempengaruhi. Metode-metode,
melakukan segala sesuatu yang berkaitan dan langkah-langkah kegiatan, peranan-peranan pemimpin dan hal-hal
mempengaruhi tugas pokoknya, walaupun diluar bidang tertentu lainnya yang digunakan pada koordinasi didalam organisasi
tugasnya. Apabila hal ini dibiarkan akan timbul dapat juga berlaku pada koordinasi antar organisasi, begitu pula
bentrokan-bentrokan atau tumpang tindih kegiatan yang sebaliknya.
berarti pemborosan.
Kelima : Sering timbul sikap yang memandang bahwa tugas atau KOORDINASI INTRA (DI DALAM) ORGANISASI
spesialisasinya sendiri yang paling penting, sedangkan Semua kegiatan penting yang dilakukan untuk mengkaitkan
tugas atau spesialisasi lainnya penting. berbagai bagian pekerjaan dari suatu organisasi atau badan sehingga
Keenam : Sering pula timbul sikap masa bodoh terhadap tugas dan organisasi tersebut dapat melaksanakan fungsinya sebagai keseluruhan
tanggung jawab satuan kerja lain, asalkan tugas satuan yang utuh dapat disebut koordinasi. Koordinasi secara definitif mengacu
kerjanya sendiri dapat berhasil. pada kegiatan mengalokasikan dan mengarahkan berbagai orang, fungsi,
keahlian khusus dan ruang/waktu yang saling berhubungan secara timbal
Ketujuh : Organisasi yang pada umumnya mempunyai beberapa balik, sedemikian rupa, sehingga semua unsur tersebut memberikan
tujuan dengan berbagai kegiatan yang harus sumbangan secara maksimal terhadap pencapaian tujuan-tujuan
dilaksanakan, senantiasa dihadapkan pada keterbatasan organisasi. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa koordinasi
75 76
merupakan suatu proses yang sangat penting dan mendasar di dalam Bentuk-Bentuk Koordinasi
setiap organisasi. Bagaimanapun juga, koordinasi tidak boleh dianggap Koordinasi didalam setiap organisasi terutama terdiri dari 2 (dua)
sebagai tujuan itu sendiri. Pencapaian tujuan-tujuan organisasi adalah
bentuk, yaitu :
sasaran dari semua fungsi-fungsi organisasi, termasuk koordinasi. Jika 1. Koordinasi vertikal;
suatu organisasi terkoordinasi secara baik tapi gagal untuk mencapai
2. Koordinasi horizontal.
tujuan-tujuannya, maka upaya-upaya yang telah dilakukan dalam proses
koordinasi merupakan pemborosan. Koordinasi vertikal, yaitu koordinasi dari eksekutif puncak
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui ada 2 (dua) aspek (pemimpin) pada pekerja (pejabat struktural) dibawahnya, dilakukan
utama yang harus dikoordinasi, yaitu : melalui penyerahan (delegasi) tanggung jawab sesuai dengan
1. Pekerjaan; wewenangnya beserta kekuasaan yang berkaitan dengan tanggung jawab
2. Upaya-upaya pegawai. tersebut untuk melaksanakan setiap tindakan, dari yang terbesar sampai
ke yang terkecil. Sehubungan dengan itu, seseorang yang diserahi suatu
Koordinasi upaya-upaya pegawai bagi pencapaian tujuan-tujuan tugas menjadi bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan
organisasi secara efektif hanya dapat dilakukan apabila terlebih dahulu tersebut, tetapi pimpinan yang menyerahkan tanggung jawab tersebut
telah dilakukan koordinasi pekerjaan. Pekerjaan lebih dulu ada/terjadi tetap bertanggung jawab agar pekerjaan terlaksana. Rangkaian tanggung
daripada orang yang melaksanakan pekerjaan, oleh karenanya koordinasi jawab beserta kekuasaan yang menyertainya, mengalir dari puncak ke
pekerjaan harus dilakukan terlebih dahulu dan merupakan syarat mutlak bawah keseluruh organisasi tetapi selalu berasal dari pemimpin puncak
bagi efektifnya koordinasi faktor manusia. Oleh karena itu setiap yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan.
pekerjaan dan setiap fungsi harus disusun secara jelas dalam Koordinasi horizontal seperti halnya dengan koordinasi vertikal,
hubungannya dengan pekerjaan-pekerjaan dan fungsi-fungsi lainnya serta juga dimulai dari puncak (atas) tetapi lebih mencerminkan dua arus
seluruhnya harus terkait pada tujuan-tujuan organisasi. informasi. Pada koordinasi horizontal, tidak hanya pimpinan sendiri yang
Ilustrasi berikut ini menggambarkan hal tersebut, misalnya : berupaya menyampaikan atau menjelaskan hal-hal tertentu kepada
Seorang konsultan disewa oleh suatu organisasi untuk menemukan bawahannya agar bawahannya mengerti, melalui saluran-saluran
penyebab dari tidak efisiennya pelayanan yang diberikan dalam pelayanan staf yang sudah biasa digunakan. Bawahan-bawahan juga
organisasi tersebut. Konsultan memulai pekerjaannya dengan memiliki hal-hal tertentu yang penting untuk disampaikan pada pimpinan
mengajukan sejumlah pertanyaan terhadap pegawai-pegawai tentang sesuatu hal yang perlu diketahui atau dimengerti oleh pimpinan untuk
pekerjaan mereka dan pekerjaan dari rekan-rekan pekerja lainnya. melaksanakan kepemimpinannya. Mereka juga memiliki sesuatu hal yang
Konsultan menemukan fakta, bahwa terdapat banyak perbedaan dalam penting untuk disampaikan kepada yang lain. Satu sama lain saling
penjelasan yang diberikan oleh pekerja tertentu dengan rekan pekerja menyampaikan agar saling mengetahui baik ke atas, ke bawah maupun
lainnya tentang apa saja yang seharusnya dilakukan. Hanya sedikit, kesamping, dari yang paling tinggi sampai ke struktur organisasi yang
apabila ada, koordinasi upaya-upaya pekerja/pegawai dan terdapat paling bawah. Koordinasi arus informasi ini harus dilakukan agar setiap
banyak tumpang tindih kerja. orang didalam organisasi mengerti tentang fakta-fakta, gagasan-gagasan
dan pandangan-pandangan yang perlu diketahui untuk dapat
melaksanakan pekerjaan. Sebagai tambahan, orang-orang yang perlu

77 78
membuat keputusan harus diberikan nasehat dan saran-saran yang dan menerima tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. Koordinasi
dibutuhkan untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat. akan menjadi lebih efektif apabila setiap orang memahami dengan jelas
bagaimana pekerjaan yang mereka lakukan ikut memberikan sumbangan
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang
koordinasi vertikal dan horizontal, diuraikan ilustrasi berikut ini : pada pencapaian tujuan-tujuan utama dari organisasi. Dengan demikian
Anggaplah saudara sebagai direktur program suatu badan sosial yang dapat disimpulkan, bahwa salah satu cara terbaik untuk mengkoordinasi
baru dibentuk. Selama beberapa bulan pelaksanaan kegiatan, saudara adalah dengan memahami keseluruhan bagian dari sistem organisasi.
menemukan bahwa beberapa program dan pelayanan dari badan sosial
tersebut berjalan dengan lambat, sementara program yang lainnya Langkah-Langkah Penting dan Metode-Metode Koordinasi
berjalan secara tidak efektif dan tidak efisien. Hasil penelitian saudara Koordinasi Upaya-Upaya Staf
terhadap anggota-anggota staf saudara dan juga terhadap atasan saudara Koordinasi upaya-upaya staf merupakan tanggung jawab
serta terhadap pekerja-pekerja yang sederajat dengan saudara pimpinan (eksekutif). Kerjasama (kooperasi) adalah kunci bagi
mengungkapkan beberapa temuan yang menarik. Meskipun atasan koordinasi yang efektif. Kerjasama tersebut mencakup kerjasama dalam
saudara telah menjelaskan kepada seluruh jajaran pekerja bawahannya berpikir, merencanakan dan melakukan tindakan. Tanggung jawab utama
tentang apa saja yang harus diselesaikan, tetapi saudara hanya pimpinan dalam melakukan koordinasi pegawai-pegawai organisasi
memperoleh sedikit sekali penjelasan umpan balik dari pekerja-pekerja adalah sebagai berikut :
saudara. Pekerja-pekerja bawahan saudara dalam keadaan tidak jelas 1. Menyelenggarakan perjumpaan-perjumpaan (kontak) secara langsung
tentang apa yang diharapkan dari mereka (tantang apa yang harus mereka atau tatap muka diantara anggota-anggota staf organisasi (badan
kerjakan). Pimpinan-pimpinan badan sosial lainnya juga mengalami hal sosial);
yang sama tentang anggota-anggota stafnya. Kenyataan ini diperkuat
dengan bukti, bahwa apabila saudara meminta pendapat tentang 2. Mengupayakan agar diperoleh persetujuan bersama tentang rencana-
perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan pada program atau rencana tindakan dan rencana-rencana tersebut dilaksanakan sedini
pemberian pelayanan, maka anggota-anggota staf saudara berkerabatan (seawal) mungkin;
atau enggan memberikan gagasan-gagasan atau pandangan- 3. Menciptakan suatu suasana yang memungkinkan terjadinya
pandangannya. tanggapan timbal balik di dalam organisasi; suatu suasana yang
Ilustrasi ini menunjukkan, bahwa walaupun koordinasi vertikal memberi kesempatan kepada setiap anggota staf merasa bebas untuk
telah dilakukan (atasan telah memberikan penjelasan kepada jajaran member tanggapan terhadap gagasan-gagasan dan saran-saran baru
pekerja dibawahnya), tetapi koordinasi horizontal kurang baik (arus yang muncul, juga dalam hal menyampaikan gagasan-gagasan dan
informasi dari bawah ke atas dan kesamping kurang efektif), begitu juga saran-sarannya sendiri kepada sesama pegawai, kepada bawahan serta
koordinasi pekerjaan kurang memadai (uraian tugas setiap pekerjaan dan kepada atasan;
setiap fungsi dalam hubungannya dengan pekerjaan dan fungsi lainnya 4. Mengupayakan terciptanya hubungan kerja yang terus menerus dan
kurang jelas). Sehubungan dengan itu, peranan pemimpin dalam sejauh mungkin menghindar selalu terjadinya pergerakan-pergerakan
melakukan koordinasi adalah menyelaraskan perbedaan-perbedaan pegawai dari suatu bagian ke bagian lainnya. Pemimpin harus
pandangan/gagasan, berbicara dengan pekerja-pekerja, memperoleh mencegah keluar masuknya atau kontak-kontak secara terus menerus
umpan balik dan membuat keputusan-keputusan. Lebih lanjut, koordinasi antara pegawai-pegawai dari suatu unit kerja ke unit kerja lainnya.
harus didasarkan pada kenyataan, bahwa seluruh anggota staf memahami
79 80
Untuk dapat melaksanakan tanggung jawab pimpinan dalam hal Koordinasi Antar Organisasi
koordinasi pegawai suatu organisasi secara efektif, langkah-langkah Untuk memahami mengapa organisasi-organisasi bekerjasama
penting koordinasi yang harus dilakukan adalah :
atau tidak dengan organisasi lainnya adalah perlu memusatkan perhatian
1. Mengumpulkan secara memadai sejumlah fakta yang terkait dan pada organisasi itu sendiri dan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan
pandangan-pandangan yang ada yang perlu diketahui oelh pihak- dan persyaratan-persyaratan organisasi.
pihak yang berkepentingan; Setiap organisasi memiliki beberapa jenis tujuan atau sasaran
2. Memberikan batasan pengertian yang jelas tentang siapa yang yang mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi tersebut. Untuk
bertanggung jawab terhadap semua tugas-tugas operasional; mencapai tujuan-tujuan tersebut suatu organisasi harus memiliki 3 (tiga)
3. Mengupayakan agar orang-orang yang bertanggung jawab pada unsur atau sumber-sumber, yaitu :
setiap penugasan mengetahui tentang tugas-tugas yang perlu 1. Penerima pelayanan (secara langsung atau tidak langsung);
dilakukannya, memiliki kemampuan/kecakapan yang diperlukan 2. Sumber-sumber dalam bentuk : peralatan, pengetahuan khusus serta
untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut dan menyatakan sejumlah dana;
persetujuan untuk melaksanakan penugasan; 3. Pelayanan-pelayanan dari pekerja yang menyampaikan sumber-
4. Mempersiapkan hal-hal yang diperlukan bagi peninjauan ulang sumber kepada penerima pelayanan.
dan penilaian terus menerus terhadap nilai-nilai yang dicapai; Hanya sedikit apabila ada, organisasi-organisasi yang dapat
5. Menciptakan kesatupaduan di dalam suatu program melalui memiliki unsur-unsur tersebut secara memadai untuk mencapai tujuan-
pengembang suatu perasaan tanggung jawab bersama diantara tujuannya secara penuh. Pada kenyataannya unsur-unsur tersebut adalah
pekerja-pekerja yang terlibat. langka, dan organisasi harus memilih fungsi-fungsi, pelayanan-pelayanan
atau kegiatan-kegiatan tertentu yang memungkinkan organisasi untuk
Metode-metode utama yang dapat digunakan oleh pimpinan mencapai tujuannya seoptimal mungkin.
untuk melakukan koordinasi pegawai, yaitu :
1. Komite atau Panitia; Meskipun suatu organisasi membatasi dirinya pada fungsi-fungsi
2. Konferensi atau Pertemuan-Pertemuan. tertentu karena kelangkaan sumber-sumber, jarang ada organisasi yang
dapat melaksanakan fungsi tersebut, tanpa paling sedikit bekerja sama
Dengan menggunakan kedua metode tersebut pimpinan dan menciptakan hubungan dengan organisasi lainnya.
mengupayakan berlangsungnya saluran-saluran komunikasi secara efektif
dengan seluruh stafnya. Koordinasi diantara anggota-anggota staf dan Suatu organisasi terlibat dalam kerjasama dengan organisasi
diantaranya satuan-satuan kerja (bagian-bagian) dapat dicapai melalui lainnya karena membutuhkan sumber-sumber seperti uang, keterampilan-
saluran-saluran komunikasi secara efektif. keterampilan khusus, tenaga, ruang, waktu dan sebagainya. Namun
demikian, pada kenyataannya kerjasama antar organisasi sering kali
mengalami hambatan-hambatan. Masalah yang selalu dihadapi oleh
organisasi dalam hubungannya dengan organisasi lainnya, terutama
organisasi pelayanan sosial, adalah kebutuhan untuk mempertahankan
otonomi fungsional dan identitas kelembagaan dari organisasi masing-
masing. Organisasi-organisasi tersebut di satu segi perlu melakukan
81 82
koordinasi dan pertukaran kegiatan satu sama lain, sedangkan di segi lain 2. Semakin spesialis pelayanan yang diberikan oleh organisasi-
mengalami hambatan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan organisasi mengakibatkan klien perlu mengadakan transaksi
ketergantungan pada lingkungan. (hubungan) dengan semakin banyak organisasi agar supaya dapat
Ada beberapa ciri dari organisasi-organisasi pelayanan sosial memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Oleh karena itu adalah sesuatu
yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah di dalam mengelola yang merepotkan bagi klien untuk menemukan berbagai jenis
hubungan antar organisasi, yaitu : pelayanan serta terpaksa mengalami proses-proses yang banyak dan
berulang-ulang yang dituntut oleh berbagai organisasi dalam rangka
1. Organisasi-organisasi pelayanan sosial sering kali dihadapkan pada memperoleh pelayanan-pelayanan.
pilihan yang sulit (dilema), yaitu : diantara memberikan pelayanan
yang beragam jenis (multiple services) atau pelayanan yang hanya 3. Organisasi pelayanan sosial seringkali terbentuk sebagai tanggapan
satu jenis (specialized service) untuk memenuhi kebutuhan- terhadap sekumpulan kebutuhan-kebutuhan khusus yang dikehendaki
kebutuhan klien. Apabila menyediakan pelayanan yang beragam oleh badan-badan yang membentuknya, seperti : kelompok-kelompok
jenis, maka organisasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan- didalam masyarakat yang memiliki minat-minat khusus, tokoh-tokoh
kebutuhan klien secara luas, namun berakibat pada meningkatnya pembuat undang-undang, dan perkumpulan-perkumpulan
ketergantungan organisasi kepada lingkungannya (karena professional. Akibatnya, pelayanan yang diberikan oleh organisasi-
membutuhkan banyak sumber) serta mengurangi ciri khas organisasi organisasi tersebut cenderung sebagian-sebagian (terpisah-terpisah)
tersebut. Sebaliknya, apabila suatu organisasi hanya menyediakan dan mencerminkan ideologi dan minat-minat dari kelompok-
satu jenis pelayanan, organisasi tersebut cenderung kurang tergantung kelompok sosial yang mendirikannya. Pemisahan pelayanan atas
pada lingkungannya. Organisasi yang tujuannya terbatas (sempit) dasar klien atau jenis pelayanan atau keduanya hanya akan
dapat menetapkan secara tegas dan jelas sasaran-sasaran untuk memperparah masalah-masalah koordinasi dari organisasi-organisasi
memperoleh sumber-sumber keuangan dan juga dapat mengurangi tersebut.
ketergantungan pada organisasi lain dan lebih lanjut dapat melawan 4. Karena perubahan-perubahan politik, sosial dan demografis di dalam
tekanan-tekanan untuk bergabung dengan organisasi-organisasi lingkungan sosial dari organisasi-organisasi pelayanan sosial, maka
lainnya (agar tidak kehilangan ciri khasnya). Apabila suatu organisasi organisasi-organisasi tersebut perlu mengembangkan hubungan-
pelayanan yang bersifat spesialis perlu mengadakan kerjasama hubungan antar organisasi yang baru dalam rangka mengadakan
dengan organisasi lain yang menyediakan pelayanan yang penyesuaian dengan perubahan-perubahan tersebut. Misalnya :
dibutuhkan, maka keefektifan organisasi pelayanan spesialis tersebut tuntutan untuk memberikan pelayanan terhadap penduduk miskin
sebagian ditentukan oleh jenis pertukaran (pelayanan) yang diberikan menyebabkan suatu organisasi pelayanan keluarga harus mengadakan
oleh organisasi yang menyediakan pelayanan yang melengkapi tadi. kerjasama dengan badan sosial pembangunan masyarakat atau
Misalnya : keefektifan suatu pusat pelatihan kerja tergantung pada organisasi kemasyarakatan lainnya yang terkait dengan penduduk
kualitas pekerjaan yang diberikan oleh suatu organisasi penempatan miskin tersebut.
kerja kepada klien yang telah mengikuti pelatihan. Apabila organisasi
penempatan kerja memberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan Walaupun koordinasi antar organisasi seringkali mengalami
pelatihan yang dialami klien, maka pusat pelatihan kerja tersebut hambatan-hambatan, namun dengan semakin kompleksnya sistem
menjadi tidak efektif. administrasi dan organisasi serta semakin besarnya tuntutan masyarakat

83 84
akan pelayanan yang lebih baik, menyebabkan semakin perlunya terkandung pada tujuan-tujuan dan sumber-sumber yang ada pada
kerjasama antar organisasi yang bersifat saling melengkapi. masing-masing organisasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan oleh badan koordinasi adalah membantu organisasi-
Koordinasi antar organisasi dapat berkembang dan berlangsung terus
menerus apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : organisasi yang terkait untuk saling mempelajari secara lebih
mendalam satu dengan lainnya, dengan cara menerbitkan buku
1. Setiap organisasi saling tergantung (interdependence) satu dengan petunjuk tentang organisasi-organisasi, membentuk lembaga
yang lainnya dalm hal-hal atau segi-segi tertentu, misalnya : dana, pelayanan informasi, mempertemukan wakil-wakil organisasi
tenaga, legitimasi, informasi dan sebagainya; secara bersama-sama dalam pertemuan-pertemuan, komite, dan
2. Setiap organisasi menyadari tentang kenyataan adanya sebagainya. Dengan cara-cara tersebut diharapkan organisasi-
kesalingketergantungan ini; organisasi yang terkait saling mengetahui tujuan-tujuan dan
3. Adanya pembakuan (standardisasi) satuan-satuan tindakan yang sumber-sumber masing-masing organisasi serta dapat
dikoordinasi. menentukan bidang-bidang apa saja yang memungkinkan untuk
bekerjasama dan dipertukarkan secara bermanfaat.
Pembakuan satuan tindakan ini diantaranya adalah : ketentuan-
ketentuan tentang jenis dan besarnya pertukaran sumber-sumber, tata b. Mengupayakan agar organisasi-organisasi yang terkait
cara dan persyaratan-persyaratan permintaan dana, tenaga, informasi, mengadakan hubungan kerjsama. Badan koordinasi dan petugas-
ketentuan-ketentuan yang melandasi kerjasama dan sebagainya. petugas (terutama ahli bimbingan sosial masyarakat) harus secara
aktif membantu organisasi-organisasi dalam hal : Merumuskan
Upaya-upaya untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan kembali tujuan-tujuan yang ada atau menggerakkan kearah
koordinasi yang efektif dapat dilakukan dengan melalui mekanisme yang pencapaian tujuan yang ada; Mengembangkan tujuan-tujuan baru,
terdapat dalam badan koordinasi (coordinating agency). Badan mengembangkan cara-cara baru dalam hal penggunaan sumber-
koordinasi melalui serangkaian kegiatan dan mekanisme kerja tertentu sumber; dan menumbuhkan kesepakatan antar organisasi tentang
diharapkan dapat menciptakan koordinasi antar organisasi secara efektif. pertukaran sumber-sumber serta pengkajian sumber-sumber
(siapa yang lebih memerlukan sumber apa saja).
Peran-Peran Badan Organisasi
2. Mengadakan induksi (membujuk/memberikan rangsangan), yaitu :
Fungsi utama badan koordinasi adalah mengupayakan agar Melakukan perubahan-perubahan besar pada tujuan-tujuan dan
organisasi-organisasi yang terkait mengadakan hubungan-hubungan penggunaan sumber-sumber dari masing-masing organisasi. Untuk
kerjasama dan pertukaran-pertukaran (exchanges) yang saling melaksanakan hal tersebut badan koordinasi harus membujuk dengan
melengkapi. Untuk itu peranan-peranan (strategi) utama dari suatu badan kuat. Sarana memberikan bujukan yang paling efektif adalah sumber-
koordinasi adalah sebagai berikut : sumber (resources) dan kekuasaan (power).
1. Mengadakan fasilitasi, yaitu : menciptakan kesalingtergantungan a. Pengunaan sumber-sumber.
antar organisasi.
Badan koordinasi memberikan sumber-sumber yang
Upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah : dimilikinya/dikuasainya kepada organisasi-organisasi yang
a. Menumbuhkembangkan kesadaran pada organisasi-organisasi memerlukan. Sumber-sumber tersebut merupakan alat bagi badan
yang terkait akan potensi-potensi kesalingtergantungan yang koordinasi untuk melakukan koordinasi terhadap organisasi
85 86
lainnya. Sumber-sumber, misalnya dana yang dimiliki oleh badan rangka mencapai pemahaman bersama/timbal balik tentang peranan
koordinasi dapat digunakan oleh organisasi tertentu untuk dan hakekat peranan atau misi serta tanggung jawab teritorial
melaksanakan program-program yang ditentukan bersama badan (wilayah) dari masing-masing organisasi yang terlibat kerjasama.
koordinasi (program-program yang sudah ada sebelumnya Tujuannya adalah memperoleh kesepakatan bersama tentang bidang
diminta untuk diubah). Ketersediaan sumber-sumber (yang kerja (domain consensus) masing-masing organisasi. Bidang kerja
diberikan oleh badan koordinasi) merupakan daya tarik (berfungsi setiap organisasi adalah tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai dan
merangsang) bagi organisasi-organisasi untuk mengembangkan fungsi-fungsi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan
program-programnya dan sekaligus merupakan kesempatan untuk tersebut. Lebih lanjut, dalam pengertian operasional, bidang kerja
mencapai tujuan-tujuannya secara maksimal. organisasi (organization’s domain) mencakup : masalah-masalah
b. Penggunaan kekuasaan atau pemberian pengaruh. yang digarap, kelompok penduduk yang dilayani (population served)
dan pelayanan-pelayanan yang diberikan. Dengan demikian yang
Badan koordinasi memanfaatkan hubungan-hubungannya dimaksud dengan kesepakatan bersama tentang bidang kerjasama
dengan orang-orang tertentu atau organisasi-organisasi yang masing-masing organisasi adalah taraf persetujuan dan penerimaan
memiliki kewenangan formal terhadap organisasi-organisasi yang setiap organisasi terhadap bidang kerja seperti penjabaran tersebut
akan dikoordinasi. Badan koordinasi, misalnya mempunyai relasi dari masing-masing organisasi.
dengan/mendapatkan dukungan dari walikota atau tokoh-tokoh
masyarakat tertentu, dapat menggunakan kekuasaan tersebut 2. Tekad yang kuat untuk melaksanakan gagasan-gagasan positif yang
untuk mendesak berbagai organisasi yang berada dibawah ingin dicapai oleh adanya hubungan kerja antar organisasi (komitmen
kendali/pengaruh walikota/tokoh masyarakat agar mengadakan pada gagasan-gagasan positif dari kesalingtergantungan organisasi).
kerjasama. Demikian pula, anggota-anggota dari suatu badan Dua atau lebih organisasi dikatakan saling tergantung, jika setiap
koordinasi yang memiliki posisi kekuasaan dalam dunia organisasi beranggapan bahwa tujuan-tujuan organisasinya dapat
perdagangan atau sosial ekonomi dapat menggunakan dicapai secara sangat efektif karena adanya bantuan sumber-sumber
pengaruhnya terhadap pendiri-pendiri organisasi agar melakukan dari organisasi lain. Kesalingtergantungan organisasi oleh karenanya
kerjasama dengan organisasi lainnya. merupakan pertukaran sumber-sumber diantara organisasi-organisasi
untuk mencapai tujuan-tujuan masing-masing. Dengan demikian
Peran-Peran Petugas Koordinasi petugas, terutama pembuat keputusan dari suatu organisasi, harus
memiliki kesadaran tentang kesalingtergantungan ini, yaitu kesadaran
Ciri-ciri sikap dan perilaku yang diharapkan dimiliki oleh petugas- bahwa untuk dapat mencapai tujuan-tujuan organisasi secara efektif
petugas yang terlibat dalam hubungan kerja antar organisasi adalah perlu memanfaatkan sumber-sumber dari organisasi lain.
sebagai berikut :
3. Berorientasi kearah keluwesan (fleksibilitas) peranan. Setiap petugas
1. Sikap positif terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan kerjasama hendaknya tidak terpaku pada pandangan (professional) yang sempit
dengan organisasi-organisasi lainnya. Setiap petugas yang terlibat atau tidak terikat pada latar belakang pendidikan yang dimilikinya.
dalam kegiatan kerjasama dengan organisasi lain perlu memiliki Situasi interaksi dengan organisasi lain, terutama jika terlibat
sikap yang ditunjukkan dalam bentuk dapat menyesuaikan diri kerjasama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang
(akomodasi) dan menerima orang lain (petugas diluar organisasinya professional yang berbeda, akan memerlukan kepekaan dan
sendiri). Penyesuaian diri dan penerimaan terutama diterapkan dalam kemampuan petugas untuk menampilkan peranannya dengan cara-
87 88
cara yang dapat dipahami dengan mudah oleh petugas-petugas lain. a. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dan tertulis;
Setiap petugas hendaknya dapat melakukan sekumpulan peranan b. Kemampuan memilih bahasa yang tepat;
yang beraneka macam ragam, yang tentu saja bukan merupakan tugas c. Kemampuan menggunakan waktu secara bijaksana;
yang mudah bagi kebanyakan tipe kepribadian orang. Oleh karena itu d. Kesediaan untuk menerima umpan balik yang dapat digunakan
diperlukan petugas yang memiliki sikap-sikap dan keterampilan- untuk menguji keefektifan pesan-pesan yang telah disampaikan;
keterampilan penunjang untuk melaksanakan tanggung jawab bekerja e. Perlu ditekankan pentingnya keterampilan atau kemampuan
dengan petugas dari organisasi lain. menerima komunikasi dari orang lain dalam bentuk
4. Tanggap terhadap gagasan-gagasan baru. Petugas-petugas dari suatu mendengarkan secara aktif (cermat, teliti) dan mengolah serta
organisasi dituntut untuk dapat menggunakan pendekatan-pendekatan mamahami dengan tepat pesan-pesan yang disampaikan oleh
yang berbeda dalam menangani berbagai hal yang terjadi sebagai orang lain. Keberhasilan proses komunikasi juga tergantung pada
akibat dari hubungannya dengan kelompok-kelompok dan organisasi- pemahaman tentang keseluruhan faktor-faktor sosial budaya yang
organisasi lain. Hubungan kerja dengan organisasi lain harus dapat mempengaruhi hubungan kerja antar organisasi.
membuka pikiran petugas kearah pembaharuan-pembaharuan, dan 7. Kemampuan untuk mengatasi persoalan-persoalan kedudukan/status.
oleh karenanya sikap petugas merupakan kuncinya apabila petugas Keterikatan pada status masing-masing petugas yang terlibat dalam
ingin menyerap segala sesuatu yang dapat bermanfaat bagi hubungan kerjasama dapat menghambat hubungan antar organisasi.
organisasinya. Hal ini tidak berarti mengambil begitu saja dari Persoalan status ini biasanya berkaitan dengan kekakuan atau
pengalaman-pengalaman organisasi lain, tetapi memerlukan kegiatan- keluwesan kebiasaan/tradisi budaya tertentu. Sebenarnya tidak ada
kegiatan penyaringan dan pemilihan hal-hal yang bermanfaat. cara-cara yang baku untuk mengatasi persoalan status ini, namun
5. Kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi yang baik. Petugas salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah berupaya untuk
yang memiliki suatu organisasi harus menunjukkan sikap dan memahami dengan sungguh-sungguh alasan-alasan untuk melandasi
perilaku sebagai seorang duta yang mencerminkan citra terjadinya persoalan status tersebut, kemudian mencoba bekerja
organisasinya, menunjukkan itikad atau niat baiknya, mengupayakan berdasarkan adat istiadat budaya yang berlaku. Apabila
tersedianya informasi yang dibutuhkan, merundingkan ketentuan- memungkinkan, dilakukan upaya-upaya terobosan terhadap
ketentuan hubungan kerja dengan organisasi lain yang sekaligus hambatan-hambatan status tersebut sepanjang dianggap penting untuk
melindungi kepentingan-kepentingan organisasinya, yang mencapai tujuan-tujuan bersama.
kesemuanya itu membuktikan pentingnya keterampilan-keterampilan 8. Kepekaan terhadap perbedaan-perbedaan kebudayaan. Semakin
mengadakan hubungan antar pribadi yang baik. Keterampilan- beranekaragam latar belakang budaya dari orang-orang yang terlibat
keterampilan tersebut perlu dipertimbangkan dalam memilih pegawai dalam hubungan antar organisasi, semakin besar pengaruh
yang ditugaskan melaksanakan peranan-peranan yang menuntut kebudayaan terhadap pola-pola perilaku perseorangan dan struktur
kepekaan tinggi. organisasi dari petugas-petugas dan organisasi-organisasi yang
6. Keterampilan melakukan komunikasi dengan baik. Komunikasi mengadakan hubungan kerjasama. Sehubungan dengan itu, petugas-
petugas yang terlibat hubungan kerjasama perlu memahami,
adalah jantung dari kerjasama. Komunikasi merupakan suatu sarana
untuk memperoleh penerimaan. Keterampilan melakukan komunikasi menyesuaikan diri dan secara bijaksana berkeinginan untuk
meliputi : mengikuti tata cara yang sesuai dengan kepentingan pencapaian
tujuan-tujuan bersama.
89 90
9. Kemampuan untuk melakukan analisis dan penafsiran terhadap bermacam-macam dan jabatan dalam organisasi yang berbeda-
situasi-situasi konflik (pertentangan). Kegiatan hubungan antar beda;
kelompok atau antar organisasi dapat menimbulkan konflik. Konflik f. Adanya hubungan/interaksi informal diantara orang/kelompok
terjadi apabila pencapaian tujuan suatu organisasi atau beberapa dan mereka semua turut serta dalam pembuatan keputusan;
organisasi dilakukan dengan mengorbankan pencapaian tujuan g. Hubungan kerjasama atau interaksi harus menghasilkan
organisasi lainnya. Konflik juga dapat terjadi dalam kegiatan- kesepakatan bersama (consensus);
kegiatan yang satu sama lain tidak cocok atau saling bertentangan. h. Prosedur-prosedur baku, peraturan-peraturan dan ketentuan-
Ciri-ciri yang menunjukkan adanya situasi konflik adalah sebagai ketentuan yang berlaku dalam hubungan kerjasama bersifat
berikut : dipaksakan;
i. Pertentangan-pertentangan yang terjadi sebelumnya tetapi belum
a. Paling sedikit terdapat dua orang atau kelompok yang terlibat terselesaikan muncul kembali.
dalam hubungan kerjasama (interaksi);
b. Terdapat tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang tidak sejalan dari Konflik pada dasarnya bersifat netral dalam arti dapat bersifat
masing-masing orang atau kelompok yang terlibat interaksi; positif dan negatif. Konflik merupakan kenyataan yang ada dan harus
c. Interaksi yang berlangsung bercirikan perilaku yang bertujuan dipahami serta dikendalikan.
mengalahkan lawan atau kedua belah pihak berupaya untuk Sarana dan Wadah Koordinasi
menang; Koordinasi antar organisasi dapat menggunakan berbagai sarana
d. Orang atau kelompok melakukan tindakan-tindakan yang sebagai berikut :
menentang atau membalas orang/kelompok lainnya;
e. Setiap orang atau kelompok berupaya untuk lebih berkuasa a. Kebijakan (policy)
daripada orang/kelompok lainnya. Kebijakan merupakan penggarisan ketentuan-ketentuan sebagai
pedoman untuk mencapai kesepakatan mengenai maksud, cara dan
Kecenderungan-kecenderungan atau kesempatan-kesempatan sarana bagi setiap kegiatan organisasi agar terdapat keterpaduan,
yang dapat menimbulkan konflik dalam hubungan-hubungan keselarasan dan keserasian dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
kerjasama adalah sebagai berikut : Kebijakan dapat berbentuk tidak tertulis dan tertulis.
1) Kebijakan tidak tertulis berupa konvensi, pidato, perintah,
a. Batas-batas kewenangan (yurisdiksi) setiap orang/kelompok tidak kesepakatan bersama dalam rapat dan sebagainya.
jelas; 2) Kebijakan tertulis berupa peraturan-peraturan atau keputusan-
b. Adanya pertentangan kepentingan diantara orang/kelompok yang keputusan.
terlibat interaksi;
c. Adanya rintangan-rintangan komunikasi; b. Rencana
d. Orang/kelompok yang satu tergantung pada orang/kelompok yang Rencana pada dasarnya juga merupakan kebijakan, namun lebih
lainnya; bersifat terperinci. Dalam rencana dimuat ketentuan-ketentuan
e. Orang/kelompok yang terlibat interaksi berasal dari tingkatan mengenai tujuan dan sasaran, cara, waktu pelaksanaan dan lokasi
organisasi yang beraneka ragam, keahlian atau spesialisasi yang kegiatan.

91 92
c. Prosedur dan tata kerja METODE DAN TEKNIK EVALUASI
Prosedur dan tata kerja memuat ketentuan-ketentuan mengenai cara- DALAM PELAYANAN SOSIAL
cara, waktu dan tahap-tahap pelaksanaan serta pelaksanaannya.
Prosedur dan tata kerja sebagai alat koordinasi perlu dirumuskan Pelayanan sosial dirancang untuk merubah sikap dan perilaku
secara tertulis dan dituangkan dalam manual, petunjuk pelaksanaan masyarakat, khususnya untuk mendukung berperan aktif mengatasi
atau pedoman kerja. masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Tujuan pelayanan
d. Rapat dan taklimat (briefing) sosial adalah untuk mempengaruhi warga masyarakat agar bersedia
Rapat digunakan untuk menyatukan bahasa/pandangan dan saling menerima gagasan-gagasan yang dikandung dalam program pelayanan
pengertian mengenai suatu persoalan/masalah. Taklimat digunakan sosial atau merubah, serta meninggalkan sikap-sikap, gagasan-gagasan,
untuk memberikan pengarahan, memperjelas atau menegaskan praktek-praktek, perilaku tertentu yang tidak sejalan dengan gagasan-
kebijakan pada sesuatu persoalan/masalah. gagasan yang menjadi misi pelayanan sosial.

e. Tim dan panitia yang bersifat sementara Untuk mengetahuai apakah tujuan pelayanan sosial dapat dicapai,
Tim dan panitia dibentuk karena keperluan yang bersifat mendesak perlu dilakukan evaluasi. Unsur-unsur penting yang perlu di ketahui
dan persoalan/masalah yang kompleks (rumit). dalam evaluasi adalah :

f. Dewan atau badan 1. Apakah pelayanan sosial telah menghasilkan perubahan seperti yang
Dewan atau badan dibentuk untuk menangani masalah yang sifatnya direncanakan dan faktor-faktor lain yang terkait (seperti sikap, nilai
kompleks, sulit dan terjadi terus menerus, serta belum ada perilaku) ikut berubah?
lembaga/organisasi yang menanganinya atau tidak dapat dilaksanakan 2. Apakah perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan yang di
oleh sesuatu lembaga/organisasi yang sudah ada. inginkan dilihat dari sudut pandang masyarakat dan etis, serta apakah
g. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (One Roof System) dan menggunakan metode atau teknik yang tepat untuk mencapai tujuan
Sistem Satu Pintu (One Door Service) yang diinginkan?
Sistem Administrasi Manunggal satu atap yang dilaksanakan di Acuan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah :
Indonesia seperti pengurusan kendaraan bermotor, sedangkan sistem 1. Program pelayanan harus dapat menunjukkan tingkat kinerja. Ukuran
pelayanan satu pintu seperti pengurusan penanaman modal (Badan tingkat kinerja harus ditetapkan, yaitu sasaran pelayanan haruslah
Koordinasi Penanaman Modal). secara nyata telah menerima gagasan-gagasan yang diinginkan oleh
tujuan pelayanan sosial;
2. Program pelayanan sosial harus menunjukkan keefektifan kinerja
pelayanan. Kinerja pelayanan harus dapat ditunjukan melalui
pembuktian bahwa perubahan pada sasaran pelayanan merupakan
hasil dari program pelayanan;
3. Kinerja pelayanan, yaitu perubahan-perubahan pada sasaran
pelayanan harus juga di tinjau dari sudut pandang masyarakat;

93 94
4. Program pelayanan harus juga menunjukkan efisiensi, yaitu Evaluasi program pelayanan berupaya untuk menilai kesuksesan
manfaatnya melebihi biaya yang dikeluarkan serta hasil pelayanan relatif dari program dan untuk mengetahui cara-cara meningkatkan
harus mencerminkan penggunaan secara efisien sumber-sumber yang program melalui perubahan-perubahan pada pelaksana program
tersedia; pelayanan. Pusat perhatian dari evaluasi adalah penilaian secara
5. Program pelayanan harus menetapkan proses-proses sosial dan sistematis akibat dari program. Pertanyaan utamanya adalah apa yang
psikologis yang menyebabkan terjadinya perubahan sasaran terjadi sebagai hasil dari strategi pelayanan terhadap sasaran pelayanan.
pelayanan; Tujuan utama evaluasi adalah untuk membantu mengatasi masalah-
masalah atau hambatan-hambatan pelaksanaan dengan dapat
6. Program pelayanan harus dapat menunjukkan nilai pentingnya bagi ditetapkannya strategi-strategi (cara-cara mencapai tujuan) pelayanan
masyarakat; yang paling baik dalam kondisi apa.
7. Program pelayanan harus dapat menunjukkan seberapa besar unsur-
unsur program pelayanan ikut menyumbang kepada perubahan PERSIAPAN EVALUASI
sasaran pelayanan; Sebelum membicarakan tentang keefektifan program pelayanan
8. Program pelayanan harus dapat menunjukkan paktor-paktir apa saja sosial, terlebih dahulu kita perlu memahami tentang :
dalam situasi terjadinya pelayanan dan dalam perilaku sasaran 1. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk melakukan perubahan
pelayanan yang memperlancar atau menghambat perubahan pada pada sasaran pelayanan sosial? Apa saja tujuan-tujuan yang telah
sasaran pelayanan; ditetapkan di dalam program ? kejelasan tujuan sangat penting
9. Program pelayanan harus menetapkan karakter etis pelayanan. bagi kegiatan evaluasi;
Kriteria etika pelayanan terutama ada tiga, yaitu : 2. Siapa saja sasaran (populasi) pelayanan sosial ? sasaran pelayanan
a. Etika yang berkaitan dengan prosedur pekerjaan, yaitu tanggung bisa saja perorangan, kelompok, lingkungan, ketetanggaan, desa,
jawab, disiplin dan akuntabilitas; kabupaten atau populasi yang lebih luas;
b. Etika yang berkaitan dengan perubahan pada sasaran pelayanan 3. Apa saja rincian (komponen) kegiatan dari program ? perincian
(tujuan perubahan pada program), yaitu perubahan yang dapat di program kedalam serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan
benarkan atau diinginkan oleh masyarakat; perlu ditetapkan secara jelas;
c. Etika yang berkaitan dengan penggunaan metode, teknik atau cara-
cara pelayanan. 4. Apakah rincian kegiatan telah cocok satu sama lainnya ? Apakah
perlu suatu kegiatan lebih dulu dari kegiatan lainnya ? Ataukah
Evaluasi memiliki dua unsur (komponen) utama, yaitu : beberapa kegiatan dilakukan serentak? Apakah perincian kegiatan
1. Monitoring (Pemantauan) : proses memeriksa hubungan diantara telah cocok satu sama lainnya kearah rencana pelayanan yang
cara melaksanakan kegiatan dan tujuan kegiatan. Pemantauan terintegrasi (terpadu) untuk mencapai tujuan ? Untuk itu perlu
memerlukan masukan data dan keputusan tentang merubah dibuat flowchart (gambar arus kegiatan) yang dapat
(modifikasi) cara atau tujuan. menggambarkan hubungan antar kegiatan dan bagaimana masing-
2. Feedback (umpan balik) : cara yang sistematis untuk memperoleh masing kegiatan memberikan sumbangan pada pencapaian
informasi agar pemantauan berjalan dengan baik. tertentu;

95 96
5. Apa saja alasan-alasan (landasan berfiksi) yang dapat 2. Untuk memberikan umpan balik bagi perbaikan ketrampilan
memberikan keyakinan bahwa apabila program dilaksanakan petugas/pelaksana pelayanan;
tujuan dapat dicapai. Petugas evaluasi perlu memiliki kerangka
3. Untuk mengetahui kemanfaatan program atau suatu metode
berfiksi teoritis tentang suatu program pelayanan yang baik untuk pelayanan. apakah perlu dilanjutkan atau dihentikan;
menyusun rencana evaluasi.
4. Untuk mengetahui perkembangan perilaku sasaran pelayanan;
PENGERTIAN 5. Menyediakan cara-cara kepada sasaran pelayanan untuk
Evaluasi mengacu pada penilaian suatu program, mengukur menyampaikan pandangannya;
keefesienannya dan keefektifannya dilihat dari sudut akibat-akibat yang 6. Menyumbangkan pengetahuan yang berguna sebagai pedoman bagi
dapat diamati serta keterkaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan. orang lain;
Evaluasi dapat dikelompokan kedalam dua tipe, yaitu : 7. Menunjukkan kepada pendukung program bahwa dukungan mereka
1. Evaluasi Formatif : kepada program dapat dibenarkan (pelayanan telah dilaksanakan
Memusatkan perhatian pada proses pelaksanaan pelayanan. dengan benar).
Penilaian dilakukan untuk mengetahuai kecukupan atau jumlah
upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah atau PERSYARATAN
memperbaiki pelaksanaan pelayanan.
Aspek-aspek yang perlu dinilai adalah : Persyaratan hasil evaluasi yang baik adalah :
a. kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan; 1. Data dasar : Memberikan informasi tentang perkembangan perilaku
b. lamanya kegiatan; sasaran pelayanan.
c. tahapan kegiatan;
d. sumber-sumber yang diperlukan. Informasi yang perlu diketahui :

Berdasarkan hasil penilaian dapat diketahui apakah proses a. Apakah perilaku yang hendak diubah telah menunjukan perbaikan
pelayanan sesuai dengan rencana. dari sebelumnya;

2. Evaluasi Sumatif : b. Seberapa banyak perubahan perilaku yang telah ditunjukkan


Memusatkan perhatian pada setelah selesainya proses pelayanan. sasaran pelayanan;
Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah c. Seberapa banyak peran-peran atau kegiatan-kegiatan yang telah
ditetapkan dapat dicapai. dapat dilakukan oleh sasaran pelayanan;
d. Apakah sasaran pelayanan merasa puas dengan pelayanan yang
ALASAN-ALASAN
diberikan berkaitan dengan seluruh tahapan pelayanan, sarana dan
Alasan-alasan perlu dilakukannya evaluasi adalah : prasarana, metode pelayanan, perlakuan petugas dan iklim/suasana
1. Untuk mengetahui pengaruh dari pelaksanaan pelayanan kepada pelayanan.
sasaran pelayanan;

97 98
2. Validitas : Memberikan informasi tentang pengukuran yang Informasi yang perlu diperoleh adalah :
digunakan. Evaluasi wajib mengunakan instrumen (daftar a. Jumlah dan kategori/segmen pelayanan;
pertanyaan) yang tepat terhadap gejala atau kondisi yang akan di
b. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, apakah kegiatan
ukur. pokok maupun tambahan, sebaiknya ditetapkan dalam paket-
3. Realibilitas : Memberikan informasi tentang keterpercayaan hasil paket kegiatan;
evaluasi. Evaluasi wajib mengunakan instrumen yang dapat c. Tingkat pelaksanaan pelayanan, apakah pada level desa,
digunakan dengan cara yang sama terhadap berbagai subyek atau kecamatan ataukah yang lebih tinggi;
obyek. d. Biaya yang diperlukan untuk setiap paket kegiatan.
4. Metode pengumpulan data : Memberikan informasi tentang Hasil evaluasi digunakan sebagai indikator kemampuan unit
penggunaan bebagai metode secara tepat. Evaluasi wajib pelaksana melaksanakan pelayanan.
dilaksanakan dengan menggunakan prosedur yang dapat di
pertanggungjawabkan serta dilakukan oleh petugas yang kompeten. 2. Evaluasi terhadap dampak atau hasil.
5. Generalisasibilitas : Memberikan penjelasan tentang apakah hasil Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perubahan sasaran
evaluasi dapat diberlakukan secara umum terhadap populasi (seluruh pelayanan setelah memperoleh pelayanan.
penerima dan lokasi pelayanan). Penyusunan hasil evaluasi perlu Fungsi dari evaluasi ini adalah untuk menilai :
mempertimbangkan apakah sampel yang digunakan telah terwakili a. memperbandingkan berbagai jenis program pelayanan;
dan apakah ada atau tidak variabel lain (variabel pencampur) b. mengembangkan ukuran-ukuran keberhasilan;
mempengaruhi dari hasil program. c. mengembangkan ukuran-ukuran terhadap dampak.

TIPE - TIPE DAN MANFAAT 3. Evaluasi tentang tingkat kinerja.


Tipe-tipe evaluasi secara terperinci adalah : Evaluasi dilakukan untuk menilai seberapa besar pelayanan telah
dilakukan dibandingkan dengan sasaran pelayanan, termasuk juga
1. Evaluasi terhadap upaya. seberapa banyak sasaran pelayanan telah melakukan perubahan
Evaluasi terhadap upaya atau pemantauan program. Evaluasi yang perilaku seperti yang telah ditentukan. Evaluasi ini dilakukan untuk
dilakukan tentang jumlah kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan. memperkirakan perluasan program pelayanan.
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai apakah sekumpulan kegiatan
yang dilakuakan sudah tepat untuk mencapai dampak yang Fungsi dari evaluasi ini adalah :
diharapkan. Penilaian terhadap upaya ini dapat digunakan sebagai a. Memperkirakan sumber-sumber (dana, petugas, perlengkapan)
indikator kemampuan unit pelaksana melaksanakan pelayanan. Pada yang diperlukan untuk kebutuhan pelayanan;
dasarnya evaluasi ini untuk menilai : Siapa saja sasaran pelayanan, b. Menentukan siapa saja sasaran yang memerlukan pelayanan
menerima informasi tentang apa dan berapa biayanya. disertai dengan sumber-sumber yang dibutuhkan;
c. Menentukan kelompok masyarakat yang sudah tidak memerlukan
pelayanan dan menetapkan kelompok masyarakat lainnya, yang
telah dikaji ulang ternyata terdapat perubahan kondisi atau

99 100
kebutuhan, sehingga memerlukan jenis pelayanan lain yang lebih Manfaat masing-masing tipe evaluasi adalah :
tepat. Pada situasi ini dapat dilakukan pengalihan sumber-sumber 1. Evaluasi upaya ;
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan bagi kelompok masyarakat
a. Menentukan efisiensi program
yang dipandang memerlukan pelayanan. b. Menetapkan standar kinerja pada tingkat kegiatan, dan secara
terus menerus memantau pencapaiannya
4. Evaluasi keefektifan biaya. c. Memberikan landasan bagi standar pengendalian mutu di
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang beberapa bidang pelaksanaan program
dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang dicapai dari suatu d. Menjadi dasar akuntabilitas program
kesatuan sasaran pelayanan. Rumusnya adalah perbandingan upaya e. Memberikan petunjuk bagi manajemen tentang adanya
yang dikeluarkan dengan dampak yang dihasilkan. perbedaan diantara kenyataan dengan tingkat keberfungsian
Evaluasi keefektifan biaya mencakup tiga aspek, yaitu : program yang diperkirakan
a. Keefektifan dikaitkan dengan biaya hanyalah dilakukan terhadap f. Memberikan pijakan/landasan bagi pengendalian kegiatan-
sejumlah sasaran yang telah mengalami perubahan perilaku kegiatan yang telah di program dan alokasi (pembagian)
seperti yang diharapkan, tetapi tidak terhadap seluruh sasaran; sumber-sumber
b. Keefektifan biaya tergantung dari evaluasi dampak; 2. Evaluasi dampak program ;
c. Efesiensi biaya dilakukan untuk menilai biaya perpaket kegiatan a. Menetapkan seberapa besar tujuan telah dicapai dan kemajuan
tanpa memperhatikan dampak atau hasil pelayanan. menuju tujuan akhir
Efesiensi dan keefektifan biaya digunakan untuk membuat b. Menetapkan standar kerja yang menjadi pijakan untuk
perbandingan program, pembuatan keputusan tentang alokasi menentukan tujuan organisasi
sumber-sumber dan pengendalian manajemen. c. Mengkaji alasan-alasan penyusunan program dengan menguji
hipotesis-hipotesis yang terkandung dalam program
5. Evaluasi proses. d. Mengetahui aspek-aspek pelaksanaan program yang kuat dan
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanan kegitan atau lemah
bagaimana kegiatan-kegiatan secara nyata dilakukan. Evaluasi proses e. Memberikan saran perubahan pada pelaksanaan dan tujuan
ini dilakukan untuk menilai apakah program dapat mencapai hasil program
yang diharapkan agar dapat diketahui bagaimana mengulang kembali f. Memperjelas tujuan-tujuan program dengan mengembangkan
(replikabel) program yang berhasil. pengertian operasional dalam istilah-istilah yang dapat diukur
Apek-aspek yang perlu diketahui dari proses program pelayanan g. Memberikan sumbangan bagi landasan pengetahuan ilmiah
adalah : dari praktek pelayanan/pelaksanaan program
h. Merupakan pembenaran terhadap program bagi penyandang
a. ciri-ciri program;
b. karakteristik sasaran; dana dan masyarakat luas
i. Menguji pendekatan-pendekatan dan prosedur-prosedur
c. konteks situasional dari program;
d. jenis dampak yang dihasilkan dari program pelayanan. alternatif (yang lain)
j. Menyarankan hipotesis bagi penelitian di masa depan.

101 102
3. Evaluasi kememadaian ; 2. Penetapan komponen-komponen program.
a. Menentukan kememadaian (kecukupan) program dikaitkan Sebelum kegiatan evaluasi dilakukan perlu diketahui rincian
dengan kebutuhan nyata di masyarakat kegiatan kemudian dikonseptualisasikan dan distandarkan.
b. Memberikan landasan (pijakan) bagi perencanaan program 3. Perincian secara tajam tujuan-tujuan.
dan keputusan alokasi sumber-sumber Tujuan pelayanan perlu dirumuskan secara jelas. Rumusan tujuan
4. Evaluasi keefektifan biaya ; yang jelas bercirikan:
Untuk menentukan prioritas di antara berbagai program dengan a. Spesifik;
menseleksi pilihan-pilihan yang paling efektif lagi pemanfaatan b. Dapat diukur;
sumber-sumber yang terbatas c. Dapat dicapai;
5. Evaluasi proses ; d. Realistik;
a. Menyarankan pendekatan, prosedur dan program baru e. Jangka waktu yang jelas.
b. Mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan Setelah diketahui rumusan tujuan, maka memperhatikan tingkatan
program tujuan.
c. Mengetahui akibat sampingan dari program 4. Memerinci pengukuran yang digunakan .
d. Menyarankan perubahan prosedur dan pelaksanaan dari Perlu ditetapkan indikator dan kriteria keberhasilan program.
program Setelah itu ditentukan prosedur atau teknik-teknik pengumpulan data
e. Menunjukan kondisi-kondisi yang dipersyaratkan agar
program dapat efektif. 5. Menyusun rancangan evaluasi.
Rancangan evaluasi perlu mempertimbangkan, apakah
TAHAP-TAHAP PROSES EVALUASI elesploratoris, deskriptif ataukah eksperimen.
1. Penentuan tujuan evaluasi. 6. Pelaksanaan evaluasi.
Kegiatan evaluasi pada dasarnya dapat memberikan sumbangan Pelaksanaan evaluasi kemasyarakat diikuti dengan memantau
pemikiran tentang penilaian dan perubahan program dengan pelaksanaan program.
mempelajari secara cermat hubungan diantara kegiatan yang 7. Pemanfaatan hasil evaluasi.
dilakukan dengan hasil yang dicapai.
Tujuan utama kegiatan evaluasi dapat dikelompokkan kedalam: TEKNIK-TEKNIK EVALUASI
a. Menilai upaya-upaya program (masukan); 1. Rancangan Subyek Tunggal
b. Akibat dari program (keluaran, dampak); a. Rancangan AB.
c. Efisiensi program (ekonomi). Evaluasi kondisi perilaku sasaran pelayanan sebelum pelayanan
Tujuan evaluasi ditetapkan sesuai dengan sebagian atau seluruh (A) dan setelah pelayanan (B).
tujuan evaluasi tersebut. b. Rancangan B.
Evaluasi kondisi perilaku sasaran pelayanan setelah pelayanan
(B).

103 104
c. Rancangan ABC.
Evaluasi kondisi perilaku sasaran pelayanan sebelum pelayanan
(A), setelah pelayanan (B) dan setelah kegiatan tambahan
pelayanan (C).
d. Rancangan ABAB
Evaluasi kondisi perilaku sasaran pelayanan sebelum pelayanan
(A), setelah pelayanan (B), pelayanan dihentikan selama beberapa
waktu (A), setelah pelayanan tahap berikutnya kedua (B).
2. Skala Pencapaian Tujuan .
Evaluasi dilakukan pada pencapaian tujuan pelayanan yang sulit
diukur atau tujuan yang berjumlah banyak.
3. Skala Penyelesaian.
Evaluasi dilakukan pada jenis-jenis kegiatan pelayanan yang
berorientasi tugas atau memiliki ciri-ciri tersendiri yang cukup rumit.
4. Angket Kepuasan Sasaran Pelayanan.
Evaluasi dilakukan kepada sasaran pelayanan untuk mengetahui
tanggapan, reaksi atau pendapat sasaran pelayanan terhadap berbagai
aspek pelaksanaan pelayanan.
5. Evaluasi Rancangan Program.
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah program pelayanan dapat
dievaluasi. Program evaluasi kemungkinan tidak dapat dievaluasi
karena :
a. Program pelayanan, baik sebagian maupun keseluruhan tidak
dirancang dengan baik, misalnya : penetapan tujuan tidak jelas,
rencana kegiatan dan pembagian tugas tidak jelas;
b. Kurangnya informasi tentang sasaran pelayanan, biaya yang
terlalu mahal kalau menggunakan tipe evaluasi tertentu, laporan
program yang kurang lengkap dan lainnya.

105

Anda mungkin juga menyukai