SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Disusun Oleh :
Noor Rohmah
NIM 11250009
Pembimbing
M. Ulil Absor, S.H.I., M,A
NIP 19801018 200901 1 012
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSNAN KALIJAGA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0274) 515856 Yogyakarta 55281
Kepada:
Yth. Dekan Fakultas Dakwah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Di Yogyakarta
Assalamualaikum wr.wb
sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prodi
Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam bidang ilmu sosial.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi tersebut di atas dapat segera
dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamua’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 25 September 2015
Mengetahui:
Ketua Prodi Pembimbing
NIM : 11250009
Noor Rohmah
11250009
vi
PERSEMBAHAN
MOTO
Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa menguasai diri sendiri dan
berusaha mencari bekal untuk hari kemudian sesudah mati
Jadikanlah sesuatu yang terjadi padamu sebagai pelajaran untuk kemudian hari
melangkah maju ke depan
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Tak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sauri tauladan untuk
kemuliaan seluruh umat manusia, dan tak ketinggalan pula seluruh pihak yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan yang
telah disumbangkan dengan balasan yang setimpal. Amin..
Akhir kata, penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pembaca. Kurang lebihnya
penulis memohon maaf.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
Noor Rohmah
11250009
x
ABSTRAK
Noor Rohmah, Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menjelaskan latar
belakang teknik asesmen baru yakni form monitoring perkembangan sebagai
teknik tambahan yang merupakan sebuah inovasi pekerja sosial dalam keilmuan
asesmen terhadap klien eks psikotik di Panti Sosial Bina Karya, Yogyakarta.
Serta, posisi asemen instrumen biopsikososialspiritual dengan form monitoring
perkembangan berdasarkan pada proses pelayanan rehabilitasi sosial di PSBK,
meliputi tahap penerimaan awal, tahap rehabilitasi dan tahap resosialisasi. 2)
menjelaskan analisis pola asesesmen pada proses pelaksanaan asesmen di Panti
Sosial Bina Karya, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan
mendeskripsikan proses pelaksanaan asesmen yang dilakukan pekerja sosial
terhadap eks psikotik secara menyeluruh.Subyek penelitian dalam penelitian ini
adalah informan yang dapat memberikan data terkait pelaksanaan asesmen.
Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah pelaksana asemen
terhadap eks psikotik di Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penjelasan mengenai latar belakang
muncul asesmen form monitoring disebabkan adanya hubungan simbiosis-
mutualisme antara PSBK dengan mahasiswa praktikan. Serta analisis pola
asesmen dengan teori Person In Environment dan analisis sistem Pinchus
Minahan melalui beberapa tahapan pelaksanaan asesmen meliputi tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan. Adapun pada tahap pelaksanaan meliputi jenis data
asesmen, cara mengumpulkan data asesmen, lama peksanaan asesmen, sumber
asesmen dan laporan asesmen. Berdasarkan sistem teori terdapat 4 komponen
sistem agen pengubah, sistem klien, sistem sasaran dan sistem kegiatan.
Sedangkan, PIE mencakup 4 (empat) faktor. Pada faktor kedua, di dalam
instrumen BPSS maupun form monitoring tidak tercantumkan adanya penelusuran
mengenai pengaruh lingkungan terhadap masalah klien. Namun, penelusuran
faktor kedua PIE dilakukan ketika pelaksanaan home visit dengan menggunakan
pemetaan masalah berdasarkan ecomap.
Kata kunci : Posisi asesmen, Proses asesmen dan Analisis pola asemen.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN MEMAKAI JILBAB........................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. vi
MOTTO...................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR................................................................................................ viii
ABSTRAK.................................................................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Penegasan Judul.......................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah............................................................................. 4
C. Rumusan Masalah....................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian........................................................................................ 8
E. Manfaat Penelitian...................................................................................... 9
F. Kajian Pustaka............................................................................................ 9
G. Kerangka Teori........................................................................................... 12
H. Metode Penelitian....................................................................................... 16
I. Sistematika Penulisan................................................................................. 23
BAB IV PENUTUP................................................................................................... 75
A. Kesimpulan.................................................................. .............................. 75
B. Saran............................................................................................... ........... 78
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENEGASAN JUDUL
dalam memahami judul skripsi ini. Oleh karena itu, penulis perlu adanya
Karya (PSBK) Yogyakarta”. Maka dari itu, skripsi ini perlu memberikan
1. Asesmen
tersebut.2
1
Dwi Heru Sukoco, Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya, (Bandung,
STKS Press Bandung: 2011), hlm 129.
2
Ibid,. hlm. 49.
2
2. Pekerja Sosial
meningkatkan kesejahteraannya.3
kelainan mental atau tingkah laku karena pernah mengalami sakit jiwa
3
Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial (Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3-4.
4
Edi Suharto, Pekerja Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility), (Bandung : PT. Refika Aditama, 2007), hlm. 28.
3
warga binaan sosial yang telah dibina dapat berperan aktif kembali
5
Fajri, Rengga and Tamrin, Bangsu and Desy, Afrita, “Dukungan Keluarga Terhadap
Orang Dengan Kecacatan (Odk) Eks Psikotik Pasca Proses Rehabilitasi Sosial (Study
Kasuspadakeluargaodk Ekspsikotikkota Bengkulu)”, (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Bengkulu, 2013), hlm. 26. Tidak diterbitkan.
http://repository.unib.ac.id/6289/ diakses tanggal 15 April 2015, pukul 20:19 WIB.
6
UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Daerah Istimewa Yogyakarta,
http://dinsos.jogjaprov.go.id/uptd/ diakses tanggal 15 April 2015, pukul 20:38 WIB.
4
(PSBK) Yogyakarta”.
B. LATAR BELAKANG
7
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, “Membangun Harapan Pemulihan Mental
Penerima Manfaat Melalui Terapi Musik”
http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=892 . Diakses tanggal 19
April 2015 pada pukul 19:39 WIB.
8
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi 2012), (Bandung :
PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 63-76.
9
Suprapti Slamet I.S. dan Sumarmo Markam, Pengantar Psikologi Klinis, (Jakarta: UI
Press, 2003), hlm. 75.
5
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan
Sosial, pasal 6.
11
Dwi Heru Sukoco, Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya, hlm. 138.
6
sosial sangat tergantung kepada hasil dari asesmen. Assessment yang tidak
sebagai instrumen penggalian data yang mencakup data identitas diri klien,
asesmen agar dapat melanjutkan proses yang sudah ada berupa perjanjian
12
Elly Kumari Tjahya Putri, Komunikasi Sosial Dalam Praktek Pekerjaan Sosial,
Yogyakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial hlm. 97.
13
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, diYogyakarta,
tanggal 25 April 2015.
14
Ibid,.
7
tingkatan.16
sekolah, teman, dan lain-lain), system client (klien) dan system action
(bimbingan fisik, mental, sosial, rohani dan pelatihan ketrampilan). Hal ini
15
Wawancara dengan Mirna, Mahasiswa Praktikan PSBK, di Yogyakarta, tanggal 09
Juni 2015.
16
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, diYogyakarta,
tanggal 20 April 2015.
17
Ibid,.
8
Konsep dari teknik tersebut tidak hanya berpedoman pada satu teknik
memiliki konsep yang jelas dan terukur. Hal tersebut perlu ditelusuri lebih
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Karya Yogyakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
setting panti.
2. Secara praktis :
F. KAJIAN PUSTAKA
penelitian ini, peneliti akan fokus pada klien eks psikotik tunalaras yang
berada di Panti Sosial Bina Karya. Hal-hal yang berkaitan dengan teknik
dan metode yang digunakan pada klien eks psikotik menjadi fokus
“Bimbingan Mental Bagi Eks Penderita Psikotik Panti Sosial Bina Karya
18
Siti Rahayu, “Assesmen Terhadap Gelandangan dan Pengemis Camp Assesmen Dinas
Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Tidak Diterbitkan.
19
Murti Sari Puji, “Bimbingan Mental Bagi Eks Penderita Psikotik Panti Sosial Bina
Karya Yogyakarta”, Skripsi Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014. Tidak diterbitkan.
11
dilakukan pekerja sosial terhadap klien eks penderita psikotik dan salah
satu hambatan yang menjadi sorotan peneliti yakni terkait kegiatan yang
minim pada eks penderita psikotik. Ini menjadi pertanyaan tersendiri bagi
Sosial Bina Karya. Tujuannya agar dapat menjawab penelitian Murti Sari
psikotik di PSBK.
Terhadap Eks Penderita Sakit Jiwa Di Panti Sosial Bina Karya Sidomulyo
warga binaan eks psikotik di Panti Sosial Bina Karya Yogyakarta. Hasil
dari penelitian ini adalah eks penderita sakit jiwa yang selama ini kurang
20
Sri Haryanti, “Rehabilitasi Sosial Terhadap Eks Penderita Sakit Jiwa Di Panti Sosial
Bina Karya Sidomulyo Yogyakarta”. Skripsi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. Tidak diterbitkan.
12
G. KERANGKA TEORI
peran sosial dalam masyarakat. Dalam hal ini informan yang dapat
perkembangan sosial 22
21
James M. Karls & Maura E. O’Keefe, “ Person In Environment System: The PIE
Classification System For Social Functioning Problems” (Washington DC: NASW Press, 1994)
dalam Albert R. Roberts, “Social Workers' Desk Reference (second edition)”,(Oxford: Universitas
Press, 2009), hlm. 371-372.
22
Wawancara dengan Winarto, Pekerja Sosial PSBK, diYogyakarta, tanggal 17 Juni
2015.
23
Ibid,.
14
selama melakukan proses pengobatan.24 Selain itu, data tersebut juga dapat
cakupan asesmen fisik klien. Selain itu dapat menggunakan asesmen form
(sistem agen perubah, sistem klien, sistem target dan sistem aksi).26
24
Wawancara dengan Sari, Perawat PSBK, di Yogyakarta, tanggal 7 September 2015.
25
Wawancara dengan Winarto, Pekerja Sosial PSBK, diYogyakarta, tanggal 17 Juni
2015.
26
Kieran O’ Donoghue and Jane Maidment (ed.), Social Work Theories in Action, Jessica
Kingsley Publishers, 2005, hal. 33
15
wajar.
normal.
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Bapak Joko, Ibu Ana, Bapak Arie, Bapak Win sebagai pekerja sosial
dan Pramuti yaitu Ibu Tresnani dan Bapak Nur, selain itu data didapat
juga dari beberapa mahasiswa praktek pekerja sosial II, seperti Mirna
27
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm 157.;
28
Saifudin Azwan, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1990), hlm. 34.
18
Obyek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu latar belakang muncul
untuk tujuan khusus yaitu atas situasi untuk memilih informan yang
(dua) pekerja sosial saja. Selain itu, peneliti mengambil sampel dari 2
Karya, Yogyakarta.
29
W. Laurence Neuman, Social Reserch Methods and Quantitative Approaches, (Boston
:Lyn & Boston, 2000), hlm. 198.
19
berikut:
a. Wawancara
30
Wahyu Purhantara, Metode penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010) hlm. 80.
31
Ibid,. 81.
20
b. Dokumentasi
karya seni.32
4. Analisis Data
ini:
a. Reduksi data
32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 240.
33
Haris Hendiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Graha ilmu, 2010) hlm.
165.
21
b. Penyajian data
c. Pengambilan kesimpulan
34
Ibid,. hlm. 176.
35
Ibid,. hlm. 178-179.
22
5. Keabsahan Data
mengecek dari pekerja sosial yang lain maupun dengan pramurukti dan
36
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: Arr-Ruzz Media, 2012) hlm. 318-319.
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 330-331.
23
I. SISTEMATIKA PENULISAN
beberapa bagian. Hal ini dilakukan agar pembahasan saling terkait dan
Isi skripsi terdiri dari atas tiga bagian, yaitu : bagian awal, bagian
Bab II, yaitu berisi tentang posisi asesmen eks psikotik pada proses
Bab III, berisi analisis pola asesmen di Panti Sosial Bina Karya
Minahan.
Bab IV, dalam bab ini merupakan penutup dari skripsi, yang terdiri
ini.
25
BAB II
YOGYAKARTA
KARYA YOGYAKARTA
baik dalam bentuk laporan maupun dalam bentuk lisan.39 Jadi, asesmen
masalah yang sedang dihadapi klien agar ditangani dengan tepat sasaran.
38
Suprapti Slamet I.S dan Sumarmo Markam, Pengantar Psikologii Klinis, (Jakarta: UII
Press, 2003), hlm. 99.
39
Ibid, hlm. 100.
26
diberikan pada warga binaan sosial (WBS). Posisi asesmen menjadi pokok
masa orientasi atau uji coba selama 2 minggu. Apabila dalam masa
orientasi calon WBS tersebut dapat mengikuti semua peraturan dan tata
kontrak sebagai WBS PSBK, Yogyakarta. Tapi bila tidak dapat memenuhi
Kedua, Identifikasi awal dimana proses ini dilakukan pekerja sosial dan
40
Dokumen Panti Sosial Bina Karya, Yogyakarta, “Proses Penanganan WBS Sistem
Panti”, tanggal 25 April 2015.
41
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial di Panti Sosial Bina Karya,
Yogyakarta, tanggal 25 April 2015.
27
masa orientasi atau uji coba, calon WBS akan mendapatkan kesimpulan
apabila klien ingin pulang atau tidak krasan, bersedia menjenguk minimal
42
Ibid,.
43
Ibid,.
44
Dokumen PSBK, “Lembar Instrumen Asesmen Bio-psiko-sosio-spirirtual
(BPSS)”, tahun 2014, tanggal 25 April 2015.
28
Teknik tersebut masih merupakan tahapan uji coba dimana pekerja sosial
45
Sutardjo Wiramihardja, Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Ketiga), (Bandung:
PT.Refika Aditama, 2012),hlm. 97.
29
nanti itu lewat jumlah angka bisa disebut skoring. Setelah itu
dijumlah nanti eks psikotik bisa masuk dikelas 0,1,2 atau 3”.46
Melihat pernyataan tersebut bahwa, pekerja sosial di Panti Sosial
pada klien eks psikotik. Adanya penggolongan kelas pada eks psikotik
pada hasil asesmen yang didapat akan menunjang proses rehabilitasi yang
kelas. Intervensi tersebut masih dalam tahap uji coba, jadi hanya dilakukan
masih dalam bentuk konsep dan salah satu pekerja sosial di Panti Sosial
“Meskipun ini baru, teknik ini tak coba terapin ke- adik angkatan
PPS-mu harapannya ya bermanfaat buat keilmuan mereka, bisa
saja dikembangkan mereka atau kamu. Teknik ini juga tidak
46
Wawancara dengan Adit, Mahasiswa Praktikan PSBK, di Yogyakarta, tanggal 09 Juni
2015.
47
Wawancara dengan Mirna, Mahasiswa Praktikan PSBK, di Yogyakarta, tanggal 09
Juni 2015.
30
klien. Di Panti Sosial Bina Karya, posisi asesmen tersebut berada pada
48
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial Panti Sosial Bina Karya, di
Yogyakarta, tanggal 03 Juni 2015.
49
Ibid,.
31
yang sudah didapat sebelum masuk PSBK agar diproses kembali melalui
50
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 07 September 2015.
51
Ibid,.
32
pekerja sosial dengan menilai berdasarkan skor angka 0-3. Pemberian nilai
52
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial Panti Sosial Bina Karya, di
Yogyakarta,tanggal 03 Juni 2015.
53
Ibid,.
54
Dokumen PSBK, “Hasil Penilaian Instrumen Form monitoring Perkembangan”, Tahun
20015, Yogyakarta, tanggal 25 April 2015,.
33
nilai 2 skor.
0-8 adalah kategori kelas 0, 9-24 adalah kategori kelas I, 25-33 adalah
kategori kelas II, 34-48 adalah kategori kelas III. Jadi, jumlah skor yang
III.55
55
Ibid,.
34
tersebut.
56
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial Panti Sosial Bina Karya, di
Yogyakarta, tanggal 19 September 2015.
35
aktivitas sehari hari sudah baik namun terkadang masih dibantu orang lain,
tergolong pada klien yang sudah madiri dan siap untuk dilakukan uji coba
kemampuan klasifikasi klien atau hasil angka atau skor sesuai form alat
36
ukur maka klien tergolong kelas III dengan total angka yang diperoleh
37.57
oleh pekerja sosial karena asesmen tersebut masih baru dan masih belum
mengatakan:
57
Ibid,.
58
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 07 September 2015.
59
Wawancara dengan Winarto, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta, tanggal 17 Juni
2015.
37
60
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 07 September 2015.
61
Ibid,.
62
Ibid,.
38
KARYA YOGYAKARTA
eks psikotik berupa bimbingan fisik dan mental, bimbingan sosial dan
berupa sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi, shampoo,
makan tiga kali sehari dan tempat untuk tidur. Semua kebutuhan
tersebut akan diberikan kepada klien sejak hari pertama mereka datang
63
Wawancara dengan Tresnani, Pramurukti PSBK, di Yogyakarta, tanggal 17 Juni 2015.
39
terawat, kalau ada yang gak mau mandi ya itu yang kategorinya
agak berat diingatkan.”64
ruang sel pengasingan. Tujuan agar tidak menyakiti WBS eks psikotik
lain. Panti Sosial Bina Karya merupakan lembaga sosial yang salah
dengan semua yang ada di lingkungan PSBK. Jadi, di PSBK tidak ada
aktivitas kepada WBS eks psikotik untuk mengisi waktu selama berada
64
Ibid,.
65
Wawancara dengan Sari, Perawat PSBK, di Yogyakarta, tanggal 07 September 2015.
40
yang memiliki keahlian dibidang yang sudah ditentukan PSBK. Hal ini
meeting).66
dilakukan seminggu sekali setiap hari senin pukul 10.15 sampai 11.45
66
Wawancara, Pekerja Sosial Rahmad Joko Widodo di Panti Sosial Bina Karya,
Yogyakarta, tanggal 03 Juni 2015
67
Wawancara, Pramurukti Pak Nur di Panti Sosial Bina Karya, Yogyakarta, tanggal 23
Juni 2015.
41
agar WBS tidak bosan dan jenuh tinggal di PSBK dan mengajak klien
dilakukan setiap hari sabtu pagi pukul 08.00 WIB hingga selesai. Hal
68
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
42
oleh instruktur senam dari luar pekerja panti. Adapun kegiatan ini
ini dilakukan seminggu sekali setiap hari jumat pagi pukul 07.00
tersebut dilakukan setiap hari dipagi hari pukul 07.30 WIB hingga
selesai.71
69
Wawancara dengan Ibti Rahayu, Instruktur Keterampilan PSBK, di Yogyakarta, tanggal
07 September 2015.
70
Wawancara dengan Tri Apit, Pelatih Olahraga (Senam) di PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 07 September 2015
71
Wawancara dengan Bapak Nur dan Ibu Trisnani, Pramurukti PSBK, di Yogyakarta
tanggal 23 Juni 2015.
43
BAB III
dipelopori pertama kali oleh pekerja sosial di Panti Sosial Bina Karya,
BPSS tidak akan ada perjanjian atau kontrak antar pekerja sosial dan wali
74
Wawancara dengan Mirna, Mahasiswa Praktikan PSBK, di Yogyakarta, tanggal 09
Juni 2015.
45
keberadaan tersebut pada pekerja sosial lain maupun informan yang dapat
acuan pembanding antara respon pekerja sosial dengan pekerja sosial lain
75
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo,Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 20 April 2015.
76
Dokumen PSBK, “Lapora Rekapitulasi WBS Eks psikotik PSBK”, di Yogyakarta,
2015, tidak diterbitkan, tanggal 25 Juni 2015.
47
artinya bahwa instrumen tersebut dilakukan satu kali asesmen pada saat
proses asesmen. Jadi, asesmen tidak dapat dilakukan hanya sekali waktu
sekali waktu dilakukan maka data yang didapat akan terbatas pula. Maka
48
pada instrumen BPSS yang hanya dilakukan satu kali saat kontrak
dan kesehatan jiwa klien selama di PSBK. Maka dari itu, pekerja sosial
PSBK.
serta pemantauan terhadap respon klien pada program kegiatan panti dan
BPSS merupakan alat asesmen yang paten digunakan PSBK sebagai alat
kontrak dan penelusuran data terkait informasi saat itu saja. Asesmen
51
metode penelusuran dan konten yang digunaan masih sama namun cara
kini lebih memicu klien dalam proses intervensi tidak tergantung dengan
klien yang sudah mampu. Keenam, teknik tambahan ini dapat menjadi
52
77
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
78
Ibid,.
53
agar tidak mengganggu kegiatan antar pihak baik pekerja sosial maupun
data yang mencakup, pertama adalah jenis data asesmen.79 Jenis data yang
ditelusuri pekerja sosial berupa jenis data berikut. Pertama asesmen fisik,
klien pada saat pertama kali masuk panti. Adapun pertanyaan didalam
penelusuran data asesmen fisik meliputi berat badan dan tinggi badan,
PSBK.
adapun penelusuran tersebut dilakukan agar data ketika awal klien masuk
79
Ibid,.
54
memiliki gen yang mengalami penyakit serupa dan sebagainya. Selain itu,
klien ketika masuk panti. Penelusuran data tersebut berupa hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan mental klien apakah dipengaruhi oleh gen atau
pengaruh lain, pernah melakukan pengobatan apa saja dan ini akan
PSBK.
80
Wawancara dengan Yanti, Perawat Panti Sosial Bina Karya (PSBK) di Yogyakarta,
tanggal 17 Juni 2015.
55
perawat merujukkan klien eks psikotik pada instansi RS. Grashia untuk
81
Ibid,.
56
sosial klien saat menjalankan ibadah agar menenangkan pikiran dan hati
82
Ibid,.
57
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah
rehabilitasi.
Wawancara berupa tanya jawab antara dua orang dimana salah satu
ruangan yang dalam keadaan santai atau ketika obrolan sehari-hari.85 Hal
tersebut tujuannya untuk seseorang atau informan WBS eks psikotik tidak
83
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
84
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm. 120.
85
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
86
Ibid,.
58
mengatakan bahwa:
“Jelas kita butuh data banyak nggak hanya dari klien. Klien kadang
gak jelas ditanya apa dijawab apa. Beda ketika kita tanya klien
yang uda cukup sembuh maka apa yang kita tanyakan bisa dijawab
jelas namun gak berarti kita percaya gitu aja. Itulah mengapa
adanya kunjungan rumah, pihak kelurga yang memberikan banyak
penjelasan. Kalau klien mah tahunya pasrah datang ke panti dapat
pendampingan, dia merasa senang, sudah cukup!”.87
cara lain mendapatkan data dilakukan melalui proses home visit. Keluarga
menyebabkan klien sakit, siapa saja yang dekat dengan klien, bagaimana
87
Ibid,.
88
T.O. Ihromi, Sosiologi Keluarga (Edisi Kedua), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004), hlm. 08.
59
bagaimana sifat dan karakter klien ketika marah, dan sebagainya.89 Tujuan
yang dihadapi klien agar pekerja sosial dapat memediasi permalahan antar
89
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
90
Ibid,.
60
berdasarkan situasi dan kondisi yang telah disepakati antara pihak pekerja
data asesmen, pelaksanaan asesmen tidak lepas dari sumber data asesmen.
mental maka data yang didapat tidak valid untuk diujikan. Menurut Adit
untuk mendapatkan data yang kuat dari pihak keluarga yang memahami
masyarakat.
91
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo Pekerja Sosial PSBK , di Yogyakarta,
tanggal 03 Juni 2015.
92
Wawancara dengan Adit, Mahasiswa Praktikan PSBK, di Yogyakarta, tanggal 3 Juni
2015.
61
hasil asesmen, seluruh data hasil asesmen yang diperoleh pekerja sosial
WBS eks psikotik berdasarkan data asesmen BPSS dan form monitoring
mengatakan bahwa:
93
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 19 September 2015.
62
perkembangan.
jiwa.
Didalam teori PIE terdapat empat faktor yang dapat dikaji kedalam
tahap pertama pada teori PIE dapat dilakukan pekerja sosial dengan
BPSS berkaitan dengan awal klien masuk panti hingga proses pemantauan
94
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi kedua), (Bandung: Refika
Aditama, 2006), hal 97.
95
James M. Karls & Maura E. O’Keefe, “ Person In Environment System: The PIE
Classification System For Social Functioning Problems” (Washington DC: NASW Press, 1994)
dalam Albert R. Roberts, “Social Workers' Desk Reference (second edition)”,(Oxford: Universitas
Press, 2009), hlm. 371-372.
64
data didapat berdasarkan data asesmen BPSS pada saat klien pertama kali
(menyendiri), konsep diri klien (menganggap diri tidak berarti dan tidak
dari 3 generasi yang akan menjawab apakah terdapat gen yang pernah
hubungan dekat dan yang memiliki konflik dengan klien. Tujuan adannya
pendamaian atau mediasi terhadap pihak konflik dengan klien agar dapat
membahas tentang pemetaan data ecomap terkait siapa saja yang memiliki
konflik dengan klien yakni rekan kerja pada kategori pekerjaan. Menurut
kerja klien. Klien selalu dihina dan di-bully teman kerjanya. Sehingga
pekerjaan yang dilakukan dianggap terlalu berat, tidak ada teman untuk
menceritakan keluh kesah dan akhirnya jadi beban pikiran dan mengalami
keterbelakangan mental.
lebih 19 hari, kondisi ibu baik saat mengandung, saat mengandung tidak
ada masalah, jarang periksa kandungan (ikut saran dokter), bayi normal,
tidak pernah jatuh atau terbentur, tidak ada keluarga yang menngalami
lulus SMA, hobi menyanyi, pernah berpacaran tapi sudah tidak sejak sakit,
pengaruh relasi tidak tahu menahu. Orang tua tahu anak mengalami
kamar dan tidak langsung makan. Keluar selang waktu beberapa jam
tambahan makan dan kembali ke kamar. Tidak pernah keluar rumah lagi,
karena klien sekarang sudah mulai sembuh dirawat di PSBK. Kondisi fisik
tatapan mata atau kontak mata baik, gerak fisik lambat. Kondisi intelektual
sesuai bentuk, fungsi dan warna, daya ingat orientasi dan pengambilan
keputusan bahwa klien mampu menyebut nama, waktu, dan tempat dengan
semakin membaik.
data fisik terkait awal pertama klien masuk kondisi fisik yang dialami
merawat diri acuh atau malas, rambut kusut, kulit bersisik, gigi kotor,
faktor yang perlu dikaji kembali PSBK terkait penambahan konten pada
masalah klien. karena hal tersebut akan memetakan hubungan relasi klien
dapat menerima kembali klien. Selain itu, pekerja sosial juga bertugas
96
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 7 September 2015.
70
97
Wawancara dengan Tresnani, Pramurukti PSBK, di Yogyakarta, tanggal 07 September
2015.
98
Wawancara dengan Rahmad Joko Widodo, Pekerja Sosial PSBK, di Yogyakarta,
tanggal 7 September 2015.
71
kontrak dari pekerja sosial. Sistem klien dimaksudkan adalah WBS eks
didampingi oleh instruktur yang ahli dibidang tersebut. Selain itu, kegiatan
klien. Apabila pihak keluarga tidak menerima kembali klien maka akan
dalam usaha perubahan diri. Sistem kegiatan diberikan kepada klien agar
rehabilitasi.
Minahan bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa rangka yang dapat
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sehingga tidak ada pembedaan antara eks psikotik yang sudah mandiri
perkembangan.
asesmen BPSS terkait cakupan asesmen fisik klien. Selain itu dapat
78
Karya, Yogyakarta.
B. SARAN-SARAN
pekerjaan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Elly Kumari Tjahya Putri, Komunikasi Sosial Dalam Praktek Pekerjaan Sosial,
Yogyakarta: Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial.
Fajri, Rengga dan Tamrin, Bangsu dan Desy, Afrita, “Dukungan Keluarga
Terhadap Orang Dengan Kecacatan (Odk) Eks Psikotik Pasca Proses
Rehabilitasi Sosial (Study Kasus pada Keluarga ODK Eks psikotik Kota
Bengkulu)”, Tesis tidak diterbitkan, Bengkulu: PrGRAM Pasca Sarjana
UNIB, 2013. http://repository.unib.ac.id/6289/ diakses tanggal 15 April
2015.
81
James M. Karls & Maura E. O’Keefe, didalam buku Albert R. Roberts, “Social
Workers' Desk Reference”,
https://books.google.co.id/books?id=WCyFy08VilIC&pg=PA376&lpg=P
A376&dq=Person+in+Environment+%28PIE%29+model+%28Karls+%2
6+Wandrei,+1994%29&source=bl&ots=8teOXrhJd2&sig=p8vRLTpco8z
T5TT5x4vo96Aoqlc&hl=id&sa=X&ei=UZUZVYL2DNCVuQTU9YLID
g&ved=0CF8Q6AEwCw#v=onepage&q&f=true/ diakses tanggal 28 April
2015.
Murti Sari Puji, “Bimbingan Mental Bagi Eks Penderita Psikotik Panti Sosial
Bina Karya Yogyakarta”, Skripsi Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.
Tidak diterbitkan.
82
Sri Haryanti, “Rehabilitasi Sosial Terhadap Eks Penderita Sakit Jiwa Di Panti
Sosial Bina Karya Sidomulyo Yogyakarta”. Skripsi Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2008. Tidak diterbitkan
T.O. Ihromi, Sosiologi Keluarga (Edisi Kedua), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004.
Bantul 18
Yogyakarta 11
Sleman 8
Kulonprogo 11
Gunung Kidul 2
Luar Kota 3
Belum Jelas 25
asal. Data PSBK tahun 2015, mencatat bahwa terdapat ≤ 100 warga binaan sosial
(WBS) eks psikotik tidak hanya berasal dari D.I Yogyakarta melainkan dari
Sleman 8 orang, Kulon Progrogo 11 orang, Gunung Kidul 2 orang, luar kota 3
Mandiri 33
Bergantung Ringan 15
Bergantung Sedang 19
Bergantung Berat 11
data dokumen PSBK tercatat ada ada 33 orang yang sudah mandiri, 15
ketergantungan berat.
LAMPIRAN V
HASIL REKAPITULASI ASESMEN BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
(BPSS) DAN FORM MONITORING PERKEMBANGAN
LAMPIRAN VI
MENUNJUKKAN GENOGRAM DAN ECOMAP
DATA GENOGRAM
Mrs. T
Mr. P Mrs. F
diantaranya a) Klien adalah Mr. T, b) Orang Tua adalah Mr. P dan Mrs. F, c)
Orang tua Pihak Ayah Mr. P, sebagai kakek klien adalah Mr. A dan Mrs. Z, d)
Orang tua Pihak Ibu Mrs. F, sebagai kakek klien adalah Mr. J dan Mrs. S. Pihak
keluarga dari tiga generasi tersebut tidak memiliki riwayat mengalami gangguan
kejiwaan seperti yang dialami klien Mrs. T. Jadi, latar belakang klien mengalami
Hubungan Teman
relathionship Sebaya
Media Family
Lingkungan
Sekolah
Masyarakat
Sanak
Saudara Mrs. T pekerjaan
hubungan yang baik (standart) dengan sekolah, teman sebaya, media, lingkungan
hubungan relasi yang memiliki konflik adalah relasi pekerjaan dan hubungan
tindak bullying. Selain itu perekonomian keluarga yang kurang tercukupi yang
YOGYAKARTA”
PEDOMAN WAWANCARA
ini?
panti lain dalam proses asesmen ini? Jika ada, apakah teknik tersebut?
15. Mengapa teknik asesmen ini dapat digunakan pekerja sosial dalam
mengumpulkan data?
17. Berapa waktu lama perkiraan dalam menggunakan teknik asesmen ini?
8. Klien yang ada di panti, apakah lokal saja atau ada yang dari luar
daerah?
9. Seberapa persentase klien lokal dan luar daerah yang masuk di PSBK?
10. Sejauh ini apakah fasilitas yang diberikan panti mendapatkan teguran
11. Bagaimana dana yang dikeluarkan Panti Sosial Bina Karya ketika
kendalanya!
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
a. SDN Pandangan Kulon 01 : 2005
b. SMP N 1 Kragan : 2008
c. Yayasan Pondok Pesantren Gontor Putri 03 : 2009
d. MA Nahjatus Sholihin : 2011
Noor Rohmah