• Anemia Defisiensi Fe
• Anemia Penyakit kronik
• Anemia Megaloblastik
• Thalasemia
• Anemia aplastik
• Polisitemia Vera
ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Defisensi besi dan ADB: masalah kesehatan global dan
kondisi medik yang sering ditemukan
• Penyebab anemia seluruh dunia-dampak substansial
• Reduksi simpanan besi-berkembang menjadi ADB
• Etiologi beragam dan multipel
• Besi penting dalam fungsi eritropoiesis, metabolisme
oksidatif dan respon imun seluler
• Diagnosis dan penatalaksanaan yang cepat
• Simptom tidak spesifik-penegakkan melalui pemeriksaan
laboratorium
Metabolisme besi
• Besi non-heme (besi ferric, Fe+++) dan besi heme (besi ferrous,
Fe++)
• 2 mg besi diabsorpsi di duodenum dan proksimal jejenum
Proses absorpsi besi non-heme di usus (Clinical Laboratory Hematology, 3rd ed, 2016)
• Heme + reseptor heme di apikal membran enterositheme oxygenase
melepaskan besi ferrous dari hemejalur seperti besi non-heme
• Besi ferricsirkulasitransferintransferin receptor 1 pada
selendositosisambilan besi oleh sel
• Besi disimpan terutama di hati: feritin dan hemosiderin
• Absorpsi besi di usus: 10%, daur ulang besi dari eritrosit: 90%
Etiologi
ADB
absolut Kebutuhan meningkat
- Fisiologik
- Bayi, balita, remaja dan wanita hamil
Asupan menurun
- kemiskinan,malnutrisi / diet vegetarian
Absorpsi menurun
- Inhibitor absorsi: kalsium, phytate dan tannin
- Prosedur bedah: gastrektomi, bedah pintas duodenal dan
bedah bariatric
- Infeksi H. pylori, celiac,gastritis atropik, radang usus dan
obat penghambat pompa proton
Pendarahan kronik
- Donor darah rutin
- Menstruasi hebat dan perdarahan gastrointestinal
- Dialisis, hematuria dan obat anti inflamasi non steroid,
salisilat, antikoagulan serta kortikosteroid
ADB
Besi sulit dimobilisasi ke sirkulasi dan
fungsional
jaringan eritropoietik
- Inflamasi kronik-peningkatan kadar hepsidin
- GGK, gagal jantung kronik, radang usus, paru
kronik, kanker, obesitas, autoimun dan infeksi
kronik
- Berkembang menjadi ADB
Peningkatan eritropoiesis-eritropoietin
endogen
-Ketidakseimbangan antara kebutuhan besi dan
suplainya
Tahap defisiensi besi
- Mobilisasi besi dari makrofag dan hepatosit
- Kadar simpanan besi menurun
Deplesi besi
- Respon menurun terhadap peningkatan
kebutuhan
- Penurunan konsentrasi besi serum dan
saturasi transferin
Defisiensi besi - Penurunan suplai besi ke eritrosit-
untuk peningkatan reseptor transferin di eritroblast
eritropoiesis - Peningkatan erythrocyte protoporphyrin dan
adanya hemoglobinisasi retikulosit yang
buruk serta hypochromic red cells
- Perlangsungan lama
Anemia - Menurun: Hb, HER dan VER
defisiensi besi - Apusan darah tepi: variasi ukuran dan bentuk
eritrosit
- Saturasi transferin: sangat menurun
Manifestasi klinis
Darah
rutin - Umumnya normal
- Meningkat: berlangsung lama/setelah
Leukosit perdarahan
- Leukopeni: 10% kasus
19
etiologi
• Penyebab anemia penyakit kronis belum
diketahui dengan pasti.
• Penyakit yang mendasari (underlying disease)
timbulnya anemia adalah akibat infeksi kronis,
inflamasi kronis dan neoplasma ganas.
20
Diagnosis
Darah Rutin :
Hb : 8 - 10 g/dL, Retikulosit
anemia ringan absolut normal
sampai sedang. atau menurun.
Secara klinis:
Thalassemia mayor: Secara genetik:
Membutuhkan transfusi rutin Thalassemia–α :kelainan pada
Thalassemia intermedia: gejal rantai protein α
ringan, a Thalassemia–β: kelainan
membutuhkan tetapi transfus pada rantai protein β
tidak rutin
Thalassemia i
minor/trait/pembawa Thalassemia – αβ:
sifat: asymptomatic (tidak bergejala), Kelainan pada rantai
tidak membutuhkan transfusi protein α dan β
5/7/10
Pemeriksaan Laboratorium
Gambaran Darah Tepi
Thalassemia
• Sel
cyt
Polisitemia vera/polisitemia
rubra vera dikenal juga dengan
• darah istilah polisitemia primer, Vaquez
hemia disease, Osler disease, Osler-
Vaquez disease, dan eritremia.
• benar
vera
4
0
PENDAHULUAN
MPN
4
1
Gejala Klinis
Laboratorium
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocyte • Aktivitas LAP meningkat > 100
alkaline
Phosfatase
4
8
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hiperurisemia
Asam urat serum
• Saturasi oksigen
Saturasi oksigen arterial > 92%
arterial
4
9
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
5
0
Diagnosis
Diagnosis
Differensial Diagnosis
ANEMIA APLASTIK
•Sindroma
kegagalansumsumtulangpansitopeniaperifer,
hipoplasiasumsumtulangdanmakrositosisterga
nggunyaeritropoesisdanpeningkatanjumlah
fetal hemoglobin
ANEMIA APLASTIK
Sitopenia (
Selularitas SST < 25% atau <50% dengan - Granulosit <0.5 x 1099 /L
<30% sel-sel hematopoietik - Trombosit <20 x 1099 /L
- Corrected Retikulosit <1 %
PATOFISIOLOGI
Hematopoietic Stem Cells
• Abnormalitas pada kompartemen stem cell
hematopoiesis berperan menyebabkan
terjadinya aplastic anemia.
Hemotopoietic Stroma & Growth Factors
• Ketidakmampuan stroma SST mendukung
hematopoiesis → mekanisme potensial
terjadinya aplastic anemia.
• Proliferasi adiposit abnormal
MANIFESTASI KLINIS
Sindroma anemia
1.
• 1 dari 3 :
• Hb<10 g/dl atauHct<30%
• Plt<50x109/L
• Wbc<3.5 x 109/L
2. Retikulosit<30% x 109
3. GambaranAST :
• Pselularitas + selhematopoietikhilang/atauSelularias
normal (hiperplasiaeritroidfokal) +
deplesiserigranulosit&megakariosit
• Infiltrasineoplastik
4. Rule out pansitopeniaec R/ sitostatika / radiasi