Anda di halaman 1dari 7

Intervensi Sosial

Dalam Komunitas

Oleh :
KELOMPOK 4

A R A S W I TA
KEMAL IDRIS
J I H A D A K B A R O K TAV I A N
AY U K U S U M A N I N G D W
N A D I L L A O C TAV I A N T I
A L S Y I FA N Y TA S YA FA D I A
FA Z L U R R A H M A N

Jurusan Kesejahteraan Sosial


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2018
DEFINISI

INTERVENSI SOSIAL
Intervensi sosial dapat diartikan sebagai cara atau
strategi memberikan bantuan kepada masyarakat
(Individu, Kelompok, Komunitas, dan Organisasi).
Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan
dalam praktik di lapangan pada bidang pekerjaan
sosial dan kesejahteraan sosial.

Intervensi sosial pada level komunitas


Intervensi sosial pada komunitas merupakan
tindakan dalam upaya perubahan yang diambil dan
dilaksanakan praktikan bersama dengan masyarakat
/komunitas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
mengatasi masalah yang dialami
masyarakat/komunitas dengan berdasarkan pada
rencana yang telah disusun secara bersama dan
disepakati dalam bentuk program.
Community Practice and Community Intervention

Menurut Glen:
1. Community development (pengembangan masyarakat)
Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan
berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sasma yang setara. Tujuan
dalam pengembangan masyarakat terbagi atas aspek tujuan antara yaitu membangkitkan
partispasi penuh warga masyarakat dan tujuan akhir yaitu perwujudan kemampuan dan integrasi
masyarakat untuk membangun diri mereka sendiri.

2. Community action (aksi komunitas)


Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang
serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan",
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau
banyak".
Merupakan upaya menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan atau menciptakan
sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhannya. Pekerja sosial berupaya memberikan
bimbingan kepada masyarakat untuk menyadari kekurangan, memahami akan potensi dan
sumber yang dimiliki dan berupaya mengatasi masalah secara bersama-sama.

3. Community service approach (pendekatan pelayanan masyarakat)


Pendekatanya dengan pelayanan ke masyarakat bisa secara langsung atau
melalui penyaluran. Contoh nya pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Menurut Roothman:
1. Locality development (pengembangan komunitas lokal)
Pengembangan Masyarakat (Community Development) merupakan konsep
yang berkembang sebagai tandingan (opponent) terhadap konsep negara kesejahteraan
(welfare state).

2. Social action (aksi sosial)


Aksi sosial adalah suatu kegiatan yang terkoordinasikan untuk mencapai
tujuan perubahan kelembagaan dalam rangka memenuhi kebutuhan, memecahkan
masalah, mengoreksi ketidakadilan atau meningkatkan kualitas hidup manusia.

3. Social planning (perencanaan sosial dan kebijakan sosial)


Perencanaan sosial berangkat dari kata perencanaan yang artinya rangkaian kegiatan yang
dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu.

POPPLE (1996:55-27) MENGAMBARKAN MODEL INTERVENSI


PADA LEVEL KOMUNITAS (COMMUNITY WORK) DENGAN
PEMBAGIAN YANG BERBEDA, YAITU:

1. COMMUNITY CARE (PELAYANAN KOMUNITAS)


Pendekatanya dengan pelayanan ke masyarakat bisa secara langsung atau
melalui penyaluran. Contoh nya pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

2. COMMUNITY ORGANIZATION (PENGORGANISASIAN MASYARAKAT)


Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local
untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk
perubahan social.

3. COMMUNITY DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN MASYARAKAT)


Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan
berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sasma yang setara. Tujuan
dalam pengembangan masyarakat terbagi atas aspek tujuan antara yaitu membangkitkan partispasi
penuh warga masyarakat dan tujuan akhir yaitu perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat
untuk membangun diri mereka sendiri.

4. SOCIAL/COMMUNITY PLANNING (PERENCANAAN KOMUNITAS DAN


PERENCANAAN SOSIAL)
Perencanaan sosial berangkat dari kata perencanaan yang artinya rangkaian
kegiatan yang dilakukan guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada untuk
mencapai tujuan tertentu.

5. COMMUNITY EDUCATION (PENDIDIKAN KOMUN ITAS)


6. COMMUNITY ACTION (AKSI KOMUNITAS)
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang
serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan",
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau
banyak".
Merupakan upaya menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan atau menciptakan
sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhannya. Pekerja sosial berupaya memberikan
bimbingan kepada masyarakat untuk menyadari kekurangan, memahami akan potensi dan
sumber yang dimiliki dan berupaya mengatasi masalah secara bersama-sama.
1. Strategi Intervensi

Glen (1993:24) membagi katarestik pengembangan masyarakat menjadi 3


(tiga) unsur dasar yang menjadi ciri khas pendekatan, yaitu:

1. Tujuan dari pendekatan ini adalah memampukan masyarakat untuk


mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan mereka,menurut glen (1993:25) tujuan
utama pengembangan adalah mengembangkan kemandirian dan memantapkan
rasa kebersaman sebagai suatu komunitas berdasarkan basis ketetanggan
2. Proses pelaksanaannya melibatkan kreativitas dan kerja sama masyarakat
maupun kelompo-kelompok dalam masyarakat tersebut
3. Praktisi yang menggunakan model intervensi ini (lebih banyak) yang gunakan
pendekatan pengembangan msyarakat yang besifat non direktif, disini peran
community worker difokuskan pada peran mempercepat perubahan (enabler),
pembangkit semangat (encourager) dan pendidik (educator).

Menurut Batten ada 2 (dua) pendekatan dalam pengembangan masyarakat yaitu:

1. Pendekatan Direktif (Intrukstif)

Pendekatan direktif yaitu pendekatan yang berlandaskan asumsi bahwa community


worker tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat

2. Pendekatan Nondirektif (Partisipatif)

Pendekatan Nondirektif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat sudah


mempunyai pengetahuan tentang apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa
yang baik untuk mereka.

2. Tahapan Intervensi

1. Melakukan kontak dan kontrak


Dalam tahap ini pekerja sosial harus melakukan kontak meksudnya seorang
pekerja sosial hendaknya melakukan kontak maksudkan membangun relasi dan
setelah relasi terbentuk maka disini akan ada yang namanya kontrak atau yang
biasanya di sebut dengan janji hati dalam tahap ini ada hal yang sangat penting yaitu
bangai mana kita meyakinkan masyarakat atau klain agar mereka percaya kepada
kita intinya pekerja sosial harus mampu membangun kepercayaan.
2. Melakukan assesment
Pada tahap assesmen ini adalah tahap yang rawan dan sangat vital dalam
memecahkan masalah ketika pada tahap ini kita tidak mampu mengungkap masalah
yang di hadapi baik penyebab, maupun sumber potensi kekuatan dari suatu masalah
yang di hadapi maka masalah akan sangat berenagaruh terhadap rencana kegitan
penolongan dan akan tidak tepat proses intervensi yang diberikan.
3. Menyusun program kerja
Selanjutnya setelah melakukan assesmen baik dari masalah maupun potensi yang
ada pada suatu masyarakat yang sedang diberikan pertolongan tahap selanjutnya
yaitu menyusun program kerja. Dalam menyusun program kerja ini tidak bisa
sembarang karna kita harus mengambil patokan dari hasil assesmen agar masalah
yang ditangani dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga dalam
proses pembuatan progaram kerja seorang pekerja sosial tidak bisa memberiakan
dan memaksakan apa yang ingin dalam pemecahan masalah melaikan harus
menanyakan atau merundingkan apa saja yang harus dilakuakan.
4. Melakukan intervensi
Setelah assesmen dan progaram kerja disusun selanjutnya kita kita melakuakn
intervensi soaial terhadap masyarak tungas utama dari intervensi ini lebih ke arah
pemdampingan.

5. Melakukan pendampingan dan evaluasi


Dalam tahap ini pekerja sosial harus meilhat seajauh mana kemajuan terhadap
program yang di berikan baik dari masalah yang di hadapi maupun kendala kendala
yang akan menghalang dalam proses pertolongan dan mempersiapkan model model
lain untuk menganti intervensi yang dilakukan ketika intervensi yang di terapkan itu
gagal.
6. Tahap terminasi
Setelah lima tahap di atas sudah di penuhi maka untuk menghindari ketergantungan
sosial maka pekerja sosial hendaknya melakuan terminasi untuk menangulangii hal
tersebut.

3. Peran Community worker dalam intervensi komunitas

1. Pemercepat Perubahan (Enabler)

Peran enabler adalah membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan


kebutuhan mereka, mengidentifikasikan permasalahn mereka, dan mengembangkan
kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih
efektif.

2. Perantara (Broker)
Peran broker adalah menghubungkan individu ataupun kelompok dalam masyarakat
yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat (community service), tetapi
tidak tahu di mana dan bagaimana mendapatkan bantuan tersebut, dengan lembaga
yang menyediakan layanan masyarakat.

3. Pendidik (Educator)

Peran sebagai pendidik memprasyaratkan community worker mempunyai


kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan jelas, serta mudah ditangkap
oleh komunitas yang menjadi sasaran perubahan.

4. Tenaga Ahli (Expert)

Peran sebagai expert memprasyaratkan adanya kemampuan untuk dapat


memberikan masukan, saran, dan dukungan informasi dalam berbagai area.

5. Perencana Sosial (Sosial Planner)

Peran perencana sosial membutuhkan kemampuan pelaku perubahan dalam


mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam komunitas;
menganalisisnya; dan menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani
masalah tersebut.

6. Advokat (Advocate)

Peran advokat adalah mendorong pelaku perubahan untuk menjalankan fungsi


advokasi atau pembelaan yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan
suatu bantuan ataupun layanan, tetapi institusi yang seharusnya memberikan layanan
tersebut tidak memedulikan (bersifat negatif ataupun menolak tuntutan warga).

7. Aktivis (Activist)

Peran aktivis menuntut pelaku perubahan untuk melakukan perubahan institusional


yang lebih mendasar dan seringkali tujuannya adalah pengalihan sumberdaya
ataupun kekuasaan (power) pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan
(disadvantaged group), yang dianggap sebagai korban.

Anda mungkin juga menyukai