Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

Take Home Test

Mata Kuliah : Manajemen Program Pelayanan Sosial

Judul Paper : Dinamika Kebijakan Program Pelayanan Sosial Di Indonesia

Dosen Pengajar :

Makmur Sunusi, PhD


Muhammad Sahrul, S. Sos, M. Si.

Disusun Oleh :

Nama: Yulia Herman Damayanti


NPM: 2018110013

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PRODI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
APRIL TAHUN 2021
PENDAHULUAN
Dinamika ialah suatu hal yang dimana selalu bergerak dan berubah-ubah
menyesuaikan keadaan tertentu. Dan kebijakan ialah sebuah ketetapan yang berlaku dicirikan
oleh perilaku konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang menaatinya
(Suharto, 1997). Atau sederhananya kebijakan merupakan suatu ketetapan yang memuat
prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan
konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.

Dengan demikian, kebijakan sosial dapat diartikan sebagai kebijakan yang


menyangkut aspek sosial, dalam pengertian sempit, yakni yang menyangkut bidang
kesejahteraan sosial. Kebijakan sosial juga dapat didefinisikan sebagai kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan tindakan yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan
warga negara melalui penyediaan pelayanan sosial atau bantuan sosial (Marshall, 1965).

Pelayanan sosial merupakan aksi atau tindakan untuk mengatasi masalah sosial.
Pelayanan sosial dapat diartikan sebagai seperangkat program yang ditunjukan untuk
membantu individu atau kelompok yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Jadi, dinamika kebijakan program pelayanan sosial di Indonesia ialah kondisi suatu
kebijakan sosial atau ketetapan yang menyangkut bidang kesejahteraan sosial yang
menyediakan suatu program pelayanan sosial untuk mencapai kesejahteraan sosial
masyarakat di Indonesia.

Lebih lanjut, kebijakan sosial yang dilakukan oleh pemerintah dapat dimaknai sebagai
sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat dilihat dari program-program pelayanan
sosial dalam bidang kesejahteraan sosial, seperti yang dijelaskan oleh Deacon (2002: 4),
yaitu, pelayanan sosial di bidang kesehatan, pelayanan sosial di bidang pendidikan, pelayanan
sosial di bidang perumahan, serta pelayanan sosial personal. Peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui penyelenggaraan pelayanan sosial merupakan tujuan yang ingin dicapai
dalam kebijakan sosial.

Kebijakan sosial merupakan bentuk mekanisme dan pelayanan sosial yang telah
menjadi bagian dari terwujudnya tatanan masyarakat indonesia sesuai dengan tujuan yang
sudah tertuang dalam UUD 1945. Hal ini cukup jelas bahwa perkembangan kebijakan sosial
di indonesia memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan derajat kesejahteraan
sosial di masyarakat. Relevasi kebijakan sosial di indonesia telah menjadi bagian dari
kebijakan pembangunan nasional yang telah dicetuskan beberapa periode pemerintahan mulai
dari orde lama, orde baru bahkan sampai saat ini. Cakupan dari kebijakan sosial di indonesia
mulai beragam jenisnya. Kebijakan yang pada awalnya hanya sebatas social based
oriented dan bersifat isidental apabila terjadi masalah sosial menjadi bersifat universal dan
menuju keberdayaan.

Dalam sejarahnya kebijakan sosial pada era orde lama lebih bersifat karikatif
meskipun dimensi yang dilakukan lebih mengarah pada upaya-upaya pemberdayaan. Upaya
yang telah dilakukan pada masa itu menjadi acuan saat ini bagaimana bentuk kebijakan sosial
menjadi salah satu mainstrem dari pembangunan nasional sekarang. Sejalan perkembangan
sistem politik di indonesia dan perubahan rezim, kebijakan sosial mulai menunjukkan arah
yang sesuai dengan bidang garapannya. Perubahan paradigma lama tentang kebijakan sosial
yang hanya sebatas pelengkap dengan kebijakan ekonomi mencari sebuah bentuk baru dalam
menwujudkan masyarakat yang sesuai dengan amanat kemerdekaan Indonesia. Di era orde
baru kebijakan sosial yang dicetuskan mulai beragam jenisnya meskipun sistem yang dipakai
bersifat sentralistik dan mengarah pada penyeragaman permasalahan dan kesamaan
pendekatan pemecahan permasalahan di seluruh daerah di Indonesia.

Melihat perubahan kehidupan yang semakin maju dan diimbangi dengan kompleksitas
permasalahan sosial maka relevasi kebijakan sosial pada saat ini mengarah pada upaya-upaya
pengitegrasian permasalahan dengan pemecahan yang sesuai dengan bidang permasalahan.
Dalam arti kata kebijakan sosial mengarah pada upaya penyediaan pelayanan sosial di
masyarakat agar dapat mengakses kebutuhan yang diperlukan. Salah satu kebijakan sosial
adalah program pelayanan sosial. Pelayanan sosial adalah aksi atau tindakan untuk mengatasi
masalah sosial. Pelayanan sosial ditujukan untuk mempromosikan kesejahteraan sosial
masyarakat. Salah satu contohnya ialah kebijakan mengenai pelayanan sosial untuk
disabilitas di Indonesia.
PEMBAHASAN

Undang-Undang Nomor. 4 tahun 1997 menegaskan bahwa penyandang disabilitas


merupakan bagian masyarakat Indonesia yang memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan
peran yang sama. Mereka mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupan. Pasal 6 dijelaskan, bahwa setiap penyandang disabilitas berhak
memperoleh : a) pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan; b)
pekerjaan dan penghidupan yang layak sesuai jenis pendidikan, dan kemampuannya; c)
perlakuan yang sama untuk berperan dalam pembangunan dan menikmati hasil-hasilnya; d)
aksesibilitas dalam rangka kemandiriannya; e) rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan
taraf kesejahteraan sosial; dan f) hak yang sama untuk menumbuhkembangkan bakat,
kemampuan, dan kehidupan sosialnya, terutama bagi penyandang disabilitas anak dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, penyandang disabilitas termasuk
disabilitas fisik memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama seperti warga
masyarakat lainnya. Sementara itu dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 4/1997
disebutkan bahwa pemerintah dan masyarakat berkewajiban memenuhi hak-hak penyandang
disabilitas seperti pendidikan dan pekerjaan yang layak, rehabilitasi, bantuan sosial dan
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Berkaitan dengan pemenuhan hak-hak penyandang
disabilitas maka diperlukan pelayanan sosial.

Pelayanan sosial bertujuan membantu upaya resosialisasi penyandang disabilitas, baik


di lingkungan keluarga maupun masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Pemberian
pelayanan sosial bermuara pada pemenuhan kebutuhan fisik yaitu makan, pakaian, tempat
tinggal, kesehatan, pendidikan dan akses pekerjaan. Pemenuhan kebutuhan psikis berupa
perhatian dan kasih sayang, baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Pemenuhan
kebutuhan sosial berupa penerimaan dan penghargaan dari keluarga dan masyarakat.
Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan yang bersifat umum artinya setiap orang
mempunyai kebutuhan yang sama. Penyandang disabilitas sebagai orang yang mempunyai
keterbatasan-keterbatasan fisik mempunyai kebutuhan yang bersifat khusus yaitu kebutuhan
aksesibilitas dan mobilitas seperti jalan khusus untuk kursi roda, toilet khusus pengguna kursi
roda, ramp (pegangan), alat bantu orthese dan prothese.

Salah satu contoh program pelayanan sosial untuk disabilitas yaitu pelayanan sosial
untuk disabilitas yang ada di Jakarta. DKI Jakarta memiliki Peraturan Daerah nomor 10 tahun
2011 yang membahas mengenai perlindungan disabilitas. Perda ini membahas mengenai
perlindungan penyandang disabilitas adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
hak-hak konstitusional penyandang disabilitas agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari diskriminasi. Kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
ekonomi/ material, spiritual, dan sosial penyandang disabilitas agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Menurut saya, implementasi Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 tahun 2011
tentang perlindungan penyandang disabilitas belum berjalan secara optimal. Peningkatan
aksesibilitas signifikan hanya terjadi pada fasilitas transportasi umum yaitu bus TransJakarta.
Diperlukan adanya upaya yang berkelanjutan dari Pemda DKI Jakarta untuk memberikan
kota yang nyaman dan ramah bagi disabilitas. Jakarta sebagai ibukota negara belum mampu
untuk menerapkan prinsip CRPD (Convention on The Rights of Person with Disabilities)
terkait aksesibilitas dan belum dapat dikatakan sebagai kota inklusif. Pasal sangsi sudah
tercantum dalam perda namun law enforcement masih belum ada. Peran aktor masing-masing
dalam tahap implementasi perlu dimaksimalkan. Sosialisasi mengenai aksesibilitas dalam
pembangunan perlu terus dilakukan dan perlu adanya evaluasi dari pemangku kebijakan
mengenai aksesibilitas dalam pembangunan kota yang inklusif. Serta masih diperlukan kajian
penelitian lanjutan lebih luas mengenai aksesibilitas hingga menjangkau seluruh fasilitas
publik di DKI Jakarta. Kajian tersebut pada akhirnya dapat memberikan masukan kepada
pemangku kebijakan.

Oleh karena itu, program pelayanan sosial bagi disabilitas perlu lebih diperhatikan
lagi. Pelayanan sosial yang dimaksudkan ialah yang berada pada berbagai sekor, bukan hanya
pada aksesibilitas transportasi publik, tetapi juga yang berada pada sektor pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, dan semua sektor lainnya. Dan ini berlaku bukan hanya untuk daerah
DKI Jakarta, tetapi juga untuk seluruh wilayah di Indonesia, hal ini dimaksudkan agar para
disabilitas di seluruh Indonesia dapat merasakan implementasi program pelayanan sosial
yang baik dan maksimal, agar kehidupan mereka lebih sejahtera dan merasa tidak dibedakan
atau tidak didiskriminasi,
KESIMPULAN

Pelayanan sosial dapat diartikan sebagai seperangkat program yang ditunjukan untuk
membantu individu atau kelompok yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. dinamika kebijakan program pelayanan sosial di Indonesia ialah kondisi suatu
kebijakan sosial atau ketetapan yang menyangkut bidang kesejahteraan sosial yang
menyediakan suatu program pelayanan sosial untuk mencapai kesejahteraan sosial
masyarakat di Indonesia. Salah satu contohnya ialah kebijakan mengenai program pelayanan
sosial untuk disabilitas.

Sebagian besar wilayah di Indonesia sudah memiliki kebijakan atau ketetapan yang
mengatur mengenai pelayanan ataupun perlindungan disabilitas. Tetapi dari kebijakan
tersebut, pengimplementasian program pelayanan sosialnya belum berjalan dengan optimal
dan merata di semua aspek. Contohnya di aspek pendidikan dan juga pekerjaan, disabilitas di
Indonesia belum semuanya merasakan keadilan atau kesetaraan mendapatkan pendidikan dan
juga lapangan pekerjaan. Seperti halnya di DKI Jakarta yang terlalu memfokuskan pelayanan
disabilitas pada fasilitas transportasi publik, tetapi pada sektor yang lainnya belum terlalu
terperhatikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Deacon, Alan. 2002. Perspectives On Welfare: Ideas, Ideology And Policy Debates.
Buckingham: Open University Press.

Fedryansyah, Muhammad. Kebijakan Sosial dalam Pembangunan. Social Work Jurnal.


Volume:6 Nomor: 1.

Hikmawati, Eny. 2011. Kebutuhan Pelayanan Sosial Penyandang Cacat. Jurnal Sosial.
Volume: 16 Nomor: 01.

Kartika, Jane. 2021. Implementasi Aksesibilitas Fasilitas Publik Bagi Penyandang


Disabilitas. Jurnal Analisa Sosiologi. Volume: 10 Nomor: 3.

Marshall, TH. 1965. Social Policy. London: Hutchinson.

Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial, dan Pekerjaan Sosial: Spektrum
Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS.

Anda mungkin juga menyukai