Kelompok 2
Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ;
1. Keluarga Inti
Keluarga inti adalah keluarga yang di dalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu : suami-
ayah, istri-ibu, dan anak-sibling.
2. Keluarga Batih
Keluarga batih adalah keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain selain ketiga posisi di
atas. Bentuk pertama keluarga batih yang banyak ditemui di masyarakat adalah keluarga bercab
ang (system family). Keluarga bercabang terjadi manakala seorang anak, dan hanya seorang, ya
ng sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya.
Relasi suami istri memberikan landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam keluarga. Ba
nyak keluarga yang berantakan ketika terjadi kegagalan dalam relasi suami istri. Kunci bagi kelanggengan per
kawinan adalah keberhasilan melakukan penyesuaian di antara pasangan.
Dua hal yang sering kali membuat resolusi konflik tidak efektif adalah tindakan menyalahkan orang dan men
gungkit persoalan yang telah lalu. Adapun resolusi konflik yang konstruktif dapat dilakukan dengan :
a) menentukan pokok permasalahan;
b) mendiskusikan sumbangan masing-masing pada permasalahan yang muncul;
c) mendiskusikan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah; dan
d) menentukan dan menghargai peran masing-masing terhadap penyelesaian masalah.
Menurut Thompson, hubungan menjadi katalis bagi perkembangan dan merupakan jalur bagi peningkatan pen
getahuan dan informasi, penguasaan keterampilan dan kompetensi, dukungan emosi, dan berbagai pengaruh l
ain semenjak dini. Suatu hubungan dengan kualitas yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan,
misalnya penyesuaian, kesejahteraan, perilaku prososial, dan transmisi nilai. Sebaliknya, kualitas hubungan y
ang buruk dapat menimbulkan akibat berupa malasuai, masalah perilaku, atau psikopatologi pada diri anak.
Menurut Hinde relasi orang tua-anak mengandung beberapa prinsip pokok, yaitu :
a. Interaksi
b. Kontribusi Mutual
c. Keunikan
d. Pengharapan Masa Lalu
e. Antisipasi Masa Depan
Tipologi Keluarga
Langkah pertama dalam membentuk kelu Pernikahan dan kohabitasi (di beberapa bagian negara di du
arga sering ditandai oleh komitmen dari d nia) adalah cara untuk hubungan seksual secara sosial sah.
Di daerah di mana penggunaan kontrasepsi diterima. Seksua
ua orang dewasa untuk bergabung dengan
litas dipandang berbeda dari prokreasi. Namun, ia memiliki
kehidupan mereka. Tergantung pada bagi dasar biologis dan melayani fungsi penting sebagai penghub
an dari dunia, hal ini dapat dilakukan den ung antara suami-istri. Regulator seksual seperti incest tabu,
gan ritual tradisional, dengan pernikahan ritual pacaran, agama, dan hukum perkawinan sipil dalam m
secara legal formal atau hidup bersama. ekanisme fakta sosial untuk mengontrol perilaku seksual, da
n sejarah manusia kaya dengan berbagai mekanisme untuk
mengendalikan seks.
c.Pemberian Nama dan Status Untuk Anggota Keluarga
11
Menurut konvensi hak-hak anak (general assembly Resolusi 44/25), setiap anak memiliki hak dari lah
ir untuk mendapatkan sebuah nama dan kebangsaan. Memang, anak-anak yang lahir dari orangtua me
nikah biasanya secara otomatis menganggap nama keluarga dan menikmati hak hukum tertentu, misal
nya, mereka dapat mewarisi harta keluarga. Sayangnya, hak-hak hukum tidak universal tersedia bagi
perempuan. Untuk anak-anak yang lahir dari orangtua menikah dan untuk anak yatim dan anak-anak t
erlantar atau diadopsi, nama dan status sering menjadi perhatian khusus. Anak yang lahir dari orang t
ua menikah harus memiliki hak yang sama seperti anak-anak lainnya, dan undang-undang adopsi har
us memberikan hak mengadopsi anak sama dengan orang-orang dari anak kandung
Salah satu fungsi utama keluarga adalah pe Suasana/atmosfir emosional keluarga sangat dipengaruhi oleh
rlindungan anggotanya, terutama mereka y peran seks dan model perilaku dalam masyarakat yang lebih lu
as. Beberapa mitos sedang diperkuat secara konstan oleh medi
ang rentan, melawan segala bentuk kekeras
a massa. Yaitu tentang keibuan dan kebapakan, peran wanita, p
an, psikologis, fisik, seksual, atau sosial. S
ria dan anak. Norma-norma tertulis atau tersirat memiliki dam
ayangnya, kekerasan dan pelecehan sering
pak yang sangat besar pada perilaku nyata atau orang. Seperti
terjadi dalam keluarga, dan pada saat angg keadaan dan perubahan keluarga, norma-norma tersebut harus
ota keluarga harus dilindungi oleh satu sa berubah sesuai dengan semestinya. Kecuali jika melakukan dis
ma lain. kusi terbuka dan dipelajari, hal dapat menjadi penghalang bagi
perkembangan kesehatan emosional.
Beberapa orang berpendapat bahwa keluarga telah berganti dari unit produksi ke unit
konsumsi sebagai tenaga kerja yang telah bergerak di luar keluarga dan anggota kelua
rga telah mengambil pekerjaan yang dibayar. Khususnya pada permasalahan ekonom
i, bagaimanapun banyak keluarga yang masih mempertahankan kemampuan mereka
untuk bertindak sebagai unit produksi
Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat, dan keluarga yang sejahtera adalah keluarga yang
mampu melaksanakan fungsi dan tanggung jawab sosialnya dalam menyediakan pemenuhan kebutu
han kepada seluruh anggota keluarganya (Du Bois, 1992: 385). Fungsi dan tanggung jawab sosial k
eluarga antara lain:
a)Fungsi perlindungan
b)Fungsi ekonomis
c)Fungsi prokreasi
d)Fungsi reproduksi
e)Fungsi sosialisasi
f)Fungsi afeksi
g)Fungsi penentuan status
Kajian keluarga dalam pekerjaan sosial adalah istilah yang merujuk pada teori
mengenai keberfungsian sosial keluarga. Keluarga yang mengalami ketidakber
fungsian sosial atau mengalami gangguan acapkali mengakibatkan gangguan s
ecara langsung kepada individu-individu yang menjadi anggota-anggotanya.
(Minahan, 1987; 520-5450). Keluarga yang tidak mampu melaksanakan fungs
i dan tanggung jawab sosialnya, keluarga tersebut dianggap keluarga yang tida
k kuat, mengalami ketidakberfungsian sosial.
a) Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
b) Rendahnya kualitas sumber daya manusia keluarga miskin sehingga tidak mempunyai kemampuan dalam
bersaing untuk memperoleh sumber yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kuali
tas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang rendah, kesehatan yang kurang serta k
eterampilan yang terbatas.
c) Rendahnya kemampuan masyarakat miskin dalam mengakses sistem sumber yang dapat digunakan dalam
pemenuhan kebutantara permintaan uhan dan pemecahan masalah keluarga.
d) Kurang seimbangnya (demand) dalam hal ini masyarakat miskin yang membutuhkan sumber dengan peny
edia pelayanan (supply).