ini
dilakukan
secara
akademik
melalui
suatu
penelitian
lapangan,
yang
dimaksud. Identifikasi
tata hubungan
inilah
yang
disebut
dengan pemetaan atau mapping, yang memberikan gambaran posisi pranata terhadap
lembaga lain di dalam komunitas tersebut, sekaligus memberi gambaran bagaimana sifat
hubungan antara pranata dengan lembaga-lembaga tersebut. Adapun tujuan
utama
membuat pemetaan sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber
dalam
penguatan
kelompok
sosial
masyarakat dari
pengaruh budaya-budaya
luar
Pemetaan sosial dapat disebut juga sebagai social profiling atau pembuatan profile suatu
masyarakat, Netting, Kettner dan McMurtry (1993),
pemetaan sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geography.
3 alasan utama mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan
sistematik dalam melakukan pemetaan sosial:
2.
Kekuatan-kekuatan sosial apakah yang mampu mendatangkan perubahan-perubahan
sehingga masyarakat dapat berubah dari dalam diri mereka sendiri
3.
Seperti apa karakter dan karakteristik masyarakat, khususnya dalam menyikapi
intervensi sosial
4.
Seperti apakah pola informasi, komunikasi yang terjadi di tengah masyarakat, baik
penyebaran informasi maupun dalam kerangka pembelajaran
5.
Media-media seperti apakah dan sumber belajar apakah yang digunakan dan diyakini
masyarakat sebagai sarana informasi dan pembelajaran
6.
7.
Faktor-faktor lingkungan apakah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
masyarakat
2.2 Tujuan Pemetaan Sosial
Secara khusus pemetaan sosial bertujuan agar :
1.
Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dalam
kegiatan penguatan.
2.
Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan
kelompok-kelompok sosial.
3.
Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem informasi geografis (GIS), sehingga
diketahui berbagai pengaruh budaya-budaya luar.
4.
Tersusunnya prioritas rencana program penguatan berdasarkan jenis masalah dan satuan
wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar.
5.
Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan penguatan.
6.
Sebagai langkah awal pengenalan lokasi dan pemahaman terhadap kondisi masyarakat
7.
Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat.
8.
Sebagai dasar pendekatan dan metoda pelaksanaan melalui sosialisasi dan pelatihan.
9.
Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan
yang dihadapi
10. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya proses perubahan
sikap dan perilaku pada masyarakat.
2. Gambaran dasar survei disajikan dalam bentuk struktur ruang/daerah lebih komukatif.
3. Pemantauan tentang perubahan tata ruang kondisi daerah suatu komunitas
4. Analisis prioritas masalah dan lokasi untuk perencanaan kegiatan penguatan.
2.4 Jenis Pemetaan Sosial
Social mapping sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, asalkan tahu data apa yang
akan dicari dan bagaimana mencarinya. Serta kemampuan komunikasi dan menggali data di
lapangan. Untuk itu di pecahkan menjadi dua bentuk :
INTERNAL
Social mapping yang dilakukan oleh pihak bagian dari lembaga itu sendiri. diantaranya oleh:
a.
b.
c.
Petugas Lapangan
INDEPENDENT
Social mapping yang dilakukan oleh pihak diluar dari lembaga itu sendiri . diantaranya oleh :
a.
Akademisi
b.
LSM
c.
Lembaga penelitian
2.
Dimensi-dimensi masyarakat (struktur sosial, relasi sosial, proses sosial, nilai sosial),
yaitu dimensi struktur sosial, relasi sosial. Proses kehidupan sosial, dan nilai-nilai sosial
didaerah / daerah perbatasan dengan komunitas yang lain yang banyak pengaruhnya dari
budaya-budaya luar.
2.7 Indikator yang digunakan dalam pemetaan sosial, yaitu :
1.
Untuk memperoleh informasi tentang kemajuan sosial sangat tergantung pada ketersediaan
indikator-indikator sosial.
2.
Definisi indikator sosial: definisi operasional atau bagian dari definisi operasional dari
suatu konsep utama yang memberikan gambaran sistem informasi tentang suatu sistem
sosial.
2.8 Asumsi pemetaan sosial :
1.
Ada hubungan antar kondisi spasial (tata ruang) dengan fungsi-fungsi yang berlaku pada
masyarakat.
2.
Kondisi sosial merupakan informasi atau fakta sosial yang dapat menggambarkan pola-pola,
keteraturan, perubahan, dinamika sosial
3.
1.
2.
Positivictic (kuantitatif)
3.
1.
Survey Rumah tangga Beragam-Topik (Multi-Topic Household Survey). Metode ini sering
disebut sebagai Survey Pengukuran Standar Hidup atau Living Standards Measurement
Survey (LSMS). Survey ini merupakan suatu cara pengumpulan data mengenai berbagai
aspek standar hidup secara terintegrasi, seperti pengeluaran, komposisi rumah tangga,
pendidikan, kesehatan, pekerjaan, fertilitas, gizi, tabungan, kegiatan pertanian dan sumbersumber pendapatan lainnya.
2.
dan
ekonomi.
Metode
ini
meupakan
alat
mengetahui rancangan kegiatan pelayanan bagi orang-orang miskin. Jika alat ini diulang
setiap tahun, maka ia dapat digunakan untuk memonitor keberhasilan suatu kegiatan.
Sebuah hasil awal dari survey ini umumnya dapat diperoleh dalam waktu 30 hari.
3.
Survey
Kepuasan
keberhasilan pelayanan
pemerintah
klien (penerima
sebagai service
yang
delivery
dihadapi
penerima
pelayanan).
Metode
yang
berdasarkan
sering
disebut
pelayanan
Laporan Statistik. Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial berdasarkan
laporan
statistik
yang
sudah
ada.
Laporan
statistik
mengenai permasalahan
sosial seperti jumlah orang miskin, desa tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, dll.
biasanya dilakukan dan dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan data
sensus.
2. Rapid Apraisal
Rapid Apraisal Methods merupakan metode yang digunakan dengan cara yang cepat dan
murah untuk mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi
sasaran dan stakeholders lainya mengenai kondisi geografis , sosial dan ekonomi .
Beberapa metode Rapid Apraisal antara lain :
1. Wawancara Informan Kunci (Key Informant Interview). Wawancara ini terdiri serangkaian
pertanyaan
diseleksi karena
Rukun Tetangga. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi dan
kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya.
3. Wawancara Kelompok Masyarakat (Community Group Interview). Wawancara difasilitasi
oleh serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota masyarakat dalam
suatu
pertemuan
terbuka.
Pewawancara
melakukan
wawancara
secara
hati-hati
Pengamatan
Langsung (Direct
Observation). Melakukan
kunjungan
lapangan
atau
kuesioner
terstruktur
(daftar
pertanyaan
tertutup) terhadap sejumlah kecil sample (antara 50-75 orang). Pemilihan responden
dapat menggunakan teknik acak (random sampling) ataupun sampel bertujuan (purposive
sampling). Wawancara dilakukan pada lokasi-lokasi survey yang terbatas seperti sekitar
klinik, sekolah, balai desa.
3.
Participatory Apraisal
Merupakan proses pengumpulan data yang melibatkan kerjasama
aktif
antara
pengumpul data dan responden . pertanyaan pertanyaan umumnya tidak dirancang secara
baku , melainkan hanya garis garis besarnya saja . Topik - topik pertanyaan bahkan dapat
muncul dan berkembang berdasarkan proses Tanya jawab dengan responden .
Terdapat banyak teknik pengumpulan data partisipatoris. Empat di bawah ini cukup
penting diketahui:
1.
Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action). Metode yang
terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat
pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada proses
pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode
ini biasanya menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat)
sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta
huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan,
Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang
Perbandingan Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001).
2. Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu
program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi
di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai
pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan. Metode ini digunakan terutama untuk menentukan
apa masalah dan kebutuhan suatau organisasi, kelompok, atau masyarakat setempat.
untuk mengidentifikasi
hambatan-hambatan
partisipasi,
merancang inisiatif-
melibatkan
anggota
masyarakat
bekerjasama mengumpulkan
dari
informasi,
berbagai
tingkatan
yang
Membuat profil dari setiap wilayah dan kelompok sosial masyarakat dari pengaruh budayabudaya luar untuk menjelaskan karakteristik dari populasi dan identifikasi faktor sosial
ekonomi yang dapat memepengaruhi perkembangan fungsi sosial masyarakat.
3. Identifikasi masalah, potensi dan indikator dasar yg memberikan gambaran tentang bobot
masalah dan strategi alokasi sumber pada setiap wilayah/ kelompok.
2.11 Kelebihan dan Kelemahan Pemetaan Sosial
Kelebihan pemetaan sosial :
1.
lembaga secara keseluruhan yang ada di tingkat desa. Namun kajian ini tidak sekaligus bisa
atau mampu memperbaiki lembaga lembaga yang ada. Artinya tidak semua lembaga dapat
diaktifkan namun pengembangan kelembagaan harus disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat lokal .
3. Modal Sosial Lemah
Dalam lembaga lembaga yang ada di tingkat desa dianggap oleh masyarakat memiliki modal
sosial yang lemah , sehingga rentan akan ketidak aktifan .
Obyek Pemetaan
Tingkat aksesibilitas lokasi desa/kelurahan
Letak lokasi desa/kelurahan dari aspek geografis
Sarana informasi yang dimiliki masyarakat
Penyebaran atau konsentrasi masyarakat miskin
Kelompok-kelompok sosial, termasuk di dalamnya kelompok perempuan dan kelompokkelompok rentan (janda, lansia, difabel, anak-anak)
Kegiatan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat
Hubungan sosial antar kelompok (Relasi-relasi sosial)
Golongan masyarakat menurut agama, aliran kepercayaan, aliran politik, kepentingan,
profesi, dll.
Jenis-jenis profesi di kalangan masyarakat
Tingkat mobilitas penduduk (baik mobilitas vertikal maupun mobilitas horizontal)
Media-media informasi yang digunakan masyarakat, termasuk media-media warga
Tanggapan masyarakat terhadap program-program yang diluncurkan pemerintah/non
pemerintah
Keterlibatan masyarakat dalam program-program yang diluncurkan pemerintah/non
pemerintah
Pemeliharaan terhadap hasil-hasil program yang pernah diluncurkan pemerintah/non
pemerintah
Forum yang biasa digunakan masyarakat untuk menyikapi intervensi sosial
Kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam pengambilan keputusan
Cara-cara masyarakat menanggulangi masalah-masalah lingkungan fisik, masalah-masalah
sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
Cara dan kebiasaan masyarakat mengantisipasi dan menanggulangi bencana
Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data sekunder dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan (dokumentasi) diambil dari kelurahan, kecamatan, kabupaten dan atau sumbersumber lainnya.
Mengumpulkan data primer dengan cara :
Observasi (pengamatan langsung): terhadap kondisi-kondisi lingkungan fisik, lingkungan
sosial, hubungan sosial, kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat, dll.
Diskusi dengan kelompok-kelompok masyarakat (Focus Group Discussion)
2.
3.
Penelitian dan Aksi Partisipatoris (Participatory Research and Action). Metode yang
terkenal dengan istilah PRA (dulu disebut Participatory Rural Appraisal) ini merupakan alat
pengumpulan data yang sangat berkembang dewasa ini. PRA terfokus pada proses
pertukaran informasi dan pembelajaran antara pengumpul data dan responden. Metode ini
biasanya menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat)
sebagai alat penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta
huruf) berpartisipasi. PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain Lintas Kawasan,
Jenjang Pilihan dan Penilaian, Jenjang Matrik Langsung, Diagram Venn, Jenjang
Perbandingan Pasangan (Suharto, 1997; 2002; Hikmat, 2001).
Stakeholder Analysis. Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu
program, proyek pembangunan atau organisasi sosial tertentu mengenai isu-isu yang terjadi
di lingkungannya, seperti relasi kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai
pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan.
Beneficiary Assessment. Pengidentifikasian masalah sosial yang melibatkan konsultasi
secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial,
Monitoring dan Evaluasi Partisipatoris (Participatory Monitoring and Evaluation). Metode
ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerjasama
mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dan menganalisis masalah, serta melahirkan
rekomendasi-rekomendasi.
Contoh pemetaan sosial:
Hasil Pemetaan Sosial
Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi
Kota Bandung
2013
Relawan inspirasi
Rumah zakat
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam masyarakat, ada yang dinamakan sebagai energi sosial budaya, atau lazim disebut
sebagai energi sosial, merupakan suatu daya internal yang menunjukan pada mekanisme
dalam mengatasi permasalahannya sendiri. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat
sebenarnya adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum
berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang
bersifat people centered, participatory, empowering, and a sustaniable (Chambers,
1995).
Target dari konsep pemberdayaan ini adalah mengubah kondisi yang serba sentralistik
menjadi situasi yang lebih otonom dengan cara memberikan kesempatan kepada kelompok
masyarakat miskin untuk merencanakan dan melaksanakan program pembangunan yang telah
mereka pilih sendiri. Masyarakat miskin juga diberi kesempatan untuk mengelola dana
pembangunan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak luar.
Dalam hal ini Rumah Zakat melalui Relawan Inspirasi menggulirkan program pemberdayaan
masyarakat yang berpijak pada potensi lokal masyarakat. Potensi itu sendiri digali melalui
social mapping. Yaitu, satu kegiatan yang dilakukan untuk mengenali dan menganalisa kondisi
sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal atau disebut juga sebagai kegiatan orientasi
sosial dan wilayah sasaran program.
Kegiatan ini merupakan bagian dari proses sosialisasi awal yang dilakukan setelah dan atau
bersamaan dengan kegiatan kunjungan informal ke kelompokkelompok strategis di tingkat
desa/kelurahan (lobby kelompok strategis) serta sebelum dilaksanakannya koordinasi
persiapan sosialisasi program pemberdayaan di tingkat desa atau kelurahan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Social mapping dan assessment need ini bermaksud untuk memetakan kondisi sosial ekonomi
masyarakat di kelurahan Cipedes kota Bandung sebagai langkah awal pengenalan lokasi
implementasi program dan pemahaman Rumah Zakat terhadap kondisi masyarakat guna
terlaksananya program pemberdayaan yang komprehensif, berkelanjutan, dan terpadu
dengan melibatkan peran serta dari masyarakat lokal.
Adapun tujuan utama dari social mapping di kelurahan Cipedes kota Bandung adalah sebagai
langkah awal pengenalan lokasi implementasi program terhadap kondisi masyarakat
penerima program. Sehingga dapat diketahui kondisi social atau kemasyarakatan yang dapat
dijadikan acuan pendekatan metoda pelaksanaan program pemberdayaan serta sebagai
dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan yang dihadapi
untuk mengetahui terjadinya proses perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat sasaran
program.
1.3 Tim Penyelenggara Program
Penyelenggaraan Social Mapping ini melibatkan tim yang diinisiasi olRincian personil tim
social mapping ini, adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan
M. Hasan Basri Relawan Inspirasi
Fitriza Notulen
Eti sumirah Konsumsi
1.4 Sumber Pendanaan
Sumber dana untuk membiayai kegiatan social mapping ini dibiayayi dari ICD tidak terikat
1.5 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini terletak di kelurahan cipedes kecamatan sukajadi kota bandung
III. METODOLOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari hasil social mapping adalah untuk keperluan analisis. Pada
kegiatan ini dapat digolongkan pada dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan dengan melakukan penerapan metoda wawancara dan FGD. Adapun
data sekunder mencakup catatancatatan, hasilhasil studi, hasilhasil publikasi, peraturan,
serta dokumen kebijakan dari intansiintansi yang terkait.
Di samping itu, data sekunder ini mencakup juga hasil pengkajian literatur dan dokumen
hasil kegiatan sebelumnya yang terkait. Adapun lingkup dari data sekunder ini mencakup
data sosial kependudukan, ekonomi, fisik alami dan binaan, profil kawasan kegiatan, dan
aspek institusional. Pengumpulan data dilakukan dalam dua cara, yaitu survei instansional
serta pangamatan lapangan. Survei instansional dilakukan untuk memperoleh data-data
sekunder, baik data-data numerik maupun datadata (dokumen) kebijakan dan peraturan
peraturan yang terkait dengan proses pengendalian pemanfaatan ruang.
Pengamatan lapangan dilakukan terutama untuk pengecekan ulang (cross check) data
sekunder dengan faktafakta yang terjadi. Kegiatan terutama difokuskan untuk mengetahui
fenomena perubahan kependudukan dan pemanfaatan ruang serta kondisi fisik kawasan
pemukiman. Sementara data yang dikumpulkan untuk keperluan perencanaan partisipatif
(penyusunan CAP) akan dikumpulkan bersama masyarakat melalui kegiatan pendataan
partisipatif survei kampung sendiri atau pemetaan swadaya.
3.2 Strategi Pelaksanaan Pekerjaan
Pemetaan potensi SDA dan SDM (daya dukung comdev) dilaksanakan yakni dengan mencari
tahu adakah kepemimpinan lokal, bagaimanakah interaksi warga, infrastruktur pendukung,
kemungkinan-kemungkinan participatory (daya dukung kelompok). Tools : SWOT analysis
dan data mentah ICD.
3.2.1 Pemetaan Potensi SDA dan SDM
Pemetaan potensi SDA dan SDM (daya dukung comdev) dilaksanakan yakni dengan mencari
tahu adakah kepemimpinan lokal, bagaimanakah interaksi warga, infrastruktur pendukung,
kemungkinan-kemungkinan participatory (daya dukung kelompok). Tools : SWOT analysis
dan data mentah ICD.
3.2.2 On The Spot Interview
Yakni dengan mewawancara narasumber potensial sasaran seperti kader, RT atau RW,
aktivis DKM, tokoh masyarakat atau dengan cara mengajukan pertanyaanpertanyaan yang
memprioritaskan kebutuhan masyarakat, seperti : apa yang dibutuhkan warga, sarana
pendidikan seperti apa yang diinginkan warga, dan lain sebagainya.
Tim melakukan analisis atas informasi dan pengolahan data, sehingga menghasilkan
rekomendasi konkrit.
3.2.4 Brainstorming Perspektif Objective
Yakni tahapan dimana dilakukan pengolahan dan pengkajian datadata primer dan sekunder
yang didapat sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan social mapping. Konsultan Comdev
bersama dengan akademisi akan melakukan monitoring dan uji petik ke lapangan terkait
dengan beberapa kegiatan sebagai berikut :
Pelaksanaan coaching fasilitator,
Pelaksanaan pemetaan sosial,
Pelaksanaan penyusunan laporan hasil pemetaan sosial, dan
Konsultan Comdev akan melakukan evaluasi dan rekomendasi untuk action plan.
3.2.5 Strategic Action Plan
Pada tahap ini konsultan memberikan Deeper Analysis untuk menggambarkan Feasibility
Project Comdev ini dengan disertai rekomendasi kelayakan dari konsultan berdasarkan
kebutuhan masyarakat.
3.3 Metode Analisis (Analisis Pohon Masalah Dan Swot)
3.3.1 Analisis Pohon Masalah
Pohon analisis merupakan suatu langkah pemecahan masalah dengan mencari sebab dari
suatu akibat. Caranya disusun menyerupai sebuah pohon atau bagan organisasi.
Bagan Pohon Masalah
kaitannya dengan kondisi historis kawasan tersebut dan perkembangan yang terjadi saat ini
akan mempengaruhi bentuk pengembangan di masa depan. Dengan demikian datadata
historis dari kawasan pemukiman di lokasi kajian menjadi sumber informasi yang penting
bagi metode analisis diakronik ini. Sedangkan
jika dianalisis secara sinkronik maka bentuk yang terjadi saat ini erat kaitannya dengan
fakta-fakta yang mempengaruhi pengembangan kawasan pemukiman yang terjadi saat ini
(misalnya implementasi kebijakan, kegiatan perekonomian kawasan dan sebagainya). Datadata yang penting bagi metode analisis sinkronik diantaranya adalah kebijakan, rencana
pembangunan, dan fakta berbagai kegiatan yang turut membentuk perubahan wajah
kawasan pemukiman yang terjadi saat ini.
Banyaknya potensi local yang bisa dikembangkan, salah satunya ternak burung kenari yang
sekarang digemari oleh masyarakat di kelurahan Cipedes
Dalam melaksanakan sosial mapping ini, team peneliti telah melakukan sosmap selama 5 hari
dengan jadwal sebagai berikut :
hujan berkisar 4.000 mm/th dan jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak sebesar
45 hari.
4.4.2 Kependudukan
Kelurahan Cipedes memiliki jumlah penduduk 25.408 jiwa pada tahun 2012 terdiri dari
13.132 jiwa laki-laki dan 12.276 jiwa perempuan. Jumlah kepala keluarga di Kelurahan . saat
ini mencapai sekitar 6.755 KK. Berdasarkan data kependudukan dari kelurahanan.Cipedes
pada tahun 2009 yang dilihat dari segi kepadatan penduduk sebesar 414 jiwa per hektar
dan dilihat dari pertumbuhan penduduk, intensitas poupulasinya akan terus bertambah dari
waktu ke waktu.
4.4.2.1 Usia
Jumlah penduduk berdasarkan Struktur Umur :
NO UMUR JUMLAH
L P JUMLAH
1 0 5 tahun 946 1174 2120
2 6 9 tahun 1200 1203 2403
3 10 15 tahun 1627 1546 3173
4 16 19 tahun 1547 1514 3061
5 20 24 tahun 1611 1490 3101
6 25 29 tahun 1787 1716 3503
7 30 34 tahun 1171 946 2117
8 35 39 tahun 991 837 1828
9 40 44 tahun 687 614 1301
10 45 49 tahun 592 326 918
11 50 54 tahun 434 336 770
12 55 59 tahun 323 279 602
13 60 64 tahun 190 242 432
14 65 keatas 26 53 79
Jumlah........................... 13132 12276 25408
4.4.2.2 Pendidikan
Sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Cipedes sebagai berikut
:
NO PENDIDIKAN JUMLAH
L P JUMLAH
1 Belum sekolah 1790 1651 3441
L P JUMLAH
1 Islam 23970
2 Kristen protestan 1172
3 Kristen Katholik 208
4 Hindu 24
5 Budha 16
6 Kong Huchu 2
Jumlah............................... 25392
c. Prasarana Ibadah
No Prasarana Jumlah Keterangan
1 Mesjid 44
2 Surau / Mushola
3 Gereja 4 Vihara d. Prasarana Perumahan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Permanen 2836
2 Semi Permanen 660
3 Tidak Permanen 465
e. Prasarana Hiburan
No Uraian Jumlah Keterangan
1 Taman 1
2 Tempat Pertunjukan Tradisional 3 Toko Cinderamata/Souvenir 4 Hotel 2
5 Penginapan/Losmen
6 Sanggar Seni
7 Bioskop 1
f. Prasarana Olah Raga
No Lapangan Jumlah Keterangan
1 Sepak Bola 1
2 Bulutangkis 2
3 Tenis Meja
4 Voli 1
Masalah yang didapatkan dari diskusi yang dilakukan bersama para tokoh desa ini
menghasilkan 10 masalah yang ada di desa dan semua masalah ini memerlukan solusi dalam
penanganannya, berikut:
NO MASALAH YANG TIMBUL PRIORITAS MASALAH BERDASARKAN URUTAN
1 Kekuranga modal untuk penembangan usaha Kekurangan modal untuk pengembangan usaha
2 Perbaikan gang yang rusak Renovasi masjid
3 Kebutuhan wireless untuk pengajian Perbaikan gang yang rusak
4 Bantuan untuk balita Sarana air bersih
5 Banyak anak yang putus sekolah Kebutuhan keperluan (ATK) sekolah para siswa
6 Kebutuhan keperluan sekolah para siswa Banyak anak yang putus sekolah
7 Renovasi masjid Banyak lansia yang membutuhkan bantuan
8 Kebutuhan sarana pendidkan PAUD Sering terjadi banjir ketika musim hujan
9 Kebutuhan sarana air bersih Kebutuhan sarana pendidikan PAUD
10 Sering terjadi Banjir ketika musim hujan Bantuan untuk balita
11 Banyak lansia yang membutuhkan bantuan Kebutuhan wireless untuk pengajian
Masalah yang didapatkan dari para tokoh masyarakat ini hanyalah masukan untuk
mendapatkan rekomendasi program yang sesuai dengan kebutuhan warga, akan tetapi tidak
mutlak karena data yang dihasilkan ini akan disesuaikan dengan temuan langsung dilapangan
juga wawancara on the spot dengan warga
4.5.2 Kajian Mata Pencaharian
Untuk mengetahui sejauh mana potensi mata pencaharian warga, maka dibuatkan sebuah
tabel kajian mata pencaharian dengan metode FGD maupun wawancara on the spot. Untuk
kali ini menggunakan metode FGD. Berikut adalah hasilnya:
No Jenis usaha SDM Lokasi Lama usaha Masalah
1 Ternak burung kenari 352 Lokasi jualan kebanyakan di pinggir jalan raya di wilayah
kelurahan Cipedes Lama berjualan rata-rata 4-5 tahun Kurangnya modal untuk
pengembangan usaha
2 Warung serba ada 116
3 Counter pulsa 300
4 Warung nasi 176
5 Pedagang keliling 88
6 Loper Koran 5
7 Toko elektronik 5
8 Pedagang baso 180
9 Penjahit 88
10 Grosir sembako 11
11 Tambal ban 10
12 Penjual jus 15
13 Warung kopi 8
Potensi lokal
Selain usaha retail, ada beberapa warga yang menekuni usaha burung kenari, diantaranya:
Jenis usaha burung kenari Bibit Penjualan Permasalahan
Peternak kenari Bibit diperoleh dari toko burung Dijual kepada peminat atau Bandar burung
kenari, yang datang langsung ke peternak 1. Permasalahan modal untuk pengembangan
ternak kenari
2. Perubahan yang mengakibatkan telur tidak menetas selama satu kali mengerami
Pemelihara kenari Bibit diperoleh dari peternak
4.5.3 Kajian Kelembagaan
Diagram Hubungan Kelembagaan, diagram ini adalah simulasi bagaimana hubungan lembaga
dan organisasi yang ada di RW.05 dari segi kuantitasnya dan kualitas pengaruhnya terhadap
warga sehingga bisa menjadi dasar untuk peluang pemberdayaan warga di RW.05 Kelurahan
Cipedes.
Gambar kelembagaan
4.5.4 Analis SWOT
Kekuatan
1) Motivasi dan keberanian untuk usaha ekonomi sangat tinggi
2) Cukup tingginya partisipasi masyarakat akan budaya gotong royong dan saling
menghargai
3) Warganya ramah dan kooperatif
4) Aman dari segala macam kejahatan
Kelemahan
1) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan
2) Kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kesehatan sehingga masih ada balita gizi
buruk
3) Kurangnya kepedulian pemuda untuk aktif diorganisasi
Peluang
1) Karakter masyarakatnya yang konsumtif merupakan peluang untuk mengembangkan usaha
jauh lebih produktif
2) Sukajadi merupakan pintu gerbang kota Bandung yang dilewati berbagai jurusan bis dan
kendaraan sehingga menjadi market yang bagus untuk pengembangan usaha
3) Banyaknya para peternak burung kenari merupakan peluang untuk menjadikan sebagai
kampung kenari yang layak dikembangkan
Hambatan
1) Padatnya penduduk dan sempitnya lahan menyebabkan sulitnya membuat lapang terbuka
untuk TPS
2) Belum adanya ilmu/wawasan tentang pengelolaan sampah ditambah dengan pola pikir
masyarakat kota yang cenderung praktis, membuat kondisi lebih sulit dalam hal mengubah
kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah sembarangan
3) Karakter masyarakat kota yang cenderung kurang peduli terhadap kesehatan diri,
keluarga dan lingkunganya membutuhkan waktu yang lama untuk merubahnya
4) Banyak para pedagang dan peternak burung kenari yang kekurangan modal usaha
terpaksa mereka harus meminjam uang pada rentenir
4.5.5 Dokumentasi Social Mapping