Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Sebagai Ilmu

Kelompok 15 :
• Imam Fauza (153060050)
• Januar Wisnu S. (153060059)
• Kevin Daniel H. (153060087)
Pengertian Filsafat
• Filsafat didefinisikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan klarifikasi dan
pemeriksaan kritis dari asumsi dasar yang mendasari gagasan dan didukung oleh
teori/data yang ada.
• Filsafat bertujuan untuk mengklarifikasi pemikiran secara logis. Jika analisis filosofis
menunjukkan bahwa gagasan atau tindakan kita tidak dapat dibenarkan secara rasional,
logis, tidak ada dasar rasional untuk terus mematuhi mereka.

Landasan
Filsafat
Sebagai Ilmu

Landasan Landasan Landasan


Ontologis Epistemologis Aksiologis
Bidang Filosofis Perencanaan
Didalam perencanaan terdapat 2 bidang
filosofis yang sangat penting, yaitu penilaian etis
(the ethical judgments) dan pengetahuan (the
knowledge) yang mendasari perencanaan.

• Penilaian etis dapat dibuat kapanpun pada saat


perencana mengidentifikasi masalah yang
mungkin ingin diusahakan penyelesaiannya. Dan
ketika mereka menilai bahwa satu rencana adalah
'lebih baik' daripada yang lain dalam arti
keberadaannya lebih adil, adil, baik secara moral, • Perencanaan merupakan salah satu dari
dan lain-lain.
sekian banyak cabang ilmu pengetahuan.
• Bila dikaitkan dengan pengetahuan, seorang
perencana berusaha untuk memperbaiki
pengetahuan mereka tentang mengahadapi suatu
situasi atau masalah. Hal ini dilakukan dengan
melibatkan penilaian filosofis tentang apa yang
merupakan pengetahuan yang 'valid', atau
'kebenaran'.
Perencanaan Wilayah dan Kota Sebagai Suatu Ilmu

• Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat khusus dengan ciri-


ciri: Sistematis, metode ilmiah tertentu serta dapat di uji kebenarannya.
• Perencanaan wilayah dan kota sebagai suatu ilmu pengetahuan karena
dapat diketahui perencanaan wilayah dan kota telah berkembang sebagai
suatu seni dan ilmu selama hampir 6000 tahun. Dimulai dari awal
perkembangan kota pada era yunani hingga era modern. Dari evolusi yang
sangat panjang itu timbul sejumlah pelajaran, pengalaman, tradisi dan
kecenderungan yang membuat perencanaan wilayah dan kota ini dijadikan
suatu ilmu pengetahuan.
Perencanaan Wilayah dan Kota Sebagai
Landasan Ontologis

 Landasan Ontologis membahas mengenai apa yang ingin diketahui atau


dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang
ada atau berwujud.

 Maka perencanaan wilayah dan kota sebagai landasan ontologis yaitu


segala ilmu yang mencakup nilai-nilai perencanaan wilayah dan kota
atau multidisiplin ilmu seperti ilmu bumi, ekonomi, sosial budaya,
penggunaan lahan, dll
Perencanaan Wilayah dan Kota Sebagai
Landasan Epistemologis
• Epistemologis membahas secara mendalam segenap proses yang
terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan

• Perencanaan wilayah dan kota sebagai landasan epistemologis


yaitu dalam merencanakan wilayah maupun kota tentu harus
melalui proses yang panjang seperti perumusan tujuan, isu
permasalahan, pengumpulan data serta analisis hingga evaluasi
sehingga proses perencanaan wilayah dan kota akan berjalan
dengan baik.
Perencanaan Wilayah dan Kota Sebagai
Landasan Aksiologis

 Landasan Aksiologis merupakan ilmu yang membahas tentang manfaat


yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang didapatkannya.

 Perencanaan wilayah dan kota sebagai landasan aksiologis adalah


manfaat yang didapatkan dengan adanya ilmu perencanaan wilayah
dan kota, dimana manfaat yang didapat ialah seperti masyarakat bisa
merasakan kehidupan yang efisien, aman, nyaman dan berkelanjutan.
Selain itu manfaat dari perencanaan wilayah dan kota adalah dapat
membantu dalam pembangunan, pengendalian pembangunan sehingga
terciptanya kehidupan yang harmonis, nyaman dan berkelanjuta.
Manfaat Filsafat Perencanaan
 Dapat menjadi perencana yang bermoral dan bijaksana

 Mencegah terjadinya pemborosan anggaran

 Agar proses perencanaan dapat dilaksanakan secara partisipatif.

 Agar hasil dari proses perncanaan yaitu penetapan APBD dapat memperhatikan
kebutuhan masyarakat dan berorientasi pada lingkungan.

 Memberi inspirasi yang luhur bagi pimpinan perncana baik dipusat maupun didaerah

 Dapat berfungsi sebagai kontrol dan mencegah prilaku pejabat yang tercela.

 Dengan demikian para perencana diharapkan menjadi “insan perencana paripurna”.


Peranan Filsafat dalam perencanaan
 Seperti apa yang disampaikan oleh Faludi (1986) bahwa knowledge is not
sufficient for making plan. Ia membutuhkan pengetahuan tambahan mengenai
tujuan, adanya pengorganisasian dan tata cara untuk bekerjasama dan
melaksanakannya.

 Pengetahuan yang tidak diketahui tujuannya menjadi tidak berguna, karena


tidak memiliki unsur ontologi sehingga latar belakang pengetahuannya
(epistemologi) menjadi kabur.

 Dalam proses merencana, masalah ontologi dari pengetahuan sangat


dibutuhkan. Tanpa diketahui manfaat dan tujuan dalam bertindak maka bisa
jadi proses tersebut bukanlah proses dalam merencana.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai