Anda di halaman 1dari 65

KONSEP DASAR PERENCANAAN, Andi Muhammad

PERENCANAAN SEBAGAI FUNGSI Aminullah, S.I.P.,


MANAJEMEN M.IP.
APA YANG AKAN DIBAHAS?

 Definisi dan Elemen Perencanaan


 Mengapa melakukan perencanaan?
 Perencanaan sebagai fungsi
manajemen
FOKUS DALAM PERENCANAAN
(PENNEY MCFARLANE, 2004)

Normative : bagaimana kita membuat perencanaan dan mengapa


perlu melakukan perencanaan?
Substantive: Apa yang diketahui tentang substansi yang
direncanakan dan untuk siapa kita melakukan perencanaan? –
Theory in Planning
Process : Apa yang diketahui tentang bagaimana perencanaan
berlangsung dan bagaimana rencana diimplementasikan: prinsip,
prosedur, kaitan satu sama lain, bagaimana mempengaruhi upaya
perencanaan, bagaimana menentukan hasil rencana (outcomes) 
CORE of Planning Theory
Any definition will depend largely on HOW one views planning
DEFINISI PERENCANAAN
D. Conyers dan Hills (1984):
Perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau pilihan dari
berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran untuk
mencapai tujuan tertentu di masa mendatang.
Alexander (1993)
Suatu kegiatan secara organisasi (organisational activities) yang sengaja dilakukan untuk
mengembangkan strategi yang optimal di masa mendatang melalui seperangkat tujuan
tertentu, agar dapat memecahkan masalah dalam konteks yang kompleks, dan bertindak
seperlunya untuk mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui kekuasaan serta
menggunakan sumber daya yang tersedia.
MT Todaro (Economic Development, 7th ed., 2000):
Perencanaan Ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja untuk mengkoordinir
pengambilan keputusan ekonomi dalam jangka panjang serta mempengaruhi, mengatur
dan dalam beberapa hal mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variabel
ekonomi yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan
sebelumnya
DASAR FILOSOFIS PERENCANAAN

Merencanakan berarti memilih:


 Memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik.
 Memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan
tersebut
 Konsekuensi: Memahami permasalahan dan berbagai alternatif pilihan.
Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya :
SDA, SDM, Modal
 Sumber daya terbatas sehingga perlu dilakukan pengalokasian sumber
daya sebaik mungkin.
 Konsekuensi: pengumpulan dan analisis data dan informasi mengenai
ketersediaan sumber daya yang ada menjadi sangat penting.
(2)
Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran
 Umumnya tujuan terkait dengan:
 Keinginan masyarakat (public interest) Legal justification for Planning Keadilan sosial =
akses dan
 distribusi barang publik yang adil  moral justification
 Konsekuensi: Membutuhkan dokumen perencanaan , organisasi, anggaran, strategi dsb

Perencanaan berhubungan dengan masa


 Ada ketidak-pastian berkaitan dengan:
 proyeksi/prediksi
 penjadwalan kegiatan
 monitoring dan evaluasi.
OLEH KARENANYA:
PLANNING VS PLANNERS
Kurang Tepat Lebih Tepat
Planning adalah sesuatu yang dilakukan Perencanaan dapat dilakukan oleh siapa
oleh kelompok tertentu yang disebut saja, baik kumpulan perorangan maupun
sebagai “planners”, dengan perkataan organisasi. Dengan demikian di dunia
lain diluar perencana, tidak ada yang ini penuh dengan perencana.
melakukan perencanaan.
Profesional planner adalah perencana
yang – baik karena pekerjaan maupun
pendidikannya – mempunyai tugas
tertentu untuk ikut serta dalam proses
perencanaan
OLEH KARENANYA:
PLANNING VS PLANS
Kurang Tepat Lebih Tepat

Planning adalah proses untuk Tujuan utama dari perencanaan adalah


menghasilkan rencana, dalam artian untuk mencapai tujuan tertentu yang
dokumen secara fisik yang berisi ditentukan sebelum pelaksanaan dimulai
 rencana adalah alat untuk mencapai
kumpulan temuan-temuan, usulan- tujuan yang ingin dicapai.
usulan dan rekomendasi yang
diperoleh dari proses perencanaan. Produk dari perencanaan, bisa berupa
dokumen rencana, diagram organisasi,
Produk dari perencanaan harus anggaran tahunan atau penentuan tugas
berbentuk dokumen rencana. yang tepat untuk orang-orang sesuai
dengan bidangnya
PERENCANAAN SEBAGAI FUNGSI
MANAJEMEN

1. Menyediakan arahan dan kerangka kerja perpustakaan yang akan memandu


pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
2. Meningkatkan layanan perpustakaan melalui kontrol pelaksanaan kegiatan, kontrol
penggunaan anggaran dan lain-lain.
3. Untuk memastikan pengembangan yang rasional dan efektif baik bagi sumber-sumber
informasi yang menjadi koleksi perpustakaan maupun bagi pengembangan pelayanan
kepada pengguna sesuai dengan rencana induk pengembangan universitasnya.
4. Memungkinkan mengatisipasi kebutuhan sumber-sumber informasi dengan cara
membuat perencanaan berdasarkan keadaan saat ini dan proyeksi keadaan dimasa
datang.
5. Memberikan pengalaman dan keahlian bagi pustakawan perguruan tinggi dalam
membuat perencanaan.
JENIS-JENIS PERPUSTAKAAN, Andi Muhammad
PUSAT INFORMASI Aminullah, S.I.P.,
M.IP.
APA YANG AKAN DIBAHAS?

 Jenis-jenis perpustakaan
 Pusat informasi
 Sejarah perpustakaan di indonesia
JENIS PERPUSTAKAAN
Menurut IFLA (Internasional Federation of Library Association) jenis-jenis perpustakaan
dikelompokan atas:
•Perpustakaan Nasional (National Library)
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota negara dan merupakan
perpustakaan induk dari semua jenis perpustakaan yang ada di negara tersebut
•Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan,
mengatur dan menyajikan bahan pustakanyauntuk masyarakat umum. Perpustakaan umum
diselenggarakan untukmemberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang
latarbelakang pendidikan, agama, adat istiadat, umur, jenis dan lain sebagainya,maka koleksi
perpustakaan Umum pun terdiri dari beraneka ragam bidangdan pokok masalah sesuai dengan
kebutuhan informasi dari pemakainya
•Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang diselenggarakan untuk
mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendaya
gunakan bahan pustakanya untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat
•Perpustakaan Sekolah (School Library)
Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan,
memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya untuk menunjang usaha
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa,
tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya
•Perpustakaan Khusus (Special Library)
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh kantor atau
instansi yang tujuannya adalah untuk untuk menunjang kegiatan kantor atau instansi
dimana perpustakaan itu berada.
•Perpustakaan Wilayah
Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan
semua penerbitan daerah yang bersangkutan.
•Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari pelayanan
perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah merupakan jenis perpustakaan yang
dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
tujuan mengunjungi pemakai.
PUSAT INFORMASI
Menurut Yusuf, (1995 : 16) sumber informasi adalah wadah dari isi tesebut, dan pusat
sumber informasi adalah tempat terkumpulnya sumbersumber informasi atau wadah-
wadah tadi. Kalau isi suatu buku adalahinformasinya, maka disebut dengan sumber
informasi adalah buku itu sendiri yang berfungsi sebagai penyimpanan atau penampungan
informasi, sedangkan pusat sumber informasi bisa bermakna tempat terkumpulnya buku-
buku atau sumber-sumber informasi buku atau sumber-sumber lainnya.
Sedangkan pendapat Hasugian, Jonner, (2009 : 134) Pusat informasi adalah suatu pusat
yang bertugas memberikan informasi yang diolah dari sumber lain mengenai suatu bidang
khusus atau bidang ilmu tertentu. Contoh pusat informasi pertanian, pusat informasi
pariwisata dan sebagainya.
Ciri-ciri Pusat Sumber Infomasi
Dibawah ini dijelaskan beberapa ciri-ciri pusat sumber informasi menurut Yusuf, Pawit M. (1995 : 17)
yaitu :
1. Tempat dihimpunya segala macam sumber informasi, baik dalam bentuknya yang tercetak maupun
dalam bahan yang bukan hasil cetakan.
2. Tempat diolah bermacam-macam sumber informasi
3. Tempat disebarluaskannya segala macam informasi kesegenap anggota masyarakat yang
membutuhkannya.
4. Tempat lahirnya informasi, misalnya informasi tentang pengembangan perpustakaan dan sejenisnya.
5. Tempat dipeliharanya segala jenis informasi terekam
6. Tempat pewarisan budaya bangsa dalam hal ini, perpustakaan sangat besar kegunaannya untuk
kepentingan masyarakat yang akan dating
7. Masih banyak lagi tugas-tugas atau fungsi perpustakaan berkaitan dengan pelestarian dan
pemanfaatan informasi
SEJARAH PERKEMBANGAN Andi Muhammad
PERPUSTAKAAN DI DUNIA DAN Aminullah, S.I.P.,
INDONESIA, M.IP.
SEJARAH PERKEMBANGAN
PERPUSTAKAAN DI DUNIA
• Manusia purba: batu-batuan, lempengan tanah liat, papyrus (rumput), daun lontar,
parkamen, vellum (kulit binatang)
• Sumeria dan Babylonia
– Perpustakaan kerajaan (rekening, jaudal kegiatan, IP)
– Lempengan tanah liat (pictograph -> cuneiform)
– Raja Ashurbanipal dari Assyria ( 668-626 SM) – ibukota Nineveh
– Sistem subyek dan tanda pengenal pada tempat penyimpanan
– Terbuka untuk anggota kerajaan
• Mesir
– Rumput papirus
– Kuil karena hanya pendeta yang mengerti tulisan hieroglyph (pengumuman resmi, agama, filsafat, sejarah,
IP)
– Raja Khufu, Khafre, Rameses II (1200 SM)
– Perpustakaan raja Rameses II : Sekitar 20.000 buku
Yunani
 Cikal bakal alphabet
 Perpustakaan berkembang di masa Raja Pericles (5 SM)
 Aristoteles orang I -> pustakawan
 Alexander Agung ->
 Perpustakaan I: Alexandria – Mesir: 200.000 > 700.000 gulungan papyrus (pustakawa: ilmuwan ulung)
 Pergamun di Asia Kecil: 100.000 gulungan papyrus, parchmen/parkamen

Roma
 Perpustakaan pribadi -> untuk umum
 Codex (kumpulan parkamen)
 Roma jatuh -> tinggal perpustakaan biara
Byzantium
 Perpustakaan kerajaan, perpustakaan gereja

Arab: (penyebaran agama Islam)


 Baghdad: perpustakaan mesjid dan lembaga pendidikan
 Kota Shiraz: katalog berdasarkan tempat

Renaissance
 Perpustakaan biara dan universitas
SEJARAH PERKEMBANGAN
PERPUSTAKAAN DI
INDONESIA
Zaman kerajaan lokal
 Tidak jelas hanya berdasarkan asumsi (budaya lisan)
Zaman Hindia Belanda
 Perpustakaan tertua: perpustakaan gereja di Batavia thn. 1624 -> perawat rumah sakit
 1778: perpustakaan khusus Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (mengeluarkan katalog buku)
 Berubah menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
 1950 -> Lembaga Kebudayaan Indonesia
 1962 -> Perpustakaan Museum Pusat -> Museum Nasional
 1980 -> Pusat Pembinaan Perpustakaan
 1989 -> Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 Perpustakaan khusus lain (perkebunan dsb.)
 Perpustakaan rakyat: volksbibliotheek -> murid, guru, rakyat setempat
 1910: OPENBARE LEESZALEN (swasta/gereja katolik): ruang baca umum, cuman-cuma
 Perpustakaan sekolah tinggi: Stovia, Teechnische hoogeschool, Bandung dll
 Huurbibliotheek: perpustakaan sewa
 Perpustakaan kraton Mangkunegoro, perpustakaan Radyo Pustoko: naskah kuno, baca di tempat.
Zaman Jepang
 Perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum ditutup

Zaman Republik Indonesia


 Jenis perpustakaan mulai dikembangakan
 Perpustakaan perguruan tinggi mendapat perhatian dari Dikti -> Satgas Pengembangan
Perpustakaan Perguruan Tinggi
 Virtual Library
 Library Automation
 E-Library/Digital Library
 UU NO. 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN
PERENCANAAN GEDUNG DAN Andi Muhammad
DESAIN GEDUNG PERPUSTAKAAN Aminullah, S.I.P.,
M.IP.
PERENCANAAN GEDUNG
PERPUSTAKAAN
Untuk dapat menghasilkan gedung yang baik, perencana perlu memahami
keperluan pengguna dan fungsi perpustakaan. Menurut Siregar (2008: 2)
“untuk menghasilkan gedung perpustakaan yang dapat menjadi tempat kerja
yang efisien, nyaman dan menyenangkan bagi staf perpustakaan dan
pengunjung, maka gedung/ ruangan perpustakaan haruslah direncanakan
secara baik agar dapat menampung segala kegiatan dalam pelaksanaan fungsi
perpustakaan.
Menurut Trimo (1986: 5) yang dikutip oleh Siregar (2008: 2): Perencana juga harus
memahami organisasi perpustakaan dan sistem yang digunakan karena kesalahan dalam
perencanaan akan mengakibatkan kerugian besar dan tidak mudak untuk memperbaikinya.
Beberapa masalah yang akan dihadapi adalah:
•Kurang terciptanya rasa kesenangan maupun betah dari pembaca ataustaf
perpustakaan sebagai akibat dari tidak baiknya pengaturan cahaya, udara, suara,
ataupun tata ruang di perpustakaan
•Terjadinya tata ruang yang tidak menguntungkan usaha peningkatan efektivitas dan
efisiensi kerja, baik bagi para petugas perpustakaan maupun bagi para pengunjung
•Pada saat perpustakaan berkembang, gedung/ ruang tidak memungkinkandilakukan
perluasan yang semestinya baik secara horizontal maupun vertikal
•Karena pemilihan letak gedung/ruang perpustakaan yang salah membawa
akibatkurang terjangkaunya perpustakaan dengan mudah oleh para pemakainya tidak
accessible)
•Timbulnya kadar lembab yang tinggi di dalam gedung/ruang perpustakaan sehingga
mempercepat proses kerusakan bahan – bahan pustaka maupun\
menurunnya kesehatan para petugas perpustakaan.
DESAIN GEDUNG
PERPUSTAKAAN
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan perpustakaan yang telah ditentukan
instansi penaungnya, maka fungsi/ tugas perpustakaan akan berbeda antara
satu dengan yang lain sesuai dengan jenis perpustakaan tersebut. Fungsi dan
tugas yang diemban oleh perpustakaan akan menentukan kegiatan yang
dilaksanakannya. Kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ruangan dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Hal ini akan menentukan susunan dan luas
ruangan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah
ditentukan.
Menurut Trimo (1986: 5) yang dikutip oleh Siregar (2008: 5),
dalam pembangunan gedung/ruang perpustakaan, semua pihak yang terlibat perlu
mempertimbangkan hal – hal berikut:
1. Untuk apakah perpustakaan itu didirikan?
2. Apa fungsi dan program yang akan dikerjakan?
3. Berapa jumlah man power yang diperlukan/ada?
4. Siapa sajakah yang akan dilayani perpustakaan?
5. Bahan pustaka, perlengkapan dan perabot apa saja yang akan ditampung dalam
gedung/ruangan itu?
6. Berapa anggaran yang tersedia untuk itu?
Dengan merumuskan hal – hal tersebut secara cermat maka bentuk gedung, jumlah
luas ruangan yang dibutuhkan, serta tata ruangnya dapat didesain secara baik sesuai
dengan kebutuhan dan tugas yang akan dilaksanakan.
TEORI ARSITEKTUR, STUDI Andi Muhammad
PERILAKU LINGKUNGAN DAN Aminullah, S.I.P.,
PROSES INDIVIDUAL, SOSIAL M.IP.
TEORI ARSITEKTUR
Pada paparan arsitektur yang lebih luas harus diperhatikan lebih lanjut berkaitan
dengan kedudukan teori-teori yang sering digunakan.
Pemahaman ini menjelaskan adanya 3 (tiga) katagori teori dalam disiplin arsitektur :
– Teori Arsitektur, dalam hal ini difahami sebagai pengandaian teori-teori yang
tersusun sebagai unsur-unsur yang membentuk arsitektur sebagai ilmu pengetahuan.
– Teori tentang Arsitektur, yaitu teori ini berusaha menyusun definisi dan diskripsi
medan pengetahuan yang tercakup dalam sebutan “arsitektur”.
Sasarannya adalah menjelaskan tentang kedudukan arsitektur dalam taksonomi ilmu
pengetahuan yang berlaku pada periode yang bersangkutan.
– Teori Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, yaitu teori yang secara aplikatif
membantu didalam proses dan pelaksanaan perancangan, misalnya teori pengolahan
bentuk dan ruang.
Dalam hal ini perlu sekali dibedakan adanya perbedaan antara konsep dan
metode. Konsep bisa difahami sebagai teori yang tanpa perlu dibuktikan
(sebagai landasan perancangan), sedangkan kalau Metode merupakan cara
untuk membuktikan dan metode sendiri memerlukan teori sebagai alat untuk
mengujinya (tidak ada metode tanpa teori ).
Dalam pandangan lain, teori dalam arsitektur dapat dikaitkan dengan ‘pokok
– pokok pikiran’ yang berkaitan dengan pemikiran terhadap arsitektur.
A.Theory in Architecture ( what architecture is ),
Teori arsitektur yang umumnya mengamati aspek formal, tektonik, structural, representasional dan
prinsip – prinsip estetika yang melandasi gubahan arsitektur.
Teori yang tergolong dalam kelompok ini cende-rung bersifat superficial, deskriptif dan persepektif.
B.Theory of Architecture ( how best to design! )
Teori yang berusaha menjelaskan bagaimana para arsitek mengembangkan prinsip-prinsip dan meng
gunakan pengetahuan, teknik dan gambar – gambar dalam proses disain dan produksi bangunan.
Issue pokok di sini bukan prinsip – prinsip umum yang memandu disain, tetapi bagaimana dan
mengapa arsitek mendesain , menggunakan media serta mengapa di antara arsitek bisa terjadi keaneka
keragaman historis maupun budaya.
C.Theory about Architecture ( the achievement of Architecture )
Teori yang bertujuan untuk menjelaskan makna dan pengaruh arsitek, mendudukan arsitek dalam
konteks sosial – budayanya , memberikan bagai-mana arsitek bekerja sebagai produser budaya, atau
memahami bagaimana arsitek digunakan dan diterima oleh masyarakat.
Dengan kata lain teori ini berusaha menjelaskan bagaimana arsitektur berfungsi , dipahami dan
diproduksi secara sosial – budaya.
STUDI PERILAKU
LINGKUNGAN
Studi Perilaku lingkungan dalam arsitektur tidak hanya bersinggungan dengan
fungsi, namun lebih dalam dari itu, menyangkut psikologi dari pengguna, bagaimana
persepsi pengamat terhadap bentuk bangunan, kebutuhan interaksi sosial,
keberagaman budaya dalam gaya hidup, dan arti dan simbol dari bangunan.
Studi Perilaku lingkungan dalam arsitektur mempelajari penelaahan secara sistematis
(systematic examination) atas hubungan antara lingkungan dan perilaku manusia,
serta aplikasinya dalam proses perancangan
pertanyaan mendasar / basic questions:
Bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan buatan?
Dalam interaksi tersebut, apa yang dibutuhkan manusia?
Bagaimana kita menerapkan informasi yang kita dapatkan dari dua hal diatas dalam
proses perancangan?
PROSES INDIVIDUAL
Proses individual adalah Membahas hal-hal yang ada dalam benak seseorang,
yaitu bagaimana persepsi lingkungan terjadi, bagaimana lingkungan fisik
tersebut diorganisasikan dalam pikiran sesorang, dan mengenal berbagai cara
orang berpikir dan mersakan ruang, termasuk preferensi personal dan respon
emosional terhadap stimulus lingkungan.
PROSES SOSIAL
Proses Sosial menunjukkan bahwa manusia juga makhluk sosial, hidup dalam
masyarakat dalam suatu kolektivitas. Dalam memenuhi kebutuhan sosialnya
inilah manusia berperilaku sosial dalam lingkungannya yang dapat diamati
dari fenomena perilaku-lingkungan, kelompok-kelompok pemakai dan
tempat terjadinya aktivitas.
Fenomena ini menunjuk pada pola-pola perilaku pribadi, yang berkaitan
dengan lingkungan fisik yang ada, terkait dengan perilaku interpersonal
manusia atau perilaku sosial manusia. Perilaku interpersonal manusia tersebut
yang meliputi halhal sebagai berikut:
A. Ruang personal (Personal Space)
Ruang personal seolah-olah merupakan sebuah balon atau tabung yang menyelubungi
kita, membatasi jarak dengan orang lain, dan tabung itu membesar atau mengecil
bergantung dengan siapa kita sedang berhadapan. Atau dengan kata lain, luas atau
sempitnya kapsul tersebut bergantung pada kadar dan sifat hubungan
B. Teritorialitas (Territoriality)
Teritorialitas adalah suatu pola tingkah laku yang ada hubunganya dengan
kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas suatu tempat atau suatu
lokasi geografis. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan
terhadap gangguan dari luar.
C. Kesesakan (Crowding)
Crowding (kesesakan/kesumpekan) terjadi karena privacy yang diperoleh/ lebih
tinggi dari pada privacy yang diinginkan. Merupakan pengalaman yang
multidimensional, bisa untuk diri sendiri maupun setting.
Ada beberapa gejala yang dapat mengindikasikan terjadi crowding di masyarakat
antara lain, (1) munculnya bermacam-macam penyakit baik fisik maupun psikis,
seperti stres, tekanan darah meningkat, psikosomatis, dan gangguan jiwa; 2)
munculnya patologi sosial, seperti kejahatan dan kenakalan remaja; (3) munculnya
tingkah laku sosial yang negatif, seperti agresi, menarik diri, berkurangnya tingkah
laku menolong (prososial), dan kecenderungan berprasangka; (4) menurunnya
prestasi kerja dan suasana hati yang cenderung murung
D. Privasi (Privacy)
Privasi adalah keinginan atau kecenderungan pada diri seseorang untuk tidak
diganggu kesendiriannya. Baik itu proses individual maupun proses sosial, masing-
masing mempunyai faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia tersebut antara lain (1)
faktor personal seperti jenis kelamin, umur, tipe kepribadian; (2) faktor situasi
lingkungan; (3) faktor budaya dan Variasi Etnis
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku manusia tersebut, faktor budaya
adalah faktor penentu atau modifier utama. Kemudian hubungan antara latar belakang
budaya terhadap perilaku, sistem aktivitas dan sistem seting
POLA PERILAKU DAN Andi Muhammad
LINGKUNGAN BINAAN Aminullah, S.I.P.,
M.IP.
APA YANG AKAN DIBAHAS?

 Pola Perilaku Manusia


 Lingkungan binaan
POLA PERILAKU MANUSIA
Pola perilaku manusia adalah kelakuan seseorang yang sudah
tersusun/tertata karena proses dari kelakuan tersebut dilakukan
berulang-ulang. Jadi pola perilaku hampir sama dengan kebiasaan.
Dewasa ini banyak psikolog sosial berasumsi bahwa, perilaku
dipengaruhi oleh tujuannya. Tujuan perilaku ini tidak hanya
dipengeruhi oleh sikap seseorang tetapi juga oleh harapan
lingkungan sosialnya terhadap perilaku tersebut, normanorma
subyektif, serta kemampuannya untuk melakukan perilaku itu,
yakni penilaian perilaku sendiri (Van Den Ban dan Hawkins,
1999)
Jadi pola perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain :
berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
PROSES POLA PERILAKU
MANUSIA
Dinyatakan oleh Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi tiga cara sesuai
keadaan yang diharapkan, sebagai berikut.
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan Salah satu cara
pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara
membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, maka akhirnya akan
terbentuklah perilaku tersebut.
2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) Disamping pembentukan perilaku
dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku juga dapat ditempuh dengan
pengertian. Cara ini didasarkan atas teori belajar kognitif yaitu belajar disertai dengan
adanya pengertian.
3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Disamping cara-cara pembentukan
perilaku diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan
model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh bagi yang dipimpinnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERILAKU
MANUSIA
1. Faktor Personal
Faktor personal adalah faktor dari setiap individu secara
lahiriah/biologis, baik dari segi interpersonal individu, emosional,
intelektual
2. Faktor situasional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah
faktor situasional. Lingkungan menjadi faktor penting dalam
pembentukan pola perilaku setiap individu.
MACAM-MACAM POLA
PERILAKU MANUSIA
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua menurut (Notoatmodjo, 2003), sebagai berikut:
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas
oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
LINGKUNGAN BINAAN
Kegiatan hidup manusia tidak pernah terlepas dari lingkungan yang
mewadahinya dan infrastruktur fisik yang memungkinkan kelangsungan
berkegiatan yang efektif dan efisien. Dalam kaitan itu, mewujudkan
lingkungan binaan infrastruktur yang berkesinambungan, berwawasan
lingkungan, layak dari sudut pandang ekonomi, dan diterima dengan baik
oleh masyarakat merupakan tantangan bagi para pembuat kebijakan,
perencana, perancang, konstruktor, dan pengelola.
Lingkungan binaan atau lingkungan terbangun adalah suatu lingkungan yang
ditandai dominasi struktur buatan manusia. Sistem lingkungan binaan
bergantung pada asupan energi, sumberdaya, dan rekayasa manusia untuk
dapat bertahan.
HUBUNGAN POLA PERILAKU
MANUSIA DAN LINGKUNGAN
BINAAN
Perencanaan dan perancangan bangunan dengan memperhatikan kenyamanan dan
kebutuhan klien dalam upaya mewujudkan wadah untuk memenuhi keinginan
pemustaka dan membutuhkan suatu pendekatan yang baik dan tepat.
Pendekatan yang memperhatikan faktor kenyamanan dan kebutuhan dalam
mengembangkan perencanaan serta perancangan projek pembangunan perpustakaan
ini salah satunya adalah pendekatan arsitektur perilaku.
Pendekatan arsitektur perilaku merupakan pendekatan yang menyelidiki hubungan
perilaku manusia dengan lingkungan arsitektur sebagai pertimbangan penerapan
desain.
DESAIN EKSTERIOR DAN Andi Muhammad
INTERIOR PERPUSTAKAAN Aminullah, S.I.P.,
M.IP.
APA YANG AKAN DIBAHAS?

 Desain Eksterior perpustakaan


 Desain Interior Perpustakaan
DESAIN EKSTERIOR
PERPUSTAKAAN
Eksterior memiliki arti berada di permukaan luar, eksterior merupakan kebalikan dari
interior, yang lebih memfokuskan penataan dan pemilihan komponen pendukung
untuk bagian luar bangunan. Biasanya eksterior berkaitan dengan berbagai kebutuhan
untuk penataan taman, penerapan lampu taman, atap, kanopi dan sebagainya.
Karakteristik eksterior mempunyai pengaruh yang kuat pada citra bangunan tersebut,
sehingga harus direncanakan dengan sebaik mungkin.Kombinasi dari eksterior ini
dapat membuat bagian luar bangunan menjadi terlihat lebih unik, menarik menonjol
dan mengundang orang untuk masuk ke dalam bangunan.
umumnya yang bagian eksterior memiliki kualitas yang lebih baik di bandingkan yang
interior, karena eksterior memiliki peran penting dalam melindungi bangunan. baik
dari gangguan sinar matahari maupun air hujan . Tentu saja , dibagian eksterior harus
di kasih pelapis atau cat dengan kualitas yang lebih baik dari interior selain membuat
tampilan semakin indah juga menjaga beberapa hal seperti yang di sebutkan diatas . 
ELEMEN DALAM DESAIN
EKSTERIOR
Elemen-elemen eksterior terdiri dari sub elemen-elemen sebagai berikut:
1. Storefront (bagian muka bangunan)
Bagian muka atau depan meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi bangunan.
Storefront harus mencerminkan keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain yang sesuai
dengan citra bangunan tersebut.
2. Marquee (symbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo suatu bangunan.
Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu neon.
3. Entrance (pintu masuk)
Pintu masuk harus direncanakan sebaik mungkin, sehingga dapat mengundang pemustaka untuk
masuk melihat kedalam bangunan dan juga mengurangi kemacetan lalu lintas keluar masuk
pemustaka.
4. Display Windows (tampilan jendela)
Tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan suatu bangunan dengan memajang barang-
barang yang mencerminkan keunikan bangunan tersebut sehingga dapat menarik konsumen masuk.
5. Height and Size Building (Tinggi dan Ukuran Gedung)
Dapat mempengaruhi kesan tertentu terhadap bangunan tersebut. Misalnya, tinggi langit-langit bangunan
dapat membuat ruangan seolah-olah lebih luas.
6. Uniqueness (Keunikan)
Keunikan suatu bangunan bisa dihasilkan dari desain bangunan perpustakaan yang lain dari yang lain.
7. Surrounding Area (Lingkungan Sekitar)
Keadaan lingkungan masyarakat dimana suatu bangunan berada, dapat mempengaruhi citra bangunan
tersebut. Jika bangunan lain yang berdekatan memiliki citra yang kurang baik, maka bangunan yang lain pun
akan terpengaruh dengan citra tersebut.
8. Parking (Tempat Parkir)
Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi pemustaka. Jika tempat parkir luas, aman, dan mempunyai
jarak yang dekat dengan bangunan perpustakaan akan menciptakan Atmosphere yang positif bagi
perpustakaan tersebut.
DESAIN INTERIOR
PERPUSTAKAAN
Menurut D.K. Ching (1995) arti desain interior adalah merencanakan, menata, dan merancang
ruang – ruang interior dalam bangunan, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar akan
sarana untuk bernaung dan berlindung,menentukan sekaligus mengatur aktivitas, memelihara
aspirasi dan mengekspresikan ide, tindakan serta penampilan, perasaan, dan kepribadian.
Sebagai perpanjangan dari bagian perencanaan, desain dalam sebuah interior merupakan hal
yang penting untuk menciptakan hirarki visual untuk membantu dalam penekanan ruangan yang
digunakan untuk ruang membaca.
Desain interior perpustakaan yang bersifat kontemporer ditandai dengan adanya variasi dan
fleksibilitas atas ruangannya, namun keberhasilan dari hal tersebut ditentukan dari
kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan setiap ruangan yang menjadi tujuan utamanya
(Kugler, 2007).
Jadi pada dasarnya desain interior itu digunakan sebagai rancangan titik awal dimana sebelum
bangunan tersebut didirikan, yaitu dengan mempertimbangkan unsur – unsur yang terkait
didalamnya seperti misalnya variasi, fleksibilitas, kesederhanaan dan kejelasan dalam penekanan
setiap ruangannya.
ELEMEN-ELEMEN DESAIN
INTERIOR
Menurut Kugler (2007), mengungkapkan bahwa terdapat beberapa unsur yang membentuk desain interior
diantaranya yaitu: ruang, variasi, hirarki, area personal, pencahayaan, tata suara, suhu udara, perawatan,
kualitas udara, gaya dan fashion.
1. Ruang (Tata Letak)
Sebuah perpustakaan yang dirancang dengan baik harus dapat beroperasi tanpa harus bergantung pada
ketersediaan penunjuk arah (signage). Elemen interior harus cukup jelas terutama jika ruang tersebut
berukuran besar atau kompleks. Lantai, dinding, furnitur, ukuran dan penempatan segala hal harus
menekankan atau membedakan antara fungsi dan kegiatan yang berbeda dalam total ruang.
2. Variasi (Keberagaman Jenis Ruang)
Sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan terus meningkatnya berbagai keinginan, maka sebuah
perpustakaan baru harus mampu menyediakan untuk berbagai preferensi pengguna. Minimal perpustakaan
dapat menyediakan berbagai jenis ruang yang disesuaikan untuk setiap karakteristik kebutuhan pengguna,
baik individu maupun kelompok, seperti ruang baca untuk individu dan berkelompok. Berbagai model
pengaturan tempat duduk yang bermacam – macam yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gaya
belajar dan kenyamanan pengguna juga harus dipertimbangkan sebagai tujuan untuk memenuhi keinginan
pengguna.
3. Hirarki
Penciptaan hirarki visual dapat membantu memisahkan berbagai macam jenis
tingkatan informasi dan dapat membantu batas – batas tersebut untuk membedakan
setiap ruangan yang ada di perpustakaan. Lantai, dinding, furnitur,ukuran, dan
penempatan ruangan harus dapat memberikan penekanan atau perbedaan pada fungsi
dan kegiatan yang ada pada keseluruhan ruang dan perbedaan tingkatan yang mereka
tonjolkan.
4. Area Personal
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa manusia memiliki kebutuhan sosiologis dan
psikologis untuk menciptakan sebuah tempat dan suasana yang dikehendaki. Untuk
menciptakan area personal dalam hal ini yaitu enggunaan tempat secara individu
dengan area yang dapat digunakan secara berkelompok, perpustakaan harus
memiliki definisi yang jelas untuk hal tersebut, agar pengguna merasa aman,
dihargai, dan nyaman.
5. Pencahayaan
Pencahayaan didalam perpustakaan pada umumnya cenderung lebih terang dan biasanya seragam
jenisnya secara keseluruhan. Pada perpustakaan modern juga menghendaki bahwa beberapa tingkat
pencahayaan dapat membantu pengguna dalam menentukan kegiatan dan kualitas mereka ketika berada
di perpustakaan, serta penentuan jumlah lampu juga dapat memberikan dampak yang cukup besar
terhadap kenyamanan visual pengguna perpustakaan
6. Suhu Udara
Walaupun pada umumnya yang terjadi suhu udara selalu konstan, namun kontrol area juga dapat
membantu dalam penentuan zona level kenyamanan. Keadaan suhu normal bagi manusia adalah bekisar
kurang lebih 24 derajat Celcius. Dengan kesesuaian temperatur ruangan dengan kebutuhan suhu tubuh
manusia akan memberikan dampak positif bagi seseorang dalam aktivitasnya di dalam ruangan.
7. Style and Fashion
Gaya dan fashion adalah bagian dari budaya populer masa kini, dan seperti yang selalu kita inginkan
bahwa perpustakaan saat ini secara visual tidak mungkin dapat dihindari bahwa akan selalu
memperhatikan nilai estetikanya dalam perencanaan interior meskipun gaya dan fashion tersebut bersifat
dinamis.
8. Kenyamanan
Kenyamanan adalah perasaan aman dan nyaman dengan kondisi dan lingkungan
sekitar ketika seseorang berada disuatu tempat. Perencanaan gedung yang baik akan
menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi staf
perpustakaan maupun pengunjung (Sulistyo, 1991: 303)
Kenyamanan yang semakin baik mengindikasikan adanya rasa motivasi yang tinggi
untuk mengunjungi perpustakaan. Ruang yang nyaman bisa menyebabkan pengguna
merasa tidak tertekan, gelisah, dan merasa mendapatkan kebebasan beraktifitas
diruangan (Sukesi dalam Adianto, Alfian, 2011).
Berdasarkan pada pernyataan – pernyataan diatas, disimpulkan bahwa kenyamanan
merupakan hl penting yang perlu diperhatikan oleh setiap individu, karena dengan
terciptanya rasa nyaman terhadap lingkungan sekitarnya ketika berada di suatu
tempat, maka secara tidak langsung akan lebih memberikandampak yang positif bagi
individu tersebut.
Andi Muhammad
INOVASI PERPUSTAKAAN Aminullah, S.I.P.,
M.IP.
APA YANG AKAN DIBAHAS?

 Inovasi dalam perpustakaan?


INOVASI PERPUSTAKAAN
Sebelum membahas lebih jauh tentang inovasi perpustakaan, kita harus mengetahui
perpustakaan yang ideal itu seperti apa?
Dalam UU RI No. 43 Tahun 2007 tersebut yaitu pada Bab III pasal 11, sebenarnya
jelas sekali bahwa adanya Standar Nasional Perpustakaan (SNPerp) yang digunakan
sebagai acuan penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan.
Standar nasional perpustakaan tersebut terdiri atas faktor: koleksi perpustakaan, sarana
dan prasarana, pelayanan perpustakaan, tenaga perpustakaan, penyelenggaraan, dan
pengelolaan.
Apabila semua semua faktor sudah terpenuhi maka perpustakaan akan mudah
berinovasi. Karena jika terjadi kekurangan dalam beberapa faktor di atas maka
berjalannya perpustakaan akan susah da;am berinovasi
Menurut Suryana (2003:10) inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan” sedangkan menurut (Hadiyati, 2012:138) : Ide baru
pustakawan muncul dari pemikiran individu yang kreatif dan bekerja dalam
lingkungan SDM perpustakaan yang saling mendukung, kondusif, sehingga dapat
menumbuhkan serta mendorong lahirnya inovasi.
Sebenarnya banyak inovasi didalam perpustakaan akan tetapi lebih menitik beratkan
kepada para pustakawan sebagai pelaksana, hal ini bertujuan agar pustakawan lebih
berinovasi baik itu mengenai tugas dan kewajibannya, menghadapi masalah,
tuntutan perkembangan teknologi.
Secara garis besar inovasi di perpustakaan terdiri dari:
1. Pustakawan
2. Layanan
3. Teknologi
4. Koleksi
5. Gedung/fasilitas
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai