Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KERJA PGRI

DISUSUN OLEH :

ISNA ANGGIANI ( 201714500666 )

LENI RITA ( 201714500687 )

KELAS : Y.E

KELOMPOK : 5 (LIMA)

DOSEN : DR. RESTOENINGROEM, Dra., M.Pd.

MATA KULIAH : SEJARAH PERJUANGAN JATI DIRI PGRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL (FIPPS)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada era reformasi dan desentralisasi pendidikan sekarang kita menyaksikan penyusunan
berbagai kebijakan di bidang pendidikan yang berbasis kondisi-kondisi lokal. Begitu juga pada saat
ini banyak orang yang mengkritik berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan dibidang
pendidikan yang dinilai tidak sesuai lagi dengan era reformasi. Terhadap semua itu, PGRI
seharusnya turut memberikan sumbangan pemikirannya atau dengan menawarkan alternatif
pemikiran yang baru. Bila PGRI berhasil menyusun suatu konsep pendidikan maka sebagai serikat
pekerja, organisasi ini harus berusaha memperjuangkannya kepada pemerintah. Itulah sebabnya
YPLP-PGRI telah membentuk “gugus pemikir” (Think Thank) yang terdiri atas tokoh-tokoh yang
diambil dari lembaga perguruan tinggi PGRI. Disamping berupa meningkatakan mutu lembaga
pendidikan PGRI, gugus pemikir ini ditugaskan pula untuk menyusun konsep dibidang pendidikan
dalam rangka upaya pembaharuan pendidikan yang akan disampaikan PGRI kepada pemerintah.
Seiring dengan semangat reformasi bidang pendidikan dan PGRI sebagaimana amanat kongres
PGRI XVIII tahun 1998 di Bandung dan ke XIX di Semarang tahun 2003, dan amanah organisasi
yang tertuang dalam AD/ART PGRI, maka pelaksanaan tersebut adalah wahana pengambil
keputusan dalam rangka meangakomodir segala permasalahan yang berkembang dikalangan
pendidik untuk selanjutnya dituangkan kedalam program kerja PGRI.
Hasil yang telah dicapai oleh gugus pemikir ini telah berhasil disusun rancangan
penyempurnaan sistem pendidikan di Indonesia. Rancangan ini telah disampaikan PBPGRI kepada
Mendiknas dan Komisi VI DPR-RI.

B. METODE PENULIS

Metode yang di pakai dalam karya tulis ini adalah :


1. Metode Pustaka,yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data
dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
2. Diskusi, yaitu mendapatkan data dengan cara bertanya secara langsung atau bertukar fikiran
kepada teman – teman yang mengetahui tentang informasi yang di perlukan untuk makalah ini.

C. HARAPAN PENULIS

Harapan penulis adalah agar makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat bermanfaat
bagi para pembaca yang membutuhkan referensi untuk materi Program Kerja PGRI dan juga
berguna bagi kalangan mahasiswa atau masyarakat dalam memahami bagaimana program kerja
PGRI yang menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan di Indonesia.

Keyword :
[1] Program,
[2] Kerja,
[3] PGRI.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KEYWORD

Program diartikan sebagai cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dimana melalui hal
tersebut bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan demi
tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek
yang harus dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan program itu sendiri dapat tercapai. [1]

Kerja adalah aktifitas dan perilaku dalam melakukan rangkaian kegiatan mulai perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian yang dilandasi dengan sikap positif dan kompetensi mengembangkan
pengetahuan, berkomunikasi, mengelola kegiatan belajar, melakukan praktikum, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, memodifikasi materi, dan memberikan feedback,
melakukan penilaian, melakukan refleksi, melakukan hubungan dengan orang lain, dan kemampuan
mengembangkan profesionalitasnya. [2]

PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan, berskala nasional yang
bersifat : 1) Unitaristik, yaitu tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat bekerja, kedudukan, suku,
jenis kelamin, agama, dan asal usul. 2) Independen, yakni berlandaskan prinsip kemandirian
organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak, 3) Non-politik praktis,
yaitu tidak terkait dan atau mengikatkan diri pada kekuatan organisasi atau partai politik
manapun.[3]

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian program kerja dan jenis-jenis program kerja ?


2. Bagaimana merencanakan program kerja PGRI dan strategi pelaksanaan program tersebut?
3. Bagaimana program kerja PGRI dibentuk dan contoh program kerja PGRI ?
4. Bagaimana peran dan manfaat bagi organisasi dan anggota PGRI dalam melaksanaan program
kerja PGRI?

[1] Jones, Charles O. (1996). Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[2] Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru dan Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.
[3] Yunus, Rusli dkk. (2003). Perjalanan PGRI (1945-2003). Jakarta: Pengurus Besar PGRI.

3
BAB III
PEMBAHASAN

1. Program kerja dan Jenis-jenis Program Kerja

Program diartikan sebagai cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dimana melalui hal
tersebut bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan demi
tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam program tersebut telah dimuat berbagai aspek
yang harus dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan program itu sendiri dapat tercapai. Sedangkan
kerja dapat diartikan aktifitas dan perilaku dalam melakukan rangkaian kegiatan mulai perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian yang dilandasi dengan sikap positif dan kompetensi mengembangkan
pengetahuan, berkomunikasi, mengelola kegiatan belajar, melakukan praktikum, menciptakan
lingkungan belajar yang menyenangkan, memodifikasi materi, dan memberikan feedback,
melakukan penilaian, melakukan refleksi, melakukan hubungan dengan orang lain, dan kemampuan
mengembangkan profesionalitasnya.

Suatu organisasi, betapapun besarnya baik secara material maupun nonmaterial akan selalu
memerlukan pedoman dalam setiap gerak langkahnya termasuk dalam melaksanakan roda
organisasi. Ketika suatu organisasi memiliki cita-cita untuk mewujudkan apa yang menjadi
keinginan pendiri serta anggota organisasi atau sesuai dengan visi dan misi organisasi maka
pematangan konsep adalah kunci keberhasilannya. Pematangan konsep yang dimaksud adalah
mempertimbangkan segala hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kinerja organisasi
sebelum kita menetapkan suatu kegiatan yang tepat bagi organisasi, keinginan-keinginan serta tata
cara membangun organisasi tentunya berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan cara
untuk mencapai cita-cita organisasi sebaiknya terjabarkan dalam suatu program kerja yang disahkan
secara bersama, sesuai dengan konstitusi organisasi (AD/ART).

Program kerja akan menjadi suatu kebutuhan primer bagi suatu organisasi karena organisasi
tanpa memiliki suatu program kerja yang terarah dan terpadu dapat diibaratkan bagaikan orang buta
yang mencari kucing hitam dalam gelap malam tanpa cahaya. Program kerja organisasi baru dapat
dibuat dengan sistematis, terarah dan terpadu jika urutan proses menuju pembuatan program kerja
telah dilalui dengan baik, artinya organisasi telah memiliki dasar-dasar acuan tentang “jiwa” dari
program kerja yang dibuat.

Program kerja akan dibuat oleh suatu organisasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
oleh organisasi yang bersangkutan, jenis-jenis program kerja dapat dibedakan antara lain:

1. Program kerja untuk satu periode kepengurusan

Jenis program kerja ini biasanya dibuat oleh organisasi untuk satu periode kepengurusan, sehingga
kegiatan rapat kerja (raker) organisasi hanya dilakukan sekali dalam satu periode kepengurusan dan
untuk tahap selanjutnya akan diadakan evaluasi dan koordinasi dari program kerja yang telah
ditetapkan.

4
2. Program kerja untuk waktu tertentu

Jenis program kerja seperti ini disusun untuk suatu jangka waktu tertentu biasanya triwulan,
caturwulan, semester dan lain lain. Dalam pembuatan metode program kerja seperti ini maka akan
ditemui bahwa suatu organisasi akan mengadakan rapat kerja (raker) organisasi lebih dari sekali
dalam satu periode kepengurusan.

Dari banyak hal permasalahan yang diperoleh secara individual atau secara organisasi dengan
memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan profesionalisme guru/pendidik, menuangkannya
dalam sebuah organisasi dan dijalankan melalui program kerja , dengan kata lain bahwa program
kerja memang sebagai wakil dari penyelesaian dari permasalahan, keinginan dari pencapaian secara
individual (anggota) atau secara organsasi. Atau dapat disebut program kerja ini merupakan
cerminan dari anggotanya sendiri untuk mewujudkan tujuan yang sama.

2. Perencanaan Program Kerja PGRI dan Strategi Pelaksanaan Program

Setiap penyusunan program kerja diperlukannya sebuah perencanaan matang sesuai dengan
target atau sasaran yang ingin dicapai suatu oraganisasi. Untuk itu PGRI menyusun program kerja
yang menitikberatkan pada tahap perencanaan kegiatan utama adalah menyusun rencana strategis
dan sosialisasi internal dan eksternal, antara lain:

1. Visi, misi, dan strategi PGRI sebagai Organisasi Kependidikan.


2. Menyediakan kebutuhan Sarana, prasarana, dan SDM.
3. Program dan kegiatan selama 5 tahun atau dalam target atau jangka waktu tertentu.
4. Rincian pendanaan atau biaya tahunan.
Banyak permasalahan organisasi yang bersumber dari kurang efektifnya komunikasi
organisasi misalnya Jalur komunikasi formal, Struktur wewenang, Spesialis pekerjaan, Wawasan,
Konteks, Bahasa dan kualitas sumber daya manusia organisasi (pengurus dan anggota). Oleh karena
itu, strategi dasar dalam reformasi PGRI adalah meningkatkan komunikasi dan kualitas sumber
daya manusia organisasi pada berbagai jenjang. Untuk mewujudkan amanat tersebut, PGRI
menggunakan 4 strategi dasar yaitu: 1) Intensifikasi silaturahmi secara vertikal, horizontal, dan
diagonal baik secara internal maupun eksternal, 2) Optimalisasi kemitraan secara berimbang dengan
berbagai pihak terkait atas dasar saling menghormati secara sistemik, sinergik dan simbiotik, 3)
Aktualisasi program kerja yang lebih berpusat pada hak dan martabat anggota, 4) Transparansi
manajemen organisasi dalam berbagai tingkat organisasi.

Oleh karena itu, perencanaan yang matang perlu disiapkan agar program kerja dapat
terlaksana dengan baik secara efektif dan terarah sesuai dengan Visi dan Misi PGRI. Melihat dan
memperhatikan luasnya jangkauan geografis wilayah yang harus diperhatikan dan jumlah anggota
yang cukup besar diperlukan strategi yang mampu secara efektif dan efisien merealisasikan
program kegiatan organisas, dibutuhkan juga strategi pelaksanaan program diantaranya :

5
a. Komunikasi
Komunikasi memiliki peran penting, maka dari itu dalam melaksanakan kegiatan dijalin
komunikasi dua arah. Aspirasi dan kepentingan anggota ditampung dan selanjutnya dirumuskan
dalam program kegiatan.
b. Partisipasi
Keterlibatan anggota dalam setiap kegiatan organisasi di semua tingkatan diperlukan sebagai
wujud partisipasi konkrit anggota dalam melaksanakan program dan menjadi pertimbangan utama
dalam keberhasilan keterlaksanaan sebuah program kerja.
c. Kemitraan
PGRI dalam kerjanya menjalin kemitraan dengan berbagai pihak termasuk pemerintah,
masyarakat, dan organisasi lain untuk mewujudkan program-programnya. Dalam pelaksanaan
kemitraan ini, tidak boleh bertentangan dengan azas, tujuan dan jatidiri PGRI yang telah disepakati
bersama.

3. Pembentukan Program Kerja PGRI dan Contoh Program Kerja PGRI

Dalam mewujudkan kerja PGRI sesuai dengan tujuan dan fungsi, Kongres XVIII pada tahun
1998 telah menyusun program kerja PGRI 1998-2003 yang diarahkan bagi terwujudnya PGRI
sebagai organisasi profesi yang dinamis, mandiri, adaptif, berkembang, dan lestari sesuai dengan
tuntunan zaman sehingga mampu mewadahi dan memperjuangkan misi, visi, serta aspirasi para
guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai pribadi,
profesional, anggota masyarakat, warga negara, dan hamba Tuhan Yang Maha Esa. Untuk
mencapai sasaran tersebut, kebijakan umum yang melandasi program kerja adalah jiwa, semangat,
dan nilai-nilai keberadaan PGRI yang lebih difokuskan pada kepentingan anggota dan tenaga
kependidikan pada umumnya dengan program yang konsepsional, terpadu, dan berkesinambungan,
melalui kemitraan jaringan kerja dengan pihak terkait, dalam suasana harmoni kekeluargaan atas
dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Secara ideal, pelaksanaan kerja PGRI menuntut dikembangkannya strategi yang sistemik,
sinergik, dan simbiotik dalam mencapai tujuannya yang diharapkan. Strategi sistemik adalah
strategi yang memberikan pandangan dari sudut sistem dengan sub-sitem dan supra-sistemnya
dalam arti hubungan struktual, fungsional, dan interaktif, yang menyangkut masukan, proses, dan
keluaran. Strategi ini berkaitan erat dalam upaya untuk menjaga keseimbangan antara perubahan
dengan kesinambungan, antara konteks dengan koherensi, antara tatanan yang komprehensif dengan
tatanan yang bersifat komplementer. Strategi sinergik bertujuan untuk mengembangkan organisasi
secara lebih luas guna memperoleh manfaat melalui perencananaan yang pro-aktif dan inovatif.
Strategi simbiotik diarahkan untuk mengusahakan keterlibatan kolaboratif, membuka jaringan
kemitraan dengan pihak terkait untuk mendapatkan manfaat bersama. Strategi ini menuntut adanya
keseimbangan antara komunikasi dan kongruensi, komitmen dan kepedulian, serta kerjasama dan
persaingan.

Program kerja PGRI dalam menjalankan program yang telah tersusun merupakan suatu yang
urgen sebagai faktor penentu keberhasilan sebuah organisasi. Organisasi PGRI sekarang telah

6
hampir ada disetiap daerah tentu program kerja disusun secara berbeda, tergantung terhadap
organisasi PGRI daerah masing-masing. Dan dimanapun organisasi tersebut berada pasti memiliki
tujuan, fungsi, visi, misi, dan bahkan strategi pelaksanaan program kerjanya pun berbeda-beda
tergantung pada pengembangan yang telah dilakukan dari masing-masing anggota yang mengatur
organisasi tersebut untuk mendapatkan hasil yang memuaskan tentu segala aspek berperan penting
dalam proses menjalankan program kerja PGRI tersebut, baik dari guru, tenaga pendidik, dan
lembaga pendidik. Keterkaitan yang dimaksud dapat dilihat dari program kerja dari organisasi
PGRI tersebut, dimana program kerja ini nanti nya akan dapat membimbing para anggotanya (guru)
menjadi guru yang menjalankan sikap profesionalisme yang mana sesuai dengan sifat PGRI.
Program kerja PGRI berdasarkan landasan :
1. Idiil : pancasila
2. Konstitusional : UUD 1945
3. Operasional :
a. AD dan ART PGRI
b. Strategi Dasar Perjuangan PGRI

Anggota dari PGRI menjalankan program kerja dengan cara membagi-bagi anggotanya untuk
menjalankan tugas pokok program kerja, yang mana pokok- pokok program kerja ini akan dibagi
lagi dalam beberapa bidang. Dalam bidang tersebut akan disusun tujuan maupun kegiatan jangka
panjang sesuai dengan waktu yang akan ditentukan. Kemudian untuk melanjutkan program kerja
yang akan datang, dilakukan dengan cara menjabarkan program kerja tersebut ke dalam program
kerja tahunan yang kemudian dievaluasi dalam konperensi kerja tahunan. Melalui forum organisasi
seperti inilah, pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI dapat dirinci dan dilaksanakan secara
operasional dalam setiap tahunnya atau lebih tergantung jangka waktu yang telah ditentukan.

Dapat dilihat contoh dari dua program kerja dari daerah yang berbeda,
1. Program kerja PGRI Jawa Tengah tahun 2007 :
Pokok-Pokok Program :
A. Umum
1. Melanjutkan dan meneruskan program lanjutan yang sedang berjalan.
2. Melakukan penataan administrasi dan perangkat pendukung.
3. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin pengurus harian, pleno dan koordinasi ke daerah-
daerah.
4. Mengupayakan fokus utama kegiatan pada komunikasi dan partisipasi.
5. Memberikan kesempatan, mendorong, dan memberikan peluang tumbuhnya gerakan donasi
untuk PGRI dari pejabat.
6. Mengusulkan Konpus PGRI tahun 2007 mendatang untuk membentuk kelompok-
kelompok kerja guru.

B. Sekbid Organisasi dan Kaderisasi


1. Rekrutmen anggota baru PGRI.
2. Menyusun informasi data anggota dan organisasi.
3. Melakukan konsolidasi organisasi dengan PGRI Kabupaten/Kota.
4. Meningkatkan kesadaran anggota dalam membayar iuran.

7
5. Memberdayakan unsur Sekbid Kabupaten/Kota.
6. Menjalin kerjasama dengan berbagai organisasi Kependidikan.
7. Memperjuangkan status guru tidak tetap.

C. Sekbid Kesejahteraan dan Ketenagakerjaan


1. Memperjuangkan sistem khusus bagi guru dan tenaga kependidikan.
2. Memperjuangkan peningkatan penghasilan guru dan tenaga kependidikan.
3. Memperjuangkan terealisasi kelebihan jam mengajar guru SD dan MI.
4. Rakor dengan Sekbid Kesejahteraan Kabupaten.
5. Mendorong pengembangan koperasi guru sebagai wahana kesejahteraan guru.
6. Memberi bantuan terhadap keluarga anggota PGRI yang meninggal dunia.
7. Membentuk jaringan relawan kesetiakawanan sosial PGRI.
8. Penyediaan dana Kesra di Provinsi untuk secara cepat membantu menanggulangi bencana
alam.
9. Membina kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan dalam berbagai bentuk
kegiatan.
10. Melindungi dan membela guru anggota PGRI.
11. Memperjuangkan dan mengusahakan sistem penghargaan.
12. Memperjuangkan dan membantu guru dalam memperoleh hak-hak kepegawaian.
13. Membantu realisasi pengangkatan CPNS guru yang lulus tes.
14. Mendesak segera PP khusus tenaga non kependidikan dan ijin sertifikasi guru jangan
dibatasi.
15. Mempermudah dan mengadakan pembinaan usulan kenaikan pangkat.

2. Program kerja PGRI Gunung Kidul tahun 2009-2014 :


Pokok-Pokok Program :
A. Bidang Organisasi dan Kaderisasi
1. Melaksanakan recruitment anggota baru, terutama guru baru, guru sekolah swasta, guru-
guru di lingkungan sekolah agama, dosen, dan tenaga kependidikan lainnya
2. Membangun solidaritas dengan menertibkan iuran anggota dan keuangan organisasi
3. Meningkatkan peran politik pendidik dan tenaga kependidikan lainnya ( khususnya
anggota PGRI ) agar mampu menempatkan kader PGRI pada lembaga legislatif, eksekutif
maupun birokrasi pendidikan.
4. Menyukseskan keputusan / hasil Konkerprop DIY Nomor: 10/Konkerprop/
PGRI/DIY/XIX/2008 tentang ; Penetapan Bakal Calon Anggota DPD-RI Daerah
Pemilihan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nama : Drs. H. Sugito, M.Si.
5. Menyusun tata laksana dan pedoman pengelolaan organisasi yang baku yang sesuai dengan
acuan para pengurus serta anggota dalam menjalankan roda organisasi.
6. Memonitor penataan, penertiban, perbaikan secara bertahap penggantian kartu tanda
anggota lama dengan kartu tanda anggota baru yang memiliki masa berlaku lima tahun dan
memiliki kualitas yang baik dan mulai efektif tahun 2009.Penggantian dan pengadaan
KTA oleh Pengurus PGRI Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
7. Membangun gedung PGRI secara bertahab dengan sumber dana dari anggota dan
mengharap bantuan Pemda Gunungkidul.
8. Menyusun jaringan informasi data anggota dan organisasi secara lengkap, mutakhir dapat
dipercaya dan berguna.

8
9. Meningkatkan sumber-sumber dana dengan cara mengefektifkan iuran anggota secara rutin
oleh masing-masing cabang, sehingga menjadi andalan pemberdayaan dan kemandirian
organisasi
10. Meningkatkan kemampuan para pengurus, kader, dan anggota PGRI melalui latihan kader
kepemimpinan
11. Menertibkan dan memperbaiki semua tatanan organisasi PGRI termasuk anak lembaga dan
Badan Khusus antara lain dengan meningkatkan kemampuan manajerial kepengurusan
tingkat Kabupaten , cabang, dan ranting agar mengikuti dan melaksanakan semangat
reformasi, jujur, transparan, bertanggungjawab, dan demokratis.

B. Bidang Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan


1. Memperjuangkan system renumerasi khusus bagi guru dan tenaga kependidikan PNS yang
meliputi system penggajian guru khusus, tunjangan profesi, peningkatan tunjangan
fungsional guru berdasarkan pangkat, dan jabatan guru
2. Memperjuangkan peningkatan penghasilan guru dan tenaga kependidikan non PNS dengan
menetapkan system renumerasi yang baku, perlindungan dan jaminan sosial , serta
kemantapan/kepastian hukum bagi guru dan tenaga kependidikan non PNS tersebut dalam
kesepakatan kerja sama antara guru atau organisasi guru dengan penyelenggara sekolah
3. Membina kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan dalam berbagai bentuk
kegiatan dan usaha organisasi serta upaya-upaya lain di bidang kesejahteraan anggota baik
upaya sosial dan ekonomi ( arisan, dana kematian, asuransi hari tua, tabungan haji dsb. )
terutama di tingkat kepengurusan yang paling depan.
4. Memperjuangkan dan membantu para guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam
memperoleh hak-hak kepegawaian mengenai kenaikan pangkat, pembayaran gaji, pensiun,
yang tepat pada waktunya dan pengaturan system mutasi, promosi, dsb.
5. Memperjuangkan dan mengusahakan system pemberian hadiah penghagaan yang baku dan
berkesinambungan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya yang berprestasi dan
berdedikasi tinggi.

4. Peran dan Manfaat bagi Organisasi dan Anggota PGRI dalam Pelaksanaan Program
Kerja PGRI

Peran anggota PGRI dalam pelaksanaan program kerja PGRI sangatlah diperlukan guna
menunjang tercapainya proses tersbut dan tujuan PGRI. Salah satu anggota PGRI adalah guru yang
seperti kita ketahui bahwa jati diri PGRI adalah organisasi profesi, perjuangan, dan
ketenagakerjaan, oleh sebab itu disamping memperjuangkan kesejahteraan anggotanya PGRI harus
pula memperjuangkan peningkatan mutu profesi guru khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Teacher Union percaya bila kesejahteraan para anggotanya telah cukup memadai maka pengabdian
mereka akan meningkat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di negaranya. “status guru”
secara international menyatakan bahwa organisasi guru berhak berpartisipasi dalam upaya
merumuskan kebijakan pendidikan di negaranya masing-masing. Keputusan ini secara berulang-
ulang dicetuskan sebagai resolusi pada berbagai kongres WCOTP, misalnya di Melberoune
Australia tahun 1988; di Regina Kanada tahun 1986; dan untuk wilayah Asia Pasifik di New Delhi
India tahun 1989.

9
Maka kita dapat melihat bagaiamana peran guru dalam melaksanakan program kerja
diantaranya kerja guru yang mengacu pada kemampuan menjalankan tugas-tugas pelayanan
pendidikan secara mandiri. Kemampuan yang dimaksud berbentuk perbuatan nampak, dapat
diamati, dan dapat diukur, sehingga satu sama lainnya memiliki ciri dan perbedaan nayata.
Perbuatan yang nampak tersebut didasarai antara lain didasari oleh pengetahuan, wawasan,
keterampilan, semnagat, dan sikap positif.

Unsur motivasi dan kemampuan seorang guru dalam proses kerja sangatlah penting, karena
kinerja mengajar mereka merupakan pokok utama untuk mengantar proses pencapaian hierarki
tujuan instruksional ke tujuan pendidikan nasional. Kerja seorang guru dalam praktik di kelas
ditentukan oleh konsep yang dimilikinya tentang pembelajaran, yaitu menyangkut permasalahan
teknis pembelajaran dan esensi pembelajaran. Ketika kompetensi guru sudah terpenuhi, maka
konsekuensi logisnya adalah berdampak pada kualitas proses pembelajaran dan pada akhirnya
menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Sebagai sebuah profesi kerja guru sangat berkaitan erat
dengan upaya pencapaian tujuan besar dan strategis yakni pendidikan yang berkualitas maka pada
orde reformasi diatur secara khusus dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standard Nasional Pendidikan (SNP) sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, yang didalamnya memuat tentang standard pendidik dan tenaga kependidikan
serta standard proses.

Dikatakan Uzer Usman (2006:10-19) bahwa indikator kerja guru dalam proses belajar
mengajar adalah, 1) kemampuan merencakan kegiatan belajar mengajar, yang meliputi a)
menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, b) menyesuaikan analisis materi
pelajaran, c) menyusun program semester, d) menyusun program atau pembelajaran. 2) kemampuan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, meliputi : a) tahap pra instruksional, b) tahap intruksional,
c) tahap evaluasi dan tindak lanjut; dan 3) kemampuan mengevaluasi, meliputi : a) evaluasi
normatif, b) evaluasi formatif, c) laporan hasil evalusi dan d) pelaksanaan program perbaikan dan
pengayaan.

Kerja guru sebagai salah satu faktor dalam raw input yang berperan menentukan keberhasilan
proses pembelajaran memiliki 5 cakupan atau area, sebagai berikut :

1) Kerja di dalam kelas, yaitu bagaimana seorang guru melakukan aktifitas proses belajar mengajar,
teknik melakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dan manajemen mengelola kelas.

2) Kerja pada level sekolah, yaitu bagaimana seorang guru dalam lingkup organisasi ia dapat
mengikuti pertemuan-pertemuan sekolah, perayaan kebangsaan, kegiatan kebudayaan, dan
partisipasi dalam kegiatan pada level manajemen.

3) Kerja diluar aktifitas sekolah, yaitu bagaimana seorang guru melakukan kegiatan kunjungan
lapangan dan melakukan kegiatan observasi diluar sekolah.

4) Kerja terkait hubungan dan kerjasama dengan orang tua, yaitu kerja guru berkaitan dengan
pertemuan-pertemuan rutin, diskusi untuk kepentingan progress report dan upaya peningkatan
prestasi belajar mengajar.

5) Kerja terkait hubungan dan kerja sama dengan masyarakat, yaitu kerja guru terkait dengan upaya
menangkap isu-isu pendidikan, menggabungkan event kegiatan sekolah dengan masyarakat, dan
mendorong peran masyarakat dalam upaya pengembangan sekolah.

10
Selain peran anggota yang menunjang proses terlaksananya suatu program kerja PGRI, maka
ada pula manfaat program kerja PGRI bagi Organisasi dan anggota PGRI. Banyak sekali manfaat
yang dapat dirasakan dari program kerja PGRI baik bagi Organisasi maupun anggota PGRI,
diantaranya adalah :

a. Manfaat Untuk Organisasi PGRI

1. Memposisikan dirinya sebagai organisasi profesi yang selalu berorientasi pada mutu dan
adaptif serta antisipatif terhadap berbagai perubahan dalam pengelolaan pendidikan.
2. Mampu melaksanakan restrukturisasi terhadap organisasi.
3. Mampu menggali, menghimpun dan menganalisis berbagai persoalan, potensi, dan
kebutuhan yang dihadapi oleh dunia pendidikan khususnya menyangkut profesionalisme dan
kesejahteraan guru.
4. Dapat menemukan garis-garis besar dalam melaksanakan program kerja baik sebagai
organisasi perjuangan maupun organisasi profesi.
5. Organisasi PGRI lebih menjadi demokratis dalam perumusan kebijakan program kerja
dengan memperhatikan prinsip keterwakilan aspirasi para anggotanya.
6. Memudahkan dalam menjabarkan kebijakan program kerja PGRI yang sesuai dengan
kebutuhan, karakteristik, dan potensi masing-masing lingkungan.
7. Mampu mewadahi aspirasi anggota.
8. Meningkatkan kemapuan anggota serta melindungi hak dan kewajiban anggota. terwujudnya
visi dan misi organisasi.
9. Terarahnya pokok-pokok program kerja yang dijadikan dalam pedoman.

b. Manfaat Untuk Anggota PGRI

1. Dengan adanya program kerja guru, kesejahteraan para guru lebih terjamin.
2. Layanan keanggotan terhadap para guru meningkat.
3. Guru tercatat sebagai anggota aktif organisasi PGRI.
4. Anggota berpikir kritis dalam penanganan masalah-masalah di bidang pendidikan.
5. Anggota memiliki sebuah wadah untuk melindungi hak dan kewajibannya di mata hukum.

11
BAB III
PENUTUPAN

1. SIMPULAN

Dalam PGRI terdapat program kerja untuk menjalankan organisasi tersebut dalam
memperjuangkan tujuannya. Program kerja dijadikan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan
dalam PGRI. Program kerja dibuat dengan berpedoman pada tujuan organisasi PGRI, keinginan
dari setiap anggotanya dan tentu mempunyai landasan, sehingga program kerja mewakili dari PGRI
tersebut. Dengan kata lain program kerja ini mencerminkan aspirasi anggotanya, mewujudkan apa
yang ingin dicapai anggota maupun PGRI itu sendiri. Dalam pembuatan program kerja dibutuhkan
kerjasama dan musyawarah antar anggota agar program kerja yang akan dirumuskan dapat diterima
masing-masing anggota dan tentunya akan lebih tersusun dengan baik dan setiap program kerja
PGRI berbeda disetiap tingkat wilayah tetapi penyusunan dan pembentukan tersebut tetap mengacu
kepada tujuan, aspirasi, dan visi & misi PGRI sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi dan
organisasi ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan demi kesejahteraan para anggota
PGRI di Indonesia.

2. SARAN

Dari uraian yang telah dipaparkan dalam makalah ini, kami penyusun mempunyai saran-saran
sebagai berikut : Sebagai seorang guru (anggota) harus mampu mengembangkan dan meningkatkan
martabat profesinya dan hendaknya berpartisipasi aktif dalam organisasi PGRI. Dan untuk
organisasi hendaknya sering melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.
Baik bagi Pemerintah hendaknya memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang baik
dalam mendukung organisasi PGRI. Semua keputusan dan hasil sebaiknya tidak diputuskan dalam
sepihak saja, namun juga diperlukan sebuah musyawarah dan partisipasi aktif dari semua anggota.
Selain itu agar Pengurus PGRI dapat menindaklanjuti dan mengambil peran dalam menentukan arah
dan kebijakan, sehingga terpenuhinya standar isi dan standar minimal pelayanan dibidang
pendidikan. Disamping itu harapan bersama adalah PGRI sebagai jembatan bagi dewan pendidik
untuk memperjuangkan tingkat kesejahteraan yang melingkupi aspek finansial, ekonomi, sosial
budaya sehingga nilai tawar pendidik sebagai profesi dapat disejajarkan dengan profesi-profesi
lainnya. Dengan sejahteranya pendidik diharapkan mereka dapat lebih berkonsentrasi pada bidang
pekerjaannya sehingga hasil didikannya merupakan putra-putri terbaik Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru dan Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia

Asroni. Hidayat, Syarif. (2013). Manajemen Pendidikan. Tangerang: Pustaka Mandiri

Idrus, Ali. (2009). Manajemen Pendidikan Global. Jakarta: Gaung Persada

Jones, Charles O. (1996). Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kartadinata, Sunaryo. (2008). Manajemen corporate dan stategi pemasaran jasa pendidikan fokus
pada mutu dan layanan prima. Bandung : Alfabeta

Panji, dkk. (2015). Makalah PSP PGRI. Semarang: Universitas PGRI Semarang

Yunus, Rusli dkk. (2003). Perjalanan PGRI (1945-2003). Jakarta: Pengurus Besar PGRI.

13

Anda mungkin juga menyukai