Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL


TAHUN AKADEMIK 2020 – 2021

Mata Kuliah : keprofesian PNF Nama : Jannatun Ni’mah


Jurusan / program : PLS / S-1 Nim : 19010034014
Dosen : Heryanto Susilo, M.Pd. Kelas : PLS 2019 B
Hari/tanggal : senin 04 januari 2021 Waktu : 09.10 – 17.30

A. Petunjuk mengerjakan
1. Mengingat belum bisa tatap muka karena masih Pandemi Covid-19 yang belum
mereda, maka UAS dilakukan dengan cara dikerjakan di rumah (home
examination).
2. Dikerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan masing-masing.
3. Setiap lembar jawaban harus menuliskan identitas antara lain Nama, NIM,
Angkatan dan kelas.
4. Jawaban diketik dengan jenis huruf time new roman, font 12.
5. Jawaban dikirim paling lambat pukul 17.30 WIB dikoordinir melalui PJ MK tiap
kelas lalu dikirim ke alamat email dosen pengampu.
B. Soal
1. Sebagai suatu profesi, maka professional PLS dalam melaksanakan profesinya
harus didasari pada landasan ontology, epistemology, dan axiology. Jelaskan ketiga
landasan tersebut dalam melaksanakan pekerjaan PLS di masyarakat.
2. Berikan pemikiran saudara tentang bagaimana upaya pengembangan profesi PLS
secara individu dan kelompok sebagai usaha untuk meluaskan peran serta profesi
PLS dalam pembangunan manusia terutama bidang pendidikan.
3. Sebagai usaha memaksimalkan profesi secara axiology, maka banyak dilakukan
baik oleh pemerintah maupun lembaga swadaya. Jelaskan manfaat axiology apa saja
yang bisa didentifikasi oleh saudara yang dirasakan oleh masyarakat dengan
hadirnya profesi PLS.
4. Pilih satu dari tiga pekerjaan PLS di masyarakat (fasilitator pemberdayaan
masyarakat, penyuluh sosial, penggerak masyarakat). Saudara diminta untuk
memberikan pemikiran program yang akan dilakukan sesuai dengan pekerjaan yang
saudara pilih, meliputi aspek-aspek berikut:
a. Dasar program
b. Tujuan program
c. Pendekatan program
d. Langkah-langkah program
e. Evaluasi program
f. Indikator keberhasilan program
g. Tindak lanjut pengembangan program

Selamat mengerjakan semoga sukses !


C. Jawaban
1. Landasan keilmuan keprofesian PLS
Secara ontology adalah kajian atau bidang garapan dari profesi PLS yakni
berkaitan dengan dasar-dasar keilmuan yang melandasi progesi pls dalam
melaksanakan tugas. Keilmuan tersebut terdiri dari obyek sasaran secara formal
dan material , secara obyek fromal adalah hakikat keilmuan PLS/ definisi ilmu
pls dengan ilmu lain . (contoh : ada pengertian pkbm/clc, home schooling.
LK,LP,dlsb) . secara obyek material adalah sasaran non formal yang bisa saja
sasaran tersebut sama dengan ilmu lain,hanya berbeda dalam kajian bidang
garapannya . contoh : manusia,individu,keluarga,masyarakat,kelompok,dsb)
Secara epistemology adalah berhubungan dengan bagaimana memperoleh
keilmuan dan mengembangkan ilmu PLS , bisa melalui
penelitian,FGD,identifikasi kebutuhan belajar masyarakat. Misalnya setiap
kajian / model program-program PLS ada proses penelitian dan pengembangan.
Secara axiology yaitu berhubungan dengan nilai atau kegunaan dari program
PLS di masyarakat ,misalnya apa nilai kegunaan dari PKBM, program
kesetaraan,home schooling,dll.
2. Pengembangan program PLS merupakan pekerjaan yang membutuhkan
perhatian dan sumberdaya yang cukup karena pengembangan program PLS
terutam di bidang pendidikan memiliki penentu keberhasilan kinerja program
dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat sekitar. Upaya
pengembangan program tidak akan berjalan sendiri tanpa adanya sebuah
perencanaan yang matang, dan didasarkan pada pandangan bahwa dengan
berkembangnya program Pendidikan tujuan prgram akan tercapai dalam jangka
waktu tidak terlalu lama yaitu terbentuknya masyarakat yang gemar belajar
(learning community) atau masyarakat terdidik (educated community). Oleh
karena itu, setiap pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan terhadap
program PLS terutama dalam pendidikan diharapkan dapat menjalankan fungsi
dan perannya dalam mengembangkan program contohnya PKBM dll. Hal-hal
yang seharusnya dilakukan oleh semua pihak untuk mengembangkan program
tentunya sesuai dengan kapasitas dan kedudukan mereka dalam Program itu
sendiri , 1. Penyelenggara program harus mampu menyediakan visi, misi dan
nilai dari program PLS yang jelas. 2. Pengelola harus pahami visi dan misi ari
program yg dibawa dan menginternalisasikannya dan diwujudkan dalam praktik
sehari-hari; 3. Tenaga Pendidikan memahami dan menginternalisasi visi, misi
dan nilai yang dianut oleh program tersebut, meningkatkan kemampuan dalam
metodik-didaktik pendidikan luar sekolah; membuat rencana kerja baik jangka
panjang, menengah, dan pendek terkait dengan proses pembelajaran pada
masyarakat 5. Pemerintah. Memberikan arahan yang jelas mengenai standar
mutu program PLS yang memungkinkan untuk diakses secara cepat oleh
personel dan pelaksanaannya tidak menimbulkan berbagai penafsiran
Kemampuan yang lebih spesifik dalam mengembangkan program harus juga
dimiliki oleh setiap personel , khususnya pengelola dan penyelenggara program
PLS Kemampuan spesifik itu adalah: 1) Memiliki sikap dan pola pikir
berorientasi masa depan, kreatif, inovatif dan terbuka pada perubahan, 2)
Memiliki kemampuan analisis dalam menghadapi permasalahan, 3) Memiliki
kemampuan dalam melakukan penelitian yaitu menguasai metode dan teknik
pengumpulan, pengolahan dan penafsiran data secara ilmiah, 4) Memiliki
kemampuan dalam membina hubungan kemitraan dengan pihak lain individu
dan/atau kelompok atau organisasi, 5) Mampu berperan sebagai mitra-kritis, 5)
Memiliki jiwa kewirausahaan, 6) memiliki kemampuan komunikasi dan
negosiasi yang baik, dan 7) perilaku kerja sama yang baik .
3. Manfaat axiology yaitu berhubungan dengan nilai atau kegunaan dari program
PLS di masyarakat ,contohnya nilai kegunaan dari PKBM dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi . Selain itu nilai
program pendidikan kesetaraan di masyarakat dapat diperoleh dari jalur
pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan
sekolah formal, tetapi konten, konteks, metodologi, dan pendekatan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan tersebut lebih memberikan konsep-konsep
terapan, tematik, induktif, yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan
melatih kecakapan hidup berorientasi kerja atau berusaha sendiri
4. Fasilitator pemberdayaan masyarakat
a) Dasar program
Dasar Hukum Dasar penyusunan SKKNI Bidang Pemberdayaan Masyarakat
untuk jabatan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor:
Per.21/Men/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
b) Tujuan program
Pertama; Perbaikan Kelembagaan “Better Institution”. Dengan perbaikan
kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki
kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemintraan
usaha. Kedua; Perbaikan Usaha “Better Business” Perbaikan pendidikan
“semangat belajar”, perbaikan aksesibisnislitas, kegiatan dan perbaikan
kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis yang
dilakukan. Ketiga; Perbaikan Pendapatan “Better Income” Dengan
terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan, diharapkan akan dapat
memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga
dan masyarakat. Keempat; Perbaikan Lingkungan “Better Environment”
Perbaikan pendapatan diharapkan dapat memperbaiki lingkungan “fisik dan
sosial” karena kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan
atau pendapatan yang terbatas. Kelima; Perbaikan Kehidupan “Better
Living”, Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang membaik,
diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
masyarakat. Keenam; Perbaikan Masyarakat “Better Community”
Kehidupan yang lebih baik yang didukung oleh lingkungan “fisik dan sosial”
yang lebih baik, diharapkan akan terwujud ke kehidupan masyarakat yang
lebih baik pula. terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk
suksesnya program pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, pasrtisipasi,
keswadayaan atau kemandirian dan berkelanjutan “Najiati dkk, 2005:54”
c) Salah sau faktor yang dapat mendukung tercapainya sasaran program adalah
di pengaruhi oleh jenis pendekatan yang di lakukan fasilitator dalam
memberdayakan masyarakat . ada beberapa pendekatan yang digunakan
untuk membantu fasilitator diantaranya yaitu :
Pendekatan mikro , dalam hal ini kegiatan pemberdayaan dilakukan pada
kelompok sasaran sifatnya individual misalnya dalam bentuk konseling dan
bimbingan .
Pendekatan mezzo, diklakukan terhadap sekelompok penerima manfaat
dalam hal ini tujuan kegitan pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok
klien .
Pendekatan kesejahteraan pendekatan ini fokus pada kegiatan pemberian
bantuan kepada masyarakat .
Pendekatan pembangunan difokuskan untuk meningkatkan kemandirian
serta kemampuan masyarakat
d) Langkah langkah program
(1) Sosialisasi program kepada pemerintah kabupaten/kota Merupakan
pelaksanaan sosialidasi rencana program DBM kepada pemerintah
kabupaten/kota, melalui mekanisme lokakarya/workshop yang
diselenggarakan oleh pemerintah pusat.
(2) Penyiapan administrasi di tingkat kabupaten/kota Pelaksanaan penyiapan
administrasi penyelenggaraan program DBM, termasuk regulasi atau
perangkat peraturan, dan kepastian alokasi anggaran daerah untuk pendanaan
pendukung program DBM.
(3) Penyiapan kelembagaan di tingkat kabupaten/kota Secara kelembagaan
pemerintah kabupaten/kota akan menunjuk Dinas Penanggung Jawab
Kegiatan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang bertindak sebagai
lembaga dalam unsur pemerintah daerah (kabupaten/kota) yang bertanggung
jawab dalam penanganan pelaksanaan program DBM, serta Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)sebagai pelaksana tugas kegiatan DBM.
(4) Seleksi calon Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BUKU 1 Petunjuk
Pelaksanaan Persiapan PANDUAN DRAINASE BERBASIS
MASYARAKAT (DBM) 8 Dinas Penanggung Jawab akan melaksanakan
seleksi terhadap calon TFL, sesuai dengan kriteria untuk TFL Bidang Teknik
serta TFL Bidang Sosial dan Pemberdayaan, yang lebih lanjut akan bertugas
sebagai pendamping masyarakat dalam penyelenggaraan program DBM.
(5) Pelatihan SKPD dan TFL Pemerintah pusat bertanggung jawab sebagai
penyelenggara pelaksanaan pembekalan kepada SKPD serta TFL Bidang
Teknik dan Bidang Sosial Pemberdayaan, dalam rangka peningkatan
kapasitas (capacity building) personil pelaksana program DBM.
e) Evaluasi pada umumnya, dilakukan untuk mengumpulkan informasi
mengenai sesuatu program kegiatan atau proyek. Informasi ini biasanya
berguna untuk pengambilan keputusan, seperti penyempurnaan lebih lanjut
dari suatu kegiatan, atau penghentian suatu kegiatan proyek, atau
penyebarluasan suatu gagasan yang mendasari suatu kegiatan yang sedang
diujicobakan.
1. Mengumpulkan keterangan mengenai kemungkinan-kemungkinan
keputusan yang hendak diambil terhadap permasalahan
2. Berdasar hasil pengumpulan keterangan, kemudian mengumpulkan data
dan informasi mengenai suatu kegiatan.
3. Hasil pengumpulan data dan informasi, kemudian kegiatan pengolahan
data untuk disajikan kepada pengambil keputusan.
4. Penetapan keputusan dengan memilih salah satu alternatif tindakan yang
terbaik.
Evaluasi program memiliki enam tujuan, yaitu: Pertama, memberikan
masukan bagi perencanaan program. Kedua, menyajikan masukan bagi
pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau
penghentian program. Ketiga, memberikan masukan bagi pengambil
keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program. Keempat,
memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan
penghambat program. Kelima, memberi masukan untuk kegiatan motivasi
dan pembinaan bagi penyelenggara, pengelola dan pelaksana program.
Keenam, menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program
f) Indikator keberhasilan
1. Berkurangnya jumlah masyarakat miskin
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
masyarakat yang telah di ajarkan oleh pemberdaya
3. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga di lingkungan masyarakat
4. Meningkatnya kemandirian kelompok
5. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan .
6. langkah-langkah tindak lanjut aksi program pemberdayaan masyarakat
tersebut, antara lain:

g) tindak lanjut progam


Menyusun rencana tindak lanjut bersama masyarakat sasaran yang diarahkan
kepada pencapaian tujuan. Rencana tindak lanjut dapat berupa aksi nyata dan
konkret dalam upaya pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan
Pertama, Tim Non-litigasi akan melakukan pemetaan kegiatan sosial, yaitu:
memetakan urutan kegiatan yang potensial di wilayah pelaksanaan program.
Untuk kebutuhan tersebut, Tim ini akan live in bersama masyarakat
Kedua, pembentukan kelompok masyarakat berdasarkan produk pilihan.
Ketiga, sosialisasi, bertujuan agar anggota mengetahui proses bisnis dari
hulu ke hilir.
Keempat, memfasilitasi dan memberikan pendampingan. Mengenai
pendampingan, Tim akan menyiapkan pendampingan untuk urusan
Perbankan, BPN, dan Sertifikasi.

Kelima, permodalan. Tim akan mengusahakan mencari link (keterhubungan)


antara masyarakat dan badan usaha pemberi modal, misalnya: pemerintah,
perbankan, koperasi simpan-pinjam, pengusaha, dll.

Anda mungkin juga menyukai