Anda di halaman 1dari 4

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Kampus Lidah Wetan Surabaya 60213 Tlp. 031-753260, Fax. 7532112
Laman: http://fip.unesa.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2020/2021

Mata Kuliah : Teori dan Praktek Pemberdayaan


Masyarakat
Waktu : 100 menit
Dosen Pengampu : Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A.

JANNATUN NI’MAH_19010034014_PLS 2019B

SOAL: OPEN BOOK

1. Sejak pemerintahan Orde Baru sampai sekarang, gonjang-ganjing mengenai


peningkatan taraf hidup petani di pedesaan selalu mengalami dinamika. Apapun
kebijakan pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup petani, seringkali menuai
kritikan dan kontroversi dari berbagai pihak. Disisi lain, pembangunan nasional juga
menciptakan kesenjangan antara desa dan kota. Banyak peneliti yang sudah
membuktikan bahwa pembangunan semakin memperbesar jurang antara kota dan
desa. Akibatnya sektor lain seperti sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya
pembangunan hanya terpusat di kota-kota. Berikan argumentsi ilmiah anda tentang
pernyataan tersebut.

Jawab :
dengan hipotesa Kuznets, bahwa pada tahap pembangunan awal pertumbuhan diikuti
dengan pemerataan yang buruk dan setelah masuk pada tahap Pertumbuhan lanjut
pemerataan semakin membaik. (Todaro, 2000) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kesenjangan tersebut antara lain karena perbedaan pendidikan, ketersediaan lapangan
pekerjaan, infrastruktur investasi, dan kebijakan (Arndt, 1988). Sesuai dengan
penyataan tersebut Dengan begitu negara berkembang seperti Indonesia
memfokuskan pembangunan ekonomi pada sektor industri yang membutuhkan
Investasi dari berbagai investor untuk menaikkan sector ekonomi. Akibatnya sektor
lain seperti pertanian terkena dampak karena pembangunan hanya terpusat di kota-
kota.
Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan
perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni
mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek material dan fisik, sampai
kepada aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi
aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan
telah banyak para ahli pembangunan masyarakat pedesaan yang mengangkat
Permasalahan ini ke permukaan. Karena sesungguhnya yang terjadi petani tetap
miskin, Sebab persoalan yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas sumber
daya manusia, Modal, dan kebijakan tetap sama dari tahun ke tahun walaupun
bentuknya berbeda..Banyak proyek/program pemerintah yang sudah dilakukan untuk
mendorong pembangunan perekonomian masyarakat pedesaan. Proyek/program
tersebut dilakukan masing-masing departemen maupun antar departemen. beberapa
faktor yang mempengaruhi kegagalan proyek tersebut antara lain, yaitu: (1)
ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat dan bantuan yang diberikan (2) paket
proyek tidak dilengkapi dengan ketrampilan yang mendukung (3) tidak ada kegiatan
monitoring yang terencana (4) tidak ada kelembagaan di tingkat masyarakat yang
melanjutkan proyek.
Belajar dari berbagai kegagalan tersebut, sebaiknya pembangunan mulai dilengkapi
dengan aspek lain seperti pelatihan untuk ketrampilan, pembentukan kelembagaan di
tingkat masyarakat, keberadaan petugas lapang, melibatkan Lembaga Swadaya
Masyarakat jadi pembangunan dikelola dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, hasil proyek lebih lama
dimanfaatkan oleh masyarakat bahkan berkembang memberikan dampak positif.
Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan
perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni
mulai dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek material dan fisik, sampai
kepada aspek manajerial. Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi
aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan

Referensi : Iin Sarinah , Aan Anwar Sihabudin , Erlan Suwarlan


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BIDANG EKONOMI OLEH
PEMERINTAH DESA PANGANDARAN KECAMATAN PANGANDARAN
KABUPATEN PANGANDARAN Jurnal MODERAT, Volume 5, Nomor 3
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat/article/download/2709/2329

2. Jelaskan formulasi konseptual tentang pembangunan masyarakat dengan pendekatan


top down dan bottom up.

Jawab :

Top-down merupakan model formulasi yang dilakukan dari atasan yang ditujukan


kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan sedangkan
bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Dalam pengertian lain terkait dengan
pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas adalah
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah ditujukan kepada masyarakat dimana
masyarakat sebagai pelaksana saja.
Tidak ada satupun yang menyangkal bahwa metode top down yang diterapkan  diera
orde baru menghasilkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang menakjubkan
secara presentase. Akan tetapi sayangnya  kemajuan ini tidak diikuti oleh kemajuan
bidang-bidang sosial yang lain sehingga muncullah ketimpangan pembangunan.
Ketimpangan pembangunan dibeberapa daerah terjadi bukan karena kesalahan
konsep, tetapi ketidakmampuan sistem pelaksanaan dalam menterjemahkan konsep
tersebut ke dalam program operasional yang mantap. 

Button Up adalah formulasi konseptual yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan


dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan atasan
menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai
fasilitator. Sedangkan dalam pengertian dibidang pemerintahan, button up planning
atau perencanaan bawah adalah perencanaan yang disusun berdasarkan kebutuhan
mereka sendiri dan pemerintah hanya sebagai fasilitator. Dari bawah ke atas (bottom-
up). Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga
setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama,
dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya.
Kelemahannya memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan
pengembangan budaya perusahaan yang sesuai.

Refensi : Retno Susanti , Djoko Suwandono , Mussadun PROSES PARTISIPATIF


PENYUSUNAN DESAIN WISATA INDUSTRI BATU BATA DI DESA SRIMULYO, KECAMATAN
GONDANG, KABUPATEN SRAGEN JURNAL PASOPATI ‘Pengabdian Masyarakat dan Inovasi
Pengembangan Teknologi’ JURNAL PASOPATI - Vol. X, No. X
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/pasopati

3. Bagaimana pendapatmu jika ada pernyataan bahwa strategi pengembangan ekonomi


kerakyatan di Indonesia, sebagai bagian dari upaya pembangunan masyarakat, hingga
saat ini belum memperoleh hasilnya secara maksimal. Berikan pula contohnya.

Jawab :
Negara Indonesia saat ini didominasi oleh rakyat yang hampir separuhnya dalam
kondisi miskin seperti yang diungkapkan World Bank, yaitu jumlah rakyat miskin di
Indonesia sebesar 115 juta orang pada tahun 2008. Jumlah ini sangat banyak dan
berpotensi memicu permasalahan kecemburuan ekonomi dan sosial. Jumlah rakyat
miskin yang banyak tersebut tentu saja memerlukan peran yang lebih aktif dari
pemerintah dalam menyelamatkan mereka dari kemiskinan dan sekaligus peran dalam
mensejahterakan mereka.
Kalau strategi pembangunan ekonomi yang ditempuh benar maka strategi
pembangunan ekonomi akan secara otomatis menjadi salah satu upaya pembangunan
masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan rakyat . Tujuan yang akan dicapai
dari penguatan ekonomi kerakyatan adalah untuk melaksanakan amanat konstitusi,
khususnya mengenai: (1) perwujudan tata ekonomi yang disusun sebagai usaha
bersama yang berasaskan kekeluargaan yang menjamin keadilan dan kemakmuran
bagi seluruh rakyat Indonesia (pasal 33 ayat 1), (2) perwujudan konsep Trisakti
(berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di
bidang kebudayaan), (3) perwujudan cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup rakyat banyak dikuasai negara (pasal 33 ayat
2), dan (4) perwujudan amanat bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2).
Hal ini berdampak baik untuk pembangunan masyarakat meliputi :
 Membangun masyarakat yang berdikiari secara ekonomi.
 Memotivasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
 Mendorong pemerataan pendapatan rakyat
 Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional

Referensi : Natalia Artha Malau, SE, M.Si. EKONOMI KERAKYATAN SEBAGAI PARADIGMA
DAN STRATEGI BARU DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
http://www.jurnalmudiraindure.com/wp-content/uploads/2016/03/EKONOMI-
KERAKYATAN-SEBAGAI-PARADIGMA-DAN-STRATEGI-BARU-DALAM-PEMBANGUNAN-
EKONOMI-INDONESIA.pdf
4. Pemberdayaan masyarakat berbeda dengan apa yang selama ini
dipahami orang dengan pendekatan karikatif (memberi bantuan dengan
dasar belas kasihan) dan pengembangan masyarakat (community
development) yang biasanya berisi pembinaan, penyuluhan, bantuan
teknis, dan manajemen serta mendorong kemandirian/keswadayaan.
Konsep teori apakah yang dapat digunakan untuk menjelaskan pernyataan diatas.

Jawab :

Konsep yang pertama menurut Friedman (1992) dalam hal ini pembangunan alternatif
menekankan keutamaan politik melalui otonomi pengambilan keputusan untuk
melindungi kepentingan rakyat yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi, langsung
melalui partisipasi, demokrasi dan pembelajaran sosial melalui pengamatan langsung.

Menurut Chambers, (1995) pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep


pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory,
empowering, and sustainable”.

Perbedaan pembangunan yang mementingkan pendekatan belas kasihan dan


pembangunan yang lebih berpihak kepada rakyat sebagai tandingnya mengandung
dampak penting bagi penciptaan masa depan yang lebih baik. khususnya pemaham
akan perbedaan itu penting artinya bagi pemilihan teknik sosial termasuk bagaimana
penyuluhan dilakukan yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan yang mementingkan
rakyat. Kegiatan penyuluhan pembangunan harus mampu mengembangkan teknik-
teknik pendidikan tertentu yang imajinatif untuk menggugah kesadaran masyarakat.
Menurut Sikhondze (1999), orientasi penyuluhan haruslah membantu (sasaran) agar
mampu mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara
partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi pada sasaran penyuluhan dan
hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk pelayanan individu maupun
kelompok. Peran penyuluhan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu peran
konsultan, peran pembimbingan, dan peran penyampai informasi. Ketiga peran
tersebut terkait dengan peran difusi inovasi dan proses adopsi dalam penyuluhan agar
masyarakat mampu mandiri dan tidak bergantung pada pendekatan karikatif .

Referensi : Ravik Karsidi. Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam


Pemberdayaan Masyarakat *)

Anda mungkin juga menyukai