TEORI PEMBANGUNAN
(SPPS211203)
Disusun oleh:
Salah satu aktor pembangunan adalah LSM. Yayasan Rumah Impian atau The
Dreamhouse yaitu sebuah LSM atau Non-Government yang bergerak pada bidang
penanganan anak-anak beresiko. Anak-anak beresiko sendiri ialah anak-anak yang terancam
terabaikan dan tidak terpenuhi hak-haknya. Visi dari Dreamhouse ialah Transformasi
Kehidupan anak beresiko melalui impian yang berdampak bagi sesama. Dalam mewujudkan
visi tersebut beberapa misi yang dilakukan antara lain mendampingi anak beresiko sebagai
sahabat, Memfasilitasi anak beresiko mewujudkan impian yang berdampak, dan membangun
jaringan peduli impian anak.
1. Cildren Crisis Center (CCC), yaitu sebuah program untuk menangani anak-anak korban
eksploitasi baik itu eksploitasi seksual, ekonomi, maupun korban kekerasan secara fisik.
Program ini hampir serupa dengan rumah singgah namun memiliki konsep yang berbeda.
Program ini lebih berorientasi sebagai pusat pelaporan dan pembinaan terhadap korban-
korban eksploitasi dan kekerasan anak. Anak-anak yang telah dilakukan assessment,
mendapatkan interversi dan memperoleh rekomendasi dari dinas sosial setempat akan
dibina di tempat CCC tersebut. Melalui program ini anak-anak akan tinggal di tempat
CCC difasilitasi untuk mengenyam pendidikan formal dan kegiatan lainnya dalam
peningkatan kapasitas serta mendukung impian mereka.
2. Education Center, Kegiatan ini dilakukan pada daerah-daerah binaan Yayasan Rumah
Impian yang terletak di beberapa titik kota/kabupaten di DIY. Di Kota Jogja terdapat 3
titik, Kabupaten Bantul 1 titik, Kabupaten Sleman 3 titik, Gunungkidul 1 titik, dan Kulon
Progo 1 titik. Dalam kegiatan Education Center memfasilitasi anak-anak dalam kegiatan
pendidikan non formal yaitu fun learning untuk menunjang anak-anak meraih impiannya.
Kegiatan dilakukan setiap 2 x dalam satu minggu.
3. Forum anak, kegiatan forum anak memfasilitasi kepada anak-anak khususnya usia remaja
sebagai wadah untuk meningkatkan partisipasi anak-anak dalam pembangunan. Dalam
kegiatan forum ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak mengenai hak-hak
anak. Selain itu, tujuan diadakan forum ini agar anak-anak menjadi pelapor dan pelopor
dalam kegiatan pemenuhan dan perlindungan hak anak. Forum anak diwakili oleh anak-
anak champion agar mereka menjadi penggerak di daerahnya masing-masing.
4. Parents Empowerment, Kegiatan ini untuk menyadarkan dan meningkatkan kapasitas
orangtua dalam mendukung pemenuhan hak anak. Kegiatan dilakukan dengan workshop,
parents meeting, dan forum orang tua. Pada kegiatan ini ditunjuk dan menentukan
orangtua champion sebagai contoh dan penggerak dalam perlindungan dan pemenuhan
hak anak di daerahnya.
5. Street Contact, Kegiatan yang dilakukan dalam program ini ialah memfasilitasi anak-anak
jalanan. Kegiatan ini dilakukan dengan belajar, advokasi kasus, dan intervensi keluarga
agar anak-anak yang hidup di jalanan agar tetap mengakses pendidikan.
Program lain yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Impian ialah melakukan advokasi
terhadap administrasi dan kependudukan. Tujuan dari kegiatan advokasi ini adalah agar anak-
anak dapat memperoleh akses pemenuhan haknya seperti pendidikan dan Kesehatan. Dari
penjabaran profil mengenai Yayasan Rumah Impian Penulis ingin menggali bagaimana
paradigma pembangunan pada Yayasan Rumah Impian. Penulis menggali informasi
menggunakan studi lapangan yaitu wawancara, observasi pemeran serta, dan dokumentasi.
Analisis Teori
Penulis akan menganalisis model pembangunan yang dilakukan oleh Yayasan Rumah
Impian menggunakan Teori Modernisasi Inkeles-Smith: Manusia Modern. Sebelum penulis
menjabarkan teori tersebut, penulis akan menjabarkan paradigma pembangunan mana yang
sesuai dengan model pembangunan yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Impian. Teori
pembangunan dalam ilmu sosial memiliki dua paradigma yaitu paradigma modernisasi dan
ketergantungan. (Adon Nasrullah Jamaludin, 2016) Penulis memandang model pembangunan
yang dilakukan oleh Yayasan Rumah Impian termasuk dalam model pembangunan
mainstream.
Paradigma mainstream atau paradigma modernisasi melihat bahwa pembangunan
dilakukan dari arah tradisional menuju modern. Pembangunan bersifat unlinear dimana
masyarakat yang kurang maju mengikuti cara-cara yang digunakan oleh negara maju.
Paradigma Modernisasi muncul untuk merespon permasalahan-permasalahan dalam
klasifikasi pembagian dunia menjadi tiga. Formulasi paradigma modernisasi dilakukan untuk
dunia ketiga yaitu negara-negara selatan timur post-kolonial (Rauf A. Hatu, 2013).
Berbagai macam teori-teori modernisasi meyakini satu hal yang sama ialah faktor
manusia bukan menjadi perhatian utama mereka. Pemikiran terkenal yang memandang
bahwa semua masyarakat mengalami proses dari tradisional menuju masyarakat modern yaitu
oleh JJ Rostow. Sedangkan Mc Celland, Inkles dan smith mengacu pada etika protestan
sebagai pendorong pertumbuhan ekolomi. Gagasan modernisasi merefleksikan pada
perkembangan teknologi dan ekonomi yang dialami oleh negara-negara industry.
(Mansour Fakih, 2013). Dalam
Yayasan Rumah Impian dalam melihat anak-anak beresiko maupun orangtua dari
anak-anak beresiko menggunakan sudut pandang structural fungsionalis. Pandangan ini
menitikberatkan bahwa masyarakat hidup saling berkesinambungan anatr bagian. Mekanisme
fungsional masyarakat berfungsi terhadap stabilitas pertumbuhan masyarakat. Setiap bagian
tersebut mencari keseimbangan dan harmoni/keteraturan antar mereka. Sehingga “anak
beresiko” di sini dipandang telah keluar dari apa yang disebut “keteraturan”. Untuk
mengembalikan mereka dalam kondisi keteraturan dan harmoni maka perlu mengembalikan
anak-anak beresiko tersebut agar dapat berperan dan berfungsi menciptakan stabilitas.
(Mansour Fakih, 2013)
Rekomendasi
1. Melakukan Advokasi secara makro di lingkungan anak-anak beresiko yaitu anak
marginal dengan pemangku kepentingan mulai dari desa/kelurahan, kecamatan,
hingga kabupaten. Tidak hanya advokasi administrasi pendudukan melainkan juga
advokasi keberadaan anak-anak marginal/anak beresiko agar diterima oleh lingkungan
mereka. Mendorong desa/kelurahan untuk menegakan hak perlindungan anak
2. Kolaborasi Forum Anak milik Yayasan Rumah Impian kepada Forum Anak
Daerah/Nasional agar suara anak-anak dapat tersampaikan dan dipertimbangkan pada
MUSRENBANG. Dorong partisipasi anak yang bermakna dimana suara anak mampu
dipertimbangkan dalam perencanaan/keputusan/kebijakan.
3. Sosialisasi dan kampanya pentingnya mendengarjan perspektif anak. Hal ini dapat
berkolaborasi dengan akademisi, media, pemerintah, dan masyarakat.
4. Buatlah kegiatan pada program “Parents Empowerment” untuk meningkatkan
keberkuasaan orangtua-orangtua dalam menggerakan lingkungannya agar dapat
membentuk kampung ramah anak.
Referensi
Adon Nasrullah Jamaludin. (2016). Sosiologi Pembangunan. CV PUSTAKA SETIA.
Mansour Fakih. (2013). Runtuhnya teori Pembangunan dan Globalisasi. Pustaka Pelajar Offset.
Mudrajad Kuncoro. (2003). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. UPP AMP YKPN.
Rauf A. Hatu. (2013). Sosiologi Pemban0unan. Interpena.
Suharto, E. (2013). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,. Alfabeta.
Visi dan Misi – The Dreamhouse. (n.d.). Retrieved December 7, 2023, from
https://thedreamhouse.org/id/visimisi/