Anda di halaman 1dari 15

Proposal Kampanye Public Relations

MEWUJUDKAN GENERASI MUDA INDONESIA YANG


TERPELAJAR, BERPRESTASI & BERKARAKTER
TANPA NARKOBA
Dosen : Drs. Muminto Arief, M.Ikom

Disusun Oleh :
Nama/NIM: Aldifa Hikri/201941190

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO
BERAGAMA Jakarta
2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
1.3 Tujuan Pemecah Masalah...................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2.1 Pengertian Kampanye.........................................................................
2.2 Model Kampanye yang Digunakan......................................................
2.3 Tempat Kampanye...............................................................................
2.4 Program Kampanye.............................................................................
2.5 Target Sasaran Kampanye..................................................................
2.6 Materi dan Komponen Kegiatan Kampanye........................................
2.6.1 Strategi dan Taktik Kampanye..................................................
2.6.2 Merumuskan Pesan.................................................................
2.6.3 Sarana Media Massa...............................................................
2.7 Waktu Pelaksanaan Kampanye...........................................................
2.8 Penanggung Jawab Pelaksanaan Kampanye.....................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pendidikan karakter merupakan hal yang penting pada abad 21 untuk
mengatasi krisis moral yang melanda generasi muda Indonesia. Untuk itu
pemerintah membuat kebijakan pendidikan dalam kurikulum 2013 untuk
memiliki peserta didik yang berkarakter. Dengan bantuan pelaku pendidikan,
pemerintah, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
peserta didik dapat memperoleh pendidikan karakter yang efektif. Selain itu
untuk menghadapi perkembangan teknologi dan komunikasi, peserta didik
sangat membutuhkan peranan penting dari orang tua, guru, lingkungan,
pertemanan, dll.
Pendidikan karakter menjadi isu utama dalam pendidikan sebagai
proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendiddikan karakter diharapkan
dapat menjadi modal dan fondasi dalam meningkatkan kreativitas dan
berprestasi, beradab dengan akhlak yang baik, dan berguna di masyarakat
sekitar. Terdapat beberapa persoalan yang harus diperhatikan dalam
pendidikan karakter anak bangsa di Indonesia pada situasi dan kondisi
akibat terpaan globalisasi. Yang membawa dampak positif maupun negatif
bagi kehidupannya. Globalisasi membawa perubahan sosial di masyarakat
dengan keterkaitan akibat transkultural dan perkembangan teknologi.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil dari pemahaman 3 (tiga)
hubungan yang pasti dialami setiap manusia (Triangle Relationship), yaitu
hubungan dengan diri sendiri (Intrapersonal), hubungan dengan lingkungan
(Sosial), dan hubungan dengan Tuhan (Spiritual). Apabila pendidikan
karakter tidak diberikan oleh orang tua kepada anaknya, bisa berdampak
buruk bagi kehidupan dan masa depan anak itu sendiri, selain itu mereka
dapat terjerumus dalam perilaku negatif, salah satunya penyalahgunaan
narkoba.

1
Penyalahgunaan narkoba sangat berkaitan dengan bagaimana orang
tua mendidik anaknya sejak dini. Salah satu ciri utama bila ada seorang
pelaku penyalahgunaan narkoba dapat dipastikan karena kegagalan orang
tua dalam mendidik, memberikan kasih sayang secara utuh, dan gangguan
psikis akibat problematika keluarga yang sudah lama dialaminya. Peran
orang tua dalam membentuk kepribadian seorang anak sangat penting,
anak-anak harus diajarkan perilaku yang baik sejak dini, sebagai contoh
seperti: memiliki sikap saling menyayangi dan menghormati, mengajarkan
kepada anak untuk dapat mandiri dan adaptif, memberikan perhatian yang
lebih kepada anak, meluangkan waktu untuk dapat menemani anak belajar di
rumah, memberikan pendalaman terhadap ilmu agama dengan mengajarkan
kepada anak untuk selalu rajin beribadah kepada Tuhan, serta mengawasi
aktivitas dan pergaulan anak baik di lingkungan rumah maupun di luar
rumah, sehingga dengan segala peran serta orang tua dalam mendidik anak-
anaknya tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak menjadi lebih
baik, kreatif, dan terhindar dari segala macam perbuatan negatif.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana perencanaan strategis kampanye dan pelaksanaan kampanye
“MEWUJUDKAN GENERASI MUDA INDONESIA YANG TERPELAJAR,
BERPRESTASI & BERKARAKTER TANPA NARKOBA”?

1.3 Tujuan Pemecahan Masalah


1. Untuk mengedukasi masyarakat tentang betapa bahaya narkoba
untuk generasi muda Indonesia.
2. Untuk mengedukasi generasi muda Indonesia menjadi terpelajar,
berprestasi & berkarakter tanpa narkoba.
3. Untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya pendidikan
karakter sejak dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kampanye


Dikutip dari Indonesiastudents.com (2017) kampanye sosial adalah
kegiatan berkampanye yang dilakukan oleh seseorang dengan serangkaian
tindakan untuk mengkomunikasikan pesan yang biasanya berisi tentang
masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Kampanye sosial merupakan
kampanye yang bersifat non komersial karena tujuannya adalah perubahan
agar masyarakat menjadi lebih baik.
Charles U. Larson dalam Ruslan (2008:25-26) membagi jenis
kampanye sesuai fungsinya menjadi tiga jenis yaitu product-oriented,
candidate-oriented serta ideologically-oriented. Sesuai jenis itu, pada
perancangan ini penulis menggunakan jenis kampanye ideologically-
oriented. Dalam jenis ini, kampanye mempunyai tujuan-tujuan khusus dan
memiliki tujuan akhir untuk membuat sebuah perubahan sosial. Kampanye
jenis ini juga sering disebut sebagai social change campaigns. Kampanye ini
biasanya menangangi masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku
masyarakat.

2.2 Model Kampanye yang Digunakan


Kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA INDONESIA YANG
TERPELAJAR, BERPRESTASI & BERKARAKTER TANPA NARKOBA”
menggunakan model kampanye Ostegaard oleh Leon Ostegaard agar
memudahkan kita untuk menyusun teknik-teknik kampanye dan
memudahkan kita untuk memahami proses suatu hal yang sedang
berlangsung.

3
Ostegaard (Venus, 2018:29) menyatakan rancangan program
kampanye untuk perubahan sosial tanpa didukung fakta ilmiah dikatakan
tidak layak untuk dilaksanakan karena program demikian tidak akan
menimbulkan efek apapun dalam menanggulangi masalah yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, sebuah program kampanye hendaknya selalu
dimulai dari identifikasi masalah secara menyeluruh. Proses identifikasi
masalah tersebut dilakukan oleh sumber kampanye (campaign makers atau
decision maker) sesuai dengan masalah yang sedang dirasakan kemudian
dicari hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan fakta-
fakta yang ada. Tahap kedua yaitu pengelolaan kampanye yang dimulai dari
perancangan, pelaksanaan, hingga evaluasi yang diarahkan untuk 19
membekali aspek pengetahuan, sikap, serta keterampilan dari khalayak
sasaran. Tahap terakhir yakni evaluasi pada penanggulangan masalah
(reduce problem).
 Langkah Pertama yakni identifikasi masalah serta fakta-fakta yang
ada, diantaranya :
1. Masih banyak dari beberapa orang tua belum dapat menjadi peran
yang baik bagi anaknya dan memberikan pendidikan karakter sejak
dini. Orang tua memilki peranan penting dalam tumbuh
kembangnya seorang anak, Orang tua merupakan salah satu
lembaga pendidikan yang pertama dan paling utama dalam diri

4
seorang anak, karena seorang anak dibesarkan dan dilahirkan dari
orang tua, serta akan berkembang menuju dewasa. Orang tua
merupakan panutan pagi seorang anak. Karena setiap anak mula-
mula mengagumi semua tingkah laku orang tuanya. Tingkah laku
anak akan menjadi baik jika tingkah laku orang tua nya baik. Dan
tinggah laku anak akan menjadi buruk jika orang tuanya berprilaku
buruk. Dengan kata lain orang tua lah yang memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam menentukan karakter baik buruknya anak.
Ada tiga peran utama yang dapat dilakuan ayah dan ibu dalam
membentuk karakter seorang anak, seperti :
a. Berkewajiban menciptakan suasana yang hangat dan tentram.
b. Menjadi panutan yang positif bagi anak sebab anak mempelajari
banyak hal dari apa yang dilihat terutama karakter orang tua
yang diperlihatkan sehari-hari.
c. Mengajarkan karakter yang baik dan mendisiplinkan anak agar
berprilaku sesuai dengan dengan apa yang telah diajarkan.
2. Generasi muda Indonesia masih banyak yang belum bisamemaknai
dan mengaplikasikan apa itu rasa hormat terhadap seseorang yang
lebih tua. Akibatnya, tercipta suasana yang tidak harmonis antara
anak dan orang tua.
3. Banyaknya penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda
Indonesia karena kurangnya edukasi tentang pendidikan karakter
terhadap anak. Hal ini dapat ditanggulangi apabila fungsi keluarga
berjalan dengan baik, sehingga dapat mencegah anak untuk
melakukan perilaku yang menyimpang
 Langkah Kedua yakni pengelolaan kampanye dan seluruh isi
program : Program dari kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI
MUDA INDONESIA YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI &
BERKARAKTER TANPA NARKOBA” untuk menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan pendidikan
karakter sejak dini sehingga generasi muda Indonesia memilki pola

5
pikir untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab akan suatu
hal, memilki kejujuran sikap dan ucapan, menjadi pemecah masalah
dalam suatu permasalahan yang akan mendorong generasi muda
Indonesia untuk berprestasi. Terdapat beberapa cara yang akan
dilakukan untuk mencapai target sasaran kampanye, yaitu :
1. Kampanye Secara Langsung
Menyebarkan pelaku kampanye secara merata dan sudah
berkordinasi dengan organisasi kemasyarakatan setempat sebagai
jembatan untuk memberikan edukasi keterkaitan pendidikan
karakter dengan penyalahgunaan narkoba.
2. Kampanye Social Media
a. Mengadakan Web Seminar (Webinar)
menghadirkan beberapa Influencer tentang peran orang tua
dalam menanamkan pendidikan karakter dan bahaya narkoba
serta hiburan yang akan menarik masyarakat untuk mengikuti
Webinar tersebut.
b. Membuat Konten Dengan Template
Konten yang dibuat berisikan tentang penyalahgunaan narkoba
dan pentingnya pendidikan karakter usia dini, konten tersebut
juga memiliki template dengan hastag menarik yang sedang
trend. #mudaberkarya #tanpanarkoba
c. Membuat Kuis Berhadiah
Pertanyaan kuis yang diberikan meliputi penyalahgunaan
narkoba dan pentingnya pendidikan karakter usia dini.
 Langkah Ketiga yakni evaluasi pada penanggulangan masalah :
Dalam tahap evaluasi ini kita akan melakukan penilaian apakah
program yang kita jalankan ini sudah efektif, apakah target sasaran
memberikan umpan balik sesuai dengan yang diharapkan, apakah
target sasaran sudah mulai memilki kesadaran dan secara perlahan
menerapkan pendidikan karakter usia dini terhadap anaknya.

6
2.3 Tema Kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA INDONESIA
YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI & BERKARAKTER TANPA
NARKOBA”
Dahulu mungkin pendidikan karakter bukanlah hal sesuatu hal yang
begitu penting dan bahkan mungkin asing bagi sebagian orang untuk
mengetahui apa itu pendidikan karakter, dan dahulu mungkin hanya
segelintir orang-orang yang mengerti apa itu pendidikan karakter usia dini.
Namun, disaat era globalisasi datang dan dengan keadaan sumber daya
manusia di Indonesia masih belum siap, pendidikan karakter menjadi aspek
utama dalam jaminan masa depan seorang anak kelak. Mungkin bagi
sebagian orang yang akan tetap menganggap pendidikan karakter tersebut
merupakan suatu hal yang tak perlu diperhatikan atau remeh. Akan tetapi,
pendidikan karakter sangatlah penting demi masa depan seorang anak dan
negara tersebut. Era globalisasi memberikan dampak positif dan negatif
dalam kehidupan masyarakan akan tetapi, masih banyak juga masyarakat
yang belum bisa menerima dampak negatif akibat globalisasi yang
penyimpangan sosial secara menyuluruh akibat mudah nya akses
mendapatkan berita pada suatu negara.Dampak negatif tersebut menyerang
hampir semua kalangan umur terutama generasi muda Indonesia.
Dampak negatif seperti penyalahgunaan narkoba, gaya hidup kebarat-
baratan, sex bebas, dan lain-lain secara tidak langsung akan menubah
perilaku sosial yang sudah ada di Indonesai dengan ragam kultur budaya
yang merekat. Penyalahgunaan narkoba merupakan penyimpangan perilaku
utama yang harus tangani, karena hampir rata-rata generasi muda Indonesia
terlibat dalam penyalahgunaan narkoba dan bahkan menjadi penjual narkoba
(bandar). Oleh sebab itu, kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA
INDONESIA YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI & BERKARAKTER
TANPA NARKOBA” didedikasikan kepada seluruh lapisan masyarakat dan
lebih tepat nya kepada seluruh orang tua betapa pentingnya peran orang tua
dalam mengajarkan pendidikan karakter usia dini.

7
2.4 Program Kampanye
Berikut uraian program kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI
MUDA INDONESIA YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI &
BERKARAKTER TANPA NARKOBA” :
1. Melakukan Pembiasaan Nilai-Nilai Utama
2. Memberikan Pendampingan
3. Mengembangkan Kegiatan Literasi
4. Melibatkan Seluruh Pemangku Kepentingan
5. Membangun Serta Mematuhi Norma, Peraturan Dan Tradisi Lingkungan
Sekitar
6. Mengembangkan Minat, Bakat, Dan Potensi Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler
7. Memberikan Keteladanan Antar Warga Lingkungan Sekitar

2.5 Target Sasaran Kampanye


Generasi muda dengan jangkauan umur 16 tahun – 21 tahun , namun
dalam kampanye ini kami lebih memfokuskan pada generasi muda
dengan tahun lahir 2007 s.d 2002. Karena umumnya banyak Mahasiswa/i
atau Pekerja yang aktif bermain media sosial dan membaca media online.
Generasi muda ini pun lebih menyukai jika pesan-pesan edukasi
disampaikan oleh Influencer yang mereka idolakan, mengikuti webinar
dengan animasi unik yang tidak membosankan, menyaksikan penampilan
musisi ternama pada webinar, serta senang melihat video pendek pada
aplikasi Tik-Tok sehingga memudahkan penyelenggara kampanye. Selain itu
Generasi muda ini lebih sering beraktivitas di luar rumah baik itu bekerja,
keperluan kuliah, ataupun sekedar jalan-jalan.
Orang Tua, orang tua merupakan faktor utama dalam membentuk
karakter anak karena anak hanya akan bergaul dengan orang-orang dalam
lingkungannya. Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga
sangatlah penting karena dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula
memperoleh bimbingan dan pendidikan dari orangtuannya.

8
2.6 Materi dan Komponen Kegiatan Kampanye
2.6.1 Strategi dan Taktik Kampanye
a. Strategi kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA
INDONESIA YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI &
BERKARAKTER TANPA NARKOBA” : Mengajak target sasaran
untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan pendidikan
karakter sejak usia dini karena akan sangat berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.
b. Taktik kampanye “MEWUJUDKAN GENERASI MUDA
INDONESIA YANG TERPELAJAR, BERPRESTASI &
BERKARAKTER TANPA NARKOBA” :
1. Memberikan pesan-pesan edukasi terkait pendidikan karakter
yang baik dan berkaitan dalam kehidupan sehari-hari, sosial
media, media televisi, dan media online.
2. Bekerja sama dengan para Influencer dan Opinion Leader
yang sesuai dengan target sasaran. Berikut daftar Influencer
dan Opinion Leader yang akan bekerja sama dalam kempanye
ini :

Influencer: Opinion Leader :


 Kaka & Bimbim “Slank”  Rocky Gerung
 Fadil Jaidi  Najwa Shihab
 Jerome Polin  Dr. Boyke
 Agnez Mo  Chairul Tanjung
 Dhira Narayana

3. Menyelenggarakan Web Seminar (Webinar) agar penyampaian


pesan dan materi lebih efektif sehingga mudah diterima dan
dipahami oleh target sasaran serta menghadirkan musisi
ternama untuk menghibur peserta webinar.

Pemateri :  Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni,


Sp.PD

9
 Dr. dr. Leonard Nainggolan, Sp.PD-  Yura Yunita
KPTI  Tulus
Musisi :

2.6.2 Merumuskan Pesan


Pesan kampanye ini merupakan sebuah informasi dan edukasi terkait
pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini, penyalahgunaan
narkotba dapat merusak masa depan, mempertahankan kultur dan
budaya yang, penyimpangan perilaku akibat era globalisasi.
Penyampaian materi kampanye pun juga disampaikan oleh Influencer
dan Opinion Leader.
2.6.3 Sarana Media Massa

1. Media Sosial 2. Portal Berita Online


 Instagram  Detik.com
 Youtube  Kompas.com
 Tik-Tok  Liputan6.com
 Kapanlagi.com
 Tempo.com

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa


menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang
luas dan heterogen. Sedangkan yang dimaksud dengan media massa
elektronik adalah sarana media massa yang mempergunakan alat-alat
elektronik modern, misalnya radio, televisi atau media massa yang
menggunakan gelombang elektromagnetik yang mengubahnya
menjadi audio (suara) dan visual (gambar) atau keduanya secara
bersamaan.

2.7 Waktu Pelaksanaan Kampanye


Waktu pelaksanaan kampanye ini dilakukan selama enam (6) bulan
yakni dimulai dari tanggal 3 Juni 2023 s.d 6 Desember 2023. Diharapkan
dengan durasi kampanye yang cukup lama pesan yang disampaikan akan

10
diketahui, dipahami dan diterapkan kemudian menjadi kebiasaan baru oleh
target sasaran.
Konten akan diunggah melalui Youtube, Instagram dan Tik-Tok. Untuk
Youtube, akan dikemas seperti acara Talk-Show dengan pengisi acara
Vincent dan Desta. Untuk Instagram dan Tik-Tok, akan mengunggah
highlight atau cuplikan konten yang sudah diunggah di Youtube.

2.8 Penanggung Jawab Pelaksanaan Kampanye


1. Strategic Planner : Brili
2. Creative & Media Planner : Fadhli Inzaghi
3. Account Executive : Aldifa Hikri
4. P.J. Dana Kampanye : Dzulifah
5. P.J. Program Kampanye : Dealin

BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan

11
Regenerasi yang terjadi bukan untuk melupakan perjuangan leluhur di
tanah Ibu Pertiwi, melainkan akan terus melanjutkan perjuangan yang telah
diwariskan oleh leluhur kita. Berapa banyak tetes darah yang sudah terjatuh
demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengharapan yang besar pada
generasi muda untuk negeri ini, untuk semua tetes darah, untuk semua
tangis, untuk semua kebebasan. Peradaban akan terus maju dan tak
masalah ketika berada didalam arus globalisasi, tetapi jangan lupakan jati diri
sebagai manusia yang menjunjung tinggi akhlak, adab yang erat akan
budaya dan kultur.
Jadilah jiwa muda dengan karakter, dengan jiwa nasionalis yang
mebara, menjadi jujur dengan ancaman-ancaman, menjadi lautan yang
menenggelamkan kerasnya batu dan menerima segala perbedaan ragam
suku dan budaya dengan toleransi. Generasi muda perlu perhatian khusus
agar Negara Indonesia tidak kekurangan jiwa muda yang siap untuk
membawa Indonesia menuju negara sejahterah yang perduli akan
penderitaan rakyatnya.

3.2 Saran
Saling genggam erat untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
didik dengan sebaik-baiknya karakter jiwa-jiwa muda sehingga mereka tak
kehilangan arah dan tetap bisa berkarya untuk Negara Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai